BAB 1 PENDAHULUAN. besar pada sektor infrastruktur. Bagi sebagian pengambil kebijakan, kesuksesan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kesempatan Pemerintah Indonesia menyampaikan. komitmennya untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur.

BAB I PENDAHULUAN. 189 negara anggota PBB pada bulan September 2000 adalah deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan

KATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur

BAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan besarnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu. angkatan kerja. Terakhir yaitu kemajuan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. masalah infrastruktur yang belum merata dan kurang memadai. Kedua, distribusi yang

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensional

MENGGAPAI TARGET MDGs DALAM PROGRAM KB NASIONAL. Oleh : Drs. Andang Muryanta

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari

mencerminkan tantangan sekaligus kesempatan. Meningkatnya persaingan antar negara tidak hanya berdampak pada perekonomian negara secara keseluruhan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. telah memanfaatkan pinjaman luar negeri dalam pembangunannya. Pinjaman luar

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. produktivitas tenaga kerja di semua sektor.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi hampir

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

Kajian Pustaka Keterkaitan Infrastruktur Publik dan Ekonomi Oleh : Ir. Putu Rudi Setiawan Msc

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

BAB I PENDAHULUAN. multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek. hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.

KETERKAITAN ANTARA KEMISKINAN PERKOTAAN DENGAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI WILAYAH KABUPATEN TEGAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. terbukti PBB telah menetapkan Millenium Development Goals (MDGs). Salah

I. PENDAHULUAN. Implementasi desentralisasi fiskal yang efektif dimulai sejak Januari

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

BAB I PENDAHULUAN. tetap terbuka pada persaingan domestik. Daya saing daerah mencakup aspek yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Masalah kemiskinan telah menyebabkan masalah lain muncul, salah

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini

Perekonomian Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

PROGRAM PRIORITAS FORUM KERJASAMA DAERAH MITRA PRAJA UTAMA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. PDRB berperan sebagai pengukur tingkat pendapatan bruto yang berada

BAB I PENDAHULUAN. menerus berupaya untuk mensejahterakan rakyatnya. Salah satu hal yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada suatu periode tertentu.pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1)

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada era otonomi daerah ini pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional. Pembangunan. secara material dan spiritual (Todaro dan Smith, 2012: 16).

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dihadapi oleh semua negara di dunia. Amerika Serikat yang tergolong sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan pelayanan publik yang lebih efisien, efektif, dan merata serta

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

1 BAB I PENDAHULUAN. dipandang tidak memuaskan menjadi lebih baik secara lahir dan batin.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi topik utama dalam bidang Ilmu Ekonomi.

4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi

dalam jangka panjang (Boediono, 1994). Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional

PENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB I PENDAHULUAN. disamping fungsinya sebagai alat pemersatu bangsa. Dalam kaitannya dengan sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. lumpuhnya sektor-sektor perekonomian dunia, sehingga dunia dihadapkan bukan

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan

STRATEGI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

DIALOG NASIONAL: UPAYA PENCAPAIAN MDG DI INDONESIA Jakarta, 5 Agustus 2004

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi manusia selalu menjadi tema sentral dalam setiap program

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran investasi infrastruktur dalam proses pertumbuhan ekonomi menjadi perhatian sejak suksesnya perekonomian Asia Timur yang melakukan investasi besar pada sektor infrastruktur. Bagi sebagian pengambil kebijakan, kesuksesan ini bukanlah suatu kebetulan dan investasi infrastruktur dianggap sebagai faktor penting dalam menentukan pertumbuhan ekonomi (Straub dkk., 2008). Secara teori, investasi pemerintah yang dibiayai oleh pinjaman dapat mengurangi dana pinjaman yang tersedia untuk investasi swasta, meningkatkan suku bunga, dan mengurangi tingkat investasi swasta (Mitra, 2006). Sehingga, menurunnya investasi swasta dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi. Perbedaan ini memunculkan perdebatan apakah peran investasi publik (intervensi pemerintah) lebih efektif daripada peran pasar (sektor swasta) dalam mengalokasikan sumber daya. Banyak yang mengkritisi bahwa intervensi pemerintah tidak seefektif peran mekanisme pasar dalam mengalokasikan sumber daya. Sementara, menurut teori publik, sektor swasta sangat tidak mungkin untuk menyediakan barang publik, sehingga dibutuhkan intervensi pemerintah dalam bentuk investasi publik (Keho dan Echui, 2011). Bank Dunia (1994) mendefinisikan Infrastruktur sebagai istilah umum untuk banyak kegiatan yang disebut sebagai social overhead capital oleh ekonom pembangunan Paul Rosenstein - Rodan, Ragnar Nurkse, dan Albert Hirschman. 1

Istilah tersebut tidak didefinisikan, namun dijelaskan sebagai kegiatan yang mencakup fitur teknis (seperti skala ekonomi) dan fitur ekonomi (seperti spillover dari pengguna kepada non-pengguna). Dalam penelitian mengenai infrastruktur, definisi infrastruktur sangat jarang dikemukakan karena tidak ada kesepakatan mengenai hal tersebut. Sebagian besar penelitian mengenai infrastruktur mendefinisikan infrastruktur sebagai sarana fisik seperti jalan, jembatan, sarana telekomunikasi, air, dan listrik. Investasi infrastruktur merupakan salah satu bentuk investasi publik yang dikeluarkan oleh pemerintah dan swasta untuk pembangunan infrastruktur publik seperti jalan, jembatan, sarana listrik dan lain sebagainya. Secara umum, investasi infrastruktur salah satunya infrastruktur jalan memiliki peran penting dalam memfasilitasi pertumbuhan ekonomi. Praktisi pembangunan cenderung untuk menekankan pentingnya investasi infrastruktur dalam mengurangi kemiskinan dan berkontribusi terhadap pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). 1 Infrastrukur transportasi yang baik berpengaruh terhadap pengurangan biaya transportasi dan kemacetan jalan serta meningkatkan pembangunan industri (Keho dan Echui, 2011). Di sisi lain, infrastruktur yang rendah menciptakan bottleneck bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Sahoo, 2010). Sebelum krisis ekonomi tahun 1997, pengeluaran investasi infrastruktur tahunan di Indonesia (sektor pemerintah dan sektor swasta) mencapai 5% dari 1 MDGs merupakan program Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berisi butir-butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Butir-butir tujuan ini antara lain: memberantas kemiskinan dan kelaparan, memberikan pendidikan dasar bagi semua anak, meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, mengendalikan HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya, serta menjamin kelestariaan lingkungan hidup. 2

Produk Domestik Bruto (PDB). Kemudian menurun hingga di bawah 2% dari PDB pada tahun 2000 (Bank Dunia, 2007). Pada tahun 2012 investasi infrastruktur meningkat menjadi sekitar 4,5% dari PDB, namun peningkatan tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan infrastruktur Indonesia. Sebagai pembanding, dua negara dengan pertumbuhan yang tinggi di wilayah asia timur, Cina dan Vietnam (dengan investasi sekitar 10% PDB untuk infrastruktur) belum berhasil memenuhi kebutuhan listrik, kebutuhan telepon dan mendirikan jaringan transportasi utama (Straub dkk., 2008). Berdasarkan Global Competitivness Report (GCR), pada tahun 2012, Infrastruktur Indonesia berada pada posisi 78 dari total 144 negara. 2 Posisi ini jauh lebih rendah daripada Cina dan Malaysia yang masing-masing berada pada posisi 48 dan 32. Sementara itu, untuk kualitas infrastruktur jalan, menurut GCR 2012, Indonesia berada pada posisi 90 dari 144 negara. Posisi ini, lebih rendah dari India, dan Cina yang masing-masing berada pada posisi 86 dan 54. Permasalahan infrastruktur di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh rendahnya pembangunan infrastruktur, namun juga disebabkan oleh tingginya pertumbuhan permintaan infrastruktur. Contohnya dapat dilihat pada infrastruktur jalan (lihat gambar 1.1). 2 GCR merupakan survey yang dilakukan oleh forum ekonomi dunia (world economic forum) mengenai tingkat daya saing secara global. 3

Persen 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 9.86 1.34 1.21 0.26 15.79 14.76 23.19 15.12 26.53 4.18 4.85 3.98 3.68 3.85 12.56 9.16 14.21 11.30 8.81 2.09 2.12 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun Pertumbuhan Jalan Pertumbuhan Kendaraan Sumber: Badan Pusat Statistik (2013) Gambar 1.1 Pertumbuhan Jalan dan Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Indonesia 2001-2011 Berdasarkan gambar 1.1 diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan jalan cenderung lebih rendah daripada pertumbuhan kendaraan bermotor. Dalam pembentukan output (PDB), hal ini menimbulkan inefisiensi karena menghambat proses distribusi barang dan jasa. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa infrastruktur jalan di Indonesia secara rata-rata belum memenuhi kebutuhan publik. Kemudian, dilihat dari pola persebaran jalan, pembangunan jalan di Indonesia masih terpusat di daerah-daerah yang berpenduduk padat seperti kawasan barat Indonesia. Sementara untuk kawasan timur Indonesia, pembangunan jalan cenderung masih rendah (lihat gambar 1.2) 4

Panjang Jalan (Km) 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 Provinisi Kondisi baik Kondisi kurang baik Sumber: Kementrian Pekerjaan Umum (2013) Gambar 1.2 Panjang Jalan Indonesia Per Provinsi Tahun 2010 Gambar 1.2 diatas menunjukan bahwa persebaran jalan di Indonesia masih belum merata. Wilayah timur Indonesia relatif memiliki panjang jalan yang lebih rendah dibandingkan wilayah barat Indonesia. Selain itu, bisa dilihat bahwa kondisi jalan Indonesia yang kurang baik masih cukup besar, terutama di provinsi Papua dan Papua Barat yang hampir setengah jumlah jalannya dalam kondisi kurang baik. Berbagai penelitian telah menunjukan pengaruh infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi, dimana sebagian penelitian menunjukan bahwa pembangunan infrastruktur memiliki hubungan yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi, sementara penelitian lainnya menunjukan hubungan sebaliknya. Sahoo dkk. (2010) melakukan penelitian mengenai peran pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi di Cina. Hasilnya, mereka menemukan bahwa pembangunan infrastruktur di Cina memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi 5

dibandingkan dengan investasi publik maupun investasi swasta. Kumo (2012) menemukan bahwa investasi infrastruktur ekonomi di Afrika Selatan mendorong pertumbuhan jangka panjang. Sihombing dan Abidin (2009) menemukan bahwa peningkatan belanja modal jalan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIY memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap PDRB, namun kotribusi ini perlahan-lahan menurun (diminish). Disisi lain, terdapat beberapa penelitian lain yang menunjukan hubungan negatif antara pembangunan infrastruktur dengan pertumbuhan ekonomi. Keho dan Echui (2011) menemukan bahwa investasi publik untuk infrastruktur transportasi di Pantai Gading tidak memiliki dampak kausal terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memiliki dampak kausal terhadap investasi transportasi. Straub dkk (2008) menemukan bahwa untuk sebagian besar variabel yang digunakan, tidak ditemukan adanya hubungan signifikan antara infrastruktur, produktivitas, dan pertumbuhan di Asia Timur. Fasoranti (2012) menemukan bahwa pengeluaran pemerintah untuk layanan kesehatan, transportasi dan komunikasi memiliki dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Nigeria. Celah hasil penelitian tersebut membawa penelitian ini untuk melihat bagaimana peran pembangunan infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam penelitian ini dikembangkan metode Autoregressive Distributed Lag Error Correction Model (ARDL - ECM) yang digunakan untuk menganalisis hubungan jangka panjang dan interaksi jangka pendek antar variabel yang diteliti. 6

1.2 Rumusan Masalah Infrastruktur jalan merupakan salah satu jenis infrastruktur yang pembangunannya masih belum merata dan belum mememuhi kebutuhan publik. Dari segi kualitas, infrastruktur Indonesia masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara lain. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan adanya hubungan positif antara pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi, sementara penelitian lainnya menunjukan hubungan yang negatif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dan pengaruh dari adanya pembangunan infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana pengaruh infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia? 2. Apakah pembangunan infrastruktur jalan menciptakan pertumbuhan ekonomi jangka panjang? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Melihat pengaruh pembangunan infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan ekonomi. 2. Menganalisis pengaruh jangka pendek dan jangka panjang dari adanya pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia. 7