Pengantar. September 2010 Sekretaris KPAN. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH 2

dokumen-dokumen yang mirip
Memperkuat Peran Daerah

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

INDONESIA Percentage below / above median

C UN MURNI Tahun

CEDERA. Website:

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

KESEHATAN ANAK. Website:

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

Profil Keaksaraan: Hasil Sensus Penduduk 2010

Disabilitas. Website:

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

SELAYANG PANDANG SIMLUH KP

IPM 2013 Prov. Kep. Riau (Perbandingan Kab-Kota)

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

LAPORAN QUICK COUNT PEMILU LEGISLATIF

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN PENDENGARAN. Website:

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

STATUS GIZI. Website:

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

Interactive clinical Case Family. Prof. DR. Dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD, KAI, dyah a. waluyo

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan Maret Kabar Menara Topas 9

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2017

Pertemuan Evaluasi Program GWL. Untuk mendapatkan masukan dan rekomendasi pengembangan program

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN

BERITA RESMI STATISTIK

Memahami Arti Penting Mempelajari Studi Implementasi Kebijakan Publik

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

Kesehatan Gigi danmulut. Website:

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I-2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2016

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA

Dr Siti Nadia M Epid Kasubdit P2 AIDS dan PMS Kementerian Kesehatan RI. Forum Nasional Jaringan Kebijakan Kesehatan

RISET KESEHATAN DASAR 2010 BLOK

BAB 1 : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH

PENGANTAR WORKSHOP PEMUTAKHIRAN, VALIDASI DAN EVALUASI DATA SIMLUHKP TAHAP I TAHUN BPPP Banyuwangi, 4 Februari 2015

EVIDENCE KAMPANYE GIZI SEIMBANG MEMASUKI 1000 HPK ( SDT- SKMI 2014)

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

PENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2016

Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

PERKEMBANGAN PENILAIAN KABUPATEN/KOTA PEDULI HAK ASASI MANUSIA

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA

KEBUTUHAN FORMASI CPNS BNN TAHUN 2013

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI JAWA TIMUR

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DIY

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan April Kabar Menara Topas 9

Satiti Retno Pudjiati. Departemen Dermatologi dan Venereologi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BENGKULU

ProfilAnggotaDPRdan DPDRI Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik FISIP UniversitasIndonesia 26 September 2014

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2016

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA BARAT

HASIL DAN PEMBAHASAN

FARMASI DAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL. Website:

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. 07 November 2016

Keragaan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Kasus HIV-

Revisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan. Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev

Transkripsi:

1

Pengantar Peta epidemi HIV secara nasional memperlihatkan dimana konsentrasi penyakit itu terjadi di Indonesia. Informasi ini dalam perencanaan strategik diperlukan untuk menetapkan muatan program dan ke wilayah mana program tersebut harusditujukan. StrategidanRencanaAksiNasional(SRAN) PenanggulanganAIDS di Indonesia 2010 2014 menggunakan pendekatan yang komprehensif, yaitu pencegahan, pengobatan, mitigasi dampak dan penguatan sistem kesehatan dan komunitas. Untuk dapat mencapai MDG Goal 6, maka pencegahan penularan HIV mutlak harus ditingkatkan, sehingga peta rawan terjadinya infeksi HIV menjadi lebih penting lagi, yang menunjukkan dimana daerah konsentrasi populasi kunci. Peta ini dipakai untuk menetapkan kegiatan program yang spesifik, menetapkan di mana program tersebut akan diimplementasikan, dan menetapkan di mana pula lokasi pemantauan harus dilakukan untuk senantiasadapatmelihatapakahproses pencegahantersebuttelahterjadi. Perludicermatibahwainformasiyang disajikanbelumsepenuhnyabebasdariketidak-akuratanmengingatdata estimasi yang dipakai mempunyai beberapa kekurangan. Namun informasi dalam dokumen ini cukup memadai untuk dapat menetapkan kabupaten dan kota prioritas. Dalam pelaksanaannya, penanggulangan AIDS di suatu kabupaten atau kota dilengkapi dengan rencana aksi yang didahului oleh pemetaan yang lebih mendekati kenyataan untuk mengarahkan kemana, kepada siapa dan kapan kegiatan program harus dilakukan untuk benar-benar dapat menjangkaupopulasisasaran. Itulah yang menjadi tujuan pokok dibuatnya dokumen peta epidemi HIV di Indonesia ini. Kiranya dokumen ini dapat digunakan pula oleh pihak-pihak yang berkaitan, untuk kepentingan kerja sama yang erat agar dapat lebih mengintensifkan lagi program penanggulangan AIDS di Indonesia. Dengan senang hati akan kami terima bila ada masukanbagipenyempurnaandokumenini, demiperbaikanprogram kedepan. Terima kasih disampaikan kepada Kementerian Kesehatan RI dari mana data diperoleh mengenai estimasi populasi dewasa rawan terinfeksi HIV tahun 2009, dan kepada tim monev Sekretariat KPAN yang telah melakukan analisis lanjut danmenyusundokumenyang pentinginidi tahun2010. September 2010 Sekretaris KPAN Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH 2

Daftar Isi 1. Pengantar 2. Daftar Isi 3. Daftar Singkatan 4. Peta Epidemi HIV di Indonesia 5. Peta distribusi jumlah WPS di Indonesia 6. Peta distribusi jumlah Penasun di Indonesia 7. Peta distribusi jumlah LSL di Indonesia 8. PetaEpidemiHIV di Indonesia (Atas Dasar Prevalensi HIV Pada WPS dan Populasi Umum) 7. Peta Epidemi HIV di 10 Prov dan 132 kabupaten/kota di Wilayah Sumatera 8. PetaEpidemiHIV di 5 Provdan122 kabupaten/kotadi Wilayah Jawa Bali 9. PetaEpidemiHIV di Wilayah Sumatera, JawadanBali 10. PetaEpidemiHIV di 10 Provdan114 k/k di WilKalimantan Sulawesi 11. PetaEpidemiHIV di 6 Provdan70 kabupaten/kotadi WilIndonesia Timur 3

Daftar Singkatan AIDS GF HIV HR SSF LSL ODHA Penasun PMTS Acquired Immuno Deficiency Syndrome Global Fund Human Immunodeficiency Virus Harm Reduction (pengurangan dampak buruk akibat penggunaan napza suntik) Single Stream of Funding Lelaki Seks dengan Lelaki Orang Dengan HIV AIDS Pengguna Napza Suntik Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual SRAN 2010 2014 Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan AIDS 2010 2014 STHP WPS Surveilens Terpadu HIV dan Perilaku Wanita Pekerja Seks 4

Tingkat epidemi HIV di Indonesia telah diperkirakan berdasarkan estimasijumlahpopulasidewasarawanterinfeksihiv tahun2009. Tingkatepidemitsbberbeda-bedaantarprovinsi. UmumnyaIndonesia telah berada pada epidemi terkonsentrasi(prevalensi HIV di populasi kunci > 5%, perkiraan di populasi umum 0,2%), sementara Papua dan Papua Barat sudahmemasukiepidemiumum(prevalensihiv di populasiumum> 1%, STHP 2006 menunjukkanangka2,4%). Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS dilakukan berdasarkansituasiepidemitsbdi atas. Mulaipertengahan2010, untukpertamakalinyaindonesia melaksanakanprogram Penanggulangan AIDS yang bersifat komprehensif dan menyeluruh untuk 33 provinsi di 137 kab/kota, sesuai Strategi dan Rencana Aksi Nasional2010-2014. DukungandanaGF dalamformat SSF GrupA diberikanuntuk12 provinsi, SSF GrupB untuk11 provinsi, danssf GrupC untuk10 provinsi. 5

PetaEpidemi HIV di Indonesia dan Distibusi Provinsi dengan Dukungan Dana GF Estimasi jumlah ODHA 2009: 186.257 orang C A B A C Estimasi Prev. HIV pada Pend Dewasa, 2009 C A B B C C C A B C B A A B A A A B A B B C C A C B A B Estimasi Jumlah ODHA 2009 A = SSF Grup A: Sumut, Riau, Sumsel, Kepri, DKI, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, Sulsel, Papua, Papua Barat B = SSF Grup B: Sumbar, Lampung, DIY, Banten, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Sulut, NTB, NTT, Maluku C = SSF Grup C: NAD, Jambi, Bengkulu, Babel, Kalteng, Sulteng, Sultra, Sulbar, Gorontalo, Malut Sumber data: Estimasi Populasi Dewasa Rawan Terinfeksi HIV 2009, Kemkes RI Pemetaan dilakukan oleh KPAN, 2010. Catatan: Pemetaan dilakukan untuk 33 provinsi dan 440 kabupaten/kota 6

PetarawaninfeksiHIV berdasarkandistribusijumlahpopulasikuncidi Indonesia, telahdipakaisebagaidasaruntukmerancangprogram pencegahan penularan HIV. Peta tersebut menggambarkan distribusi populasiyang paling rawanterinfeksihiv, yaituwps, PenasundanLSL. Program Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS), suatu program intervensi struktural yang komprehensif, telah dikembangkan danditujukanpadasemuakelompokpopulasikunci. PMTS untukwps akan dilakukan di 33 provinsi di 137 kab/kota sampai dengan tahun 2015. Perubahan perilaku seksual berisiko dipantau melalui survei cepat setahun sekali, dengan indikator perubahan perilaku yang terjadi pada WPS. Terdapat13 kab/kotasebagailokasipemantauanwps yang diharapkan dapat menggambarkan situasi di Indonesia. 7

PetadistribusijumlahWPS diindonesia dan kab/kota lokasi pemantauan perubahan perilaku Estimasi jumlah WPS 2009: 214.054 orang 8

PetarawaninfeksiHIV berdasarkandistribusijumlahpenasundi Indonesia, telahdipakaisebagaidasaruntukmerancangprogram pencegahan penularan HIV yang terjadi melalui pertukaran alat suntik. Program tsb adalah Pengurangan Dampak Buruk PenggunaanNapzaSuntik(lebihdikenalsebagaiHR Harm Reduction). Program HR yang dijalankanbersifatkomprehensifdi 20 provinsi(dki, Jatim, Jabar, Jateng, Sumut, Banten, Bali, Sumsel, Sulsel, Kalbar, Sulut, NTB, Kepri, Riau, DIY, Jambi, Lampung, Sumbar, NTT, Kaltim). Perubahan perilaku Penasun dipantau melalui survei cepat setahun sekali. Terdapat 9 kota sebagai lokasi pemantauan yang diharapkan dapat menggambarkan situasi Indonesia. 9

PetadistribusijumlahPenasundi Indonesia dan kota lokasi pemantauan perubahan perilaku Estimasi jumlah Penasun 2009: 105.784 orang 10

PetarawaninfeksiHIV berdasarkandistribusijumlahlsl di Indonesia jugadibuatsebagaidasarmerancangprogram pencegahan. Sebagai penjabaran SRAN 2010-2014, telah dikembangkan program komprehensif bagi kalangan Gay, Waria dan LSL lainnya. Perubahan perilaku LSL direncanakan dipantau melalui survei cepat setahunsekalidi 10 lokasiterpilih(medan, Batam, Pekanbaru, Jakbar, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Balikpapan dan Makassar) yang diharapkan dapat menggambarkan situasi Indonesia. 11

PetadistribusijumlahLSL di Indonesia serta kota lokasi program dan pemantauan perubahan perilaku Estimasi jumlah LSL: 695.026 orang Estimasi jumlah LSL 2009 Sumber data: Estimasi Populasi Dewasa Rawan Terinfeksi HIV 2009, Kemkes RI Pemetaan dilakukan oleh KPAN, 2010. Catatan: Pemetaan dilakukan untuk 33 provinsi dan 440 kabupaten/kota 12

13 Lebih lanjut peta epidemi HIV dapat dibuat berdasarkan prevalensi HIV pada WPS dan prevalensi HIV pada populasi umum. Melalui peta ini dapat dikaji lebih lanjut hubungan geografis antar kab/kota di seluruh Indonesia yang dinamikanya sangat beragam. Keeratan hubungan ini antara lain dapat dipengaruhi oleh arus transportasi darat antara Bali dan NAD, transportasi laut seputar Kalbar dan Kepri serta transportasi laut di kawasan Indonesia Timur. Begitu pula agaknya mobilitas WPS serta pelanggannya di Kalimantan dan provinsi lainnya berkaitan dengan dinamika pekerjaan pertambangan.

PetaEpidemiHIV di Indonesia (Atas Dasar Prevalensi HIV Pada WPS dan Populasi Umum) Keterangan PrevHIV padawps < 5% PrevHIV padawps >= 5 %& padapopulasiumum(15 +) < 1% PrevHIV padawps >= 5% & ataupadapopulasiumum(15 +) >= 1% Sumber data: Estimasi Populasi Dewasa Rawan Terinfeksi HIV 2009, Kemkes RI Pemetaan dilakukan oleh KPAN, 2010. Catatan: Pemetaan dilakukan untuk 33 provinsi dan 440 kabupaten/kota 14

PetaEpidemiHIV di 10 Provdan132 kab/kotadi WilSumatera (Atas Dasar Prevalensi HIV Pada WPS dan Populasi Umum) Keterangan PrevHIV padawps < 5% PrevHIV padawps >= 5 % & padapopulasiumum(15 +) < 1% 15 Sumber data: Estimasi Populasi Dewasa Rawan Terinfeksi HIV 2009, Kemkes RI PemetaandilakukanolehKPAN, 2010. Catatan: Pemetaandilakukanuntuk33 provinsidan440 kabupaten/kota

PetaEpidemiHIV di 5 provdan122 kab/kotadi WilJawa Bali (Atas Dasar Prevalensi HIV Pada WPS dan Populasi Umum) Jakarta Pusat Keterangan PrevHIV padawps < 5% PrevHIV padawps >= 5 %& padapopulasiumum(15 +) < 1% PrevHIV padawps >= 5% & ataupadapopulasiumum(15 +) >= 1% Sumber data: Estimasi Populasi Dewasa Rawan Terinfeksi HIV 2009, Kemkes RI Pemetaan dilakukan oleh KPAN, 2010. Catatan: Pemetaan dilakukan untuk 33 provinsi dan 440 kabupaten/kota 16

PetaEpidemiHIV di WilSumatera, JawadanBali (Dilengkapidenganjalurtransportasidaratdanlokasipelabuhanlaut, serta kabupaten/kota dukungan GF) PrevHIV padawps < 5% PrevHIV padawps >= 5 % & padapopulasiumum(15 +) < 1% PrevHIV padawps >= 5% & ataupadapopulasiumum(15 +) >= 1% Jalan Nasional Pelabuhan Kabupaten/kota dukungan GF 17

PetaEpidemiHIV di 10 Provdan114 kab/kotadi WilKalimantan Sulawesi (Atas Dasar Prevalensi HIV Pada WPS dan Populasi Umum) Keterangan PrevHIV padawps < 5% PrevHIV padawps >= 5 %& padapopulasiumum(15 +) < 1% Pelabuhan 18 Sumber data: Estimasi Populasi Dewasa Rawan Terinfeksi HIV 2009, Kemkes RI Pemetaan dilakukan oleh KPAN, 2010. Catatan: Pemetaan dilakukan untuk 33 provinsi dan 440 kabupaten/kota

PetaEpidemiHIV di 6 Provdan70 kab/kotadi WilIndonesia Timur (Atas Dasar Prevalensi HIV Pada WPS dan Populasi Umum) Keterangan PrevHIV padawps < 5% PrevHIV padawps >= 5 % & padapopulasiumum(15 +) < 1% PrevHIV padawps >= 5% & ataupadapopulasiumum(15 +) >= 1% Pelabuhan Sumber data: Estimasi Populasi Dewasa Rawan Terinfeksi HIV 2009, Kemkes RI Pemetaan dilakukan oleh KPAN, 2010. Catatan: Pemetaan dilakukan untuk 33 provinsi dan 440 kabupaten/kota 19

ß