LAMPIRAN. Lampiran 1: Kesesuaian Pedoman Sistem Akuntansi PTN BLU X dengan. PMK No 76 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyusun laporan keuangannya, suatu Badan Layanan Umum (BLU)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang diwujudkan dalam bentuk penerapan prinsip good governance. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. perorangan, masyarakat dan atau pemerintah oleh karenanya Perguruan Tinggi

Pasal 68 UU no. 1 Tahun 2004

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

TENTANG MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG

Pengelolaan Keuangan Satker BLU Kemenristekdikti dan Pengaruhnya Terhadap Opini Laporan Keuangan Kemenristekdikti

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENGGGAS RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) Oleh : Muhammad Syarif, SHI1


MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT SWASTA DAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir reformasi keuangan di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. anggaran Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17. berbunyi sebagai berikut : Ketentuan mengenai pengakuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

PP NOMOR 23 TAHUN 2006 PASAL 26 dan Perdirjen 67/PB/2007Pasal 2

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance merupakan function of governing. Salah

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengawas utama kinerja pemerintahan. pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Terwujudnya akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Gubernur dan Bupati untuk membangun Indonesia menjadi negara yang maju dan

Oleh: Prof Dr H Jamal Wiwoho, SH,MHum PR II UNS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dari pelaksanaan hak-hak asasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bergulirnya era reformasi sejak tahun 1998 membawa pula angin

&DIKTI. Keuangan Negara DEPARTEMEN KAJIAN & AKSI STRATEGIS

Dipisahkan PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM IMPLEMENTASI TIDAK DIPISAHKAN DIPISAHKAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perhatian utama masyarakat pada sektor publik atau pemerintahan adalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manajemen sektor publik melalui perwujudan New Public

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah otonomi daerah. pengambilan keputusan daerah secara lebih leluasa untuk mengelola

BEBERAPA CATATAN YANG PERLU DIPERHATIKAN ISI UNDANG-UNDANG PENDIDIKAN TINGGI SEBAGAI PIJAKAN PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 34/PJ/2017

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai

Gambaran Transisi Menuju Standar Akuntansi Pemerintah dalam Penerapan PPK- BLUD

SELAYANG PANDANG PENGELOLAAN KEUANGAN MODEL BADAN LAYANAN UMUM* Oleh: Sutrisna Wibawa (PRII UNY)

BAB. I PENDAHULUAN. bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kancah internasional. Kemajuan PT berimbas pada kemajuan dunia ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia yang semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Manajemen perusahaan

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

RANCANGAN AKUNTANSI BLUD

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2015 pemerintah pusat dan pemerintah daerah diwajibkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

PROVINS! JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 113 TAHUN 2016 TENT ANG

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin tingginya tuntutan masyarakat agar keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang menghasilkan produk berupa jasa pelayanan, baik pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan lebih luas kepada pemerintah daerah. dana, menentukan arah, tujuan dan target penggunaan anggaran.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 dijelaskan bahwa bentuk dan isi

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah telah ditetapkan di Indonesia sebagaimana yang telah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dituntut seluruh elemen masyarakat termasuk perusahaan baik

BAB I PENDAHULUAN. Aset merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, organisasi, atau institusi

BAB I PENDAHULUAN. governance) ditandai dengan diterbitkannya Undang undang Nomor 28 Tahun

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

Urgensi Aspek Pengawasan Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan BLU. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU

BAB I PENDAHULUAN. lahirnya paket undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu undang-undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan reformasi pengelolaan keuangan negara. Paket peraturan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dalam Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 46 Tahun 2012 tentang

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk

BAB I PENDAHULUAN. baik ( good governance government ). Hal tersebut dapat diwujudkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas organisasi-organisasi publik tersebut,

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Pendidikan menetapkan Universitas Gadjah Mada sebagai

2016, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

BUPATI KUANTANSINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi Keuangan Negara yang ditandai dengan lahirnya paket Undang

BAB I PENDAHULUAN. bentuk negara. Awalnya, para pendiri Negara ini percaya bentuk terbaik untuk masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN PPK-BLUD DALAM PERSPEKTIF PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

ANALISIS HASIL AUDIT LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

Transkripsi:

LAMPIRAN Lampiran 1: Kesesuaian Pedoman Sistem Akuntansi PTN BLU X dengan PMK No 76 Tahun 2008... 114 Lampiran 2: Perhitungan tingkat kesesuaian Pedoman Sistem Akuntansi PTN BLU X dengan PMK No 76 Tahun 2008... 137 xii

BAB I LATAR BELAKANG Pada era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan sudah tidak dapat dihindari lagi. Siapa yang terbaik di bidangnya akan mampu unggul dibandingkan dengan yang lain. Persaingan ini bukan hanya terjadi di bidang perekonomian saja, tetapi semua bidang kehidupan manusia. Bidang pendidikan juga tidak bisa terlepas dari persaingan kualitas layanan dan kinerja. Dengan adanya persaingan ini perguruan tinggi yang ada di Indonesia baik itu negeri maupun swasta harus memiliki keunggulan sehingga mampu bertahan di era globalisasi ini. Keunggulan dapat dicapai dengan cara efisiensi melalui pelayanan prima kepada stakeholder internal (mahasiswa, tenaga pendidik, tenaga kependidikan) maupun eksternalnya (masyarakat, pemerintah, industri pengguna lulusan, dan sebagainya). Mahasiswa dalam proses belajar mengajar merasa nyaman karena memiliki fasilitas yang memadai untuk menghasilkan intelektual, ilmuwan, dan/atau professional yang berbudaya dan kreatif, toleran, demokratis, berkarakter tangguh, serta berani membela kebenaran untuk kepentingan bangsa (UU Pendidikan Tinggi, 2012). Salah satu syarat agar suatu perguruan tinggi mampu memberikan pelayanan prima adalah dengan memberikan otonomi kepada perguruan tinggi 1

2 tersebut untuk mengelola organisasinya. Dalam Undang-Undang Pendidikan Tinggi Tahun 2012, Perguruan Tinggi memiliki otonomi baik akademik maupun non akademik untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan Tridharma. Otonomi pengelolaan Perguruan Tinggi dilaksanakan sesuai dengan dasar dan tujuan serta kemampuan Perguruan Tinggi. Otonomi Perguruan Tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip akuntabilitas, transparansi, nirlaba, penjaminan mutu, efektivitas dan efisiensi. Penyelenggaraan otonomi Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 dapat diberikan secara selektif berdasarkan evaluasi kinerja oleh Menteri kepada PTN dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum atau dengan membentuk PTN badan hukum untuk menghasilkan Pendidikan Tinggi bermutu. PTN yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum memiliki tata kelola dan kewenangan pengelolaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (UU Pendidikan Tinggi, 2012). Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK BLU) merupakan respon dari pemerintah terhadap semakin besarnya tuntutan dari masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel sehingga tercipta good governance dan clean government. Badan Layanan Umum merupakan instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan layanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan pencarian keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan

3 pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Sedangkan PK BLU merupakan pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya (PP RI No 23, 2005). BLU merupakan entitas akuntansi sekaligus entitas pelaporan.entitas akuntansi adalah unit pemerintahan Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Laporan keuangan yang akan digabungkan (dikonsolidasikan) pada entitas pelaporan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), sedangkan laporan keuangan untuk pertanggungjawaban disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Salah satu instrumen yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan adalah sistem akuntansi. Dengan adanya sistem akuntansi, semua transaksi keuangan BLU dapat dipertanggungjawabkan melalui laporan keuangan yang merupakan bentuk pertanggungjawaban BLU atas pengelolaan keuangannya. Laporan keuangan ini harus diaudit oleh pemeriksa eksternal. Hal ini untuk menilai kualitas laporan

4 keuangan dalam mencerminkan pengelolaan keuangan yang semakin transparan dan akuntabel. Namun peraturan-peraturan tentang sistem akuntansi badan layanan umum yang ada sekarang masih sangat umum mengatur untuk semua jenis BLU padahal karakteristik masing-masing satker BLU berbeda beda. Misalnya karakteristik akuntansi untuk rumah sakit sangat jauh berbeda dengan karakteristik Pendidikan Tinggi Negeri. Sehingga berdasarkan hal tersebut, banyak kesulitan dalam pelaksanaan pengelolaan Badan Layanan Umum khususnya yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan. Kesulitan atau permasalahan mendasar yang ditemui adalah: 1. Peraturan-peraturan yang terkait PK BLU seperti pada PP No.23/2005 belum semuanya dapat terealisir. Ada beberapa fleksibilitas yang diamanatkan oleh PP tersebut yang belum dibuatkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Fleksibilitas tersebut misalnya mengenai penghapusan piutang serta kerjasama operasional. 2. Sesuai amanat dalam PP 23 Tahun 2005, laporan keuangan BLU disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntansi Indonesia, dimana nantinya harus digabung dalam laporan keuangan kementerian/lembaga yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Dari hal tersebut satker BLU harus mampu menyajikan laporan keuangan dengan dua standar yang berbeda dan saat ini belum ada aplikasi yang mampu mengintegrasikan kedua standar tersebut.

5 3. Masing-masing standar tersebut menggunakan basis yang berbeda. SAK menggunakan basis akrual sedangkan SAP menggunakan basis kas menuju akrual. Sebagai contoh dalam pengakuan pendapatan dalam laporan keuangan BLU versi SAK seluruh pendapatan yang secara akrual telah terjadi pasti akan dilaporkan, namun dalam laporan keuangan versi SAP hanya pendapatan yang diterima kasnya saja yang akan dilaporkan sebagai pendapatan. Hal ini dapat menimbulkan bias informasi terhadap kedua laporan tersebut. 4. Terdapat aturan tentang tata cara pengintegrasian laporan keuangan BLU (SAK) kedalam laporan keuangan SAP (Perdirjen No 67/PB/2007), namun secara teknis hal tersebut relatif sulit dilakukan karena setiap transaksi yang telah dicatat dalam akun BLU harus diidentifikasi satu persatu dan diklasifikasikan dalam akun SAP. Masalah yang muncul dari hal ini adalah terkait dengan transaksi atas akun-akun BLU yang tidak dapat dikonversi dalam akun SAP, misalnya biaya administrasi bank, biaya kerugian piutang, biaya penyusutan. 5. Chart of Account (CoA) yang dikembangkan belum sesuai dengan kebutuhan BLU khususnya Perguruan Tinggi. Penelitian ini dilakukan di sebuah perguruan tinggi negeri di Yogyakarta yang sudah menerapkan Pengelolan Keuangan Badan Layananan Umum (PK BLU). mengingat kerahasiaan data dari obyek peneliti maka dalam peneltian ini istilah yang digunakan untuk PTN pada studi kasus ini mengunakan PTN BLU X.

6 Berlandaskan Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara khususnya pasal 68 dan 69 yang selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU), PTN BLU X telah mengusulkan dan mendapatkan persetujuan sebagai entitas yang melaksanakan PK BLU dengan status penuh sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 130/KMK.05/2009 tanggal 21 April 2009 tentang Penetapan PTN BLU X pada Departemen Pendidikan Nasional sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU). Dengan diperolehnya SK tersebut, maka semua ketentuan yang berlaku bagi suatu entitas BLU juga berlaku di PTN BLU X. Sebagai BLU, PTN BLU X dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Terkait dengan pencatatan transaksi, PTN BLU X harus mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi dengan mengacu pada standar akuntansi yang berlaku sesuai dengan jenis layanannya dan ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Pada tahun 2011, PTN BLU X sudah menyusun sistem akuntansinya. Dalam melaksanakan sistem akuntansi tersebut, masih banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh PTN BLU X.

7 Dari sisi peraturan, selama ini belum ada petunjuk teknis ataupun petunjuk pelaksanaan yang terkait dengan pelaporan keuangan. Padahal juknis ataupun juklak sangat penting dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sehingga menjadi lebih jelas bagi penyusun laporan keuangan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk menyusun laporan keuangan. Sesuai dengan PMK Nomor 76 Tahun 2008, dalam laporan aktivitas, biaya harus dikelompokkan menjadi biaya layanan, biaya umum dan administrasi, serta biaya lainnya. Sampai saat ini, dokumen sumber pencatatan akuntansi yang terkait dengan biaya belum mengelompokkan jenis biaya tersebut sehingga ketika petugas akuntansi akan melakukan pencatatan mengalami kesulitan untuk mengkategorikan biaya tersebut. Selama ini pengkategorian baru menggunakan judgement pribadi petugas akuntansi. 1.1 Permasalahan Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yang dirumuskan dalam kalimat pertanyaan: 1. Apakah kebijakan akuntansi yang diterapkan di PTN BLU X sudah sesuai dengan PMK Nomor 76/PMK.05/2008? 2. Bagaimanakah implementasi penyusunan laporan keuangan pokok Badan Layanan Umum PTN BLU X? 3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh PTN BLU X dalam implementasi penyusunan laporan keuangan pokok Badan Layanan Umum?

8 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai analisis implementasi kebijakan akuntansi badan layanan umum belum banyak dilakukan. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka peneliti menganggap bahwa penelitian mengenai analisis implementasi kebijakan akuntansi badan layanan umum perlu dilakukan guna perbaikan kualitas laporan keuangan badan layanan umum. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Menilai kesesuaian antara kebijakan akuntansi yang diterapkan di PTN BLU X dengan PMK Nomor 76/PMK.05/2008 2. Menggambarkan dan menganalisis implementasi penyusunan laporan keuangan pokok Badan Layanan Umum PTN BLU X 3. Mengidentifikasi dan menjelaskan kendala yang dihadapi oleh PTN BLU X dalam implementasi penyusunan laporan keuangan pokok Badan Layanan Umum 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat kepada beberapa pihak yang berkepentingan antara lain:

9 1. Bagi PTN BLU X a. Diharapkan dapat memberikan solusi bagi PTN BLU X agar dalam menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan PMK Nomor 76/PMK.05/2008. b. Hasil evaluasi implementasi kebijakan akuntansi badan layanan umum ini diharapkan memberikan kemudahan dalam pengembangan sistem akuntansi PTN BLU X yang akan dikembangkan. 2. Bagi Pembuat Kebijakan a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi Dirjen PK BLU Kementrian Keuangan untuk mengembangkan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan karakteristik perguruan tinggi. b. Memberikan masukan bagi Dirjen Dikti agar memperhatikan secara serius mengenai pengembangan kebijakan akuntansi BLU yang dapat diterapkan di Perguruan Tinggi. 3. Bagi Dunia Akademis Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan literatur tambahan mengenai penelitian PK BLU khususnya di Perguruan Tinggi. 1.5 Batasan Penelitian 1. Penelitian ini akan menilai tingkat kesesuaian kebijakan akuntansi PTN BLU X dengan PMK Nomor 76/PMK.05/2008 berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.