MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Engripin dan Sugi Hermanto Dosen FKIP Universitas Palangka Raya

dokumen-dokumen yang mirip
MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LAYANAN PENDIDIKAN. Oleh : Alpres Tjuana, S.Pd., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang mengutamakan perluasan pengetahuan. Diharapkan pendidikan dapat

PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang bernama komite sekolah (SK Mendiknas Nomor 044/U/2002). karena pembentukan komite sekolah di berbagai satuan pendidikan atau

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan otonomi daerah harus diartikan sebagai upaya pemberdayaan daerah dan masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH DAN DEWAN PENDIDIKAN UNTUK MENDUKUNG PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (PROPENAS) Tahun Dalam BAB VII PROPENAS. ini memuat tentang Pembangunan Pendidikan, dimana salah satu arah

MASYARAKAT/STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

1. Pendahuluan June, Volume 1 Number 1 Efektivitas Kinerja Komite Sekolah di SMP Negeri 1 Banjarsari. Sunardi

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pendidikan membuat keberadaan komite sekolah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH. Cicih Sutarsih, M.Pd

Slamet Les'ari, Pemberdayaan Komite Sekolah dalam Rangka Feningkatan Mutu Pendidikan

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR62 TAHUN 2009 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH BUPATI PURWOREJO,

5.2. Implikasi penelitian Implikasi teori Implikasi terapan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6 / 2003 Tentang Anggaran Dasar Komite Sekolah SLTP Negeri 6 Sragen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SD ISLAM AL AZHAR 29 SEMARANG

MENGENAL KOMITE SEKOLAH DAN PERANANNYA DALAM PENDIDIKAN

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Dengan demikian nilai modal ( human capital ) suatu bangsa tidak hanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sekolah, pembentukan komite sekolah, peran komite sekolah, fungsi komite

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Analisa Kinerja Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Provinsi Lampung. Penyelenggaraan pendidikan terutama pendidikan dasar dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Disampaikan oleh Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan peluang berpartisipasi tersebut

EKSISTENSI KOMITE SEKOLAH

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah

PEMBUKAAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

MANAJEMEN PARTISIPASI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komponen-komponen yang saling terkait dan pengaruh mempengaruhi.

RINGKASAN PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA DAN AKUNTABILITAS PENDIDIKAN DASAR DI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizqi Syaroh Amaliyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Dampak diberlakukannya Undang Undang tentang otonomi daerah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akan terwujud dengan baik apabila didukung secara optimal oleh pola. upaya peningkatan pola manajerial sekolah.

AD ART Komite Sekolah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah,ketua komite sekolah, orang tua siswa maupun guru-guru, diperoleh gambaran

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

KONTRIBUSI KOMITE SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN Oleh : Drs. Hari Santoso, S.Sos. 1

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Jurnal SAP Vol. 1 No. 2 Desember 2016 ISSN: X PEMBERDAYAAN KOMITE SEKOLAH: KAJIAN KONSEP DAN IMPLEMENTASINYA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Kepmendiknas tersebut telah. operasional Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah..

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SD NEGERI 2 GEMEKSEKTI KEBUMEN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Perkembangan Dana BOS di Bandar Lampung

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berwenang menetapkan dokumen perencanaan. Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN 2004) yang kemudian

ACUAN OPERASIONAL DAN INDIKATOR KINERJA DEWAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. satu kewenangan yang diserahkan kepada kabupaten/kota. Kewenangan

1. Menjelaskan konsep interaksi dengan orangtua dalam Komite Sekolah berkaitan dengan Implementasi Kurikulum 2013.

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

UNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ACUAN OPERASIONAL KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA KOMITE SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. diorientasikan agar para peserta didik mampu berperan dalam kehidupan sehari-hari di

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah. Dapat dikatakan pada saat ini tanggung jawab masing masing

Transkripsi:

MEMBERDAYAKAN KOMITE SEKOLAH Oleh : Engripin dan Sugi Hermanto Dosen FKIP Universitas Palangka Raya Abstrak Di Indonesia, penataan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan sebenarnya telah dilembagakan sejak tahun 1992, yaitu dengan diterbitkannya PP Nomor 39 tahun 1992 tentang Peran serta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional dan Kepmendiknas NO. 044/U/2002, tanggal 2 April 2002 tentang pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Menteri Pendidikan Nasional juga mencanangkan Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan pada tanggal2 Mei 2002. Hakikat ketiga produk pemerintah itu, bahwa peran serta masyarakat berfungsi untuk ikut memelihara, menumbuhkan, meningkatkan dan mengembangkan pendidikan nasional dan bertujuan untuk mendayagunakan kemampuan yang ada pada masyarakat seoptimal mungkin untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Secara lebih spesifik pasal 56 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas menyebutkan bahwa di masyarakat ada Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah atau Komite Madrasah yang berperan: 1) Dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah. 2) Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, propinsi dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hirarkis. 3) Komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Dalam konteks otonomi daerah, sekolah diharapkan lebih bergerak secara mandiri untuk meningkatkan kinerja manajemen penyelenggaraan pendidikan.dengan demikian, sekolah perlu memberdayakan masyarakat melalui Komite Sekolah dengan mengajak bekerja sama memanfaatkan potensi yang ada, sehingga semua sumber daya berkembang secara maksimal sesuai dengan kapabilitas masing masing. Kebersamaan merupakan potensi yang amat vital untuk membangunmasyarakat menciptakan demokratisasi pendidikan. Sebagai yang demikian, pemberdayaan Komite Sekolah merupakan alternatif pengelolaan sekolah denganharapan mampu mendorong terwujudnya mutu pendidikan yang optimal.dalam mengaplikasikan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah adalah suatu model manajemen yang memberi otonomi sekolah. Artinya kepada sekolah diberikan keleluasan dan partisipasi secara langsung kepada warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat yang meliputi orang tua murid, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha dan lainnya dapat juga tokoh agama di daerahnya. Kata Kunci: Komite sekolah, Layanan Pendidikan, masyarakat 123 Volume 2 Nomor 2, Desember 2012 ISSN - 0236

Pendahuluan Govinda (2000) dalam laporan penelitiannya School Autonomy andefficiency Some Critical Issues and Lessons menjelaskan bahwa di Amerika danaustralia, peran serta orangtua dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan sangat tinggi. Hal itu tercermin dalam pembayaran pajak masyarakat yang dialokasikan pemerintah Negara bagian untuk pendidikan. Tidak heran jika orangtua dan masyarakat yang diwakili oleh lembaga-lembaga seperti Dewan Pendidikan(board of education) di tingkat kabupaten/kota atau komite sekolah (school board) ditingkat sekolah mempunyai hak gugat yang sangat tinggi dalam menentukanpeningkatan kualitas pendidikan, bahkan mempunyai otoritas yang sangat tinggi pula untuk ikut memberhentikan guru dan kepala sekolah (Salamuddin, 2005). Sekitar tahun 1950-an, sekolah-sekolah di Indonesia dikenal adanya organisasiyang bernama Persatuan Orangtua Murid dan Guru (POMG). Organisasi ini kemudian dibubarkan karena alasan menghindarkan guru terlibat dalam masalah pungutan dariwali murid yang membuatnya kehilangan wibawa. Kemudian pada tahun 1970-an muncul lembaga baru bernama Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3)yang perannya seperti POMG yaitu membicarakan dan membantu pembiayaan proses belajar-mengajar namun faktanya pungutan tak pernah hilang. Setelah BP3 bubar,muncul lagi Komite Sekolah tetapi tradisi dua organisasi pendahulunya tetap lestari. Persoalan yang diangkat dalam tulisan ini adalah bagaimana memberdayakan Komite Sekolah untuk berperan optimal dalam meningkatkan mutu layanan di tingkat satuan pendidikan, dan bagaimana strategi pemberdayaannya. Komite Sekolah (Wakil Rakyat) Di Indonesia, penataan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan sebenarnya telah dilembagakan sejak tahun 1992, yaitu dengan diterbitkannya PP Nomor 39 tahun 1992 tentang Peran serta Masyarakat dalampendidikan Nasional dan Kepmendiknas NO. 044/U/2002, tanggal 2 April 2002 tentang pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Menteri PendidikanNasional juga mencanangkan Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan pada tanggal2 Mei 2002. Hakikat ketiga produk pemerintah itu, bahwa peran serta masyarakat berfungsi untuk ikut memelihara, menumbuhkan, meningkatkan dan mengembangkan pendidikan nasional dan bertujuan untuk mendayagunakan kemampuan yang adapada masyarakat seoptimal mungkin untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.secara lebih spesifik pasal 56 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas menyebutkan bahwa di masyarakat ada Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah atau Komite Madrasah yang berperan: 1) Dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah. 2) Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, propinsi dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hirarkis. 3) Komitesekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalampeningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.dalam konteks otonomi daerah, sekolah diharapkan lebih bergerak secara mandiri untuk meningkatkan kinerja manajemen penyelenggaraan pendidikan. Dengan demikian, sekolah perlu memberdayakan masyarakat melalui Komite Sekolah 124 Volume 2 Nomor 2, Desember 2012 ISSN - 0236

dengan mengajak bekerja sama memanfaatkan potensi yang ada, sehingga semua sumber daya berkembang secara maksimal sesuai dengan kapabilitas masing-masing. Kebersamaan merupakan potensi yang amat vital untuk membangun masyarakat menciptakan demokratisasi pendidikan. Sebagai yang demikian, pemberdayaan Komite Sekolah merupakan alternatif pengelolaan sekolah dengan harapan mampu mendorong terwujudnya mutu pendidikan yang optimal. Dalam mengaplikasikan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah adalah suatu model manajemen yang memberi otonomi sekolah. Artinya kepada sekolah diberikan keleluasan dan partisipasi secara langsung kepada warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat yang meliputi orang tua murid, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha dan lainnya dapat juga tokoh agama di daerahnya. Peran Komite Sekolah Peran Komite Sekolah memberi pertimbangan dalam penentuan danpelaksanaan kebijaksanaan pendidikan, mendukung penyelenggaraan pendidikan, mengontrol, mediator antara pemerintah dan masyarakat. Di samping itu juga berfungsi mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhada ppendidikan bermutu, melakukan kerja sama dengan masyarakat, menampung dan menganalisa aspirasi, memberi masukan, mendorong orang tua murid dan masyarakatberpartisipasi dalam pendidikan, menggalang dana masyarakat dan melakukan evaluasi.orang tua yang dimaksudkan ialah bapak dan ibu yang putra-putrinya bersekolah disatuan pendidikan tersebut. Mereka menjadi anggota Komite Sekolahagar mereka berperan dan bertanggung jawab terhadap produk pendidikan. Janganterjadi saling lempar tanggung jawab. Fenomena sosial yang sering terjadi, banyak anak sekolah tawuran, orang tua menyalahkan guru. Maka orang tua yang menginginkan anaknya maju, harus berperan secara aktif, bila mempunyai ide dapatdisalurkan melalui Komite Sekolah. Dengan demikian, maka dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan orangtua mempunyai potensi yang signifikan untuk berperan aktif. Antara lain orangtua turut belajar, memberi tugas prioritas terkait kegiatan sekolah, mendorong aktif kegiatan di sekolah, menciptakan situasi diskusi di rumah. Orang tua juga perlumengetahui pengalaman anak di sekolah serta menyediakan sarana belajar yangmemadai. Dalam hal ini komite sekolah berperan sebagai (1) pemberi pertimbangan (advisory agency), (2) pendukung (supporting agency), (3) pengontrol (controlling agency), dan (4) mediator. Kenyataan di Lapangan Dalam kenyataannya, masalah yang terjadi di lapangan justeru memperlihatkan bahwa kehadiran Komite Sekolah cenderung sebagai badan legalitas(stempel) yang mengesahkan berbagai pungutan dana oleh pihak sekolah. Di samping itu pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan (orang tua, masyarakat sekitar bahkan guru) kurang mengetahui tentang fungsi dan peran Komite Sekolah. Tidak sedikit yang beranggapan Komite Sekolah sama saja dengan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3), alias ganti kulit semata. Hal ini menunjukkan sosialisasi Komite Sekolah belum terlaksana dengan baik kepada masyarakat bahkan kepada komite sekolh itu sendiri 125 Volume 2 Nomor 2, Desember 2012 ISSN - 0236

Memberdayakan Komite Sekolah Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi setelah diamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Dengan demikian, agar pemberdayaan Komite Sekolah menjadi lebih optimal, maka kepada pemerintah dan instansi terkait disarankan tentang beberapa hal berikut: 1. Sebaiknya peran Komite Sekolah dapat disosialisasikan secara komprehensif kepada guru dan kepala sekolah. Demikian pula sebaliknya, peran kepala sekolah juga perlu disosialisasikan kepada Komite Sekolah. Tujuannya adalah untuk menghindari persepsi yang keliru terhadap peran masing-masing dalam penyelenggaraan pendidikan. Dengan pengetahuan dan pemahaman peran stakeholders (pemangku kepentingan) yang lebih baik, harapan untuk menumbuhkan sense of belonging (rasa memiliki) dan sense of trushting menjadikenyataan. 2. Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (APBS) mutlak diperlukan untuk membangun kepercayaan masyarakat dan mengeliminasi (memberantas) praktik-praktik korupsi di sekolah. Dengan demikian berarti masyarakat akan sepenuhnya memberikan kepercayaan kepada kepemimpinan kepala sekolah. 3. Eksistensi Komite Sekolah perlu didukung oleh peraturan daerah (Perda) sehingga aspek legalitas dan mekanisme kontrol semakin kuat. Pembentukan Komite Sekolah yang memiliki kekuatan hukum akan menumbuhkan sikap kehati-hatian dalam penyelenggaraan pendidikan. Dengan demikian pelayanan tidak asal jadi dan pendidikan tidak salah urus. 4. SDM Komite Sekolah perlu ditingkatkan melalui pelatihan/atau membuat persyaratan pendidikan minimal untuk menjadi anggota Komite Sekolah. Latar belakang pendidikan yang memadai membuat pola pikir Komite Sekolah dapatbersinergi dengan kepala sekolah. Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan tentang manajemen pendidikan menjadikan Komite Sekolah sebagai kuda tunggangan atau sebagai stempel untuk melegalisasi berbagai pungutan yang dapat meresahkan masyarakat. 5. Pemberdayaan Komite Sekolah akan lebih berhasil jika kepemimpinan kepala sekolah lebih efektif dan menjadi teladan bagi warga sekolah dan masyarakat.karena itu, implementasi Komite Sekolah pada semua jenis dan jenjang satuan pendidikan dasar dan menengah sangat memerlukan figur kepala sekolah yang mempunyai kapabilitas, kredibilitas dan daya juang yang tinggi berdasarkan kepemimpinan yang amanah. Semangat awal perumusan dan pembentukan Komite Sekolah adalah untuk memantapkan dan mengembangkan tradisi keterlibatan orangtua siswa danmasyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. Ada empat peran utama KomiteSekolah, yaitu: 1) memberikan pertimbangan (advisory agency), 2) memberikan dukungan (supporting agency), 3) mengawasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah(controlling agency), dan 4) penghubung antara sekolah dengan orangtua siswa(mediator). Kendatipun pembentukan untuk menjalankan empat peran di atas, namun masih banyak Komite sekolah yang belum sepenuhnya berperan sesuai harapan.kondisi umum yang ditemui dilapangan adalah bahwa Komite Sekolah masih dipersepsikan sebagai lembaga sekolah 126 Volume 2 Nomor 2, Desember 2012 ISSN - 0236

yang fungsinya terbatas pada pengumpulan dana pendidikan dari orang tua siswa saja. Peran dan fungsi pengurus komite sekolah belum optimal, belum melakukan pengelolaan keuangan yang menjadi kewenangannya padahal dalam kepengurusan dibentuk bendahara komite. Selain itu, satu fungsi komite sekolah yang melakukan kontrol sosial dan transparansi anggaran serta akuntabilitas penggunaan anggaran terhadap proyek-proyek rehabilitasi dan pembangunan gedung sekolah baru justru hanya dikelola dan diketahui sekolah (kepala sekolah) tanpa melibatkan komite sekolah. Hal ini dapat diakibatkan karena tidak dilibatkannya komite sekolah dalam proses pembangunan dan penyususnan RAPBS sehingga hubungan jd baik. Strategi Pemberdayaan Melihat kondisi dan keprihatinan terhadap kualitas pendidikan dengan tidak optimalnya peran komite sekolah, maka perlu berbagai strategi untuk melakukan pemberdayaan komite sekolah. Bentuk pemberdayaan komite sekolah dapat dilakukandengan cara : 1. Pemberdayaan komite sekolah dilakukan secara bottom up oleh DewanPendidikan Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, setiap Dewan PendidikanKabupaten/Kota harus memiliki tenaga fasilitator yang mempunyai tugas untuk melakukan pendampingan kepada Komite Sekolah. Kegiatan pendampingan ini dikoordinasikan oleh fasilitator dari Dewan Pendidikan Propinsi. Konsep pemberdayaan komite sekolah ini merupakan peningkatan dari kegiatan sosialisasi yang biasanya telah dilakukan oleh Dewan PendidikanKabupaten/Kota selama ini. 2. Untuk menghasilkan fasilitator pemberdayaan komite sekolah sebagaimana diharapkan, perlu diadakan TOT (training of trainer) fasilitator pemberdayaan komite sekolah, yang diikuti oleh colon-calon fasilitator yang dikirimkan olehdewan Pendidikan Kabupaten/Kota dan Propinsi. Melalui kegiatan TOT pemberdayaan komite sekolah ini, para peserta diharapkan dapat menjadi fasilitator pemberdayaan komite sekolah dengan tugas antara lain: 1) memberikan fasilitas komite sekolah khususnya dalam proses pembentukan komite sekolah, 2)memberikan pendampingan dalam merumuskan program dan kegiatan komite sekolah selaras dengan peran dan fungsi komite sekolah, 3) membentuk Komite Sekolah Inti (KSIN) dan Komite sekolah Imbas (KSIM), 4) membangun forum komunikasi komite sekolah di daerah Kabupaten/Kota dan 5) memberikan fasilitas untuk menjalin sekaligus memperbaiki hubungan yang tidak harmonis antara komite sekolah dengan pihak sekolah, serta Dunia Usaha dan Industri. Ketiga, kegiatan TOT tersebut memerlukan bahan atau materi pemberdayaan komite sekolah sehingga perlu disusun beberapa modul pemberdayaan komite sekolah yang bukan hanya akan diberikan sebagai materi yang akan diberikan dalam kegiatan TOT, tetapi akan menjadi bekal dasar yang akan digunakan oleh fasilitator untuk melaksanakan tugasnya di lapangan.sudah tentu program pemberdayaan komite sekolah dapat dinilai berhasil jikatelah tercapai beberapa indikator, misalnya proses pembentukan komite sekolah dimasa depan tidak lagi dilakukan secara instant, melainkan melalui proses dan mekanisme yang demokratis, transparan dan akuntabel; proses pembentukan Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota dan Propinsi secara tidak langsung juga terlaksana secara demokratis, transparan dan akuntabel; jika ada masalah antara sekolah dan komite sekolah dapat diselesaikan secara mandiri oleh Tim Fasilitator atau setidaknya diselesaikan di tingkat Dewan Pendidikan 127 Volume 2 Nomor 2, Desember 2012 ISSN - 0236

Kabupaten/Kota; secara bertahap agar komite sekolah segera melaksanakan peran dan fungsinya secara optimal untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan di sekolah masing-masing. Kesimpulan Akhirnya dapat dikatakan bahwa untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan di tingkat satuan pendidikan, maka pemberdayaan komite sekolah dapat dilakukan melalui tiga jalur secara simultan, yaitu : 1. Penguatan kelembagaan komite sekolah; 2. Peningkatan kemampuan organisasi komite sekolah; dan 3. Peningkatan wawasan kependidikan pengurus komite sekolah. DAFTAR PUSTAKA Sidi, Indra Djati. 2003. Menuju Masyarakat Belajar Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta: Logos. www.google.com. komite sekolah. 128 Volume 2 Nomor 2, Desember 2012 ISSN - 0236