Analisis Kondisi Atmosfer Pada Saat Kejadian Banjir Bandang Tanggal 2 Mei 2015 Di Wilayah Kediri Nusa Tenggara Barat Oleh: Drs. Achmad Sasmito dan Rahayu Sapta Sri S, S.Kel Perekayasa dan Peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan PENDAHULUAN Sesuai dengan prakiraan musim hujan tahun 2014/2015 dan prakiraan curah hujan (CH) bulan April-Mei 2015 yang diterbitkan oleh BMKG, diprakirakan CH untuk wilayah Indonesia dibawah normal. Namun berdasarkan evaluasi, CH pada bulan April-Mei 2015 dibeberapa wilayah pada daerah yang memiliki tipe iklim monsun masih sering terjadi hujan dengan intensitas ringan sampai sedang, bahkan pada bulan April dibeberapa tempat masih berlangsung hujan deras yang mengakibatkan banjir. Berdasarkan laporan dari BPBD Kabupaten Lombok Barat dan media massa bahwa pada tanggal 2 Mei 2015, terjadi banjir bandang di Kediri Nusa Tenggara Barat yang merendam ribuan rumah dan menyebabkan 1229 KK mengungsi. Banjir dengan ketinggian 1.5 m terjadi di wilayah tersebut setelah diguyur hujan selama 3 jam. Dari data yang diperoleh di Stasiun Klimatologi Kediri Nusa Tenggara Barat (NTB) tanggal 2 Mei 2015 pada pukul 12.00 14.00 telah terjadi hujan deras dengan intensitas sebesar 157 mm dalam kurun waktu 3 jam. Kondisi ekstrim ini berbeda dari hasil prakiraan bulan mei untuk wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat dimana hasil prakiraan curah hujan dalam intensitas rendah (21-50 mm). Untuk menganalisa kejadian ekstrim ini perlu mengetahui dinamika atmosfer yang membangkitkan pertumbuhan awan cumulus (Cu) atau awan comulonimbus (Cb) di wilayah NTB yang mengakibatkan terjadinya hujan deras di wilayah tersebut dengan melakukan analisis data Satelit MTSAT tanggal 02 Mei 2015, data Numerical Weather Prediction (NWP) model JMA, data curah hujan observasi di sekitar NTB.
(Sumber : iklim.ntb.bmkg.go.id) TUJUAN Tujuan utama kajian ini mengetahui dinamika atmosfer yang terjadi pada tanggal 02 Mei 2015 khususnya antara pukul 12.00-14.00 WIB di wilayah NTB dan menelusuri apakah CH tersebut melebihi nilai CH absolut yang pernah terjadi di Kediri, Nusa Tenggara Barat. ANALISA 1. Analisa Synoptis Bila ditinjau skala synoptis hasil analisis data angin lapisan 850 mb (1500 meter) produk NWP Model JMA pukul 12.00-14.00 WIB menunjukkan bahwa disebelah barat Perth (Australia) atau di sebelah selatan NTB terdapat sel tekanan rendah, demikian juga di sebelah timur dan Utara Papua New Guinea juga terdapat sel tekanan rendah. Pola tekanan yang demikian ini disekitar NTB terbentuk pola wind shear, dimana di sebelah Timur NTB angin dari arah timur laut-timur, sedang di sebelah barat NTB pola angin berasal dari selatan. Bila ditinjau skala lokal didaerah NTB (Kediri) dominan angin dari Timur laut, untuk mengetahui pola angin tersebut hasilnya diperlihatkan seperti gambar 1.
Gambar 1. Pola Angin Lapisan 850 mb Produk NWP model JMA tanggal 02-05-2015 pukul 12.00-15.00 WIB membentuk wind shear disekitar NTB. (Sumber : MTSAT BMKG) 2. Analisa Satelit Berdasarkan pantauan satelit MTSAT kanal IR3 (water vapour) tanggal 02-05-2015 pukul 12.00-14.00 WIB menunjukkan bahwa Pertumbuhan awan disekitar Bali bagian selatan dan NTB ditengarai terdapat awan Cb dengan suhu puncak awan yaitu 45 o 65 o C. Hasilnya diperlihatkan seperti gambar 2 dan 3.
Gambar 2. Pantauan awan Cb dari Satelit MTSAT Kanal IR3 di sekitar NTB tanggal 02-05- 2015 pukul 12.00-15.00 WIB.(Sumber : MTSAT BMKG)
Gb 3. Kontur Suhu puncak awan Pantauan Satelit MTSAT Kanal IR3 di sekitar NTB tanggal 02-05-2015 pukul 12.00-15.00 WIB.(Sumber : MTSAT BMKG) 3. Analisa Meteorologis Berdasarkan pantauan di 5 stasiun pos hujan di sekitar NTB, curah hujan berkisar antara 2-157 mm dengan konsentrasi intensitas curah hujan terbesar di sekitar wilayah Kediri. Gb. 4 Grafik Curah hujan (mm/hari) di wilayah Stasiun Klimatologi Kediri NTB pada tanggal 02 Mei 2015. (Sumber :Stasiun Klimatologi Kediri, NTB)
Gb. 4 Grafik curah hujan maksimum di staklim Kediri NTB tahun 2009-2015 (Sumber :Stasiun Klimatologi Kediri, NTB) Pembahasan Berdasarkan data klimatologi pada bulan April-Mei di wilayah Indonesia untuk daerah tipe iklim monsun merupakan masa peralihan menuju musim kemarau, pada umumnya pada masa tersebut ditengarai dengan adanya curah hujan dengan intensitas tinggi dibeberapa tempat dan disertai dengan adanya lonjakan kecepatan angin yang relatif kencang dari keadaan normal. Pertumbuhan awan yang berlangsung sangat cepat di sekitar Jawa Timur bagian Tenggara, Bali, dan NTB yang ditengarai dengan kerapatan kontur suhu puncak awan, dimana suhu puncak awan di NTB terendah mencapai -65 o C, keadaan tersebut berlangsung selama 3 jam (12.00-14.00 WIB) mampu membangkitkan curah hujan hingga mencapai 157 mm yang melebihi keadaan CH rata-rata bulan Mei yaitu 83 mm/hari. Hujan deras yang terjadi pada tanggal 02 Mei 2015 di wilayah NTB tersebut sifatnya sangat lokal.
Kesimpulan Hujan deras yang terjadi di Kediri tanggal 02 Mei 2015 pada pukul 12.00-14.00 WIB mempunyai intensitas sebesar 157 mm dan puncaknya terjadi pada pukul 12.30 s/d 13.50 WIB. Curah hujan pada tanggal tersebut merupakan curah hujan ekstrim karena lebih besar bila dibandingkan dengan curah hujan rata-rata pada bulan Mei yaitu sebesar 83 mm Tingginya curah hujan tersebut di trigger (dibangkitkan) oleh pertemuan udara dingin dan udara panas disebelah selatan di Jawa Timur bagian Tenggara, Bali bagian selatan, dan NTB bagian selatan bergerak ke arah utara sehingga keadaan tersebut membentuk pola wind shear di daerah sekitar NTB yang membangkitkan pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) di daerah tersebut. Referensi 1. http://iklim.ntb.bmkg.go.id diakses tanggal 6 Mei 2015 2. http://www.tempo.co/read/news/2015/05/03/058662965/banjir-15-meter-di-lombok- Ribuan-Orang-Diungsikan diakses tanggal 6 Mei 2015 3. http://www.antaranews.com/berita/494023/banjir-bandang-landa-tiga-desa-lombokbarat diakses tanggal 6 Mei 2015 4. http://meteo.bmkg.go.id/citra/mtsat diakses tanggal 2 Mei 2015