HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba

PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

III. METODE PENELITIAN

3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Hewan Coba dan Pemeliharaannya 3.3. Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul performans darah kambing peranakan ettawa dara

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

BAB VII DARAH A. SEDIAAN NATIF DARAH.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 di kandang peternak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. studi pustaka, yaitu dengan cara menggambarkan hasil penelitian, dan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Alat 3.2 Bahan 3.3 Hewan Uji

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan Metode Penelitian Persiapan Wadah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

BAB III METODE PENELITIAN

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumedang sebanyak 60 ekor. Itik lokal berumur 35 hari dengan bobot badan 0,8-1,2

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB III MATERI METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH

BAB III METODE PENILITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012).

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

BAB III METODE PENELITIAN

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kimia untuk pembuatan ekstrak Myrmecodia pendens Merr. &

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

Lampiran 1. Road-map Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu 3.2. Bahan dan Alat Persiapan dan pemeliharaan mencit

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan.

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

MATERI DAN METODE di kandang Penelitian Ternak Unggas, UIN Agriculture Research and

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Siklus kelamin poliestrus (birahi) g jantan dan betina

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

Transkripsi:

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN PUSAT STUDI OBAT BAHAN ALAM DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN BAB I PENDAHULUAN Penyakit demam berdarah telah menjadi salah satu penyakit yang banyak merenggut nyawa penduduk Indonesia yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti melalui virus dengue. Virus yang disebarkan oleh nyamuk tersebut melalui gigitannya akan masuk ke dalam peredaran darah dan akan merusak sel darah dengan membuat sel darah tersebut pecah, akibatnya jumlah sel darah akan berkurang. Untuk mengatasi terjadinya dehidrasi pada penderita demam berdarah dianjurkan bagi penderita untuk minum air sebanyak mungkin. Jamu adalah obat tradisional yang berasal dari bahan tumbuhan, hewan, dan mineral dan atau sediaan galeniknya, dipergunakan dalam upaya pengobatan berdasarkan pengalaman. Agar pemanfaatan obat tradional dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah terutama dari segi khasiat dan keamanan penggunaannya maka perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan khasiat sediaan obat herbal yang diproduksi oleh PT. Ruslindo Anugerah Alam Sejahtera, yang diduga dapat membantu penyembuhan penyakit demam berdarah, dan sudah digunakan untuk mempercepat proses penyembuhan dan memperpendek waktu perawatan. Namun penggunanya belum diikuti dengan penelitian yang membuktikan khasiatnya secara ilmiah. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara ilmiah bahwa sediaan obat herbal yang diproduksi oleh PT. Ruslindo Anugerah Alam Sejahtera dapat meningkatkan kadar hemoglobin, jumlah eritrosit dan trombosit darah sehingga dapat dipergunakan sebagai alternatif penyembuhan demam berdarah dan penyakit anemia pada umumnya.

Untuk membuktikan kebenaran penggunaan sediaan herbal sebagai obat untuk membantu penyembuhan demam berdarah perlu dilakukan penelitian terhadap khasiatnya pada hewan percobaan sebagai penelitian preklinik sebelum nantinya dibuktikan khasiatnya dalam uji klinik pada penderita manusia. BAB II BAHAN DAN CARA KERJA BAHAN DAN ALAT A. Bahan Bahan-bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:. Tikus putih jantan galur spraque dowley berumur bulan dengan berat rata-rata 00-00mg sebanyak 0 ekor yang diperoleh dari BPOM dan telah diaklimatisasi selama minggu.. Sediaan serbuk herbal yang diperoleh dari PT. Ruslindo Anugerah Alam Sejahtera sebagai bahan uji.. Bahan habis pakai: Heparin 000 UI/ml, asam klorida 0, N, Natrium sulfat, Natrium klorida, Merkuri klorida, Natirum sitrat, formaldehida, brillian kristal biru, anilin, alkohol, dan aquadest. B. Alat Hemometer, alat penyedot darah, alat suntik, sonde lambung, mikroskop, tabung penampung darah dan alat-alat gelas. CARA KERJA. Pembuatan Pereaksi a. Pembuatan Larutan Hayem Larutan hayem dibuat dari campuran senyawa natrium sulfat (berair kristal)g, natrium klorida g, merkuri klorida 0,g dan air ditambahkan

hingga volumenya menjadi 00 ml. Larutan harus disaring sebelum dipakai. b. Pembuatan Larutan Rees Ecker Larutan Rees Ecker dibuat dari natrium sitrat,8g, larutan formaldehida 0% ml, brillian kristal biru 0 mg dan air hingga 00 ml. Larutan disaring sebelum dipakai. c. Pembuatan Anilin 0% Anilin diencerkan hingga 0% dengan cara: ml anilin dilarutkan dalam 9ml aquadest mendidih, lalu diaduk. Pembuatan anilin dilakukan sesaat sebelum penyuntikan terhadap hewan coba.. Persiapan Hewan Coba Tikus putih jantan galur, spraque dowley berumur bulan dengan berat badan antara 00 gr sampai 00 gram diaklimatisasi selama minggu agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap keadaan umum dari penimbangan badan setiap hari, tikus yang sakit tidak diikutsertakan dalam pengujian.. Pelaksanaan Percobaan. Pelaksanaan percobaan ini menggunakan 0 ekor tikus putih jantan yang dibagi secara acak ke dalam 6 kelompok. Skema percobaan sebagai berikut : No Perlakuan Jumlah tikus II III IV V Kontrol normal, tikus dalam keadaan normal Kontrol perlakuan, tikus dibuat anemia tanpa diberi ekstrak obat herbal Kontrol obat herbal, tikus diberi ekstrak obat herbal dosis 0 mg/kg BB Kelompok Uji, tikus dibuat anemia lalu diberi ekstrak obat herbal dosis 80 mg/kg BB Kelompok uji, tikus dibuat anemia lalu diberi ekstrak obat herbal dosis 60 mg/kg BB

VI Kelompok uji, tikus dibuat anemia lalu diberi ekstrak obat herbal dosis 0 mg/kg BB. Pengambilan darah tikus Sebelum dilakukan pengambilan darah, terlebih dahulu disiapkan tabungtabung penampung darah. Ke dalam masing-masing tabung itu dimasukkan - tetes larutan heparin 000 Ul/ml lalu dikeringkan. Darah diambil melalui ekor, tikus dimasukkan ke dalam kandang isolasi sedemikian rupa sehingga tikus tidak dapat bergerak. Ekor tikus dibersihkan dari kotoran dan dihangatkan terlebih dahulu dengan minyak menthol untuk memperlancar aliran darah. Selanjutnya, ekor tikus digunting dengan gunting sepanjang lebih kurang 0, cm dari ujung. Darah ditampung ke dalam tabung heparin. Pengambilan darah dilakukan sebelum dan sesudah penyuntikan anilin 0,0 ml/kg bb tikus dan selama proses pengobatan untuk diperiksa kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, serta jumlah trombosit darah.. Penyuntikan anilin 0,0 ml/kg BB Tikus dimasukkan ke dalam kandang isolasi. Ekor tikus dibersihkan dengan kapas yang telah dibasahkan dengan air hangat sampai pembuluh darah venanya terlihat. Di tempat penyuntikan diberi alkohol untuk mencegah terjadinya infeksi, lalu disuntik secara intravena.. Penetapan Kadar Hemoglobin Metode Sahli Penetapan kadar hemoglobin darah diukur dengan cara Sahli, pada metode ini hemoglobin direaksikan dengan asam klorida menjadi asam hematin yang berwarna coklat tua, warna tersebut dibandingkan secara visual dengan warna standar pada alat hemometer. Metode : Kedalam tabung hemometer dimasukkan kira-kira tetes asam klorida 0, N. Sampel darah dihisap dengan pipet sampai garis tanda 0,0 ml. Darah yang melekat pada ujung pipet ditahan jangan sampai terjadi gelembung udara. Darah yang masih terdapat dalam pipet dibersihkan

dengan menghisap asam klorida ke dalam pipet sampai atau kali. Isi tabung diaduk supaya darah dan asam bereaksi, sehingga campuran berwarna coklat tua. Setelah itu, tambahkan air setetes demi setetes, tiap kali aduk dengan batang pengaduk yang tersedia, warna yang terjadi harus sama dengan warna standar. Kadar hemoglobin dibaca dalam gram/00ml.. Menghitung Jumlah Sel Darah Merah (Eritrosit) Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung Improved Neubeuer. Jumlah sel darah merah dihitung dalam volume tertentu dengan menggunakan faktor konversi. Sebagai larutan pengencer digunakan larutan hayem. Metode : Darah dihisap sampai garis tanda 0, tepat, kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet dihapus. Ujung pipet dimasukkan ke dalam larutan hayem sambil menahan darah pada garis tanda dan larutan hayem dihisap sampai garis tanda 0. Pipet diangkat dari cairan, pipet dikocok selama -0 detik. Tiga tetes atau empat tetes cairan yang ada didalam batang kapiler dibuang dan menyentuh ujung pipet dengan sudut 0 derajat pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Kamar hitung dibiarkan selama atau menit supaya sel darah merah mengendap. Sel darah merah yang terdapat dalam lima bidang yang tersusun dari 6 bidang kecil dihitung dengan bantuan mikroskop dengan perbesaran 0 x sampai garis-garis bagi dalam bidang besar tengah tampak jelas. Jumlah tersebut dikali 0.000 sehingga menghasilkan jumlah eritrosit perul darah. 6. Perhitungan Jumlah Trombosit Darah diencerkan dalam pipet trombosit, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung Improved Neubeuer. Jumlah trombosit dihitung dalam volume tertentu dengan menggunakan faktor konversi. Sebagai larutan pengecer digunakan larutan Rees Ecker.

Metode : Darah dihisap sampai garis tanda 0, tepat, kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet dihapus. Ujung pipet dimasukkan ke dalam larutan Rees Ecker sambil menahan darah pada garis tanda dan larutan hayem dihisap sampai garis tanda 0. Pipet diangkat dari cairan, pipet dikocok selama -0 detik. Tiga tetes atau empat tetes cairan yang ada di dalam batang kapiler dibuang dan menyentuh ujung pipet dengan sudut 0 derajat pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Kamar hitung dibiarkan selama atau menit supaya sel darah merah mengendap. Sel darah merah yang terdapat dalam lima bidang yang tersusun dari 6 bidang kecil dihitung dengan bantuan mikroskop dengan perbesaran 0 x, sampai garis-garis bagi dalam bidang besar tengah tampak jelas. Jumlah tersebut dikali 0.000 sehingga menghasilkan jumlah eritrosit perul darah. 7. Perhitungan Jumlah Trombosit Darah diencerkan dalam pipet trombosit, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung Improved Neubeuer. Jumlah trombosit dihitung dalam volume tertentu dengan menggunakan faktor konversi. Sebagai larutan pengencer digunakan larutan Rees Ecker. Metode : Darah dihisap sampai garis tanda 0, tepat, kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet dihapus. Ujung pipet dimasukkan ke dalam larutan Rees Ecker sambil menahan darah pada garis tanda dan larutan Rees Ecker dihisap sampai garis tanda 0. Pipet diangkat dari cairan, pipet dikocok selama menit. Tiga tetes atau empat tetes cairan yang ada di dalam batang kapiler pipet dibuang dan menyentuh ujung pipet dengan sudut 0 derajat pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Kamar hitung dibiarkan selama 0 menit supaya trombosit mengendap. Hitung semua trombosit dalam seluruh bidang besar ditengah-tengah ( mm) memakai lensa objektif besar. Jumlah tersebut dikali.000 sehingga menghasilkan jumlah eritrosit per ul darah.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Percobaan. Kadar rata-rata Hemoglobin Hasil perhitungan kadar rata-rata hemoglobin untuk masing-masing kelompok adalah : Kelompok I : 0, g/00 ml Kelompok II :,80 g/00 ml Kelompok III :,6 g/00 ml Kelompok IV : 8,9 g/00 ml Kelompok V : 0,8 g/00 ml Kelompok VI :, g/00 ml Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel.. Kadar Rata-rata Trombosit Hasil perhitungan kadar rata-rata trombosit untuk masing-masing kelompok adalah : Kelompok I :,9 x 0 Kelompok II :,6 x 0 Kelompok III : 6, x 0 Kelompok IV :,98 x 0 Kelompok V : 6,8 x 0 Kelompok VI : 6,9 x 0 Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel.. Kadar Rata-rata Eritrosit Hasil perhitungan kadar rata-rata eritrosit untuk masing-masing kelompok adalah : Kelompok I : 6,9 x 0 6 Kelompok II :,96 x 0 Kelompok III : 7, x 0 6 6 Kelompok IV : 8, x 0 6

Kelompok V : 7,96 x 0 6 Kelompok VI : 7,7 x 0 Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel. 6 B. Pembahasan Percobaan ini dilakukan untuk menguji efikasi sediaan obat herbal dari PT. Ruslindo Anugerah Alam Sejahtera. Percobaan ini menggunakan 0 ekor tikus putih jantan yang dibagi dalam 6 kelompok, dimana masingmasing kelompok tikus. Sebelum tikus dibagi secara acak lengkap kedalam masing-masing kelompok, tikus di aklimatisasi terlebih dahulu selama minggu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melihat hubungan antara dosis obat herbal yang diberikan pada tikus yang dibuat anemia dengan peningkatan nilai hemoglobin, jumlah eritrosit, dan jumlah trombosit tikus percobaan. Tikus dibuat dalam kondisi anemia dengan menggunakan anilin dosis 0,0 ml/kg bb. Dimana melalui uji pendahuluan diketahui bahwa tikus anemia dengan penyuntikan anilin akan kembali normal dalam waktu hari. Dari perhitungan statistik dengan menggunakan uji anova satu arah dapat dilihat penurunan yang bermakna antara tikus kelompok II (Kontrol anemia) dengan tikus kelompok I (kontrol normal). Hal ini menunjukkan bahwa anilin yang digunakan penurun nilai hemoglobin, eritrosit dan trombosit efektif. Untuk tikus kelompok IV yang diberi perlakuan, disuntik dengan anilin secara intravena sebanyak 0,0 ml/kg bb dan diberi obat herbal dengan dosis 80 mg/kg bb. Pemeriksaan nilai hemoglobin, jumlah eritrosit dan jumlah trombosit dilakukan kali. Pemeriksaan pertama dilakukan sebelum tikus dibuat anemia dan belum diberikan obat herbal. Pemeriksaan kedua dilakukan jam setelah tikus dibuat anemia dan diberi obat herbal dengan dosis 80 mg/kg bb. Dari data statistik

pemeriksaan kedua diperoleh perubahan nilai hemoglobin yang bermakna terhadap kelompok II (kontrol anemia). Kebermaknaan dengan kontrol anemia itu juga terjadi pada kelompok V (tikus disuntik anilin 0,0 mg/kg bb dan diberi obat herbal dosis 60 mg/kg bb) dan kelompok VI (tikus disuntik anilin 0,0 mg/kg bb dan diberi obat herbal dosis 0 mg/kg bb) (Lihat tabel I). Untuk parameter jumlah trombosit, maka dari hasil data statistik dapat dilihat terjadi peningkatan yang bermakna antara kelompok V dan kelompok VI dengan kelompok II (Kontrol anemia). Terlihat bahwa kenaikan yang signifikan terjadi pada perlakuan VI (dosis obat herbal 0 mg/kg bb) (Lihat tabel ). Untuk parameter jumlah eritrosit, maka dari hasil data statistik dapat dilihat terjadi perbedaan yang bermakna antara kelompok IV (dosis 80 mg/kg bb), kelompok V (dosis 60 mg/kg bb) dan kelompok VI (dosis 0 mg/kg bb) dengan kelompok II (kontrol anemia). Kenaikan yang paling bermakna terjadi pada perlakuan kelompok IV (dosis 80 mg/kg bb) (Lihat tabel ).

BAB IV KESIMPULAN Dari hasil perhitungan statistik yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa obat herbal yang diproduksi oleh PT. Ruslindo Anugerah Alam Sejahtera dapat meningkatkan kadar hemoglobin, jumlah eritrosit dan jumlah trombosit. REKOMENDASI Obat herbal yang diproduksi oleh PT. Ruslindo Anugerah Alam Sejahtera dapat digunakan sebagai alternatif untuk pengobatan penderita demam berdarah dengue dan penderita anemia. Depok, Februari 00 Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo Kepala Pusat Studi Obat Bahan Alam Farmasi Universitas Indonesia

TABEL I Pengaruh pembrian obat herbal terhadap kadar hemoglobin KELOMPOK NO PEMERIKSAAN I PEMERIKSAAN II KONTROL NORMAL KONTROL ANEMIA KONTROL JAMU DOSIS I DOSIS II DOSIS III,,6 9, 8, 0, X = 0,,0, 8,0 6,8, X = 0, 0, 9,0 0,0 0,0 0,8 X = 0,0,0, 7, 7, 8, X = 9,60,8 9,0 8,8 8, 0, X = 9,60 0,0 8,0 8,6, 0,0 X = 9,6 0,, 0,6 9,0 0, X = 0, 7,,6 6,,,6 X =,80 0,,0,6,, X =,6 9,0 8, 9, - 9, X = 8,9,8 0, 9, 9,6, X = 0,8 0,6,0 0,,0 - X =,

TABEL II Pengaruh pemberian obat herbal terhadap jumlah trombosit KELOMPOK NO PEMERIKSAAN I PEMERIKSAAN II KONTROL NORMAL KONTROL ANEMIA KONTROL JAMU DOSIS I DOSIS II DOSIS III 00 00 6800 00 900 X = 90 000 00 60000 800 000 X = 9000 0600 000 00 00 800 X = 880 000 6600 600 00 900 X = 8880 7600 600 600 900 8000 X = 760 600 7600 0000 600 600 X = 980 60000 000 800 7000 00 X = 90 800 0800 8800 8800 0800 X = 600 7800 7800 7800 9800 8800 X = 60 6800 9800 600-000 X = 9800 6800 900 9800 700 0800 X = 6800 7800 800 00 600 - X = 690

TABEL III Pengaruh pemberian obat herbal terhadap jumlah eritrosit KELOMPOK NO PEMERIKSAAN I PEMERIKSAAN II KONTROL NORMAL KONTROL ANEMIA KONTROL JAMU DOSIS I DOSIS II DOSIS III 780000 6680000 090000 70000 7660000 X = 69000 8700000 800000 670000 70000 7790000 X = 70000 680000 880000 900000 0000 780000 X = 6000 7070000 70000 870000 60000 60000 X = 88000 60000 60000 00000 70000 7000000 X = 8000 690000 800000 00000 980000 60000 X = 7000 670000 7790000 870000 7700000 70000 X = 6906000 7790000 80000 00000 0000 00000 X = 96000 7680000 6800000 6980000 770000 770000 X = 7000 900000 7780000 700000-9090000 X = 8700 870000 7980000 6790000 680000 980000 X = 798000 8700000 980000 60000 60000 - X = 770000

Keterangan : Kontrol anemia : Tikus disuntik anilin 0,0 ml/kg bb tikus Kontrol obat herbal : Tikus disuntik obat herbal dengan dosis 0 mg/kg bb Dosis I : Tikus yang disuntik anilin 0,0 ml/kg bb tikus dan diberi obat herbal dosis 80 mg/kg bb/hari Dosis II : Tikus yang disuntik anilin 0,0 ml/kg bb tikus dan diberi obat herbal dosis 60 mg/kg bb/hari Dosis III : Tikus yang disuntik anilin 0,0 ml/kg bb tikus dan diberi obat herbal 0 mg/kg bb PERHITUNGAN DOSIS Berdasarkan pada sediaan yang telah beredar di masyarakat, dosis efektif bagi manusia adalah 0 mg/kg bb, dua kali sehari Faktor konversi dari manusia ke tikus adalah 0,08 Dosis untuk 00 gr tikus setelah dikonversi : 0 x x 0,08 = 6, mg/00 gr bb/hari = 8 mg/kg bb/hari Dosis yang digunakan pada percobaan : 8 mg/kg bb/hari x 0 (faktor farmakokinetika) = 80 mg/kg bb/hari Dosis 80 mg/kg bb/hari adalah dosis pertama Dosis kedua = x dosis efektif Dosis ketiga = x dosis efektif Penggunaan menggunakan dosis berturut-turut 80 mg/kg bb/hari, 60 mg/kg bb/hari dan 0 mg/kg bb/hari