PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI PBM UNTUK MELATIH KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS VII SMP

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

SAMPAH. , Winarsih 2 ) dan Martini 3) Abstrak. Abstract. and the positive UAN PENDAHULU. aktif. mengajar. yang. yang diperoleh

THE DEVELOPMENT STUDENT WORKSHEETS ON THEME ENVIRONTMENTAL (SOIL) POLLUTION" WITH THE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) WHICH SCIENCE PROCESS SKILL

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

Abstrak. : Desi Hartinah, Dr. Insih Wilujeng, dan Purwanti Widhy H, M. Pd, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

Abstrak PENDAHULUAN ISSN : X

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

Pengembangan Alat Praktikum Gelombang Stasioner untuk Melatihkan Keterampilan Proses Siswa SMA Kelas XI

Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2.

Pengembangan Media Pembelajaran Robot Transporter Pada Mata Kuliah Elektromekanik S1 Pendidikan Teknik Elektro IKIP PGRI Madiun

FORMULATING PROBLEM AND MAKING HYPOTHESIS SKILLS THROUGH DEVELOPMENT WORKSHEET BASED INQUIRY ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SUBJECT MATTER

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PEWARNAAN RAMBUT ARTISTIK

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA SMP/MTs BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN MENGINTEGRASIKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 KAMAL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

RANCANG BANGUN PERANGKAT PEMBELAJARAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI MATRIKS UNTUK KELAS X SMKN 4 PADANG. Oleh

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PADA MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMPN 24 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT

Kata Kunci : LKS scaffolding, sumber pembelajaran, faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi, kelayakan

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

Roma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) phone :

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan. pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

EFFECT OF MODEL PROBLEM BASED LEARNING WITH CONTEXTUAL APPROACH TO ACTIVITY AND RESULTS OF BIOLOGY CLASS LEARNING IPA VII SMP NEGERI 1 SIBULUE

Tri Andari, Pengembangnan Perangkat Pembelajaran... Tri Andari 1 Restu Lusiana 2

Kata Kunci: Pengembangan perangkat, Problem Based Learning (PBL), kompetensi siswa.

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

E-journal Prodi Edisi 1

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING

BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas Pendidikan Guru Sekalah Dasar Universitas Kanjuruhan Malang

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENGEMBANGAN MATERI SEGI EMPAT BERBASIS KONTEKSTUAL KELAS VII SMPN 2 BAKUNG

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

IPA TEMA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS PEDAGOGY FOR SUSTAINABILITY

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, 7-11 ISSN:

Zuli Rahayu 1, Kartini 2, Sehatta Saragih 3 Hp :

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 3 LUBUK BASUNG.

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI DI KELAS VIII MTs NEGERI 2 SURABAYA

DEVELOP MATHEMATICS LEARNING INSTRUMENTS WITH APPROACH REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) ON PLANE OF TRIANGLE FOR 7 th GRADE SMP/ MTs

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

Radiasi Vol.5 No.1.September2014

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER POSITIF SISWA SD

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU TEMA LETUSAN GUNUNG BERAPI KELAS VII DI SMP NEGERI 1 KAMAL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN KEMASYARAKATAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA BERPIKIR SECARA KRITIS DALAM MENGHADAPI MEA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

PENGEMBANGAN LKPD IPA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK KELAS VII

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN KELAS VII SMP/MTs

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA UJI INDEKS BIAS ZAT CAIR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA PADA SUB MATERI PEMANTULAN DAN PEMBIASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Untuk Melatihkan Keterampilan Sosial Siswa

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

Kelayakan Perangkat Pembelajaran Berorientasi PBI dan Pendidikan Karakter pada Materi Daur Ulang Limbah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING BERBASIS NEEDS ASSESMENT PADA MATERI RUANG-n EUCLIDES

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE INTEGRATED BERORIENTASI INKUIRI PADA TEMA MIKROBA DALAM LINGKUNGAN UNTUK SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

Transkripsi:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI PBM UNTUK MELATIH KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS VII SMP Anis Mufarrohah Afiliasi (Pendidikan Sains, FMIPA, UNESA) anismufarr@gmail.com Winarsih 2), dan An Nuril Maulida F 3), Afiliasi (Program Studi, Fakultas, Universitas) dan Alamat e-mail Abstrak PBM (Pembelajaran Berdasarkan Masalah) didefinisikan sebagai pembelajaran yang membantu siswa untuk belajar keterampilan melalui permasalahan autentik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kelayakan perangkat pembelajaran yang meliputi kesahihan (validitas), keterlaksanaan pembelajaran, keterampilan proses sains siswa, hasil belajar siswa dan respon siswa terhadap perangkat pembelajaran berorientasi PBM (Pembelajaran Berdasarkan Masalah) pada materi pencemaran lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yakni model 4-D (define, design, develop, dan desseminate), tetapi penelitian ini hanya terbatas sampai pada tahap develop. Hasil penelitian menunjukkan kelayakan perangkat pembelajaran dengan rata-rata total sebesar 3,1 dengan kriteria baik. Keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu sebesar 76,5% dengan kriteria baik sedangkan pada pertemuan kedua sebesar 82,4% dengan kriteria baik. Keterampilan proses sains siswa pada pertemuan pertama dan kedua dinyatakan tuntas 100% dengan kriteria baik dan Sangat. Respon siswa terhadap kelayakan perangkat mendapatkan ratarata presentase sebesar 98,7% dengan kriteria baik, artinya perangkat pembelajaran berorientasi PBM mendapatkan respon positif dari siswa.. Kata Kunci: PBM (Pembelajaran Berdasarkan Masalah), Keterampilan Proses sains, Pencemaran Lingkungan. Abstract PBM (Problem Based Learning) is defined as learning that helps students to learn skills through authentic problems. This study aimed to describe the feasibility of learning tools that include validity (validity), materialize learning, science process skills of students, student learning outcomes and student response to the PBM-oriented learning device (Problem Based Learning) in the matter of environmental pollution. This research is the development of model 4-D (define, design, develop, and desseminate), but this study is limited to the stages develop. The results showed the feasibility study with an average total of 3.1 with good criterion. Materialize learning at the first meeting that is equal to 76.5% with good criteria, while at the second meeting amounted to 82.4% with good criterion. Science process skills of students in the first meeting and the second declared complete 100% with the criteria of "good" and "Very Good". Students' response to the feasibility of the device to get an average percentage of 98.7% with good criteria once, meaning oriented learning device PBM get a positive response from students PENDAHULUAN IPA Terpadu adalah sebuah pendekatan integratif sudut pandang/tinjauan semua bidang kajian untuk memecahkan permasalahan. Pembelajaran terpadu bertujuan agar siswa mempunyai pengetahuan IPA yang utuh untuk menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA terpadu memiliki karakteristik yaitu melatihkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA antara lain: mengidentifikasi masalah, melakukan pengamatan, menyusun hipotesis, merancang dan melakukan pengamatan serta menarik kesimpulan. Keterampilan proses sains dapat 1

mengembangkan sikap dan nilai ilmiah antara lain: rasa ingin tahu, terbuka, jujur, cermat, disiplin dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Tujuan pembelajan IPA Terpadu salah satunya yaitu dapat mempermudah dan memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap dan memahami keterkaitan antara konsep pengetahuan dengan nilai atau tindakan yang termuat dalam materi tersebut. Terkait dengan model pembelajaran, salah satu model yang dapat melibatkan peran aktif siswa untuk bekerjasama dalam rangka memaksimalkan kondisi belajar adalah model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM). PBM diawali dengan penyajian suatu masalah pada siswa yang kemudian dilakukan penyelidikan untuk memperoleh penyelesaian masalah tersebut sehingga secara tidak langsung siswa dapat melatih keterampilan proses sains tentang penyelesaian masalah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA SMP Islam Add Dasuqi juga didukung oleh hasil wawancara pada beberapa siswa di SMP Islam Add Dasuqi Tanjung Bumi, Guru IPA kelas VII mengungkapkan belum pernah menggunakan perangkat pembelajaran berdasarkan masalah, guru lebih sering menggunakan model pembelajaran tipe STAD, namun hasil materi yang diperoleh siswa hanya sampai pada memori jangka pendek saja. Responden mengatakan bahwa pelajaran IPA sangat menarik untuk dipelajari, namun ada beberapa materi yang sulit dipahami karena materinya banyak hafalan dan penalaran. Responden menganggap suasana belajar IPA yang menyenangkan adalah belajar sambil mengamati dan berdiskusi, karena belajar sambil berdiskusi memudahkan mereka untuk memahami materi dan memecahkan masalah, juga kerjasama antar teman semakin terasah. Adapun kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran berdasarkan masalah, PBM memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan model pengajaran lainnya, diantaranya sebagai berikut. Mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas, Mendorong siswa melakukan pengamatan dan dialog dengan orang, Pencemaran lingkungan terjadi karena aktivitas manusia yang menyebabkan lingkungan tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Akan tetapi, seringkali pemanfaatan sumber daya alam tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan. Akibatnya timbulah pencemaran dan kerusakan lingkungan. Apabila kamu berada di kawasan industri, kamu akan melihat pabrik-pabrik mengeluarkan asap hitam dari cerobong pabrik. Asap tersebut mengandung racun sehingga lingkungan yang alami dapat berubah akibat racun asap tersebut. Selain asap, pabrik menghasilkan limbah cair yang dibuang ke sungai. Limbah tersebut mengandung racun yang membahayakan bagi kehidupan air. METODE Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pengembangan, yaitu mengembangkan perangkat pembelajaran berorientasi Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM) pada kelas VII SMP yang terdiri atas Silabus, RPP, Hand out, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan instrumen penilaian. Penelitian ini mengacu pada model pengembangan perangkat seperti yang disarankan oleh Thiagarajan, penelitian ini menggunakan model 4-D (four D Models) karena hanya mengembangkan perangkat. Perangkat yang dikembangkan merupakan perangkat pembelajaran IPA terpadu materi pencemaran lingkungan. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, and Disseminate (Ibrahim, 2002). penelitian ini dilakukan di SMP Islam Add Dasuqi Tanjung Bumi Bangkalan pada siswa/siswi kelas VIIC SMP tahun ajaran 2015-2016 yang dilaksanakan pada bulan januari. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 22 januari 2016 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 25 januari 2016. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tahap Pendefinisian, tahap perancangan, dan tahap pengembangan. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu Lembar validasi, Lembar observasi, Lembar pre-test dan post-test, dan Lembar Angket Respon siswa. Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan tiga metode, yaitu metode validasi, metode observasi, metode tes, dan metode angket. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh yaitu: 1. Analisis hasil validasi perangkat diperoleh melalui rumus: Skor Validasi = 2. Analisis lembar observasi keterampilan proses sains siswa diperoleh melalui rumus: Skor akhir = (Jumlah skor yang diperoleh : Jumlah skor maksimum) x 4. 3. Analisis lembar pre-test dan post-test diperoleh melalui rumus: Nilai siswa = x 4. 4. Analisis angket respon siswa diperoleh melalui rumus: Presentase jawaban responden = (jumlah siswa yang menjawab : jumlah responden) x 100% HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan model Pembelajaran berdasarkan masalah untuk melatih keterampilan proses sains pada materi Pencemaran Lingkungan di kelas VII-C SMP Negeri 1 Tanjung Bumi Bangkalan dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Tabel hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran disajikan pada tabel 4.11 sebagai berikut. Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Aspek yang Pertemua Pertemu No. diamati n 1 an 2 1 Persiapan 75,0% 81,3%

No. Aspek yang Pertemua Pertemu diamati n 1 an 2 2 Pelaksanaan 83,3% 81,3% 3 Pengelolaan waktu 75,0% 74,2% 4 Penggunaan bahasa 75,0% 87,5% 5 Suasana kelas 74,2% 87,5% Rata-rata 76,5% 82,4% Kriteria Berdasarkan hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran berorientasi PBM (Pembelajaran Berdasarkan Masalah) maka diperoleh rata-rata keterlaksanaan pada pertemuan pertama sebesar 76,5% dan pada pertemuan kedua sebesar 82,4% dengan kriteria sama yaitu. Secara keseluruhan rata-rata keterlaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan kenaikan presentase pada aspek persiapan yang mulanya 75,0% menjadi 81,3%, presentase penggunaan bahasa yang mulanya 75,0% menjadi 87,5% dan presentase suasana kelas yang mulanya 83,3% menjadi 87,5% sedangkan aspek yang lain seperti pelaksanaan dan pengelolaan waktu mengalami penurunan. Analisis Aktivitas Siswa Pengamatan aktivitas siswa dilakukan dengan memilih 4 kelompok secara acak dari 6 kelompok yang ada. Pemilihan 4 kelompok tersebut dianggap sudah mewakili aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran model diskusi strategi Beach Ball. Pengamat yang terdiri dari 4 orang dengan 1 orang mengamati 1 kelompok yang terdiri dari 6 orang siswa. Aktivitas siswa diamati setiap 4 menit. Hasil pengamatan aktivitas siswa disajikan pada tabel 4.3 berikut. Data aktivitas siswa dalam setiap aspek yang diamati mulai dari pertemuan pertama hingga ketiga dapat dilihat pada tabel 4.3. Dari tabel tersebut dapat dilihat terdapat tiga aspek yang mendapatkan persentase tinggi yaitu aspek mengemukakan pendapat, bertanya kepada guru dan teman serta aspek berdiskusi dengan teman. Ketiga aspek tersebut yang digunakan untuk melatihkan keterampilan komunikasi siswa. Aktivitas pertama yang mendapatkan persentase tinggi yaitu mengemukakan pendapat dengan persentase rata-rata selama tiga kali pertemuan sebesar 22,02%. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan diskusi menurut Arends (2008) bahwa Diskusi meningkatkan keterlibatan dan engagement siswa. Diskusi memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara dan memainkan ide-idenya sendiri di depan umum dan memberikan motivasi untuk terlibat di dalam wacana di luar kelas. Aktivitas kedua yang mendapat persentase tinggi yaitu bertanya kepada guru atau teman dengan rata-rata persentase selama tiga kali pertemuan sebesar 17,43%. Hal ini sesuai pendapat dari Sanjaya (2006) bahwa bertanya merupakan refleksi dari keingintahuan seseorang dan juga sebagai salah satu indikator seseorang berfikir. Hal tersebut juga selaras dengan tujuan diskusi yang diungkapkan oleh Arends (2008) bahwa diskusi digunakan oleh guru untuk membantu siswa mempelajari berbagai keterampilan komunikasi dan proses berfikir yang penting. Aktivitas ketiga yang mendapat persentase tinggi yaitu berdiskusi dengan teman dengan rata-rata persentase selama tiga kali pertemuan sebesar 13,68%. Hal ini sesuai dengan pendapat Naim (2011) yang menyatakan jika diskusi dilaksanakan secara maksimal akan memberikan manfaat yang besar bagi siswa, tidak hanya penguasaan materi, tetapi juga melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat, menghargai perbedaan, mengelola kebersamaan, dan menentukan solusi terhadap sauatu masalah. Selain tiga aktivitas yang digunakan untuk melatihkan keterampilan komunikasi, pada tabel 4.3 juga dapat dilihat terdapat aktivitas yang mendapat persentase paling rendah yaitu aktivitas prilaku yang tidak relevan seperti bergurau, berjalan dan mengantuk. Aktivitas tersebut mendapatkan persentase rata-rata selama tiga kali pertemuan sebesar 0,48%. Hal ini sejalan dengan pendapat Arends (2008) yang menyatakan bahwa teknik beach ball terutama efektif untuk siswa-siswa yang lebih muda, untuk memperluas partisipasi dan mendorong siswa untuk berbicara satu-persatu. Keterampilan komunikasi pada penelitian ini dilihat dari persentase siswa yang bertanya dan mengemukakan pendapat yang diperoleh melalui aktivitas siswa. Berdasarkan tabel aktivitas siswa menunjukkan bahwa persentase aktivitas mengemukakan pendapat mengalami peningkatan tiap pertemuan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang pada awalnya takut dan malu saat mengemukakan pendapatnya, dengan menerapkan model diskusi strategi beach ball ternyata semakin sering mengemukakan pendapatnya pada setiap pertemuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Arends (2008) bahwa diskusi dapat meningkatkan keterlibatan dan engagement siswa. Maryanti (2010) menyatakan bahwa semakin baik aktivitas siswa, semakin baik pula keterampilan komunikasinya. Keterampilan komunikasi siswa dalam bertanya juga mengalami peningkatan setiap pertemuan. Persentase tersebut menunjukkan frekuensi mereka menanyakan materi ataupun pendapat siswa lain yang belum mereka pahami. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi mereka dalam bertanya semakin baik. Hal tersebut juga selaras dengan tujuan diskusi yang diungkapkan oleh Arends (2008) bahwa diskusi digunakan oleh guru untuk membantu siswa mempelajari berbagai keterampilan komunikasi dan proses berfikir yang penting. Analisis Hasil Belajar Siswa sebagai Data Pendukung Hasil belajar siswa pada domain kognitif secara individu diperoleh dari hasil pre-test dan post-test yang dilakukan pada awal dan akhir pembelajaran. Pre-test dan post-test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan setelah mengikuti proses pembelajaran berdasarkan masalah. Dikatakan tuntas apabila mencapai nilai 2,66. Berikut data hasil pre-test dan post-test siswa kelas VII-C disajikan dalam Tabel 4.8. 3

Tabel 4.8. Data hasil Pre-test dan post-test Siswa Kelas VII-C pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Materi Pencemaran Lingkungan. Nomor Urut Siswa Hasil Pre-test Konversi Predikat Ketuntasan 1 1,24 D 2 2,36 C + 3 1,32 D + 4 2,95 B 5 1,72 C - 6 0,58 D 7 1,54 C - 8 1,44 D + 9 1,36 D + 10 2,86 B 11 1,36 D + 12 2,56 B - 13 2,32 C + 14 2,08 C 15 1,24 D + 16 2,29 C + 17 1,24 D + 18 1,32 D + 19 1,24 D + 20 2,28 C + Hasil post-test siswa kelas VII dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.9 Hasil Post-test Siswa kelas VII Nomor Urut Siswa Berdasarkan tabel 4.8. dapat dilihat bahwa hasil pretest dari 20 siswa terdapat 20 siswa yang tidak tuntas dan hasil post-test dari 20 siswa terdapat 19 siswa dinyatakan tuntas dan 1 siswa yang dinyatakan tidak tuntas. Sehingga dari jumlah siswa yang dinyatakan tuntas dapat dikatakan bahwa ketuntasan mencapai 95%. Analisis Respon Siswa Angket respon siswa dibagikan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran Berdasarkan Masalah pada materi Pencemaran Lingkungan yang telah dilakukan selama 2 kali pertemuan. Angket tersebut berisi 8 pernyataan tentang pendapat siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berikut disajikan rekapitulasi hasil respon siswa pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Hasil Analisis Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Materi Pencemaran Lingkungan Uraian Pendapat Proses pembelajaran berorientasi PBM menarik dan menyenangkan Saya lebih mudah memahami materi yang di sampaikan menggunakan proses pembelajaran berorientasi PBM Buku ajar yang diberikan jelas dan menarik sehingga memudahkan Hasil Post-test Konversi Predikat Ketuntasan 1 3,39 B + 2 3,56 A - 3 3,32 B + 4 4,00 A 5 2,95 B 6 3,12 B 7 3,56 A - 8 3,45 B + 9 3,45 B + 10 3,32 B + 11 1,90 C Presentase kelayakan 12 3,58 B 13 3,32 B + 14 3,50 B + 15 3,45 B + 16 3,25 B + 17 3,28 B + 18 3,56 A - 19 3,45 B + 20 3,56 A - Kriteria

Uraian Pendapat memahami materi yang disampaikan LKS yang diberikan mudah dipahami Guru terlibat aktif dalam proses belajar mengajar Tes yang diberikan sesuai dengan materi yang diberikan Pembelajaran IPA yang diberikan oleh guru, baru bagi saya Konsep dalam materi yang disampaikan, tersampaikan dengan baik dan saya memahaminya Presentase kelayakan 95,0% 95,0% Kriteria Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap pengembangan (develop). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada tahap penyebaran (dessiminate) untuk kesempurnaan penelitian dan menghasilkan perangkat pembelajaran yang dapat diguanakan secara luas dan lebih baik lagi. 2. Selama pelaksanaan uji coba, perlu memperhatikan kemampuan penguasaan kelas sehingga dapat mengantisipasi gangguangangguan yang terjadi di dalam kelas. 3. Pengelolaan waktu pembelajaran yang dilakukan harus optimal, karena masih terdapat beberapa siswa yang kurang memahami tentang pengamatan yang dilakukan dan peneliti harus menjelaskan satu persatu sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. PENUTUP Keterangan : (0-20)% : Kurang (61-80)% : (21-40)% : Kurang (81-100)% : (41-60)% : Cukup Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran berorientasi PBM (Pembelajaran Berdasarkan Masalah) pada materi pencemaran lingkungan untuk melatih keterampilan proses sains siswa kelas VII-C SMP Islam Add Dasuqi layak digunakan ditinjau dari beberapa aspek yaitu: 1. Kesahihan (validitas) perangkat pembelajaran berorientasi PBM (Pembelajaran Berdasarkan Masalah) secara teoritis layak untuk digunakan, rata-rata total sebesar 3,1 dengan kriteria baik. 2. Perangkat pembelajaran berorientasi PBM (Pembelajaran Berdasarkan Masalah) secara empiris layak digunakan setelah ditinjau dari 3 aspek yaitu keterlaksanaan pembelajaran, keterampilan proses sains siswa dan hasil angket respon siswa. Keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu sebesar 76,5% dengan kriteria baik sedangkan pada pertemuan kedua sebesar 82,4% dengan kriteria baik. Keterampilan proses sains siswa pada pertemuan pertama dan kedua dinyatakan tuntas 100% dengan kriteria baik dan Sangat. Hasil angket respon siswa dengan rata-rata total presentase sebesar 98,7% dengan kriteria baik. DAFTAR PUSTAKA Agustina, Vina. 2011. Dampak Negatif Sampah dan Cara Penanggulangannya. Diunduh di http://vinagustina9c.blogspot.com/2011/03/d ampak negatif-sampah-dan-cara.html. pada tanggal 3 April 2015 Anonym. 2012. Jenis Sampah. Diunduh di http://wong168. Wordpress. Com/2012/03/07/jenis sampah. Pada tanggal 3 April 2015. Arends, Richard. 2004. Learning to Teach. New york: Mc Graw Hill. Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta. PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1999a. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara. Arnold M. 2007. Pembelajaran IPA Terpadu. Diunduh di http://jeperi.blogspot.com/2017/06/pembelaj aran ipa terpadu.html.pada tanggal 6 januari 2014. Azwar, Azrul. 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta. Pt. Mutiara Sumber Widya. Buku IPA SMP kelas VII karangan Asep Suryatna dan Enjah Takari R, 2007, Penerbit: Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs). http://www.puskur.net. Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang. IKIP Semarang Press. Ibrahim. 2005. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya. Unesa University Press. Ibrahim, dkk. 2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Surabaya. Unesa University Press. 5

Ibrahim. 2012. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya. Unesa University Press. Joni, T.R, dkk. 1996b. Materi Pokok Pembelajaran Terpadu S-2 Pendidikan Dasar. Jakarta. Depdikbud. Meliala, Dedy. 2012. Pengertian, Jenis Dan Dampak Negative Sampah. Diunduh di http:// dedymeliala.blogspot.com/2012/05/pengertia n-jenis-dampak-negatif-sampah.html/. pada tanggal 3 April 2015. Mitarlis, Mulyaningsih. 2009. Pembelajaran IPA Terpadu. Surabaya. Unesa University Press. Nur, M. 2011. Kumpulan Instrumen Pengembangan Perangkat RPP, Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah (PSMS) Universitas Negeri Surabaya. Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian cetakan ke VII. Bandung : Alfabeta Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung. Alfabeta. Semiawan, C, Tangyong, A. F., Belen, S., Matahelemual, Y., dan Suseloardjo, W. 1990. Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimanakah Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Thiagarajan, S., Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children. Source Book. Bloomington: Center for Innovation on Teaching the Handicapped. Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada media group. Wahono, dkk. 2013. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Wahono, dkk. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Wardhana, Wisnu Arya. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta. ANDI.