Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan

dokumen-dokumen yang mirip
Penyelenggaraan Tugas Pembantuan

LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB V halaman 403

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kabupaten Kepahiang Tahun 2016 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV TUGAS PEMBANTUAN

1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

LKPJ- Bupati Berau Tahun 2014 Bab V halaman 286

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 95/Perrrentan/ar.140/12/2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 21 TAHUN 2010

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 97/Penrentan/ar.140/12/2011 RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 96/Pennentan/ar.140/12/2011 TENTANG

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

NOMOR : 6 TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 1 TAHUN 2001 SERI D NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 1 TAHUN 2001 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

1 of 14 7/31/17, 9:07 AM

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PRIORITAS 5 MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2011 WILAYAH MALUKU

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

PEMERINTAH KOTA KEDIRI SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KOTA KEDIRI

-1- BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 65 TAHUN 2016

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2012

TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BENGKAYANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2014

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

Undang-Undang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BURU

BAB IV TUGAS PEMBANTUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 126 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2012 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG

BUPATI TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH

BAB II TUGAS PEMBANTUAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 20 TAHUN 2011 SERI : D NOMOR : 2

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Tugas Pembantuan yang Diterima

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

Transkripsi:

BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Penyelenggaraan tugas pembantuan menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan / atau desa dari Pemerintah Propinsi Kepada Kabupaten/ Kota dan/atau desa serta Pemerintah Kabupaten/ Kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, bahwa yang dimaksud dengan Dana Tugas Pembantuan memiliki deskripsi kegiatan sebagai berikut: Merupakan belanja Kementerian/Lembaga pusat; Dipergunakan untuk membiayai pelimpahan tugas pembantuan kepada Daerah dan/atau desa; Kepala Daerah memberitahukan rencana kerja dan anggaran yang berkaitan dengan kegiatan tugas pembantuan kepada DPRD saat pembahasan RAPBD; Dilaksanakan oleh SKPD yang ditunjuk oleh Kepala Daerah; SKPD yang melaksanakan melaporkan kepada Kepala Daerah dan kemudian dilanjutkan laporannya kepada Kementerian /Lembaga Pusat; Semua barang yang diperoleh dari Dana Tugas Pembantuan merupakan milik negara namun dapat dihibahkan kepada daerah penerima; Dapat dipergunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan fisik maupun non fisik; Tidak memerlukan dana pendamping; dan Saldo kas dikembalikan ke Kas Umum Negara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007, dijelaskan bahwa tugas pembantuan merupakan salah satu ruang lingkup penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota selain urusan desentralisasi Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan dan tugas umum pemerintahan. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 Page 158

3. Program dan Kegiatan 4. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan 5. Sumber dan Jumlah Anggaran yang Digunakan 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan Tugas Pembantuan 7. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan 8. Kondisi Sarana dan Prasarana yang Digunakan (lengkap, kurang, mencukupi atau lainnya) 9. Permasalahan dan Solusi 10. Hal Lain yang Dianggap Perlu Untuk Dilaporkan 1. Dasar Hukum Upaya pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang bermuara kepada kesejahteraan rakyat semakin meningkat. Penyerahan wewenang urusan pemerintahan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem desentralisasi merupakan salah satu upaya untuk mempercepat proses pembangunan di daerah. Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, menyatakan bahwa Pemerintahan Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Sedangkan mengenai sumber dana tugas pembantuan diatur dalam Pasal 94 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang berisikan penjelasan umum dana tugas pembantuan, penganggaran dana tugas pembantuan, penyaluran dana tugas pembantuan serta pertanggung jawaban dan pelaporan pelaksanaan Tugas Pembantuan. 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan Dalam uraian berikut, Pada tahun 2015 Pemerintah Daerah Kabupaten Barru mendapatkan dana bantuan tugas pembantuan dari beberapa departemen teknis, diantaranya: 1. Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian; 2. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian; Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 Page 159

3. Direktorat Jenderal Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Kementerian Pertanian; 4. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan (DIPA Nomor SP-DIPA 024.03.4.199516 / 2015); 5. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (DIPA Nomor SP DIPA-018.06.4.191632/2015 Tanggal 14 November 2014); 6. Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Republik Indonesia (DIPA Nomor : SP / DIPA - 010.08.4.191634 / 2014 tanggal 25 September 2014); 7. Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Sulsel. (DIPA Nomor : 018.11.3.199374/2015 tanggal 6 Maret 2015 Revisi 02). 3. PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Dinas Pertanian I. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan, dengan kegiatan: 1. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia. 2. Gerakan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Komoditas Padi. 3. Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan. II. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarara Pertanian, dengan kegiatan: 1. Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian 2. Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian. 3. Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian. 4. Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya PSP. 5. Fasilitasi Pupuk dan Pestisida. 6. Fasilitasi Pembiayaan Pertanian. III. Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian, dengan kegiatan: 1. Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian. 2. Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian. 3. Layanan Perkantoran. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 Page 160

NO. IV. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Eksport Hasil Pertanian, dengan kegiatan: 1. Pengembangan Pemasaran Domestik. 2. Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian. TABEL 51 LAPORAN REALISASI DANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BARRU KEGIATAN ANGGARAN (Rp) FISIK % JUMLAH REALISASI TARGET REALISASI 1 2 3 4 5 6 I Program Peningkatan Produksi, 5.571.500.000 5.556.100.000 100 100 Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan 1. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 99.000.000 96.900.000 100 100 2. Gerakan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Komoditas Padi 3. Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan 5.458.600.000 5.458.600.000 100 100 13.900.000 600.000 100 100 II Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarara 35.559.995.000 16.212.333.000 100 95 Pertanian 1 Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian 13.148.020.000 7.630.915.000 100 85 2 Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian 17.281.750.000 4.163.200.000 100 85 3 Pengelolaan Sistem Penyediaan dan 4.513.900.000 3.820.788.000 100 100 Pengawasan Alat Mesin Pertanian 4 Dukungan manajemen dan teknis 420.700.000 414.075.000 100 100 lainnya 5 Fasilitasi Pupuk dan Pestisida 145.625.000 133.405.000 100 100 6 Fasillitasi Pembiayaan Pertanian 50.000.000 49.950.000 100 100 III Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarara Pertanian 562.000.000 562.000.000 100 100 1 Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian 60.000.000 60.000.000 100 100 2 Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan 455.000.000 455.000.000 100 100 Pertanian 3 Layanan Perkantoran 47.000.000 47.000.000 100 100 IV Program Peningkatan Nilai Tambah, 450.000.000 409.000.000 100 100 Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Eksport Hasil Pertanian 1 Pengembangan Pemasaran Domestik 200.000.000 200.000.000 100 100 2 Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Barru, 2015 250.000.000 209.000.000 100 100 Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 Page 161

3.2 Dinas Kesehatan Kabupaten Barru I. Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 1. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) TABEL 52 LAPORAN REALISASI DANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARRU NO PROGRAM/ KEGIATAN VOLUME LOKASI KEGIATAN DESA/ KELURAHAN/ KECAMATAN JUMLAH DANA TUGAS PEMB. (Rp.) REALISASI KEUANGAN TUGAS PEMB. (Rp.) (%) 1 2 3 4 5 6 7 1. Dinkes Kab. Barru 01 BOK 001 BOK 1 Paket PKM/Dinkes 1.722,136,000 1,717,088,200 99,71 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Barru, 2015 3.3 Dinas Peternakan Kabupaten Barru NO I. Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat. 1. Kegiatan Peningkatan Produksi Ternak. 2. Kegiatan Peningkatan Produksi Pakan Ternak. 3. Kegiatan peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit. 4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan. TABEL 53 LAPORAN REALISASI DANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2015 DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BARRU KEGIATAN ANGGARAN (Rp) FISIK % JUMLAH DANA REALISASI DANA TARGET REALISASI 1 2 3 4 5 6 I Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat. 3.549.620.000 3.542.448.700 100 99,80 1 Kegiatan Peningkatan Produksi Ternak. 1.113.700.000 1.111.880.000 100 99,84 2. Kegiatan Peningkatan Produksi Pakan Ternak. 1.335.920.000 1.333.401.600 100 99,81 3. Kegiatan peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit. 1.000.000.000 998.368.600 100 99,84 4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan. 1.000.000.000 98.798.500 100 98,80 Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Barru Tahun 2015. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 Page 162

3.4 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil I. Program Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 1. Penyusunan Laporan Pengelolaan Kegiatan Penyelenggaraan Adminduk Kab/Kota; 2. Koordinasi dan Konsultasi Adm Kependudukan; 3. Monitoring dan Evaluasi ke Kecamatan; 4. Perencanaan dan Pelaksanaan Program dan Anggaran; 5. Pengelolaan Akuntansi Adm Kependudukan; 6. Sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 7. Pelayanan Dokumen Kependudukan; 8. Penerbitan Dokumen Kependudukan; 9. Pengelolaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. TABEL 54 LAPORAN REALISASI DANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2015 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL NO KEGIATAN ANGGARAN (Rp) FISIK % JUMLAH DANA REALISASI DANA TARGET REALISASI 1 2 3 4 5 6 Program Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 1 Koordinasi dan Konsultasi Adm Kependudukan; 135.950.000 113.510.000 83,49 100 2 Koordinasi dan Konsultasi Adm Kependudukan; 254.176.000 254.382.300 90,54 100 3 Monitoring dan Evaluasi ke Kecamatan; 26.400.000 11.730.000 44,43 44,43 4 Perencanaan dan Pelaksanaan Program dan Anggaran; 6.560.000 1.585.000 24,16 100 5 Pengelolaan Akuntansi Adm Kependudukan; 26.690.000 13.965.000 52 100 6 Sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 29.000.000 13.965.000 48,16 70 7 Pelayanan Dokumen Kependudukan; 151.400.000 127.557.500 84,25 100 8 Penerbitan Dokumen Kependudukan; 277.563.000 252.615.850 91,01 100 9 Pengelolaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2015. 38.942.000 32.950.000 85 85 3.5 Badan Ketahanan Pangan. I. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat. 1. Desa Mandiri pangan. 2. Penanganan Rawan Pangan (SKPG). Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 Page 163

NO 3. Kawasan Mandiri Pangan. 4. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP/KRPL) Kab. Barru. 5. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP/KRPL) APBNP Kab. Barru. 6. Dukungan Manejemen dan Administrasi. TABEL 55 LAPORAN REALISASI DANA DEKONSENTRASI TAHUN 2015 BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BARRU KEGIATAN ANGGARAN (Rp) FISIK % JUMLAH DANA REALISASI DANA TARGET REALISASI I Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat. 586.020.000 583.823.850 100 99,63 1 Desa Mandiri pangan. 57.200.000 57.200.000 100 100 2. Penanganan Rawan Pangan (SKPG). 18.300.000 18.300.000 100 100 3. Kawasan Mandiri Pangan. 101.000.000 100.457.250 100 99,46 4. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP/KRPL) Kab. Barru. 212.620.000 211.866.600 100 99.65 5. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP/KRPL) APBNP Kab. Barru. 160.000.000 159.300.000 100 99,56 6. Dukungan Manajemen dan Administrasi 36.900.000 36.700.000 100 99,46 Sumber : Badan Ketahanan Pangan, 2015. 4. KEPEGAWAIAN 4.1 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan. Keadaan Pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan; Jumlah pegawai sebanyak 30 orang yang terdiri dari : eselon II-b sebanyak 1 orang, eselon III-a sebanyak 1 orang, eselon III-b sebanyak 4 orang, eselon IV-a sebanyak 15 orang, staf sebanyak 9 orang. Berdasarkan kualifikasi pendidikan, S2 sebanyak 8 orang, S1 sebanyak 16 orang, D2/D3 sebanyak 2 orang, SLTA sebanyak 4 orang. 4.2 Dinas Kesehatan. Keadaan Pegawai Dinas Kesehatan; jumlah pegawai sebanyak sebanyak 487 orang yang terdiri dari : eselon II-b sebanyak 1 orang, eselon III-a sebanyak 1 orang, eselon III-b sebanyak 4 orang, eselon IV sebanyak 41 orang, staf sebanyak 79 orang dan fungsional sebanyak 361 orang. Berdasarkan kualifikasi pendidikan, S2 sebanyak Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 Page 164

21 orang, S1 sebanyak 211 orang, D3 sebanyak 22 orang, D2 sebanyak 170 orang, D1 sebanyak 4 orang, SLTA sebanyak 31 orang dan SLTP sebanyak 27 orang. 4.3 Dinas Peternakan Kabupaten Barru. Keadaan Pegawai Dinas Peternakan: Jumlah pegawai pada Dinas Peternakan sebanyak 23 orang yang terdiri dari eselon II-b sebanyak 1 orang, eselon III-a sebanyak sebanyak 1 orang, eselon III-b sebanyak 3 orang, eselon IV-a sebanyak 17 orang, staf sebanyak 6 orang. Berdasarkan kualifikasi pendidikan, S2 sebanyak 6 orang, S1 sebanyak 14 orang, Dokter Hewan sebanyak 1 orang, D3 sebanyak 1 orang, SLTA sebanyak 2 orang. 4.4 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Barru. Jumlah pegawai pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebanyak 28 orang yang terdiri dari eselon II-b sebanyak 1 orang, eselon III/a sebanyak 1 orang, eselon III/b sebanyak 3 orang, eselon IV/a sebanyak 10 orang dan staf sebanyak 13 orang. Berdasarkan kualifikasi pendidikan, S2 sebanyak 1 orang, S1 sebanyak 13 orang, D2/D3 sebanyak 4 orang, SLTA sebanyak 5 orang dan SLTP sebanyak 1 orang. 4.5 Badan Ketahanan Pangan Jumlah pegawai pada Badan Ketahanan Pangan sebanyak 17 orang yang terdiri dari eselon II-b sebanyak 1 orang, eselon III-a sebanyak 1 orang, eselon III-b sebanyak 2 orang, eselon IV-a sebanyak 7 orang, dan staf 6 orang. Berdasarkan kualifikasi pendidikan, S2 sebanyak 2 orang, S1 sebanyak 12 orang dan SLTA sebanyak 3 orang. 5. KONDISI SARANA DAN PRASARANA Sarana dan prasarana yang dimiliki instansi yang diberi tugas pembantuan yakni 5 (lima) instansi berupa perlengkapan, peralatan, meubeleur, gedung kantor, kendaraan dinas operasional dianggap cukup memadai untuk menunjang pelaksanaan pelayanan masyarakat. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 Page 165

6. PERMASALAHAN DAN SOLUSI 6.1 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan. 1. Permasalahan: - belum ada mobil dinas operasional yang layak sampai ke daerah pegunungan sehingga agak merepotkan kalau ada tim berkunjung baik dari pusat atau dari propinsi untuk meninjau ke lokasi kegiatan; - Pegawai yang ada sekarang masih kurang dari kebutuhan. 2. Solusi : - Pada saat tim mau ke lokasi menggunakan mobil pinjaman dari SKPD lain atau mobil rental; - sebagian pegawai mengerjakan pekerjaan diluar tugas dan fungsinya. 6.2 Dinas Kesehatan. 1. Permasalahan: Berdasarkan Juknis BOK Tahun 2015, dana BOK merupakan dana pendamping bukan sebagai dana utama, dalam membiayai operasional Puskesmas kondisi yang terjadi di Kabupaten Barru saat ini sebaliknya dimana BOK merupakan dana utama pembiayaan operasionalisasi di Puskesmas yang mengakibatkan tidak terlaksananya sebagian kagiatan-kegiatan penting dan utama di puskesmas. 2. Solusi : Dana APBD Kabupaten sebagai dana utama mendorong keterbatasan dana operasional di Puskesmas.. 3. Permasalahan: Penyusunan perencanaan tingkat puskesmas belum sistematis, terarah dan berkesinambungan. 4. Solusi : Tim Kabupaten memfasilitasi dalam hal penyusunan perencanaan data dan permasalahan yang ada di puskesmas. 5. Permasalahan: Di tingkat Kabupaten Sinkronisasi Antara Perencanaan Kabupaten dan Perencanaan Puskesmas Belum Optimal. 6. Solusi : Perlu adanya pelatihan perencanaan di tingkat Kabupaten. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 Page 166

6.3 Dinas Peternakan Kabupaten Barru. 1. Permasalahan: 1. Teknis : a. Sistem Pemeliharaan ternak sapi oleh sebagian besar anggota kelompok masih bersifat ekstensif atau semi ekstensif, sehingga pemeliharaan ternak mengalami kesulitan dalam penerapan prinsip-prinsip pembibitan ternak sapi bali khususnya dalam melakukan pengamatan siklus repruduksi ternak bersangkutan. b. Sarana dan Prasarana usaha pembibitan Sapi Bali yang dimiliki oleh kelompok belum mencukupi apabila dibandingkan dengan lokasi pemeliharaan ternak. Hal ini terlihat beberapa kelompok memiliki tempat pemeliharaan yang berpencar. c. Adanya perubahan nomenklatur kegiatan, sehingga dilakukan revisi Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Hal ini mengakibatkan keterlambatan dalam melakukan pencairan anggaran dan pengadaan. 2. Kelembagaan : a. Usaha Pembibitan ternak Sapi Bali di Kabupaten Barru belum dikelola secara utuh dalam wadah kelompok dan cenderung dilakukan secara sendiri-sendiri baik oleh pengurus kelompok tani/peternak maupun masyarakat lainnya, sehingga kelompok tidak memiliki pendapatan. b. Manajemen kelembagaan kelompok yang menjadi sasaran kegiatan belum dilaksanakan secara optimal, sehingga yang terlibat aktif dalam pelaksanaan kegiatan hanya pengurus inti dan beberapa anggota kelompok lain. c. Belum tersedianya kelompok tani/peternak yang khusus melaksanakan kegiatan usaha pembibitan Sapi Bali dalam bentuk kelompok atau gabungan kelompok, sedangkan koperasi baru terbentuk. Hal ini menyebabkan tidak memiliki posisi tawar yang kuat dan permodalan kelompok masih rendah. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 Page 167

3. Sumber Daya Manusia : 1. Permasalahan: a. Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia aparatur peternakan yang berkaitan dengan pembibitan ternak khususnya dalam bidang reproduksi dan kesehatan hewan (inseminator, petugas PKB/ATR, Pengawas Mutu Bibit) belum memadai. b. Pandangan sebagian besar pengurus dan anggota kelompok tani/peternak belum dimaksimalkan bahwa pembibitan ternak Sapi Bali sebagai salah satu mata pencaharian baru dipedesaan. c. Motivasi peternak/anggota kelompok masih rendah untuk menerapkan prinsip-prinsip pembibitan (seleksi, rekording dan manajemen perkawinan) baik secara mandiri maupun kelompok, walaupun mereka sudah memiliki pemahaman tentang perlunya hal tersebut. Hal ini disebabkan peternak belum merasakan atau memperoleh pendapatan yang signifikan dari usaha pembibitan Sapi Bali. 2. Solusi: 1. Pelatihan dan pembinaan secara kontinyu mengenai prinsip-prinsip perbibitan ternak sapi bagi anggota kelompok, penanganan kesehatan hewan dan siklus reproduksi. 2. Optimalisasi penyuluh, tenaga teknis dinas dan anggota kelompok melalui pelaksanaan bimbingan teknis atau pelatihan teknis, sehingga penanganan masalah teknis cepat dilakukan. 3. Mengarahkan dan membimbing kelompok untuk secara kelembagaan menjadi kelompok pembibit sapi potong yang mandiri melalui pelatihan dan pembinaan mengenai kelembagaan kelompok, pembentukan koperasi atau asosiasi pembibit sapi bali. 4. Melakukan kerjasama antara pengelola kegiatan (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi/Kabupaten dengan lembaga penelitian, balai Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 Page 168

pengkajian dan perguruan tinggi khususnya dalam menerapkan inovasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kelompok. 5. Meningkatkan kerjasama antara kelompok tani dengan kelompok tani lainnya atau masyarakat peternak dalam usaha pembibitan sapi bali khususnya penyediaan informasi ketersediaan bibit sapi bali dan pemasaran hasil produksi peternakan, sehingga pendapatan yang diterima lebih meningkat dan menguntungkan peternak. 6. Melakukan penyusunan regulasi pembibitan ternak sapi khususnya yang mengatur tentang penentuan harga ternak yang dihasilkan usaha pembibitan sapi bali. 7. Melakukan integrasi dan diversifikasi usaha pemeliharaan sapi yang dapat menunjang pembibitan sapi, sehingga motivasi peternak/anggota kelompok meningkat. 6.4 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Barru. 1. Permasalahan: Sarana dan Prasarana yang dimiliki Instansi yang diberi tugas pembantuan yakni berupa perlengkapan peralatan-peralatan meubeleur gedung kantor belum cukup untuk menunjang pelaksanaan pelayanan masyarakat. Solusi : Melengkapi sarana dan prasarana penunjang kegiatan. 2. Permasalahan : DIPA yang diterbitkan pada bulan Juni 2015 belum terealisasi 100% dikarenakan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan yang tertuang dalam PERMENDAGRI diterbitkan pada bulan Juni 2015. Solusi : Koordinasi dengan Pusat. 6.5 Badan Ketahanan Pangan. Tidak ditemukan masalah pada kegiatan ini. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 Page 169