PERENCANAAN BAHAN BAKU PADA PRODUKSI GULA TEBU (Studi Kasus PTPN XI PG Djatiroto Kabupaten Lumajang)

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI METODE REGRESI LINIER BERGANDA DALAM MENCARI FORMULASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU GULA TEBU

NASKAH SEMINAR HASIL. Oleh : Vinna Nour Windaryati NIM

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional

BAB I PENDAHULUAN. Menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, PTPN II Persero PG Kwala. Madu yang turut sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia sekarang ini

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO...

DAFTAR ISI. Daftar Tabel... xiv Daftar Gambar... xv Daftar Lampiran... xvi

RANCANG BANGUN DASHBOARD UNTUK VISUALISASI PRODUKTIVITAS BAHAN BAKU TEBU PADA PABRIK GULA GEMPOLKREP

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER

JSIKA Vol. 5, No. 8, Tahun 2016 ISSN X RANCANG BANGUN DASHBOARD UNTUK VISUALISASI PRODUKTIVITAS BAHAN BAKU TEBU PADA PABRIK GULA GEMPOLKREP

Analisis Persediaan Bahan Baku Tebu pada Pabrik Gula Pandji PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) Situbondo, Jawa Timur

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X ARJASA - JEMBER

STUDI PENYEBAB KESALAHAN MUTU GULA KELAPA PADA INDUSTRI GULA KELAPA DI KABUPATEN JEMBER KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI) Oleh :

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PRODUKSI GULA PADA PABRIK GULA DJATIROTO SKRIPSI

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

Sekilas tentang Per-GULA-an Jember

RINGKASAN EKSEKUTIF DAMARIS BARUS Marimin Sri Hartoyo.

DAFTAR ISI. Halaman Sampul... i. Halaman Judul... ii. Halaman Pengesahan... iv. Motto... v. Halaman Persembahan... vi. Daftar Isi...

BAB I PENDAHULUAN. Gula adalah salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang menyerupai otak manusia yang dikenal dengan jaringan syaraf tiruan.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvi. A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI. Halaman Sampul Depan... Halaman Judul... Halaman Pengesahan Skripsi... iii. Halaman Motto... iv. Halaman Persembahan... v. Abstract...

ABSTRACT. Key words: internal audit, controlling, cost of good sold. vii. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... vi. KATA PENGANTAR...

SISTEM AGRIBISNIS BIBIT TEBU ASAL KULTUR JARINGAN BPTP SULAWESI SELATAN

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

ABSTRACT. Keywords: EOQ (Economic Order Quantity), inventories of raw materials. vii Universitas Kristen Maranatha

DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA

V. PEMODELAN SISTEM. Pengguna. Sistem Manajemen Dialog. Sistem Pengolahan Pusat. Gambar 7. Konfigurasi Program Aplikasi SCHATZIE 1.

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS ANAK USIA DINI DI KECAMATAN TUBAN KABUPATEN TUBAN SKRIPSI

ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT. influenced by the proportion of independent board and audit committee size.

ABSTRACT. Key words: Manufacturing budget, Production Financial Control. Universitas Kristen Maranatha

BAB I. Indonesia tidak dapat terus menerus mengandalkan diri dari pada tenaga kerja

HUBUNGAN KONFLIK FUNGSIONAL DENGAN KINERJA ORGANISASI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN (BAPPEKAB) JEMBER

I. PENDAHULUAN. Kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi gula akan berimplikasi pada

PENGARUH PEMAHAMAN MATERI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN (Studi Kasus Siswa Kelas XI SMK Negeri 3 Jember Tahun Ajaran 2010/2011) SKRIPSI

DAFTAR ISI. Cover... Halaman Judul... Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Motto... Halaman Persembahan... Abstrak... Abstract...

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN INDUSTRI TAHU DI KABUPATEN SUKOHARJO (STUDI KASUS DI KECAMATAN GROGOL DAN KECAMATAN KARTASURA)

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi...

Biaya Perencanaan Agregat Metode-Metode Perencanaan Agregat Linear Programming Pengertian Linear

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xix. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 4.1 Tabel 4.

KETERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA SEBAGAI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PRODUKSI GULA DI PG WONOLANGAN KABUPATEN PROBOLINGGO PENDAHULUAN

HALAMAN PENGESAHAN...

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN METODE ARUS BIAYA PERSEDIAAN DAN GROSS PROFIT MARGIN

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA OPERATOR DI BIDANG INSTALASI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI PABRIK GULA SEMBORO)

ANALISIS BEBAN KERJA DAN JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN PENGEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS ( WLA ) DI PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO

ABSTRACT. Keywords : Raw material inventory control, MRP, lot sizing. Universitas Kristen Maranatha

TUGAS AKHIR PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MRP) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LOT SIZING PADA. PEMBUATAN PRODUK KECAP MANIS 620 ml DI PT.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI...

SKRIPSI. Oleh. Radhita Kusuma Mardhani NIM

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN. PERNYATAAN.. MOTTO DAN PERSEMBAHAN.. KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1

BAB I PENDAHULUAN. tebu, tembakau, karet, kelapa sawit, perkebunan buah-buahan dan sebagainya. merupakan sumber bahan baku untuk pembuatan gula.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI BISNIS DALAM MENGHADAPI PELEMAHAN EKONOMI DUNIA 2017 CORPORATE ENTREPRENEURSHIP

ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI DI PABRIK GULA TOELANGAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA X SIDOARJO DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

ABSTRACT. Influence of Management Controlling System on Manager Performance Improvement (Case Study of Perkebunan Nusantara Limited in Bandung)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN

STRATEGI KEMITRAAN PABRIK GULA SEMBORO TERHADAP PETANI TEBU DALAM RANGKA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI SKRIPSI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Pengendalian Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Material Requirement Planning di PT. Alcorindo Sejahtera

PENGARUH PELATIHAN, KEMAMPUAN KERJA DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KUDUS.

7 SIMULASI MODEL DINAMIS

KATA PENGANTAR. Malang, Mei Penyusun

ABSTRACT. Keywords: Deferred tax expense, tax planning, and earnings management. viii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH IMPOR KEDELAI PADA TAHUN SKRIPSI

ABSTRACT. Key Words: similarity, reputation, perceived risk, innovativeness, brand extension, brand image

ANALISIS USAHATANI TEBU PADA LAHAN SAWAH DAN TEGAL SERTA PENGARUH SISTEM LELANG TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI TEBU DI WILYAH KERJA PG SEMBORO

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI TEPUNG AREN DI KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

TAKARIR. = produk dari proses raw milling. = produk dari proses homogenisasi. = produk dari proses finish milling yang siap dijual yang.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

PENENTUAN RENDEMEN GULA TEBU SECARA CEPAT 1

STUDI PEMILIHAN SUMBER ENERGI LISTRIK DI PABRIK GULA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) XI SITUBONDO

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula Subsistem Input Subsistem Usahatani

LAPORAN KERJA PRAKTEK ANALISA PERENCANAAN PADA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK TEFFLON DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSTUJUAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...

BAB II LANDASAN TEORI

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

ABSTRACT. Keywords: Perception Taxpayer s, Tax Penalties, Taxpayer s Compliance. viii

MANAJEMEN RISIKO KINERJA AGROINDUSTRI GULA DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN KECAP BAWANG DENGAN METODE MRP (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING) PADA PERUSAHAAN KECAP CAP BAWANG NGAWI

IDENTIFIKASI SISTEM TRANSPORTASI TEBU DI PTP. NUSANTARA II KEBUN HELVETIA WILAYAH HELVETIA

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh : GIO FANDRI TARIGAN NIM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA KARYAWAN DI INSTALASI RAWAT INAP PUSKESMAS GUCIALIT KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. dunia industri, terutama untuk masalah produksi. Perusahaan dapat

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN DAN KELULUSAN UJIAN... iii. HALAMAN PERNYATAAN... iv

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya.

PENGARUH GRADE BATU GERINDA, KECEPATAN MEJA LONGITUDINAL, DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES GERINDA PERMUKAAN SKRIPSI

TAKARIR. Kombinasi dari beberapa media seperti suara gambar dan animasi

ANALISIS KOMBINASI PRODUK DALAM PENCAPAIAN LABA MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN PERHITUNGAN LINEAR PROGRAMMING

MOH ANNAS SETIAWAN NIM.

Transkripsi:

PERENCANAAN BAHAN BAKU PADA PRODUKSI GULA TEBU (Studi Kasus PTPN XI PG Djatiroto Kabupaten Lumajang) SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Teknologi Pertanian (S1) dan mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian Oleh Siti Noer Intan 031710101067 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2008 i

Perencanaan Bahan Baku Pada Produksi Gula Tebu : Studi kasus PTPN XI PG Djatiroto Kabupaten Lumajang (The Planning of Raw Materials on Sugar Cane Product : A Case Study on PTPN XI PG Djatiroto Regency of Lumajang) Siti Noer Intan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember ABSTRACT Sugar is represent as one of product produced from sugar cane consumed by society largely, become one of nine primary substance. On the sugar production act, the problem often occurred is decreasing the grade of very small sugar cane submerged parameter values. Be sides, total of limited milling capacity will affecting the total of additional raw material required on the sugar cane processing. So that, necessary to determine formulation of milled sugar cane count. Result of this research and data analyzing with multiple linear regression, the optimum submerged value on 2002 to 2006 along 10 of periods, are on 2006 IX period is 8,19 with capacity formulation of milled suga rcane is 87.420,8 tons, with vapor used is 0,44 tons, amount of lime as 82,14 tons, sulphur 32,99 tons and flocculent 0,24 tons. Formulation of raw material, vapor usage and additional material are crucial information that used as consideration of PG Djatiroto on the planning of material requiring. Key words : Sugar cane, PG. Djatiroto Regency of Lumajang, Material Requirement Planning, Multiple linear regression. ix

RINGKASAN Perencanaan Bahan Baku Pada Produksi Gula Tebu (Studi Kasus PTPN XI PG Djatiroto Kabupaten Lumajang) : Siti Noer Intan, 031710101067; 2008 : 84 halaman ; Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Jember. Secara historis, industri gula merupakan salah satu industri perkebunan tertua dan terpenting di Indonesia. Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia pernah mengalami era kejayaan industri gula pada tahun 1930-an dengan jumlah pabrik gula yang beroperasi 179 pabrik, produktivitas sekitar 14,80% dan rendemen 11-13,80%. Produksi puncak mencapai sekitar 3 juta ton dan ekspor gula 2,40 juta ton. Berbagai keberhasilan tersebut didukung oleh kemudahan dalam memperoleh lahan yang subur, tenaga kerja murah, prioritas irigasi, dan disiplin dalam penerapan teknologi Dalam kegiatan produksi gula tebu, permasalahan yang sering dihadapi adalah semakin turunnya mutu tebu hasil panen yang dilihat dari parameter nilai rendemen tebu yang sangat kecil. Kecilnya nilai rendemen tebu ini berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas gula yang dihasilkan. Selain itu jumlah kapasitas giling pabrik yang sangat terbatas menyebabkan perlu dilakukannya manajemen tebang angkut yang tepat untuk menghindari kerusakan bahan baku tebu akibat waktu tunggu yang terlalu lama antara petik dan giling. Jumlah kapasitas giling yang terbatas akan mempengaruhi jumlah bahan baku tambahan yang dibutuhkan pada proses pengolahan gula tebu. Jumlah kebutuhan bahan baku yang cukup besar dalam kegiatan pengolahan gula tebu, memerlukan suatu perencanaan persediaan bahan baku yang tepat. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu ditentukan formulasi jumlah tebu tergiling, pemakaian uap yang spesifik serta bahan pembantu yang tepat untuk mencapai produksi rendemen yang maksimum. Pada penelitian ini pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan metode purposive samples berdasarkan ketersediaan data. Data ketersediaan adalah jenis data non probabilitas paling khas yang dipergunakan dalam penelitian dimana x

unsur-unsurnya diambil atas dasar kemudahan yang dijangkau oleh peneliti. Data yang diambil yaitu data jumlah tebu tergiling, pemakaian uap, kapur tohor, belerang serta flokulant pada tahun 2002 sampai 2006 selama 10 periode, tiap periodenya terdiri dari 15 hari. Sedangkan untuk analisa data menggunakan metode regresi linier berganda dikarenakan semua peubah bebas dianggap mempengaruhi peubah tidak bebas dalam bentuk linier dan bebas satu dengan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data menggunakan metode regresi linier berganda, didapatkan nilai rendemen maksimum pada tahun 2002 sampai 2006 selama 10 periode, yaitu pada tahun 2006 periode 10 dengan nilai produksi rendemen 8,19 dengan formulasi kapasitas tebu tergiling sebanyak 87.420,8 ton, pemakaian uap sebesar 0,44 ton, kapur tohor 85,82 ton, belerang 32,99 ton serta pemakaian flokulant sebanyak 0,24 ton. Formulasi jumlah tebu tergiling, pemakaian uap dan bahan pembantu yang tepat merupakan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak PG Djatiroto dalam merencanakan kebutuhan bahan sehingga pembelian (pengadaan) atas komponen yang diperlukan untuk rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan. xi

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSEMBAHAN... ii HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERNYATAAN... vi HALAMAN PEMBIMBINGAN SKRIPSI... vii HALAMAN PENGESAHAN... viii ABSTRACT... ix RINGKASAN... x PRAKATA... xii DAFTAR ISI... xiv DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR GAMBAR... xix DAFTAR LAMPIRAN... xx BAB 1. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Permasalahan... 3 1.3 Batasan Masalah... 4 1.4 Tujuan Penelitian... 4 1.5 Manfaat Penelitian... 4 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA... 5 2.1 Tanaman Tebu... 5 2.2 Nira Tebu dan Komposisinya... 6 2.3 Produktivitas Tebu di Indonesia... 6 2.3.1 Produktivitas Tebu di Jawa Timur... 8 2.3.2 Produktivitas Tebu di Kabupaten Lumajang... 9 xiv

2.4 Proses Pembuatan Gula... 10 2.4.1 Halaman Pabrik... 11 2.4.2 Stasiun Gilingan... 12 A. Persiapan Tebu... 12 B. Pemerahan Nira... 12 2.4.3 Stasiun Pemurnian... 13 2.4.4 Stasiun Penguapan. 14 2.4.5 Stasiun Kristalisasi... 16 2.4.6 Stasiun Pemutaran... 17 2.4.7 Stasiun Penyelesaian... 18 2.5 Hasil Samping... 19 2.6 Produksi dan Harga Gula Tahun 2002 sampai Tahun 2006... 20 2.6.1 Produksi dan Harga Gula Tahun 2002... 20 2.6.2 Produksi dan Harga Gula Tahun 2003... 21 2.6.3 Produksi dan Harga Gula Tahun 2004... 23 2.6.4 Produksi dan Harga Gula Tahun 2005... 23 2.6.5 Produksi dan Harga Gula Tahun 2006... 24 2.7 Pengertian dan Perkembangan MRP (Material Requirement Planning)... 25 2.8 Ketergantungan Permintaan... 26 2.9 Lingkungan MRP (Material Requirement Planning) dan Asumsi-asumsinya... 27 2.9.1 Lingkungan MRP... 27 2.9.2 Asumsi-asumsi MRP... 27 2.10 Tujuan MRP (Material Requirement Planning)... 27 2.11 Input MRP (Material Requirement Planning)... 28 2.12 Proses MRP (Material Requirement Planning)... 30 2.13 Output MRP (Material Requirement Planning)... 31 2.14 Langkah-langkah Proses Perhitungan MRP xv

(Material Requirement Planning)... 32 2.15 Faktor-faktor Kesulitan Dalam MRP (Materal Requirement Planning)... 33 2.15 Pemograman Linier... 35 2.16 Regresi Linier Berganda... 35 BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN... 40 3.1 Alat dan Jenis Data... 40 3.1.1 Alat... 40 3.1.2 Jenis Data... 40 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 40 3.3 Sumber Data... 40 3.3.1 Prosedur Pengambilan Data... 40 3.4 Desaian Penelitian... 41 3.5 Diagram Alir Proses Pengolahan Tebu... 41 3.6 Metode Analisa Data... 43 3.7 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian... 44 BAB 4. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 46 4.1 Keadaan Umum Pabrik Gula Djatiroto... 46 4.1.1 Sejarah Berdirinya PG Djatiroto... 46 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan... 47 4.1.3 Starategi Perusahaan... 48 4.1.4 Struktur Organisasi... 48 BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN... 54 5.1 Produksi Rendemen Tahun 2002... 54 5.2 Produksi Rendemen Tahun 2003... 61 5.3 Produksi Rendemen Tahun 2004... 67 5.4 Produksi Rendemen Tahun 2005... 72 5.5 Produksi Rendemen Tahun 2006... 76 5.6 Perbandingan Nilai Produksi Rendemen Tahun 2002 SampaiTahun 2006... 81 xvi

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN... 83 6.1 Kesimpulan... 83 6.2 Saran... 84 DAFTAR PUSTAKA... 85 LAMPIRAN... 88 xvii

1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara historis, industri gula merupakan salah satu industri perkebunan tertua dan terpenting di Indonesia. Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia pernah mengalami era kejayaan industri gula pada tahun 1930-an dengan jumlah pabrik gula yang beroperasi 179 pabrik, produktivitas sekitar 14,80% dan rendemen 11-13,80%. Produksi puncak mencapai sekitar 3 juta ton dan ekspor gula 2,40 juta ton. Berbagai keberhasilan tersebut didukung oleh kemudahan dalam memperoleh lahan yang subur, tenaga kerja murah, prioritas irigasi, dan disiplin dalam penerapan teknologi (Susila dan Sinaga, 2005). Pabrik Gula Djatiroto merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kegiatan produksinya adalah melakukan proses pengolahan gula tebu dan berada di bawah naungan PT Perkebunan Nusantara XI (Persero). Dalam kegiatan produksi gula tebu, permasalahan yang sering dihadapi adalah senakin turunnya mutu tebu hasil panen yang dilihat dari parameter nilai rendemen tebu yang sangat kecil. Kecilnya nilai rendemen tebu ini berpengaruh terhadap kualitas gula yang dihasilkan. Jumlah kapasitas giling yang terbatas akan mempengaruhi jumlah bahan baku tambahan yang dibutuhkan pada proses pengolahan gula tebu. Masa produksi gula tebu sangat dipengaruhi oleh waktu dan jumlah tebu hasil panen dalam satu tahun, sehingga dibutuhkan suatu manajemen perencanaan bahan baku yang tepat untuk mencapai nilai rendemen yang maksimal. Jumlah kebutuhan bahan baku yang cukup besar dalam kegiatan pengolahan gula tebu, memerlukan suatu perencanaan kebutuhan material yang tepat. Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) adalah konsep dalam manajemen produksi yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan barang dalam proses produksi, sehingga barang yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai yang direncanakan. Salah satu alasan mengapa perencanaan kebutuhan material digunakan dalam penelitian ini karena perencanaan kebutuhan material dapat 1

2 mengkoordinasikan kegiatan dari berbagai fungsi dalam perusahaan, seperti teknik, produksi, dan pengadaan. Oleh karena itu, hal yang menarik dari perencanaan kebutuhan material tidak hanya fungsinya sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan, melainkan keseluruhan peranannya dalam kegiatan perusahaan. Untuk memproduksi gula tebu dengan rendemen maksimum, produksi dimulai dari pembuatan komponen-komponen dasar baik yang dibuat sendiri maupun yang dipesan dari luar dan selanjutnya dirakit sehingga menjadi suatu produk akhir. Proses ini mengalami urutan-urutan produksi yang cukup panjang, dimana proses dimulai dengan merakit komponen-komponen dasar sehingga membentuk komponen yang lebih tinggi tingkatannya. Proses perakitan ini berulang terus-menerus secara tahap demi tahap, dihasilkan komponen yang lebih tinggi sehingga menghasilkan sebuah produk akhir. Urutan-urutan produksi yang cukup panjang tersebut menyebabkan saat kebutuhan serta jumlah untuk setiap jenis komponen berbeda-beda menurut ketergantungan jenis komponen serta dengan lainnya. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah dalam merencanakan kebutuhan bahan. Untuk mengendalikan masalah tersebut, perlu dikembangkan suatu sistem MRP (Material Requirment Planning) sehingga mampu menunjang kelancaran produksi serta dapat memenuhi jadwal pemesanan barang yang dipesan sesuai dengan kontrak yang disepakati. Dalam penelitian ini, dicari nilai rendemen maksimum selama 10 periode terakhir pada tahun 2002 sampai 2006. Data-data yang diperlukan adalah data tebu tergiling, belerang, kapur tohor, uap serta flokulant, dimana data tersebut merupakan permintaan yang bersifat independent sedangkan data yang berupa permintaan dependent-nya adalah data nilai rendemen. Dari data-data tersebut dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode regresi linier berganda dan kemudian diperoleh nilai rendemen maksimum dari tiap-tiap tahunnya dengan formulasi tebu tergiling, bahan tambahan serta penggunaan uap yang tepat.