BAB I PENDAHULUAN. yang ada di pasar modal, dapat dilakukan dengan melakukan studi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing (Ang, 1997). Strategi bersaing merupakan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tumbuh secara normal melalui kegiatan capital budgeting. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus,

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat ini. Perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kerja melalui pembangunan perusahaan untuk meningkatkan daya saing

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merger dan akuisisi. Merger merupakan salah satu strategi perusahaan untuk

PENGARUH PENGUMUMAN LABA TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai corporate action. Corporate action adalah aktivitas emiten

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana modal untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi, alternatif investasi pun semakin beragam.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi pasar. Efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon

BAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi pada financial assets, sedangkan emiten sebagai pihak yang. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26).

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market).

I. PENDAHULUAN. Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. berupa perusahaan, manusia dan lainya.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. surat berharga. Pasar akan memproses informasi yang relevan kemudian pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, persaingan usaha diantara perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin

BAB I PENDAHULUAN. mendaftarkan sahamnya di pasar modal atau berstatus ( go public ). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang terdaftar di pasar modal sebanyak 573 emiten. Jumlah tersebut mengalami

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memasuki pasar bebas dan adanya globalisasi menuntut perusahaan untuk

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaan bahkan dapat berkembang. Perusahaan yang mampu untuk

ANALISA PENGARUH PENGUMUMAN AKUISISI TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN AKUISITOR DAN NON AKUISITOR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesulitan keuangan. Selain itu, alasan untuk perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. baik jangka pendek maupun jangka panjang agar dapat terus bertahan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pun dituntut untuk bergerak lebih cepat dibandingkan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di era globalisasi yang dinamis saat ini dituntut untuk lebih kreatif

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelebihan perusahaan yang harus tetap dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya investor akan menginvestasikan dananya kepada perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan

BAB I PEDAHULUAN. adalah perkembangan politik. Sebagai contoh, dengan terpilihnya Donald

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan nasional memiliki peranan penting untuk memacu. pertumbuhan ekonomi suatu negara. Selain itu pendapatan nasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Benua Eropa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. tambahan tersebut dapat diperoleh dari investor yang menanamkan modalnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri,

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya menjadi

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak

PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin ramainya

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

PENGARUH MERGER DAN AKUISISI TERHADAP AKTIVITAS VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN PENGAKUISISI DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Susanti, 2008) Fahmi (2012:116)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan pasar yang memfasilitasi sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menuju kedewasaannya mulai

PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kurang terpecaya, karena sinyal yang diberikan bersifat costly atau. investor percaya akan kondisi perusahaan di masa mendatang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang cukup ampuh untuk menciptakan sinergi bagi perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Setiap

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif antar pesaing, serta untuk. meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan.

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. penyatuan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan, pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun pihak swasta. (Darmaji dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mentransaksikan sekuritas (Tandelilin, 2010:13). Transaksi sekuritas terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran yang sangat penting bagi keadaan ekonomi suatu negara. Peran utama pasar modal adalah menjadi lembaga yang melakukan pemupukan modal dan mobilisasi dana secara produktif. Perkembangan aktivitas pasar modal yang pesat membawa perubahan besar pada tuntutan kualitas informasi. Agar pengambilan keputusan investor rasional, dibutuhkan suatu informasi yang relevan sehingga mampu mengidentifikasi kinerja perusahaan. Dengan kata lain, keputusan investasi yang dilakukan oleh investor merupakan reaksi atas informasi yang mereka terima (Aritonang, dkk, 2009). Reaksi investor terhadap suatu informasi ini akan mengakibatkan reaksi di pasar modal. Untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu fenomena atau informasi yang ada di pasar modal, dapat dilakukan dengan melakukan studi peristiwa. Studi peristiwa atau event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Reaksi pasar dapat diakibatkan oleh informasi dari aksi korporasi atau corporate action yang dilakukan perusahaan emiten. Corporate action berkaitan dengan Muslim Nurdin, 2014 ANALISIS TINGKATaBNORMAL RETURN DAN LINGKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAh AKUISIS: studi pada perusahaan pengakusisi yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2010-2013 Univ ersita Pendidikan Indonesia repository.up.edu perpustakaan.upi.edu

2 kebijakan-kebijakan yang diambil oleh perusahaan seperti pembagian deviden, merger dan akuisisi, reverse stock dan stock split serta right issue. Berikut adalah corporate action yang dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. 70 60 50 40 30 20 10 0 2010 2011 2012 2013 Sumber: KPPU, Saham Ok, diolah Merger/Akuisisi Reverse&stock split right issue Gambar 1.1 Grafik Corporate Action periode 2010-2013 Dari gambar diatas terlihat bahwa corporate action yang dipilih perusahaan dengan cara melakukan reverse stock & stock split dan right issue cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Berbanding terbalik dengan merger dan akuisisi yang justru semakin mengalami peningkatan atau lebih banyak dipilih oleh perusahaan sebagai aksi korporasinya. Fenomena meningkatnya kegiatan merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan sebagai aksi korporasinya ini menunjukan bahwa akuisisi dinilai sebagai cara yang efektif untuk melakukan ekspansi usaha dan memberikan sinyal positif kepada para investor di pasar modal. Fenomena ini dapat dijadikan investor sebagai salah satu pertimbangan

3 untuk melakukan keputusan investasi pada perusahaan yang melakukan keputusan akuisisi, dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dikemudian hari. Sebagian besar perusahaan memilih merger dan akuisisi sebagai bentuk ekspansi eksternalnya. Alasan yang paling sering digunakan perusahaan karena merger dan akuisisi lebih efisien dibanding harus membangun unit bisnis sendiri, disamping itu merger dan akuisisi dapat memberikan efek sinergi (foster, 1994). Namun akuisisi dinilai lebih efektif bagi perusahaan yang mempunyai modal besar, karena akuisisi memungkinkan perusahaan pengakuisisi untuk melakukan pengambilalihan secara penuh dan mempunyai hak kontrol atas perusahaan target. Akuisisi biasanya dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai modal yang besar, karena untuk melakukan akuisisi pun dibutuhkan biaya yang tidak sedikit dibandingkan dengan jenis penggabungan usaha lainnya. Akuisisi sendiri diartikan sebagai perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar saham perusahaan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perusahaan tersebut. Dimana perusahaan itu sendiri masih tetap ada (Suad Husnan, 2002). Secara kuantitas, aktivitas merger/akuisisi mengalami kenaikan yang cukup signifikan seiring dengan semakin populernya istilah merger/akuisisi itu sendiri dikalangan pelaku usaha. Merger/akuisisi

4 merupakan suatu langkah restrukturisasi perusahaan yang dipercaya mampu mendatangkan keuntungan dalam waktu yang relatif singkat. Namun, dilihat dari sisi persaingan, merger/akuisisi merupakan aktivitas yang perlu mendapat perhatian khusus karena berpotensi mengurangi tingkat persaingan di pasar. Dengan mempertimbangkan kekhawatiran adanya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang diakibatkan oleh aktivitas merger/akuisisi, pada tahun 2009 Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengeluarkan Peraturan Nomor 1 Tahun 2009 tentang Pra-Notifikasi Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan (Pemkom 1/2009). Seiring dengan semakin berkembangnya aktivitas merger/akuisisi yang terjadi di Indonesia, maka KPPU melakukan langkah restrukturisasi organisasi secara besar-besaran dengan mendirikan Biro Merger yang khusus menangani notifikasi dan penilaian merger, akuisisi dan konsolidasi. Dalam waktu yang hampir bersamaan, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 tentang Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan Yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (PP 57/2010). Selama kurun waktu dua tahun terakhir, terutama setelah berlakunya PP 57/2010, KPPU mencatat puluhan notifikasi merger/akuisisi. Bahkan, secara kuantitas jumlah aktivitas merger/akuisisi semakin bertambah seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional

Notifikasi 5 dan internasional. Boleh dikatakan, tahun 2010 dan 2011 merupakan tahun-tahun dimana gelombang akuisisi melanda Indonesia. Bahkan mungkin, sepanjang sejarah merger/akuisisi di KPPU, gelombang merger/akuisisi di Indonesia mengalami puncaknya pada masa sekarang dimana terdapat banyak pelaku usaha yang melakukan aktivitas merger/akuisisi. Bahkan dalam trisemester pertama tahun 2012, jumlah notifikasi yang masuk mengalir sangat deras dan diperkirakan akan terus meningkat. Berikut adalah grafik notifikasi Merger dan akuisisi periode 2010 2013 yang tercatat di KPPU 70 60 50 40 30 20 10 0 2010 2011 2012 2013 Tahun Sumber: KPPU, diolah Gambar 1.2 Grafik Notifikasi Merger dan Akuisisi Dari gambar 1.2, menggambarkan bahwa terjadi peningkatan notifikasi merger dan akuisisi semenjak diberlakukannya peraturan yang dilakukan oleh KPPU. Terlihat notifikasi pada tahun 2010 yaitu sebanyak 3 notifikasi yang meningkat pada tahun 2011 sebanyak 43 notifikasi, dan

6 sempat menurun pada tahun 2012 menjadi 42 notifikasi, namun kembali meningkat secara derastis pada tahun 2013 yaitu sebanyak 63 notifikasi yang tercatat di KPPU. Dari sekian banyak notifikasi yang masuk, terdapat suatu karakteristik yang unik dalam aktivitas merger/akuisisi yang tercatat di KPPU. Krisis yang terjadi di daratan Eropa dan Amerika Serikat dewasa ini menyebabkan tren peningkatan efisiensi di kalangan pelaku usaha, yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya gelombang merger/akuisisi di Indonesia. Uniknya, yang terjadi bukan tren peningkatan gelombang merger/akuisisi antar perusahaan dalam negeri, melainkan tren merger/akuisisi yang dilakukan di luar negeri namun berdampak kepada pasar nasional (http://www.kppu.go.id/id/2013/01/gelombang-mergermelanda-bangga-atau-waspada/). Keputusan akuisisi sendiri membawa dampak positif dan negatif. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari keputusan akuisisi diantaranya biaya yang diperlukan untuk melakukan akuisisi sangatlah mahal dan hasilnya pun belum tentu sesuai dengan harapan. Disamping itu, pelaksanaan akuisisi juga dapat memberikan pengaruh negatif terhadap posisi keuangan dari acquiring company apabila strukturisasi dari akuisisi mengunakan cara pembayaran dengan kas atau melalui pinjaman (Payamta, 2004). Hal negatif ini timbul jika perusahaan tidak sanggup membayar deviden kepada para pemegang saham.

7 Sedangkan hal positif yang mendorong perusahaan melakukan akuisisi adalah untuk menciptakan suatu sinergi. Sinergi itu dapat berupa sinergi operasi, financial, manajerial, teknologi dan pemasaran. Melalui sinergi ini diharapkan perusahaan mampu mengoptimalkan kinerjanya (Moin, 2007:55). Dari sisi keuangan perusahaan, akuisisi adalah salah satu bentuk investasi jangka panjang yang harus diinvestigasi dan dianalisis dari aspek kelayakan bisnisnya. Maka tidak lain tujuan akuisisi adalah untuk membangun keunggulan kompetitif perusahaan jangka panjang yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimalkan kemakmuran pemilik perusahaan. Keputusan akuisisi sendiri dapat berpengaruh terhadap keadaan di pasar modal. Reaksi yang timbul di pasar modal terhadap keputusan akuisisi ini dapat ditangkap positif dan negatif oleh para investor. Reaksi positif dan negatif terhadap kejadian merger dan akuisisi tergantung dari ketersediaan informasi bagi investor pada waktu pengumuman merger dan akusisi serta perspektif pasar terhadap keputusan akuisisi. Pengumuman akuisisi dapat mempengaruhi harga saham dalam jangka pendek karena adanya efek psikologis terhadap para investor. Sebagai contoh rencana yang akan akan dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk mengakuisisi Pertamina Gas (Pertagas) mendapat sambutan positif dari para pelaku pasar modal. Langkah tersebut dianggap akan memberikan nilai tambah yang optimal bagi pengembangan infrastruktur gas dan pemanfaatan gas bumi daripada

8 PGN oleh Pertamina. Hal ini berbanding terbalik dengan keinginan BUMN agar Pertamina mengakuisisi PGN yang dinilai sebagai langkah yang tidak tepat. terbukti akibat isu tersebut saham PGN di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mengalami tekanan (TribunNews.com,2013 : http://id.berita.yahoo.com/pelaku-pasar-dukung-pgn-akuisisi-pertagas- 060107703--finance.html). Bunga Rampai, (2002) dalam Sri Dwi A Ambarwati, (2010: 285) Pengumuman merger dan akuisisi adalah informasi yang penting bagi suatu industri, artinya informasi tersebut tidak hanya berpengaruh bagi perusahaan pengakuisisi (akuisitor) dan perusahaan yang diakuisisi (target) tetapi juga bagi perusahaan lain dalam industri yang sama dengan akuisitor dan perusahaan target. Sesuai dengan signalling theory yang menyatakan bahwa sinyal adalah suatu tindakan manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan (Agnes Sawir, 2004: 118). Prinsip dari signalling theory adalah bahwa setiap tindakan mengandung informasi. Maka pengumuman akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan merupakan salah satu contoh penyampaian informasi melalui signalling. Berdasarkan signalling theory, perusahaan melakukan akuisisi untuk memberikan sinyal yang positif atau ekspektasi optimis kepada publik. Sinyal positif ini menginterpretasikan bahwa perusahaan akan memberikan prospek yang baik bagi para investor.

9 Riset-riset empiris tentang pengaruh akuisisi yang sudah dilakukan cenderung melihat kinerja saham perusahaan dengan hasil yang beragam. Loughran and Vijh (1997) dalam Sri Dwi A Ambarwati (2010) menemukan hasil bahwa perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi akan mendatangkan abnormal return bagi pemegang saham. Hal senada juga ditemukan oleh riset Marwan Asri (1998) dalam Sri Dwi A Ambarwati (2010: 285-286) yang menemukan bukti empiris adanya abnormal return signifikan setelah pengumuman akuisisi. Slamat H Aritonang, dkk, (2009) dalam jurnal penelitiannya menyatakan bahwa pengumuman akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan dapat menjadi informasi yang dijadikan oleh investor untuk dijadikan bahan pertimbangan atau referensi dalam melakukan keputusan investasi. Maka keputusan akuisisi yang di ambil oleh suatu perusahaan dapat menjadi informasi yang digunakan untuk melihat reaksi pasar modal. Reaksi pasar tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat keuntungan yang diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau menggunakan abnormal return dan tingkat likuiditas saham. Abnormal return dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman. Jika suatu pengumuman mengandung informasi maka pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar, begitu juga sebaliknya apabila suatu suatu pengumuman tidak mengandung informasi maka pasar tidak akan bereaksi terhadap pengumuman tersebut (Hartono, dalam Aritonang S H, dkk,

10 2009). Abnormal return adalah Selisih antara tingkat keuntungan yang sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Abnormal return sering digunakan untuk menghitung efisiensi pasar. Pasar dikatakan efisien jika tidak satu pun pelaku pasar yang menikmati abnormal return dalam jangka waktu yang cukup lama. Abnormal return dapat pula digunakan sebagai menghitung kinerja surat berharga. Sedangkan efek lain yang dilihat dari pelaksanaan akuisisi adalah dari aktivitas likuiditas saham. Likuiditas menurut Bursa efek Indonesia (informasi umum pasar modal, stock exchenge) adalah kelancaran yang menunjukan tingkat kemudahan dalam mencairkan modal investasi. Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah likuiditas saham. Menurut E.A. Koentin, (1994:106) likuiditas saham adalah mudahnya saham yang dimiliki seseorang dapat diubah menjadi uang tunai melalui mekanisme pasar modal. Ukuran utama likuiditas menurut Fabozzi (1999) adalah besarnya selisih hasil antara harga penawaran (harga yang diinginkan) dengan harga yang diminta (harga yang disetujui pembeli) atau yang disebut bid-ask spread. Semakin kecil spread suatu saham berarti semakin likuid saham tersebut dan semakin besar spread maka semakin rendah likuiditasnya. Spread antara harga bid dan harga ask ini mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengubah saham menjadi kas atau sebaliknya. Saham yang likuiditasnya rendah memiliki spread yang besar, yang berarti

11 semakin besar biaya yang harus dikeluarkan untuk mengubah saham menjadi kas atau sebaliknya. Beberapa peneliti yang meneliti tentang melihat reaksi pasar telah banyak dilakukan. Wibowo dan Pakereng (2001) pengaruh pengumuman merger dan akuisisi terhadap return saham perusahaan akuisitor dan nonakuisitor dalam industri yang sama di Bursa Efek Indonesia membuktikan adanya abnormal return saham perusahaan akuisitor dan nonakuisitor. Sedangkan dalam penelitian Payamta & Setiawan (2004), hasilnya menunjukan pengujian secara serentak terhadap semua rasio keuangan perusahaan manufaktur setelah melakukan merger dan akuisisi ternyata tidak mengalami perbaikan dibandingkan dengan sebelum melakukan merger dan akuisisi. Abnormal return sesudah merger dan akuisisi adalah negatif dengan periode jendela 45 hari ( 22 hari sebelum dan 22 setelah keputusan merger dan akuisisi). Begitu pula dengan penelitian Aritonang S H, dkk, (wacana Vol.12 No. 4, 2009), menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara return saham pada periode sebelum-saat, saat-sesudah pengumuman merger dan akuisisi. Pegujian abnormal return menghasilkan kesimpulan tidak ada perbedaan pada nilai rata-rata abnormal return sebelum-saat pengumuman dan saat-sesudah pengumuman. Sedangkan untuk pengujian pasangan periode sebelum sesudah pengumuman merger dan akuisisi memperoleh hasil terdapat perbedaan yang signifikan antara

12 rata-rata abnormal return saham sebelum sesudah pengumuman merger dan akuisisi. Pengujian aktivitas volume perdagangan untuk periode lima hari di seputar pengumuman, menghasilkan kesimpulan yang sama yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pasangan pengujian sebelum-saat, saat-sesudah, dan sebelum sesudah pengumuman merger dan akuisisi. Berdasarkan uraian dan data di atas, ternyata ditemukan perbedaan antara hsil penelitian satu dengan yang lainnya. Hal ini menarik bagi penulis untuk meneliti kembali sejauh mana pengaruh akuisisi terhadap reaksi pasar. Untuk itu penelitian ini mengambil judul Analisis Tingkat Abnormal Return dan Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Akuisisi ( Studi Pada Perusahaan Pengakuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013). Penelitian ini mengukur seberapa besar pengaruh akuisisi terhadap reaksi pasar, seperti abnormal return dan likuiditas saham. Penelitian ini akan dilakukan dengan periode jendela 20 hari, yaitu 10 hari sebelum dan 10 hari setelah akuisisi. Periode jendela dipilih 20 hari karena diharapkan pergerakan harga saham peristiwa yang terjadi tidak dipengaruhi peristiwa lain, sehingga dapat menghindari terjadinya bias. 1.2 Identifikasi Masalah

13 Moin 2007, menyatakan akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian (control) atas asset atau saham suatu perusahaan oleh perusahaan lainnya, namun perusahaan pengambilalih dan yang diambil alih masih ada sebagai badan hukum yang terpisah. Dalam penelitian kali ini penulis mencoba untuk membahas mengenai perusahaan go publik, yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan keputusan akuisisi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dapat berpengaruh secara langsung kepada keputusan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan dengan cara melihat tingkat abnormal return dan likuiditas saham selama jendela pengumuman akuisisi. Adapun jendela pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah 20 hari, yaitu 10 hari sebelum pengumuman akuisisi dan 10 hari setelah pengumuman. Abnormal return dan likuiditas saham dapat dijadikan sebagai indikator untuk melihat reaksi pasar terhadap informasi yang diberikan oleh perusahaan atau informasi yang terjadi di pasar. Abnormal return adalah selisih antara tingkat keuntungan yang sebenarnya dengan keuntungan yang diharapkan. Sedangkan Ukuran utama likuiditas menurut Fabozzi (1999) adalah besarnya selisih hasil antara harga penawaran (harga yang diinginkan) dengan harga yang diminta (harga yang disetujui pembeli) atau yang disebut bid-ask spread.

14 Dalam penelitian sebelumnya sudah banyak yang membahas mengenai analisis abnormal return dan likuiditas saham terhadap pengumuman merger dan akuisisi, namun hasil penelitian masih berbeda beda. Oleh karena itu penulis tertarik untuk kembali mengangkat topik ini sebagai bahan penelitian. Dengan tujuan dapat mengetahui apakah keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dapat mempengaruhi keputusan investasi bagi para investor. 1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana gambaran abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi? 2. Bagaimana gambaran likuiditas saham sebelum dan sesudah akuisisi? 3. Apakah terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan setelah akuisisi? 4. Apakah terdapat perbedaan likuiditas saham sebelum dan sesudah akuisisi? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui gambaran dari abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi. 2. Mengetahui bagaimana gambaran likuiditas saham sebelum dan sesudah akuisisi.

15 3. Mengetahui bagaimana perbedaan abnormal return sebelum dan setelah akuisisi. 4. Mengetahui bagaimana perbedaan likuiditas saham sebelum dan setelah akuisisi. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Investor Adapun manfaat bagi investor dengan adanya penelitian ini yaitu diharapkan penelitian ini bisa di jadikan acuan atau sumber informasi yang digunakan oleh investor untuk pengambilan keputusan investasinya, sehingga sesuai dengan harapannya yaitu mendapatkan keuntungan. 2. Bagi Perusahaan Adapun manfaat bagi perusahaan adalah sebagai acuan untuk membuat keputusan ekonomi yang berkaitan dengan perubahan keuntungan yang disebabkan oleh akuisisi di bursa efek. 3. Bagi Akademisi dan Peneliti Manfaat dilakukannya penelitian ini bagi penulis adalah untuk menambah pengalaman dalam menulis karya ilmiah, dan menambah wawasan mengenai akuisisi dan pengaruhnya terhadap perusahaan. Dam memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu manajemen

16 keuangan, terutama kaitannya dengan masalah abnormal return dan likuiditas saham disekitar pengumuman akuisisi.