ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

dokumen-dokumen yang mirip
Pengertian Kehilangan adalah perubahan dari sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau situasi yang diharapkan terjadi tidak tercapai. Kehilangan dapat d

TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).

BERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari

Selamat Membaca dan Memahami Materi Rentang Perkembangan Manusia II

PENYAKIT TERMINAL PERBEDAAN ANAK DENGAN DEWASA DALAM MENGARTIKAN KEMATIAN, 1. Jangan berfikir kognitif dewasa dengan anak tentang arti kematian

Selamat Membaca dan Memahami Materi Rentang Perkembangan Manusia II

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA NAMA KADER ALAMAT

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

KEHILANGAN DAN BERDUKA. Adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

Kepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Putus asa

B A B 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

Lampiran 1. PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Koping Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku sehingga menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, merasa gagal

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

KELAHIRAN Kelahiran: - Suatu kerahasiaan hidup yang menimbulkan kekaguman dan perhatian periode memberikan harapan baik - Menjaga kontinuitas manusia

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

BAB I PENDAHULUAN. yang menyeluruh dalam menjalankan fungsi-fungsinya, karena keluarga

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI-SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DI BANGSAL ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. psikososial seperti bencana dan konflik yang dialami sehingga berdampak. meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa(keliat, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN )

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

MODUL 3 FAKTOR YANG MENDASARI TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

TUJUAN WAWANCARA MEDIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN TUJUAN. Kriteria Penyakit Terminal 04/06/2012. Joko Susanto Akademi Keperawatan Kabupaten Lamongan


A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB Ι PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang menghadapi

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, politik dan budaya serta bidang-bidang lain

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

TRIAD OF CONCERN KELOMPOK 3.B. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Sumatera Utara. Jalan Alumni No. 2 Kampus USU Medan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pasien dalam merawat pasien. Dengan demikian maka perawatan dan spiritual telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

Lampiran 1. JADUAL KEGIATAN HARIAN Nama : No. Kode: Ruang Rawat : No. Waktu Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Ket

Gangguan Mental Emosional pada Masyarakat di Rancabuaya Shelly Iskandar 1, Arifah Nur Istiqomah 1. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

INOVASI KEPERAWATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN KANKER DIRUANG SIRSAK RSUD CENGKARENG

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

Respons Orang Tua Korban Pembunuhan terhadap Pembunuh Anak Tunggalnya

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

PEDOMAN OBSERVASI. Observasi penelitian ini mengungkap : a. Kesan umum : kondisi fisik, penampilan dan perilaku subyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15. Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehadiran anak umumnya merupakan hal yang dinanti-nantikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain

BAB I PENDAHULUAN. adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. Psychiatric Association,1994). Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak

KMSJ Kartu Menuju Sehat Jiwa

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Depresi pada Lansia. Masalah Keperawatan Risiko Bunuh Diri

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang simpulan. yang menjawab tujuan penelitian yang telah dirumuskan,

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

Transkripsi:

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA Sepanjang daur kehidupan tidak terlepas dari situasi yang dapat mempengaruhi respon emosi individu. Salah satu situasi yang mempengaruhi emosi individu adalah kehilangan, baik kehilangan yang dapat diantisipasi maupun yang tidak dapat diantisipasi. Bangsa Indonesia baru saja mengalami berduka karena kehilangan sebagai dampak dari tsunami yang mengenai beberapa kabupaten di NAD dan juga 2 kabupaten di Pulau Nias. Berduka ini dialami oleh bangsa kita terutama oleh saudara kita di NAD yang menjadi korban langsung. Semua berduka karena kehilangan yang dialami oleh saudara kita di NAD membutuhkan intervensi keperawatan. Dalam modul ini kita akan mempelajari tentang konsep kehilangan dan berduka yang merupakan bagian dari masalah psikososial. Materi yang akan dibahas adalah konsep kehilangan serta asuhan keperawatan. Oleh karenanya peserta pelatihan IC-CMHN harus mempelajari materi kehilangan ini serta melaksanakan semua tahapan pada modul. A. Tujuan : Setelah mempelajari modul ini diharapkan mampu : 1. Melakukan pengkajian pasien dengan kehilangan dan berduka 2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien dengan kehilangan dan berduka 3. Menyusun rencana tindakan keperawatan pasien dan keluarga dengan kehilangan dan berduka 4. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dan keluarga dengan kehilangan dan berduka 5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dengan kehilangan dan berduka 6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan kehilangan dan berduka

B. Pengkajian 1. Pengertian kehilangan Kehilangan akan situasi yang diharapkan terjadi, perubahan dari yang dimiliki sehingga tidak memungkinkan ada atau telah hilang. Dapat dikatakan juga sebagai suatu kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan akan sesuatu yang sebelumnya ada. Misalnya : kematian orang yang dicintai, PHK. 2. Sumber Kehilangan a. Kehilangan orang yang dicintai - Perpisahan, perceraian, kematian b. Kehilangan aspek diri (biopsikososial) - Kehilangan fungsi tubuh - Kehilangan peran sosial (pekerjaan, kedudukan) c. Kehilangan suatu objek eksternal - Uang / harta benda ; rumah ; binatang kesayangan Kehilangan dari lingkungan yang telah dikenal 3. Respons berduka terhadap kehilangan (Kőbler Ross s) Respon terhadap duka dan kehilangan dapat dilihat pada tabel Tabel 1. Respons berduka terhadap kehilangan (Kőbler Ross s) Tahapan 1. Mengingkari : Mengingkari kenyataan yang ada 2. Marah : Mencari orang yang salah dalam peristiwa kematian Respons perilaku Menolak mempercayai bahwa kehilangan itu terjadi Tidak, berita itu tidak benar anak saya nanti juga akan kembali mungkin belum mau pulang saja Tidak siap menangani masalah yang berhubungan dengan praktik atau prosedural Saya tidak apa apa, sakit sakit saja, itu dokter salah periksanya untuk apa saya mengikuti anjurannya Klien atau keluarga langsung marah pada petugas kesehatan Jangan suka bawa berita yang tidak benar, kalau tidak tahu pasti.

3. Tawar menawar : Keinginan menunda realitas kematian 4. Depresi : Kenyataan tidak dapat dipungkiri 5. Penerimaan : Berusaha menerima dan adaptasi Jangan bicara, itu! Tuhan tidak adil. Meminta perundingan (menawar) untuk menghindari kehilangan Kenapa saya mengizinkan pergi. Kalau saja dia dirumah tentu ia tidak kena bencana itu? Mengekspresikan perasaan kesalahannya atau takut hukuman atas dosa yang lalu, kenyataan atau kesan/imagined Kalau saja saya dulu berobat atau kontrol teratur mungkin.... Berkabung yang berlebihan Tidak dapat melakukan apapun Bicara sesuka hati Menarik diri, Termenung Sedih, Menangis Ia. Saya tidak mau anak saya pergi lagi. Makan tidak makan kumpul saja dirumah. Biar saja tidak perlu berobat nanti juga sembuh Tidak usah bawa ke RS, sudah nasib saya. Mulai menerima arti kehilangan Menurunnya ketertarikan dengan lingkungan Tidak tergantung pada orang yang mensupport Mulai membuat perencanaan Ya Allah maha segalanya semua atas kehendaknya. Hidup sehat itu penting mencegah lebih baik dari pada mengobati. Ya akhirnya saya harus dioperasi. Apa yang harus saya lakukan supaya saya cepat sembuh. Respons ini adalah normal pada individu yang mengalami kehilangan, apabila saat ini banyak individu yang mengalami berduka yang berkepanjangan itu dikarenakan karena tidak mendapatkan intervensi pada saat terjadi berduka sesuai tahapan respons yang dialami, sebenarnya apabila tahapan respons ini dapat diatasi sampai dengan pasien bisa menerima kehilangan atau tahap penerimaan maka disfungsi berduka yang berkepanjangan mungkin tidak terjadi. Lamanya proses berduka sangat individual dan dapat sampai beberapa tahun lamanya. Fase akut berduka biasanya 6 8 minggu, dan penyelesaian respons kehilangan atau berduka secara menyeluruh memerlukan waktu 1 bulan sampai 3 tahun.

5.Tanda dan gejala : a. Ungkapan kehilangan b. Menangis c. Gangguan tidur d. Kehilangan nafsu makan e. Susah konsentrasi f. Karakteristik berduka yang berkepanjangan - Waktu mengingkari kenyataan kematian yang lama - Depresi - Adanya gejala fisik yang berat - Keinginan untuk bunuh diri C. Diagnosa Keperawatan 1. Antisipasi berduka (sudah terjadi kehilangan tetapi respon masih normal) 2. Berduka berkepanjangan (sudah terjadi berduka tetapi respon berkepanjangan) 2. Tindakan keperawatan pada pasien Berduka berkepanjangan a. Tindakan keperawatan untuk pasien Tujuan Khusus 1) Pasien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat 2) Pasien mengenali peristiwa kehilangan yang dialaminya 3) Pasien dapat memahami hubungan antara kehilangan yang dialami dengan keadaan dirinya 4) Pasien dapat mengidentifikasi cara cara mengatasi berduka yang dialaminya 5) Pasien dapat memanfaatkan faktor pendukung b. Tindakan keperawatan: Pertemuan perawat pasien lebih kurang 12 kali. 1) Bina hubungan saling percaya dengan pasien : a) Perkenalkan diri b) Buat kontrak asuhan dengan pasien

c) Jelaskan bahwa perawat akan membantu pasien d) Jelaskan bahwa perawat akan menjaga kerahasiaan informasi tentang pasien e) Dengarkan dengan penuh empati ungkapan perasaan pasien Diskusikan dengan pasien kehilangan yang dialaminya : Kondisi fikiran, perasaan, fisik, sosial dan spiritual. 2) Diskusikan dengan pasien keadaan saat ini : a) Kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan spiritual pasien sebelum mengalami kehilangan terjadi b) Kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial dan spiritual pasien sesudah peristiwa kehilangan terjadi c) Hubungan antara kondisi saat ini dengan peristiwa kehilangan yang terjadi 3) Diskusikan cara cara pengatasi berduka yang dialaminya a) Cara verbal (ventilasi perasaan) b) Cara fisik (beri kesempatan aktifitas fisik) c) Cara sosial (sharing dengan rekan senasib melalui self help group ) d) Cara spiritual (berdo a, berserah) 4) Diskusikan kegiatan yang biasa dilakukan 5) Diskusikan kegiatan baru yang akan dimulai. 6) Diskusi tentang sumber bantuan yang ada dimasyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh pasien: a) Bantu mengidentifikasi potensi yang dimiliki dan sumber yang dimiliki b) Eksplorasi sistem pendukung yang tersedia c) Bantu berhubungan dengan sistem pendukung d) Bantu membuat rangkuman aktivitas lama dan memulai aktivitas yang baru 7) Bantu dan latih melakukan kegiatan dan memasukkan dalam jadual kegiatan. 8) Kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa (GP+) di Puskesmas