BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

COPING STRESS PADA WANITA YANG MENGALAMI KEMATIAN PASANGAN HIDUP. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri

STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memiliki keluarga yang utuh dan harmonis merupakan dambaan setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi

BABI PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang menyertai dalam

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena orangtua tunggal beberapa dekade terakhir ini marak terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB I PENDAHULUAN. antara suami istri saja melainkan juga melibatkan anak. retardasi mental termasuk salah satu dari kategori tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BABI. PENDAillJLUAN. Seorang anak selalu membutuhkan peran orangtua. Sejak dulu sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. individu. Keluarga merupakan pondasi terbentuknya pribadi yang sehat baik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meninggalnya seseorang merupakan salah satu perpisahan alami dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki

PEMECAHAN MASALAH PADA WANITA SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. individu bisa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, agar. dalam kehidupan suami istri. Putusnya hubungan perkawinan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perjanjian yang sakral (mitsaqan ghalidha) antara suami dan istri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring dengan berkembangnya zaman manusia untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai keinginan yang diharapkan dapat diwujudkan bersama-sama,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI

BAB I PENDAHULUAN. sepasang suami istri namun juga keinginan setiap anak di dunia ini, tidak seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua

Menurut Knox (1985) terdapat tiga faktor yang menentukan kesiapan menikah, yaitu usia menikah, pendidikan, dan rencana karir. Pada dasarnya usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dari lahir, masa kanakkanak,

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangannya. Salah satu tugas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga

5. DISKUSI, KESIMPULAN, DAN SARAN

COPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang ibu. Wanita sebagai Ibu adalah salah satu dari kedudukan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan pria dan wanita. Menurut data statistik yang didapat dari BKKBN,

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BABI PENDAHULUAN. Selama rentang waktu kehidupannya, manusta mengalami perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Duvall & Miller (1985) pernikahan bukan semata-mata legalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. harapan yang diperoleh tiba-tiba sirna karena kejadian yang tak terduga

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan pola normal bagi kehidupan orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan

BAB I PENDAHULUAN. siapa lagi yang akan dimintai bantuan kecuali yang lebih mampu. Ketika

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri salah satunya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelompok yang disebut keluarga (Turner & Helmes dalam Sarwono & Weinarno,

BAB I PENDAHULUAN. ini, hal ini dapat kita temui di berbagai negara. Dari negara maju seperti Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. pernikahan (Papalia, et. la., 2007). Setelah menikah laki-laki dan perempuan akan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB VII CARA MENGHADAPI MASALAH WORK FAMILY CONFLICT. Walaupun berbagai dampak yang muncul akibat dari masalah work family

BAB I PENDAHULUAN. rumah, mengurus, mendidik, dan mengasuh anak.

BABI. kehidupan yang memiliki tugas perkembangan yang berbeda-beda. Tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditahun Menurut data tersebut, diperkirakan 1 dari 5 anak diamerika mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pasangan suami-istri. Bagi seorang wanita kehamilan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan.

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus dijalaninya. Dalam memenuhi kodratnya untuk menikah, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keluarga merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia karena di dalam keluarga manusia lahir dan dibesarkan. Sebuah keluarga yang ideal adalah keluarga dengan kekuatan-kekuatan inti yang masih tetap utuh yaitu suami, istri, dan anak dimana dalam keluarga masing-masing kekuatan inti ini memiliki perannya sendiri. Pada kebanyakan keluarga di Indonesia, suami bertugas untuk mencukupi kebutuhan keluarga baik kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan. Peran ini merupakan peran suami pada umumnya dalam masyarakat industrialisasi seperti Indonesia (Schaie & Willis: 2002:147). Khairudin (1997:81) menegaskan bahwa dalam keluarga seorang suami berfungsi sebagai kepala keluarga, pemegang kekuasaan tertinggi, dan penanggung jawab ekonomi keluarga. Fungsi ini secara tidak langsung membuat adanya penilaian bahwa peran suami dalam keluarga sangat vital dibandingkan dengan peran istri yang kebanyakan hanya menjadi ibu rumah tangga. Di samping peran vital suami sebagai kepala keluarga dan penopang perekonomian, suami juga memiliki peran untuk menjadi mitra istri, kawan dialog, serta membantu istri meringankan tugas istri di dalam rumah (Sofia, 2009, Peran Perempuan Dalam Keluarga Islami, para.5). Peran suami seperti dijelaskan di atas berbeda dengan peran istri. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sukaesih (Sukaesih, 2001, Peran Ayah Dalam Pengasuhan Serta Hubungannya Dengan Tingkat Perkembangan Kemandirian Dan Sosial Anak Prasekolah di Taman Kanakkanak, para. 4) ditemukan bahwa sebagian besar ibu tidak bekerj a di luar rumah. Ini menandakan bahwa pada kebanyakan keluarga, istri hanya 1

2 bekerja sebagai ibu rumah tangga. Khairudin (1997:81) juga menjelaskan hal yang sama dimana dijelaskan bahwa kebanyakan peran istri adalah ibu rumah tangga yang mengururusi anak, atau memasak. Sofia (2009, Peran Perempuan Dalam Keluarga Islami, para.5) menjelaskan peran lain dari istri selain ibu rumah tangga yaitu sebagai pendamping suami dimana istri juga dapat menjadi ternan diskusi bagi suami, sebagai penasehat yang bijaksana bagi suami, serta menjadi pendorong suami untuk kemajuan suami di bidang pekerjaanya. Dalam kondisi tertentu, istri terpaksa harus berpisah dari suami, baik karena perceraian ataupun karena sang suami meninggal. Bila terjadi pada rentang usia dewasa madya pengalaman meninggalnya pasangan memiliki tingkat stressor yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perceraian (Papalia, Olds, & Feldman, 2009:303). Hal ini dapat disebabkan karena kondisi itu bukanlah pilihan seorang individu. Stressor terbesar yang mereka alami ketika suami meninggal adalah hilangnya sumber finansial (Rathus & Nevid, 1983: 179). Becker (dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2009:303) menjelaskan bahwa hal ini dapat disebabkan karena pada masa ini pasangan sudah lama hidup bersama, dan telah membangun manfaat finansial dari pernikahan mereka. Selain itu, peran istri menjadi bertambah bahkan tidak jarang menjadi kacau dimana istri terpaksa harus menggantikan peran suami sebagai kepala keluarga at au menj adi single fighter dalam mencari nafkah bagi keluarga (Smet,1994:116). Pengalamanpengalaman ini dapat menjadi stressor yang berat bagi para janda (Hardj ana, 1994:29). Dalam penggalian data awal, peneliti menemukan seorang single parent dewasa madya mengalami masalah stress akibat masalah ekonomi keluarganya semenjak kematian suaminya. Dari wawancara awal pada tanggal 07 November 2010 pada seorang single parent, peneliti mendapat

3 informasi bahwa sejak suami informan meninggal sekitar 3 tahun 10 bulan yang lalu perekonomian keluarga informan menurun drastis. Hal ini menjadi masalah bagi informan karena informan menjadi kesulitan dalam membiayai sekolah anak-anaknya dan dalam membiayai ekonomi keluarganya secara umum. Kesulitan finansial ini juga membuat informan terbelit masalah utang. Dari pengamatan peneliti serta pengakuan informan, keluarga informan sering didatangi para penagih utang karena informan sering kesulitan melunasi utang-utangnya. Kondisi ekonomi informan ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan kondisi ekonomi keluarga informan ketika almarhum suaminya masih hidup. Pendapatan bersih keluarga yang sehari bisa mencapai dua ratus ribu-tiga ratus ribu rupiah, sekarang hanya berkisar dua puluh sampai tiga puluh ribu sehari. Selain itu kebiasaan hang out pada akhir pekan yang sering dilakukan keluarga informan ketika almarhum suami masih hidup, sekarang tidak ada lagi. Masalah ekonomi yang dialami informan ini kemudian menjadi stressor dimana informan kemudian menjadi sering kesulitan tidur malam, menangis, sedih, merasa bersalah, sering mengelamun, dan bahkan nafsu makannya sering hilang. Dalam situasi tertentu juga, informan terkadang masih sulit menerima kenyataan yang dialaminya. Kondisi-kondisi ini merupakan respon informan terhadap kesulitan ekonomi yang dialaminya atau yang disebut stress (Feldman, 1999:505). Ketika seorang individu dihadapkan dengan situasi stress, maka individu tersebut cenderung berusaha untuk mengatasinya. Konsep memecahkan permasalahan atau menghadapi stress ini dalam istilah psikologi disebut coping. Coping merupakan reaksi terhadap tekanan yang berfungsi memecahkan, mengurangi, dan menggantikan kondisi yang penuh tekanan (Weiten, Dunn, & Hammer, 2009:105). Taylor (1999:216) menjelaskan bahwa coping terdiri dari dua tipe yaitu emotion-focused

4 coping atau coping yang dilakukan dengan cara mengatur respon emosional terhadap stress dan problem-focused coping atau coping dengan cara mengubah situasi pemicu stress dimana individu berupaya dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan-keterampilan baru. Menghadapi stressor ekonomi yang dialami keluarganya, informan juga sebenarnya sudah melakukan beberapa strategi coping seperti bekerja, berhemat, mencari pinjaman, dan berdoa. Informan sudah bekerja giat setiap hari namun informan tetap saja sedih karena dengan bekerja informan menjadi jauh dari anak-anaknya dan juga menurut informan pendapatannya masih terlalu kecil bila dibandingkan dengan kebutuhan keluarga informan. Pada bentuk usaha coping yang lain seperti berhemat dan mencari pinjaman terjadi hal yag sama dengan strategi coping bekerja dimana ketiga coping ini justru menimbulkan masalah baru bagi informan seperti perasaan tidak tega melihat anak, perasaan bersalah, sulit menerima kenyataan, atau kesulitan melunasi utang. Kondisi yang dialami informan ini justru bertolak belakang dengan tujuan coping yang secara umum berfungsi memecahkan, mengurangi, dan menggantikan kondisi yang penuh tekanan. Melihat latar belakang permasalahan di atas, peneliti tertarik dan merasa penting untuk mengkaji lebih dalam tentang strategi coping yang dilakukan informan dalam mengatasi masalah ekonomi keluarganya. Selain alasan di atas, penelitian ini juga dinilai penting karena dalam berbagai literatur, peneliti belum menemukan adanya penelitian yang secara khusus mengkaji tentang bagaimana strategi coping pada janda mati dewasa madya terhadap permasalahan ekonomi yang dialaminya. Selama ini, peneliti hanya menemukan penelitian-penelitian yang mengkaji kehidupan para janda pasca kematian suami secara umum, bagaimana dinamika kecemasan para janda terhadap masa depan anak-anaknya, dan coping stress janda dewasa awal, padahal fenomena stress akibat masalah ekonomi pada single

5 parent merupakan fenomena yang sering terjadi di masyarakat, sehingga peneliti menilai kajian tentang strategi coping terhadap masalah ekonomi ini merupakan sesuatu yang sangat bermanfaat. 1.2. Batasan Masalah Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada wanita dewasa madya dengan usia antara 35 tahun-45 tahun dimana masa ini merupakan masa dimana seseorang berusaha untuk mencapai apa yang menjadi tujuan mereka dalam hidup dan dalam keluarga termasuk apa yang mereka impikan untuk anak mereka sehingga ekonomi keluarga menj adi kunci utama dalam keluarga. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh bagaimana cara individu mengatasi permasalahan ekonomi yang muncul semenj ak suaminya meninggal ketika dihadapkan dengan tuntutan memenuhi kebutuhan hidup keluarga atau membiayai sekolah anak-anak mereka. Alasan ini juga yang membuat peneliti memutuskan untuk lebih memfokuskannya lagi pada j and a yang masih memiliki tanggungan anak yang masih sekolah karena dalam kondisi seperti itu tuntutan ekonomi menjadi lebih tinggi dibandingkan pada janda yang tidak memiliki anak yang masih sekolah. 1.3. Fokus Penelitian "Bagaimana strategi coping yang dilakukan wanita single parent dewasa madya dalam mengatasi masalah ekonomi?".

6 1.4. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi coping pada wanita single parent dewasa madya dalam mengatasi masalah ekonomi. 1.5. Manfaat penelitian Adapun hasi penelitian dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat hasil penelitian ini adalah: 1.5.1. Manfaat Teoritis 1. Bagi Psikologi Klinis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang psikologi khususnya psikologi klinis mengenai strategi coping pada wanita single parent dewasa madya dalam mengatasi masalah ekonomi. 1.5.2. Manfaat Praktis 1. Bagi peneliti Hasil penelitian ini akan memberi pemahaman barn bagi peneliti tentang strategi coping terhadap masalah ekonomi pada wanita single parent dewasa madya. 2. Bagi informan Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan untuk mengintrospeksi diri bagi informan mengenai strategi coping yang telah dilakukannya selama ini sehingga informan dapat menyadari apakah strategi coping yang dilakukan selama ini memiliki efek yang positif bagi informan ataukah malah merugikan informan dan orang lain.

7 3. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan serta tambahan informasi dalam melakukan pengembangan penelitian dengan tema-tema serupa agar hasilnya semakin berkualitas 4. Bagi Masyarakat Hasil penelitian dapat menjadi informasi bagi masyarakat sehingga tertanam kesadaran pada masyarakat untuk memberi dukungan bagi para ibu yang suaminya meninggal.