PENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko

dokumen-dokumen yang mirip
III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

Dr. Sukamta, S.T., M.T.

BUKU PANDUAN PROSES PENGECATAN MOBIL & PROBLEM SOLVING

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

Sandblasting Macam-Macam Abrasif Material untuk Sandblasting

LAKUKAN SENDIRI APLIKASI PEREDAM SUARA MOBIL ACOURETE PAINT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Penyedian Alat dan Bahan. Pengambilan Data Awal, Berat Awal Kendaraan Dan Handling. Proses Development

BAB 2 LANDASAN TEORI. Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang

BAB III METODOLOGI RANCANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand

BAB III PROSES PENGECATAN

TUGAS AKHIR METALURGI PENGUJIAN KETAHANAN PROTEKSI KOROSI CAT ANTI KARAT JENIS RUST CONVERTER, WATER DISPLACING, DAN RUBBER PAINT

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

PENGECATAN ULANG MOBIL DAIHATSU CHARADE TAHUN 1986 SISI ATAS DAN BELAKANG

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat.

PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT

3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (RPP) : STM 337 (1 SKS TEORI + 2 SKS PRAKTIK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB 2 PRODUK 2.1 Pengertian Produk 2.2 Karakteristik Produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR. Pengaruh Tekanan Udara Terhadap Laju Pengikisan Plat Baja ST 37 Pada Proses Sandblasting

PAINTING DAN COATING BLASTING/SURFACE PREPARATION

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PELAPISAN KOMPOSIT MENGGUNAKAN TIMAH PUTIH

TEKNIK FINISHING PERABOT DENGAN BAHAN MELAMINE

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Finishing Bumper

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

BAB II LANDASAN TEORI

Epoxy Floor Coating :

PELATIHAN TEKNIK FINISHING MEBEL BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN

Lampiran A : Perangkat Percobaan Kontaktor Gas Cair

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II METODE PERANCANGAN

MODUL PRAKTIKUM. Rekayasa Model II (DPK 211) Topik. Rekayasa Model I. Penyusun: Oskar Judianto. SSn., MM., MDs.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mesin Diesel. Mesin Diesel

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON

TUGAS AKHIR STUDI UKURAN, BENTUK, DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK HASIL ATOMISASI SEMPROT UDARA KARBON DUA ARAH TIMAH PUTIH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB II METODE PERANCANGAN

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

Pompa Sentrifugal Pesawat Tenaga Bisrul Hapis Tambunan, ST, MT

BAB 2 LANDASAN TEORI

TUGAS INDUSTRI TEACHING

MENGENAL DAN MERAWAT MESIN PENYEMPROT

Lakukan Sendiri Aplikasi Peredam Suara Mobil Acourete Paint

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

TATA CARA PELAKSANAAN LABURAN ASPAL SATU LAPIS (BURTU) UNTUK PERMUKAAN JALAN

PROSES MANUFACTURING

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP)

BAB XIII PENGECATAN A.

MACAM MACAM EPOXY DAN POLYURETHANE BASED FLOORING SYSTEM BESERTA KINERJANYA

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pembentukan Lapisan Film dengan Teknik Batik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

No. Karakteristik Nilai 1 Massa jenis (kg/l) 0, NKA (kj/kg) 42085,263

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Ma ruf Ridwan K

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada sebuah perusahaan bus pengangkutan karyawan dengan operasional rata rata

1. Bagian Utama Boiler

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

Transkripsi:

1 PENGECATAN Oleh: Riswan Dwi Djatmiko Salah satu proses finishing yang terpopuler di kalangan masyarakat adalah proses pengecatan (painting). Proses ini mudah dilakukan dan tidak memerlukan beaya yang mahal namun menghasilkan barang yang berkualitas dan memiliki penampilan yang indah. Disamping bertujuan untuk melindungi barang dari proses korosi, pengecatan juaga bertujuan untuk menambah keindahan penampilan. A. Klasifikasi Cat: Cat dapat diklasifikasikan berdasarkan bahan dasarnya atau dari bahan pengencernya. 1. Klasifikasi berdasarkan bahan dasarnya : a. Resin b. Epoxy c. Phenolic d. Polyurethane lacquers. Cat dengan bahan resin biasa digunakan untuk keperluan pengecatan barang-barang yang tidak membutuhkan ketahanan terhadap goresan atau yang dibutuhkan hanyalah performance (penampilan) saja, misalnya barang-barang mebelair, elektronik, kendaraan, dan lain-lain. Bahan cat dari epoxy digunakan untuk pengecatan barang yang memerlukan ketahanan terhadap panas dan goresan, seperti mesin-mesin tenaga, mesin-mesin untuk keperluan manufakture, dan sejeninsnya. Sedangkan cat dari bahan polyurethane digunakan untuk barang yang memerlukan kelenturan permukaannya. 1. Klasifikasi berdasarkan bahan pelarutnya: a. Cat dengan bahan pelarut air b. Cat dengan bahan pelarut cairan kimia c. Cat tanpa bahan pelarut:

2 - Cat elektrostatik - Cat panas Cat dengan bahan pelarut air digunakan untuk keperluan property seperti gedung-gedung, mebelaier, dan berbagai keprluan yang berkaitan dengan masalah seni. Untuk keperluan pengecatan barang-barang dari bahan kayu, besi, dan plastik biasannya digunakan cat dengan bahan pelarut cairan kimia (solvent) dan dapat juga digunakan cat yang dalam aplikasinya tanpa menggunakan bahan pelarut baik dilakukan secara elektro statik maupun dengan cara pencairan dengan pemanasan (Hot painting). B. Metode Pengecatan Metode pengecatan telah mengalami berbagai perkembangan. Perkembangan tersebut telah menambah kasanah pengecatan sehingga memperbanyak pilihan pihak pengguna yang disesuaikan dengan kondisi yang ada. Pemilihan metode pengecatan harus dilakukan berdasarkan pertimbanganpertimbangan teknis, ekonomis, dan ketersediaan sarana ataupun prasarana yang ada. Metode pengecatan yang akan dibahas pada sub bab ini ada empat macam, yaitu : Air spray Air less Air coat Electro static. 1. Metode Air Spray Metode air spray merupakan metode yang banyak digunakan, karena disamping murah juga menghasilkan kualitas lapisan cat yang cukup bagus. Pengecatan dengan metode ini dilakukan dengan cara mengabutkan bahan cat dan bahan pelarut dengan tekanan udara. Pengecatan dengan metode air spray mempunyai beberapa keuntungan yaitu beaya murah, kualitas cukup bagus, dan peralatan yang digunakan cukup sederhana. Namun demikian masih ada beberapa kelemahan yaitu untuk pengecatan pada posisi sudut tidak dapat dilakukan secara sempurna karena adanya turbulensi yang berlebihan karena adanya tekanan udara. Kelemahan yang kedua adalah adanya partikelpartikel cat padat (debu) sebagai akibat proses pengkabutan dengan udara, ini mengakibatkan tektur cat kurang halus. Kelemahan berikutnya adalah masih tercampurnya cat dengan air sebagai akibat

3 udara yang bertekanan, sehingga dapat menimbulkan bublling yang bisa mengakibatkan pecahnya cat pada bagian yang terdapat udara yang terjebak di bawah lapisan cat. Metode air spray tergolong metode yang sangat konvensional. Peralatan yang digunakan sangat sederhana dan cukup murah. Peralatan yang digunakan dalam metode Air spray ada empat macam, yaitu: Suction cup gun Flow cup gun Air gun and pressure tank Air gun and paint pump. a. Suction Cup Gun Peralatan suction cup gun terdiri dari sebuah spray gun dan tangki cat, serta kompresor beserta perlengkapannya. Ciri utama dari peralatan ini adalah suplai cat dilakukan dengan cara pengisapan dari dalam tangki yang ada di bawah spray gun. Lihat gambar 1 di bawah ini. Gambar 1. Peralatan Cat Suction Cup Gun Pada dasarnya pengkabutan cat pada peralatan ini dilakukan dengan cara udara bertekanan dialirkan melalui nosel sehingga pada verturi mengalami penurunan tekanan dan cat terisap ikut terbawa udara. Setelah cat yang bercampur udara tersebut melewati verturi tekanan akan bertambah, maka terjadilah pengkabutan cat. Peralatan ini mempunyai kelemahan yaitu cat tidak dapat habis secara sempurna.

4 b. Flow Cup Gun Ciri utama dari flow cup gun adalah pengaliran cat dilakukan memanfaatkan gaya grafitasi, letak tangki di atas spray gun. Cara kerjanya sebagai berikut, cat yang mengalir dari tangki sebagai akibat gaya grafitasi dilewatkan nosel dan dihembus oleh udara yang bertekanan sehingga terjadi pengkabutan. Lihat gambar 2. Gambar 2. Peralatan Cat Flow Cup Gun. c. Air Gun and Pressure Tank. Pengecatan benda kerja dalam jumlah banyak diperlukan peralatan yang dapat menyuplai cat dengan kapasitas besar. Alternatif yang tepat untuk keperluan itu adalah penggunaan Air gun and pressure tank. Peralatan ini dapat menyuplai cat dalam kapasitas yang besar, karena cat diletakkan dalam tangki berkapasitas besar, kemudian tangki tersebut diberi tekanan sehingga cat dapat mengalir ke spray gun yang selanjutnya dikabutkan dengan semprotan udara bertekanan. Lihat gambar 3. Gambar 3. Peralatan Cat Air Gun and Presure Tank.

5 d. Air Gun and Paint Pump. Peralatan air gun and paint pump sama dengan air gun and presure tank juga dapat digunakan pengecatan dengan kapasitas yang besar, perbedaannya adalah suplai cat digunakan pompa cat. Cat dihisap oleh pompa dan dialirkan ke spray gun untuk dikabutkan. Lihat gambar 4. Gambar 4. Peralatan Cat Air Gun and Paint Pump. 2. Metode Air Less Metode Air less dilakukan dengan cara mengkabutkan cat dengan memberikan tekanan dan cat yang bertekanan dialirkan melalui lubang nosel yang cukup kecil. Keuntungan pengecatan yang dilakukan dengan metode tersebut adalah cat dapat melindungi barang secara sempurna dan proses pengecatan berjalan sangat efisien. Hal ini dikarenakan tidak adanya turbulensi udara dan viskositas cat dapat diatur sekental mungkin. Sehingga sudut-sudut benda kerja dapat dicat secara sempurna dan pengecatan dapat dilakukan sekali jalan. Kelebihan lainnya adalah sebaran cat lebar, lapisan cat tebal, viskositas cat tinggi, dan kecepatan semprotan tinggi. Metode air less masih mempunyai kelemahan yaitu tekstur cat cukup kasar sebagai akibat kurang halusnya pengkabutan. Kelemahan ini dapat diatasi dengan pemilihan nosel yang berukuran kecil. Kelemahan lain yang dapat terjadi adalah adanya daerah kosong pada jalur cat sebagai akibat kentalnya cairan cat yang dapat mengakibatkan proses runing ( bergerak ) cairan cat karena pengulangan cat pada daerah tersebut ( lihat gambar 5).

6 Gambar 5. Sebaran Cat Air Less. Pengecatan dengan metode ini sangat cocok untuk pengecatan kayu karena dapat menutup pori-pori kayu dengan cepat. Lebar sebaran cat tidak dapat diatur sebagamana metode air spray, namun untuk mendapatkan sebaran yang diinginkan dilakukan dengan mengganti nosel sesuai kapasitas cat yang diperlukan. Lubang nosel dibuat dengan beberapa ukuran, berikut ini dipaparkan ukuran hubungan ukuran lubang nosel dengan tekanan serta kapasitas cat yang dapat dikeluarkan. Tabel 1. Kapasitas Cat Keluar Nosel. Diameter Nosel Kapasitas Cat ( Liter ) ( Mm ) ( Inch ) P = 70 Bar P = 100 Bar P = 150 Bar 0,178 0,007 0,16 0,19 0,26 0,229 0,004 0,23 0,26 0,3 0,279 0,011 0,3 0,38 0,47 0,33 0,013 0,45 0,57 0,69 0,38 0,015 0,61 0,72 0,91 0,45 0,018 0,95 1,14 1,4 3. Metode Air Coat

7 Metode air coat hampir sama dengan air less, namun cat bertekanan yang mengalir melalui nosel dikabutkan dengan sedikit udara sehingga butiran kehalusanm butiran cat sangat sempurna. Pengecatan dengan metode ini menghasilkan kualitas paling prima diantara metode-metode pengecatan yang ada. Kelemahan-kelemahan pada setiap metode pengecatan dapat diatasi dengan metode air coat, sehingga kualitas cat sangat prima dan beaya pengoperasian cukup murah. Sebaran cat lebih baik jika dibandingkan dengan sebaran cat dengan metode Air less. Lihat gambar 6. Gambar 6. Sebaran Cat Air Coat. 4. Metode Elektrostatik Pada dasarnya metode pengecatan elektrostatik menggunakan cat kering atau padat yang berupa serbuk. Serbuk tersebut diberi muatan listrik statik bermuatan positif sehingga dapat menempel pada benda kerja yang bermuatan negatif. Proses penempelan berjalan sangat sempurna karena begitu disemprotkan melalui nosel langsung menempel pada seluruh permukaan benda kerja. Namun metode ini masih memerlukan pekerjaan lanjutan yaitu pengofenan. Metode elektro statik terdiri dari tiga macam, yaitu; elektrostatik air spray; elektrostatik air less; dan elektrostatik air coat. Ketiga metode tersebut cat yang digunakan sama yang berbeda hanyalah teknik penyemprotannya. Penyemprotan pada metode elektrostatik air spray menggunakan peralatan air spray. Untuk elektrostatik air less alat semprot yang digunakan adalah sama dengan cat air less. Demikian juga dengan el;ektrostatik air coat alat yang digunakan adalah sama dengan cat air coat.

8 C. Transfer cat Bila transfer cat masing-masing metode dibandingkan, tentunya setiap metode memiliki efisiensi yang berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan butiran cat, viskositas cat, dan besarnya ukuran nosel yang diizinkan. Di bawah ini dipresentasikan perbandingan efisiensi transfer cat pada masing-masing metode pengecatan. Tabel 2. Efisiensi Pengecatan. METODE 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Ef AIR SPRAY AIR LESS AIR COAT E.AIR SPRAY E.AIR LESS E.AIR COAT Keterangan: D. = Electrostatic. Pada tabel 2 dapat dilihat, metode yang paling efisien adalah metode electrostatic air coat. Efisiensi metode tersebut berkisar antara 40 sampai 95 %. Ini berarti cat yang terbuang berkisar antara 5 sampai 60 %. Rentang yang cukup lebar ini tentunya tergantung pada jenis peralatan dan kesempurnaan pemilihan spray gun, lubang nosel, dan tekanan udaranya. Metode air spray meskipun memiliki efisiensi terendah namun karena peralatan yang diperlukan cukup sederhana dan dapat menghasilkan lapisan cat yang bagus, metode ini masih banyak diminati.