BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. sastra ini dapat disamakan dengan cat dalam seni lukis. Keduanya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

I. PENDAHULUAN. penelitian dari penelitian mengenai citra perempuan dalam novel Bidadari-

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan cabang dari seni yang menjadikan bahasa sebagai mediumnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1)

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

I. PENDAHULUAN. sebagai medianya. Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan kognitif yang diperlukan, tetapi menekankan perkembangan karakter.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia sastra, selain tema, plot, amanat, latar, ataupun gaya bahasa, penokohan

BAB I PENDAHULUAN. terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

I. PENDAHULUAN. terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan terjadinya perubahan jalan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

ASPEK PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan yang ada dalam pikirannya melalui sebuah karya sastra. Karya sastra disebut sebagai wujud gagasan dari kreativitas seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah. Sebagian besar sastra menampilkan gambaran kehidupan masyarakat (kenyataan sosial). Sastra lahir di tengah-tengah masyarakat, sehingga pada akhirnya sastra tetap melibatkan diri pada masyarakat. Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan karya sastra berbentuk prosa yang mengandung serangkaian cerita kehidupan atau dapat pula diartikan sebagai prosa naratif yang kompleks yang didalamnya terjadi konflikkonflik melalui suatu rangkaian peristiwa dalam latar yang spesifik, saling berhubungan satu sama lain dengan melibatkan sejumlah orang (tokoh atau karakter) karena dapat mengungkapkan perihal yang terjadi pada manusia oleh karena itu novel dapat juga disebut sebagai media karya sastra.

2 Novel dibangun melalui berbagai unsur pembangunnya yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia yang nyata lengkap dengan peristiwa-peristiwa didalamnya, sehingga nampak seperti sungguh ada dan terjadi. Unsur tersebut akan dijumpai secara faktual dalam membaca suatu karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung membangun sebuah cerita. Kepaduan antara berbagai unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra akan menciptakan suatu karya sastra yang bagus. Unsur inilah yang akan menyebabkan karya sastra (novel) hadir. Unsur intrinsik adalah unsur yang secara langsung membangun sebuah cerita, seperti tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. Dalam suatu cerita fiksi tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita sama halnya seperti peristiwa dalam kehidupan sehari-hari manusia yang selalu diemban oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu (Aminuddin, 2013: 79). Hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa karya sastra dihasilkan oleh seorang pengarang, tetapi masalah-masalah yang diceritakan adalah masalah-masalah masyarakat pada umumnya. Kenyataan yang dicerminkan dalam karya sastra bukan hanya berupa peristiwa-peristiwa sosial saja namun, perilaku manusia juga merupakan masalah yang disorot para pengarang untuk disajikan kepada pembaca. Bahkan, karya sastra pada dasarnya tidak bisa melepaskan diri dari penggambaran tentang perilaku manusia itu sendiri. Oleh karena itu, sastra bisa dijadikan sarana untuk memahami perilaku manusia.

3 Analisis ini akan difokuskan pada unsur intrinsik, yaitu tokoh dan penokohan. Tokoh dalam karya sastra sama halnya dengan manusia dalam kehidupan seharihari disekitar kita, selalu memiliki watak-watak tertentu. Seringkali lewat tingkah laku kita dapat menentukan bagaimana perwatakannya, Dilihat dari watak yang dimiliki oleh tokoh, dapat dibedakan atas tokoh protagonis dan tokoh antagonis (Aminuddin, 2013:85). Tokoh Protagonis merupakan tokoh yang wataknya disukai pembacanya. Biasanya, watak tokoh semacam ini adalah watak yang baik dan positif, seperti dermawan, jujur, rendah hati, pembela, cerdik, pandai, mandiri, dan setia kawan., sedangkan Tokoh Antagonis adalah tokoh yang wataknya dibenci pembacanya. Tokoh ini biasanya digambarkan sebagai tokoh yang berwatak buruk dan negative, seperti pendendam, culas, pembohong, menghalalkan segala cara, sombong, iri, suka pamer, dan ambisius. Perilaku agresif seringkali dilakukan manusia sebagai tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan atau lingkungan sekitarnya, dengan adanya perilaku agresif sebagai tindakan yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan kerugian pada orang lain, binatang, atau benda mati kita dapat dengan mudah menentukan watak yang dimiliki orang tersebut. Hal ini pun terkadang banyak terdapat dalam karya sastra yang berupa prosa fiksi (novel), perilaku agresif terkadang pula banyak ditunjukkan oleh pengarang pada tokoh-tokoh dalam ceritanya sebagai bentuk pernyataan kepada pembaca watak yang dimiliki para tokohnya. Dalam kehidupan sehari-hari, jarang ada orang yang mempunyai watak yang seluruhnya baik. Selain kebaikan, orang mempunyai kelemahan. Kelemahan inilah yang bisa menimbulkan perilaku agresif. Oleh karena itu, ada juga watak protagonis yang menggambarkan dua sisi kepribadian yang berbeda. misalnya,

4 ada tokoh yang mempunyai profesi sebagai pencuri. Ia memang jahat, tetapi ia begitu sayang kepada anak dan istrinya sehingga anak dan istrinya juga begitu sayang kepadanya. Perilaku tokoh protagonis yang mempunyai profesi sebagai pencuri tersebut menyatakan bahwa ia berperilaku agresif. Meskipun demikian, ada juga tokoh-tokoh antagonis yang bercampur dengan sifat-sifat yang baik. Contohnya, tokoh yang jujur, tetapi dengan kejujurannya itu justru mencelakakan temannya hal ini juga sama saja dengan menyatakan tokoh tersebut berprilaku agresif. Perilaku agresif yang dimiliki tokoh dalam sebuah cerita sama saja halnya dengan manusia dalam kehidupan sehari-hari, perilaku agresif yang tokoh lakukan tidak serta merta dilakukan tanpa alasan. Ketika tokoh melakukkan tindakan agresif pasti memiliki faktor-faktor penyebab yang mendorong mereka melakukan tindakan tersebut. Oleh karena itu dalam meneliti karya sastra dibutuhkan pula teori-teori di luar sastra untuk menginterpretasikan sebuah karya sastra. Teori-teori di luar sastra itu, misalnya psikologi. Salah satu alasan mengapa psikologi masuk ke dalam studi sastra adalah untuk mengetahui perilaku dan motivasi para tokoh dalam karya sastra yang langsung maupun tidak langsung mencerminkan perilaku dan motivasi manusia. Penulis tertarik meneliti perilaku agresif manusia yang muncul pada diri para tokoh dalam karya sastra karena menurut peniliti penting untuk kita mengetahui apa saja tindakan-tindakan agresif yang seringkali muncul pada tokoh-tokoh dalam novel sebagai cerminan sikap manusia yang sesungguhnya serta penyebab munculnya perilaku tersebut sehingga dapat pula mengetahui bagaimana cara untuk menanggualangi

5 permasalahan psikologis tersebut dengan cara yang lebih baik sehingga dapat dijadikan pembelajaran atau peneladanan kenyataan yang dialaminya. Meneliti perilaku agresif manusia dalam sebuah karya sastra memiliki kelebihan sebagai sarana dalam memahami perilaku manusia. Dalam karya sastra, kehidupan sehari-hari ditinjau oleh sastrawan dan diberi makna, diberi arti. Dengan demikian, pembaca mendapat segi-segi baru bagi kehidupan yang dikenalinya sehari-hari dari pandangan dan perenungan yang diberikan sastrawan. Begitu pula dalam kaitan dengan perilaku manusia, pembaca mendapatkan pemahaman lebih dari pandangan yang diberikan sastrawan. Sebelumnya, Edi Suyanto, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Lampung pada tahun 2012 pernah menulis buku yang berjudul Perilaku Tokoh dalam Cerpen Indonesia (Kajian Sosio-Psikosastra terhadap Cerpen Agus Noor dan Joni Ariadinata) yang dalam penelitiannya berdasarkan teori kepribadian Freud karya sastra dapat dijadikan kunci untuk memahami perilaku manusia sehingga dalam penelitian ini penulis merujuk kepada teori-teori yang dipergunakan dalam penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya. Penulis memilih novel Emak Aku Minta Surgamu Ya karya Taufiqqurahman Al- Azizy sebagai sumber data penelitian karena novel ini termasuk ke dalam jajaran novel bestseller. Kemunculan novel Emak Aku Minta Surgamu Ya mendapat tanggapan positif dari para penikmat sastra. Novel ini memuat kisah moral yang dikemas secara menarik oleh Taufiqqurahman Al-Azizy. Novel ini memberikan pesan moral, serta pelajaran hidup bagi pembaca melalui perkembangan watak para tokoh didalamnya.

6 Novel ini terbit pada tahun 2013 yang bercerita tentang kisah kedua kakak beradik yaitu pak Haris dan mak Ijah yang saling berebut sawah warisan orang tuanya. Mereka sama-sama tidak ingin mengalah. Kebencian di antara keduanya menurun pada anak-anak mereka. Terutama pada Nugroho anak kandung pak Haris. Nugroho adalah pemuda yang hidup berkecukupan yang dapat menikmati pendidikan hingga perguruan tinggi, sedangkan sepupunya Dimas anak kandung mak Ijah harus puas tinggal di sebuah gubuk dan putus sekolah. Keduanya bagaikan bumi dan langit. Nugroho amat membenci Dimas. Namun tidak demikian dengan Dimas. Sayangnya Nugroho menganggap Dimas munafik, sehingga keadaan semakin hari semakin buruk, sehingga keduanya jauh dari kata damai. Dalam novel ini penulis akan menganalisis perilaku agresif yang dilakukan oleh tiap tokoh kepada tokoh lain yang dibencinya. Novel Emak Aku Minta Surgamu Ya mengandung pesan bahwa hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan sehingga pembaca diajak untuk saling menghargai dan menyayangi sesama manusia dan menghilangkan sifat iri dengki terhadap sesama. Berkaitan dengan pembelajaran sastra di SMA, salah satu karya sastra yang diajarkan di SMA adalah novel. Karya sastra yang akan digunakan sebagai bahan ajar unsur-unsur intrinsik harus melalui proses pemilihan. Hal itu disebabkan semakin meningkatnya perkembangan karya sastra yakni semakin banyak karya sastra dengan kisah atau cerita yang beragam. Perlu diingat bahwa tidak semua karya sastra, khususnya novel baik untuk dibaca. Hal itu disebabkan tidak semua novel mengandung nilai pendidikan, agama, moral, sosial, dan budaya. Karya-karya sastra yang akan digunakan sebagai bahan

7 ajar unsur-unsur intrinsik harus memiliki faedah, misalnya faedah bagi pendidikan, seperti membantu meningkatkan keterampilan berbahasa dan lainlain. Tokoh dan Penokohan sangat erat hubungannya dengan mata pelajaran sastra Indonesia di sekolah. Tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia secara umum salah satunya yaitu siswa mampu memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan untuk menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Tujuan pembelajaran ini dikatakan berhasil apabila siswa mampu menerapkan hal-hal yang tercantum dalam tujuan pembelajaran tersebut. Pengalaman peneliti saat menjadi siswa di SMA, pengetahuan siswa tentang perilaku agresif tokoh dalam sebuah novel tergolong kurang dan minat belajar mereka rendah. Adapun Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kelas X pada Silabus Kurikulum 2013 di tingkat SMA yang berkaitan dengan kajian yang dilakukan oleh peneliti yaitu KI 3 (Kompetensi Inti) yaitu memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah dengan Kompetensi Dasar (Kemampuan Bersastra) 3.7 Mengidentifikasi tema, amanat, tokoh, alur,

8 latar, sudut pandang, amanat, dan tema cerita hikayat yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman.. Dalam penelitian ini, peneliti memilih menganalisis perilaku agresif tokoh utama yang terdapat dalam novel Emak Aku Minta Surgamu Ya... karya Taufiqqurahman Al-Azizy yang bertujuan memberikan pengetahuan secara faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Terkait dengan pembelajaran sastra di sekolah, kegiatan menganalisis perilaku agresif tokoh dalam novel bertujuan mendidik siswa. Dengan menganalisis perilaku agresif tokoh diharapkan siswa mampu memetik pelajaran untuk mengahadapi permasalahan hidup dengan cara yang baik dan membantu mengembangkan kepribadiannya sehingga tujuan pembelajaran menurut Rahmanto (1988: 5), yakni menunjang pembentukan watak dapat terwujud. Oleh karena itu pengajaran sastra di sekolah diharapkan dapat memberikan sumbangan yang maksimal untuk pendidikan secara utuh. Pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat, yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 16). Berdasarkan uraian di atas, penulis hendak meneliti perilaku agresif tokoh utama pada novel Emak Aku Minta Surgamu Ya karya Taufiqqurahman Al-Azizy dan kelayakannya sebagai bahan ajar di SMA.

9 1.2 Rumusan Masalah Mengingat tokoh dalam novel Emak Aku Minta Surgamu Ya.. karya Taufiqqurahman Al-Azizy cukup banyak, dalam hal ini peneliti membatasi khusus pada tokoh utama saja. Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah perilaku agresif tokoh utama dalam novel Emak Aku Minta Surgamu Ya.. karya Taufiqqurahman Al-Azizy dan kelayakannya sebagai bahan ajar sastra di SMA 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan perilaku agresif tokoh utama dalam novel Emak Aku Minta Surgamu Ya.. karya Taufiqqurahman Al-Azizy dan mendeskripsikan kelayakannya sebagai bahan ajar sastra di SMA. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat (a) memberikan gambaran, wawasan, dan pengetahuan bagi pembaca tentang perilaku agresif tokoh, (b) memberikan informasi bagi pembaca tentang perilaku agresif yang dilakukan tokoh dalam novel, (c) penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat secara akademis, yaitu dapat menambahkan refrensi penelitian di bidang kesastraan khususnya analisis perilaku agresif tokoh dalam novel dan (d) membantu guru bidang studi Bahasa Indonesia untuk mencari alternatif bahan pembelajaran sastra, khususnya di tingkat SMA.

10 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencangkup hal-hal sebagai berikut: 1. Subjek dalam penelitian ini adalah novel Emak Aku Minta Surgamu Ya karya Taufiqqurahman Al-Azizy 2. Fokus dalam penelitian ini adalah perilaku agresif tokoh utama dan kelayakan novel Emak Aku Minta Surgamu Ya karya Taufiqqurahman Al-Azizy terhadap pembelajaran sastra di SMA..