TIPE INSTRUMEN EKONOMI, KELEBIHAN & KEKURANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
INSTRUMEN EKONOMI UNTUK PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KULIAH VALUASI ESDAL PERTEMUAN KE

ENVIRONMENTAL VALUATION VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM & LINGKUNGAN (ESL 434) DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN PERTEMUAN 1

Kebijakan Fiskal Sektor Kehutanan

. harga atas barang/jasa sulit/ tidak dapat ditentukan oleh pasar (market)

ll. TINJAUAN PUSTAKA cepat. Hal ini dikarenakan tahu merupakan makanan tradisional yang dikonsumsi

Peran Pemerintah dalam Perekonomian

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY SILABUS BERBASIS KKNI

BAB I PENDAHULUAN. Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan

Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Chandra cahyo 11/311529/Ek/18424

KEBIJAKAN HARGA. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen : Kebijakan Harga_2. Julian Adam Ridjal, SP., MP.

PENDAHULUAN. Ekosistem /SDAL memiliki nilai guna langsung dan tidak langsung

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL

Perlindungan Terhadap Biodiversitas

EFISIENSI EKONOMI dan PASAR

Oleh : Erick E Abednego 11/315703/EK/18501

Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Contingent Valuation Method (CVM), eksternalitas, biaya produksi dan metode

SILABUS. Kode Mata Kuliah/SKS ESL 231/ 3(3-0)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada suatu negara dapat mewujudkan pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. 6.1 Kesimpulan. sektor kehutanan yang relatif besar. Simulasi model menunjukkan bahwa perubahan

I. Pendahuluan Positive vs Normative Economics utilitas

SUSTAINABLE DEVELOPMENT THROUGH GREEN ECONOMY AND GREEN JOBS

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain manfaat

BAB 8 PENUTUP. Manfaat Investasi terhadap Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

Bab 10 Pasar Keuangan

Pengantar Teori Ekonomi dan Moneter

KERANGKA PIKIR PENELITIAN DAN HIPOTESIS. Referensi menunjukkan, bahwa keberadaan agroforestri mempunyai peran

I. PENDAHULUAN. dengan dua pertiga wilayahnya berupa perairan serta memiliki jumlah panjang garis

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Fenomena Eksternalitas:

Peta Kompetensi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan/ESPA4317/3 SKS TIU: mahasiswa dapat menerapkan teori-teori ekonomi dalam pengelolaan sumber

Jenis Sistem Ekonomi

VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

BADAN KEBIJAKAN FISKAL KEMENTERIAN KEUANGAN RI

PENGANTAR ILMU EKONOMI

Ilmuwan mendesak penyelamatan lahan gambut dunia yang kaya karbon

Negara berkembang [Indonesia] 60-70% agriculture. Tanaman dan ternak produksi dari satu area pertanian

VI. SIMPULAN DAN SARAN

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

Pertemuan 12 VALUASI EKONOMI SDAL 2015/2016 DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Kesediaan untuk Menerima (Willingness to Accept/WTA)

BAB IV METODE PENELITIAN

GREEN BUSINESS: Konsep dan Arah Kebijakan. Endah Murniningtyas DeputiBidanng SDA-LH Kementerian PPN/Bappenas

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. yang sangat strategis bagi pembangunan yang berkelanjutkan di Provinsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENIPISAN LAPISAN OZON

1. Konsep pertumbuhan ekonomi dalam. 2. Growth & Development dan ekstraksi SDAL

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

VI. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Ringkasan Analisis Ekonomi Reklamasi. Rimawan Pradiptyo Kepala Laboratorium Ilmu Ekonomi, FEB, UGM 3 Oktober 2016

EKONOMI. unlimited human s wants and needs. scarcity resources

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

ANALISA EKONOMI PEMBANGUNAN KEHUTANAN: Aplikasi MUTAN

HUTANG JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTIJENSI (L. Marthayadi Zikrullah) NIM: A1C012070

Departemen of Agriculture (USDA) atau klasifikasi kesesuaian lahan yang dikembangkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO).

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, produk kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang. hampir mencakup seluruh daerah tropis (RSPO, 2009).

GLOBAL. Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, M.Sc Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc Asti Istiqomah, SP, M.Si EKONOMI KEHUTANAN ESL 325 (3-0)

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

A. Ringkasan Penemuan dan Kesimpulan

KONSEP BARANG PUBLIK KONSEP EKSTERNALITAS PUBLIC CHOICE KEGAGALAN PASAR

BAB I PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam Indonesia sangat melimpah, antara lain potensi

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

-2- Instrumen ekonomi penting dikembangkan karena memperkuat sistem yang bersifat mengatur (regulatory). Pendekatan ini menekankan adanya keuntungan e

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP JERUK SIAM

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN

Menguji Rencana Pemenuhan Target Penurunan Emisi Indonesia 2020 dari Sektor Kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Gambut

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU RI No. 41

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

DEBT FOR NATURE SWAPT. By: Dewi Triwahyuni

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK

INDUSTRI PENGGUNA HARUS MEMBERSIHKAN RANTAI PASOKAN MEREKA

VI. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA USAHATANI JAMBU BIJI

PENDAHULUAN. Ekosistem /SDAL memiliki nilai guna langsung dan tidak langsung

BAB IX EVALUASI FINANSIAL

KONSEP-KONSEP DASAR DALAM HUKUM LINGKUNGAN

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

Entrepreneurship and Innovation Management

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

Volume 12, Nomor 1, Hal ISSN Januari - Juni 2010

Engineering Sustainability (Rekayasa Berkelanjutan) Joko Sedyono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015

ANDRI HELMI M, SE., MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ETIKA DAN LINGKUNGAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB VI PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MASALAH POKOK ILMU EKONOMI

Transkripsi:

TIPE INSTRUMEN EKONOMI, KELEBIHAN & KEKURANGAN VALUASI EKONOMI SDAL PERTEMUAN KE- 14

PENDAHULUAN Instrumen ekonomi terbagi atas beberapa kategori berbeda yang masing-masing mempunyai kelebihan maupun kekurangan dibandingkan instrumen lainnya dalam aplikasi dan keadaan yang berbeda. Instrumen ekonomi dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kategori, yaitu: a) property rights b) market creation c) instrumen fiskal d) sistem pembayaran e) instrumen finansial f) instrumen kewajiban g) sistem pengembalian deposit dan performance bonds.

PROPERTY RIGHTS (1) Instrumen ini didasarkan pada ketiadaan pasar untuk aset sumberdaya dan lingkungan yang menyebabkan adanya kesalahpahaman mengenai harga sehingga terjadi peningkatan degradasi lingkungan dan penipisan sumberdaya. Dengan adanya jaminan hak kepemilikan (property right), maka harga komoditas sumberdaya (mis. mineral, minyak, dan produk kayu) akan merefleksikan biaya penipisan sumberdaya itu sendiri, dimana hal ini juga akan memberikan sinyal yang tepat bagi konservasi serta penggunaan yang efisien untuk sumberdaya yang langka.

PROPERTY RIGHTS (2) Terdapat tiga asumsi yang mendasari pandangan tersebut, yaitu: a) Bahwasanya pasar sumberdaya akan muncul mengikuti penetapan jaminan hak kepemilikan yang kompetitif. b) Tidak terdapat perbedaan antara discount rate privat dan sosial. c) Tidak terdapat eksternalitas yang signifikan (mis. dampak lingkungan) dari ekstraksi sumberdaya yang tidak bisa diinternalisasi melalui pembentukan hak kepemilikan.

PROPERTY RIGHTS (3) Penetapan hak kepemilikan sebagai sebuah instrumen untuk internalisasi biaya eksternal memiliki beberapa kelebihan, yaitu: a) langsung ke akar permasalahan, yaitu ketiadaan atau kesalahan fungsi pasar karena tidak ada batasan ketentuan hak kepemilikan. b) mengandalkan pemerintah untuk melakukan yang terbaik. c) karena pemerintah melakukan penetapan property rights hanya sekali, perubahan hak kepemilikan di masa depan diserahkan pada pasar.

PROPERTY RIGHTS (3) d) hak kepemilikan bisa dengan mudah diurus (dibatasi dalam cara tertentu) untuk internalisasi biaya eksternal ataupun untuk mengikuti tujuan sosial lainnya, melalui penggadaian, pengurangan, serta batasan penggunaan dan penyelesaian lainnya. e) tidak seperti pajak dan pembayaran, hak kepemilikan diselesaikan secara langsung untuk merubah keadaan. f) tanpa menghiraukan bagaimana hak kepemilikan didistribusikan, efisiensi dijamin sepanjang hak kepemilikan masih memiliki sifat khusus, seperti kejelasan, eksklusif, dapat ditransfer dan dilaksanakan, serta tidak ada kegagalan pasar lainnya.

PROPERTY RIGHTS (4) Pendekatan hak kepemilikan untuk internalisasi biaya eksternal juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu: a) penetapan hak kepemilikan merupakan isu yang diperdebatkan secara politik karena adanya rent seeking dan korupsi, serta dapat digunakan sebagai instrumen untuk mencapai tujuan politik tertentu. b) bagaimana cara pendistribusian hak kepemilikan?, Hal ini memiliki implikasi terhadap pendistribusian yang signifikan.

PROPERTY RIGHTS (5) Hak kepemilikan bisa diaplikasikan terutama untuk lahan dan tanah (land rights), sumberdaya air (water rights), mineral (mining rights), dan sumberdaya alam lainnya yang bisa dibagi dan bersifat tertutup, atau batasannya dengan mudah bisa dibedakan dan dipertahankan. Penerapan hak kepemilikan sumberdaya dapat digunakan untuk memisahkan pemilik (owners) dengan bukan pemilik (non-owners) untuk keefektifan hak kepemilikanitu sendiri sebagai sebuah instrumen ekonomi dalam penggunaan sumberdaya secara rasional.

Instrumen Ekonomi untuk Proteksi Lingkungan dan Manajemen Sumberdaya Alam

MARKET CREATION (1) Hak kepemilikan (property rights) secara efektif dapat menginternalisasikan biaya pengurangan (nilai kelangkaan) dan biaya lingkungan. Setiap biaya eksternal (dampak off-site) ataupun aspek barang publik diinternalisasikan melalui instrumen tambahan, seperti regulasi dan insentif. Dalam kasus polusi lingkungan, hak kepemilikan individu terhadap media lingkungan (air, udara dan atmosfer) tidak tidak mungkin diberlakukan dan tidak diinginkan barang bebas, dimana private providers tidak mungkin menetapkan biaya pengadaan barang publik tersebut.

MARKET CREATION (2) Salah satu solusi permasalahan yang timbul dalam penetapan property rights adalah dengan membentuk sebuah pasar (market creation) bagi kualitas lingkungan. Pendekatan ini memperlakukan lingkungan sebagai objek yang langka (saat ini merupakan sumberdaya yang tidak dipasarkan dan tidak diberi harga), dimana dalam hal ini terdapat penggunaan yang berlebihan karena lingkungan merupakan barang bebas. Pembentukan pasar untuk barang dan jasa lingkungan dilaksanakan melalui penetapan, pemberlakuan harga dan diperdagangkan.

MARKET CREATION (3) Terdapat beberapa bentuk market creation, yaitu: a) Izin pengeluaran emisi yang dapat diperjualbelikan (tradeable emission permits) Otoritas berwenang mengeluarkan izin bagi industri (polluters) untuk mengeluarkan sejumlah emisi. Oleh karena itu, polluter harus berusaha mengeluarkan emisi sesuai izin, apabila emisi yang harus dikeluarkan lebih banyak, maka mereka dapat membeli sejumlah izin dari polluters lain agar bisa meningkatkan jumlah pengeluaran emisi. mekanisme jual beli ijin terjadi melalui institusi lelang, dimana harga dari lisensi ditentukan oleh permintaan dan penyediaan pasar.

MARKET CREATION (4) b) Perdagangan kuota pelaksanaan pembangunan (tradeable development quotas) Pihak yang berwenang bisa menetapkan kuota pembangunan (kontruksi) maksimum yang diizinkan, misal berapa meter kubik area yang bisa dibangun setiap tahun dengan tetap konsisten terhadap tujuan pembatasan pembangunan dan peningkatan kualitas. Kuota untuk setiap area bisa dialokasikan berdasarkan formula yang sesuai, adil dan diterima secara luas.

INSTRUMEN FISKAL (1) Instrumen fiskal seperti pajak dan subsidi, bisa digunakan untuk menjembatani perbedaan antara biaya/ manfaat privat dan sosial. Beberapa jenis pajak dalam instrumen fiskal, yaitu: a) Pajak lingkungan untuk pelaksanaannya, penentuan pajak harus sama dengan kerusakan lingkungan marginal, sesuai level polusi optimal secara sosial. Pajak lingkungan lebih dikenal dengan istilah PEGUVIAN TAX.

INSTRUMEN FISKAL (2) Penerapan pajak lingkungan tidak berarti menghasilkan zero level dari eksternalitas polusi, akan tetapi akan dicapai suatu level optimal dimana marginal benefit akibat pengurangan polusi = marginal cost, atau marginal damage (social cost) = marginal benefit produksi suatu barang (Gambar 2.).

INSTRUMEN FISKAL (3) b) Pajak emisi dan effluent juga dikenal sebagai pollution charge diberlakukan sebagai cara untuk menyediakan insentif progresif dalam kontrol polusi, dimana polluter yang mengeluarkan emisi di bawah standar akan dikenai pajak lebih rendah dibandingkan polluter yang melebihi standar. Pajak emisi memiliki beberapa kelemahan, yaitu: (1) untuk menetapkan nilai pajak yang tepat diperlukan estimasi kurva marginal benefit dan marginal cost dalam penentuan level polusi optimal; (2) pajak yang rendah tidak menghasilkan banyak insentif untuk perilaku yang berwawasan lingkungan

INSTRUMEN FISKAL (4) c) Pajak input dan produk akhir pemberlakuan pajak untuk setiap produksi dan konsumsi yang dihubungkan dengan eksternalitas polusi. d) Transferable reforestation tax credit merupakan sebuah bentuk kredit pajak, dimana pemilik lahan yang memilih untuk memelihara lahan mereka sesuai dengan prinsip kehutanan (atau menanam spesies asli) akan menerima kredit pajak, dimana mereka dapat mengurangi biaya pajak yang harus dikeluarkan.

INSTRUMEN FISKAL (5) e) Pajak penggunaan lahan secara berbeda penggunaan lahan digolongkan kepada sejumlah kategori dimulai dari yang paling menguntungkan lingkungan (natural forest) sampai dengan penggunaan yang paling merusak lingkungan (industrial site). Pajak akan dibebankan kepada pemilik lahan ketika mereka mengganti fungsi lahan dari tingkatan yang lebih tinggi ke tingkatan yang lebih rendah. Semakin jauh tingkat perubahan pajak akan semakin tinggi. Mis: pajak untuk perubahan hutan menjadi kawasan industri jauh lebih besar dibanding merubah lahan pertanian menjadi kawasan perumahan.

INSTRUMEN FINANSIAL (1) Instrumen finansial mempunyai banyak kesamaan dengan sistem insentif pajak dan subsidi, begitu juga dengan kelemahan-kelemahannya. Instrumen finansial dibedakan dengan instrumen fiskal karena instrumen ini sering mendapat tambahan budget dan dibiayai dari foreign aid, pinjaman eksternal, debt for nature swap dll. Instrumen finansial antara lain adalah revolving funds, green funds, insentif relokasi dan bunga pinjaman yang disubsidi atau pinjaman lunak

LIABILITY SYSTEM (1) Sistem liabilitas merupakan instrumen yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku yang bertanggung jawab secara sosial dengan membentuk legal liability untuk: (a) kerusakan sumberdaya alam (b) kerusakan lingkungan (c) kerusakan properti (d) penurunan kesehatan dan kematian (e) ketidakpatuhan pada hukum dan peraturan lingkungan

PERFORMANCE BONDS AND DEPOSIT REFUND SYSTEM Sistem pengembalian deposit dan environmental performance bond merupakan instrumen ekonomi yang bertujuan untuk menukar tanggungjawab pengendalian polusi, pengawasan, dan tekanan kepada produsen dan konsumen yang dibebankan dimuka untuk kerusakan potensial. Contoh performance bonds Jaminan Reklamasi Pembukaan Tambang, dimana pihak yang akan membuka tambang harus membayar biaya reklamsi ke bank dan apabila setelah tambang selesai tidak terdapat pemulihan lingkungan, uang di bank akan ditarik pemerintah dan digunakan untuk pemulihan lingkungan area tambang

INSTRUMEN EKONOMI UNTUK PERMASALAHAN GLOBAL (1) Cakupan dan peranan instrumen ekonomi tidak terbatas hanya untuk pengelolaan permasalahan lingkungan domestik, tetapi juga untuk permasalahan global. Contoh: konservasi hutan tropis, penjagaan biodiversity, dan proteksi iklim global dan lapisan ozon. Sebagaimana kasus permasalahan lingkungan lokal, biaya untuk mengontrol polutan maupun konservasi sumberdaya global juga didasarkan pada apakah masyarakat bersedia membayar untuk penyelesaian permasalahan lingkungan global yang ada.

INSTRUMEN EKONOMI UNTUK PERMASALAHAN GLOBAL (2) Permintaan akan penerapan kebijakan lingkungan global umumnya datang dari negara maju yang mempunyai income yang cukup tinggi dan discount rate yang rendah. Penawaran biaya terendah umumnya dikemukakan oleh negara berkembang berdasarkan kepemilikan biodiversitas yang besar, efisiensi energi yang rendah ataupun rendahnya opportunity cost. Dikarenakan ketiadaan pemerintahan global, maka kesediaan membayar oleh negara maju untuk konservasi bisa didapat melalui penetapan perjanjian perdagangan antara negara maju dan berkembang.

INSTRUMEN EKONOMI UNTUK PERMASALAHAN GLOBAL (3) Instrumen ekonomi sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai alat untuk internalisasi manfaat lingkungan global bagi negara berkembang, baik dalam rangka efisiensi, yaitu meminimalisasi biaya perbaikan lingkungan (efektifitas biaya), maupun dalam aspek distribusi, dimana negara kaya akan membayar untuk manfaat yang didapat dan negara miskin akan mendapat keuntungan (keadilan) selama tetap menerapkan prinsip `beneficiary pays principle`.

MEKANISME INTERNASIONAL PELAKSANAAN INSTRUMEN EKONOMI (1) Secara umum, negara berkembang membutuhkan sumberdaya finansial dan efisiensi teknologi agar bisa meneruskan pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, sebagai pertukaran dengan negara maju mereka bisa menawarkan: 1. In situ, sebagai tempat pemeliharaan keanekaragaman sumberdaya. 2. Hutan, yang mempunyai dampak signifikan dalam iklim global dan keseimbangan atmosfer. 3. Fasilitas lingkungan, termasuk kehidupan liar dan aset alam lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk rekreasi, pendidikan dan nilai scientific.

MEKANISME INTERNASIONAL PELAKSANAAN INSTRUMEN EKONOMI (2) Ketiga hal di atas (konservasi lingkungan) merupakan aspekaspek yang dapat ditawarkan negara berkembang sebagai pertukaran atas sumberdaya teknologi dan finansial. Pertanyaan mendasar untuk kegiatan tersebut adalah bagaimana perdagangan tersebut dilaksanakan?? Hal ini dikarenakan ketiadaan pasar untuk sumberdaya alam dan biologi sebagaimana pasar yang telah berkembang untuk sumberdaya finansial dan teknologi. Sebagaimana barang dan jasa lainnya, maka diperlukan suatu mekanisme yang disepakati untuk perdagangan konservasi dan proteksi iklim global melalui pasar, mekanismenya antara lain: tansferable development right, internationally tradeable emission permit, and carbon offset.

TRANSFERABLE DEVELOPMENT RIGHTS (1) Transferable Development Rights (TDR) Berhubungan dengan konservasi biodiversity, dimana TDR memungkinkan pembentukan area konservasi tanpa adanya penilaian terhadap nilai lahan dan kompensasi. Secara sederhana, konsep ini membentuk sebuah pasar dengan demand dan supplynya berupa hak kepemilikan, yang pertukarannya disepakati pada titik equilibrium price.

TRANSFERABLE DEVELOPMENT RIGHTS (2) TDR bisa ditawarkan baik dalam lingkup lokal maupun internasional pada harga awal penawaran yang mencakup keseluruhan biaya opportunity dari unit lahan yang sesuai. Pembeli TDR potensial antara lain adalah organisasi lingkungan baik lokal maupun internasional, yayasan dan korporasi lokal/ internasional, pemerintah di negara maju, perusahaan kimia dan farmasi, universitas dan institusi penelitian, bahkan individu yang peduli terhadap lingkungan di negara maju.

TRANSFERABLE DEVELOPMENT RIGHTS (3) Meskipun terdapat berbagai manfaat yang bisa didapat, permintaan akan TDR tidak terlalu banyak karena adanya aspek myopia dan free riding. Oleh karena itu, pemerintah di negara maju berusaha menstimulasi permintaan TDR dengan cara menyediakan kredit untuk perusahaan domestik dan pemilik properti untuk membeli TDR dari negara berkembang sehubungan dengan regulasi lingkungan domestik (building codes, aturan penebangan hutan, standar emisi lingkungan, dll).

INTERNATIONALLY TRADEABLE EMISSION PERMITS (1) Izin emisi yang dapat diperjualbelikan secara internasional (internationally tradeable emission permits) berhubungan dengan perlindungan iklim global. Terdapat kesempatan yang tidak terbatas dalam pengurangan gas emisi rumah kaca dengan biaya yang rendah, dimana biasanya negara maju memiliki permintaan yang tinggi untuk bisa meminimumkan biaya pengurangan emisi sedangkan negara berkembang dapat menawarkannya melalui pertukaran dengan sumberdaya finansial dan teknologi.

INTERNATIONALLY TRADEABLE EMISSION PERMITS (2) Dengan adanya perdagangan izin emisi antar negara akan berdampak terhadap pengurangan emisi dengan biaya terendah di suatu negara (maju) dan sebaliknya akan mendorong terciptanya perpindahan teknologi serta aliran sumber finansial di negara lainnya (berkembang) yang berguna untuk kepentingan proteksi iklim global dan pembangunan berkelanjutan. Negara berkembang dapat menyimpan izin emisinya untuk dijual ke negara yang lain atau digunakan untuk ekspansi industri mereka sendiri.