BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi berkembang pesat di era global. Imbasnya,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan hasil penelitian struktur teks van Dijk.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bagan 3.1 Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Informasi yang disajikan oleh media massa dimanfaatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), kemudian berubah nama menjadi PT Bank

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung Lautan Api untuk nama Stadion Utama Sepakbola (SUS) Gedebage,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan manusia bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENUTUP. sebuah realitas media yang dianggap benar oleh khalayak. Masyarakat percaya

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

11Ilmu ANALISIS WACANA KRITIS. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang gender telah menjadi bahasan analisis sosial, menjadi pokok

BAB I PENDAHULUAN. Itulah yang kemudian dituangkan dalam media komunikasi, baik berupa media massa cetak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penilaian baik dari masyarakat atau public image. Keinginan itu

III. METODE PENELITIAN. didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. 1 Metode

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Media massa berperon dalam menanamkan false consciousness,

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 3.3 Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilihan kepala daerah selalu menjadi peristiwa menarik terutama bagi masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dessy Pricilla, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Perancis bertujuan agar peserta didik memiliki

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Teknologi dan informasi berkembang pesat di era global. Imbasnya, komunikasi menjadi demikian penting bagi kehidupan masyarakat. Salah satu ciri masyarakat modern ditandai dengan ketergantungan memperoleh dan menggunakan media komunikasi. Media komunikasi, dalam hal ini yaitu media massa yang menjelma menjadi alat propaganda paling efektif. Melalui berita yang dikemasnya, media massa menjadi pengantar untuk mengubah pola pikir masyarakat. Media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas sesuai dengan kepentingannya dan merupakan wujud dari pertarungan ideologi antara kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat. Dengan kemajuan teknologi, jaringan-jaringan pemberitaan dunia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Masyarakat dari berbagai penjuru dunia dapat dengan mudah dipengaruhi oleh arah opini yang telah dimodifikasi media massa untuk menjalin relasi antara wacana, kekuasaan, dan ideologi (Fairclough, 2003). Wacana adalah alat bagi kepentingan kekuasaan, hegemoni, dominasi budaya, dan ilmu pengetahuan. Distribusi wacana ke tengah masyarakat pada era post-modern ini, dilaksanakan secara strategis melalui media, baik media cetak maupun elektronik. Mayoritas masyarakat atau mungkin seluruhnya mengetahui informasi tentang politik dari media massa (surat kabar), baik media lokal, regional,

2 nasional, bahkan internasional. Masyarakat, baik yang ada di desa terlebih yang ada di kota, dikepung oleh berbagai informasi. Hal ini adalah jawaban mengapa setiap kandidat kepala negara hingga tingkat paling bawah, termasuk calon legislatif selalu menyertakan media massa dalam setiap aktivitas kampanyenya. Melalui surat kabar, para pejabat melakukan persuasi lewat pesan-pesan politik yang disampaikan kepada publik. Bahkan bukan hanya ketika akan menjadi pejabat, ketika sudah menjadi pejabat pun seorang politikus selalu memelihara hubungan baik dengan pihak media. Tidak ada satu pemimpin yang kemudian mengabaikan kedekatannya dengan media, kecuali mereka yang tidak tahu diri atau tidak paham efek media. Fairclough (2003:27) mengemukakan Teks lebih merupakan suatu produk daripada suatu proses produksi dari proses produksi teks. Kutipan tersebut dapat dimaknai bahwa suatu dominasi atau hegemoni tertentu menggunakan wacana sebagai elemen taktis untuk mempengaruhi pola pikir masyarakat, ini semua terkait dengan pembangunan sebuah dominasi dan pelestarian kekuasaan. Sebagai saluran komunikasi politik dan sosial, media berusaha menyampaikan informasi yang tepat kepada masyarakat. Oleh sebab itu, media ini dituntut untuk menyampaikan informasi yang netral dan berimbang kepada khalayak pembaca. Namun, di sisi lain media cetak juga merupakan produsen informasi politik dan sosial yang harus setia kepada pemilik media yang menaunginya.

3 Berdasarkan sudut pandang inilah analisis wacana kritis berpendapat bahwa tidak ada media massa yang sepenuhnya netral. Eriyanto (2001:48) menganggap bahwa media massa bukanlah saluran bebas dan netral. Media justru dimiliki oleh kelompok tertentu dan digunakan untuk mendominasi kelompok yang tidak dominan. Hal tersebut di atas dapat dipahami bahwa di setiap proses produksi, distribusi, dan konsumsi informasi terdapat kepentingan lain yang harus dipenuhi oleh media massa. Alasan tersebut yang membuat membuatnya menjadi tidak benar-benar netral atau objektif. Dengan kata lain, media massa sesungguhnya berada di tengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan, konflik, dan fakta yang kompleks serta beragam. Isi media pada hakikatnya merupakan hasil dari konstruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasarnya. Bahasa bukan saja berfungsi sebagai alat merepresentasikan realitas, namun juga dapat menentukan bentuk seperti apa yang akan diciptakan oleh bahasa tentang realitas tersebut. Akibatnya, media massa mempunyai peluang yang sangat besar untuk mempengaruhi makna dan gambaran yang dihasilkan dari realitas yang dikonstuksikannya. Apabila konstruk realitas media berbeda dengan realitas yang ada di masyarakat, maka hakikatnya telah terjadi kekerasan simbolik. Kekerasan simbolik dapat terwujud melalui penggunaan bahasa, pengaburan, atau bahkan pengasaran fakta. Militer tak pernah melakukan pelanggaran hak asasi manusia, melainkan kesalahan prosedur, misalnya. Abrar

4 (Sobur, 2004: 87) menyatakan Kebenaran ditentukan oleh media massa. Menanggapi pernyataan tersebut, pembaca dihadapkan pada tugas yang berat dalam menyikapi sebuah berita sehingga dituntut memiliki kemampuan dalam menyaring sebuah berita agar menemukan kebenaran, minimalnya mendekati sebuah kebenaran. Selain itu, dalam teks berita terdapat perang ideologi, termasuk ideologi politik yang digunakan para penguasa, baik untuk melegitimasi kekuasaan maupun pencitraan. Foucault (Yulianus, 2008) Dalam kehidupan nyata, disadari atau tidak, bahwa di dalam bahasa terkandung pergulatan dan pertarungan kepentingan ideologis. Ideologi dalam pengertian ini dimaknai sebagai seperangkat kategori yang dibuat dan merupakan kesadaran palsu di dalamnya terdapat kelompok berkuasa menggunakannya untuk mendominasi kelompok lain. Melalui fungsi media massa, ideologi bekerja dengan membuat hubunganhubungan sosial tampak nyata, wajar, dan alamiah sehingga tanpa sadar ideologi tersebut diterima sebagai suatu kebenaran. Untuk memudahkan memahami ideologi yang tersembunyi dalam media massa, maka harus menganalisisnya. Salah satu cara untuk menganalisis terkait dengan suatu bahasa adalah dengan analisis wacana ktitis. Analisis wacana kritis menurut Eriyanto adalah praktik pemakaian bahasa, terutama politik bahasa. Oleh karena bahasa merupakan aspek sentral dari penggambaran suatu subjek dan lewat bahasa ideologi terserap di dalamnya, maka aspek inilah yang dipelajari dalam analisis wacana. Mengingat bahwa setiap tindakan komunikasi senantiasa

5 mengandung kepentingan, apalagi komunikasi melalui media massa, seperti surat kabar cetak maupun online. Analisis wacana kritis merupakan studi yang mempelajari tentang dominasi suatu ideologi serta ketidakadilan yang dijalankan melalui wacana. Pusat perhatiannya adalah watak kajiannya yang bersifat emansipatoris, yakni berpihak kepada mereka yang terpinggirkan, termarginalkan, atau tidak diberi kesempatan untuk bersuara baik atas dasar kapitalisme, warna kulit, agama, gender, atau kelas sosial. Studi ini tidak hanya sekadar menganalisis bahasa dari aspek kebahasaan, melainkan juga dari aspek penutur, koteks, dan konteks. Pernyataan-pernyataan di atas sejalan dengan anggapan Gramsci yang melihat media sebagai ruang yang di dalamnya terdapat berbagai ideologi direpresentasikan. Walaupun studi ini relatif baru, analisis wacana kritis sudah banyak dibicarakan dalam berbagai laporan penelitian, makalah, dan jurnal ilmiah. Misalnya, Hamdani (2008) meneliti mengenai representasi gender dalam teks berita. Dalam penelitian ini, realita yang ada menunjukkan bahwa pemarginalan perempuan yang dimulai sejak lama masih berlangsung sampai sekarang. Hal ini tidak hanya terjadi dalam tataran konsep dan prilaku sosial, melainkan sering pula terjadi dalam tataran wacana, terutama wacana berita. Tidak sedikit teks berita yang menghadirkan dan menggambarkan gender perempuan secara tidak adil. Dalam teks-teks berita seperti itu, perempuan sering ditampilkan secara tidak mandiri. Ia lebih banyak diposisikan sebagai objek dibanding sebagai subjek.

6 Karena berposisi sebagai objek maka perempuan tidak memiliki kebebasan untuk menghadirkan dirinya sendiri. Akibatnya tidak jarang gender ini direpresentasikan tidak sebagaimana mestinya, melainkan dicitrakan secara buruk oleh laki-laki yang menguasai wacana berita tersebut. Selain itu, penelitian serupa dilakukan oleh Sutisno (2011) yang menunjukkan bahwa pandangan semua penulis dalam artikel-artikelnya membahas tentang kinerja dan kebijakan pemerintah dapat dikatakan berseberangan dengan pemerintah. Hal tersebut memosisikan penulis artikel sebagai pihak yang dapat dikategorikan sebagai pihak oposisi, yakni pihak yang berada di luar pemerintahan dan berperan sebagai pengontrol dan pengkritisi jalannya pemerintahan. Hal tersebut tampak jelas pada nada pengungkapan tulisan yang kritis. Dalam konteks tersebut, ideologi penulis yang terdeskripsikan dalam tulisan-tulisannya yakni berada di jalur oposisi. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian di atas yang dilakukan terhadap media cetak, kiranya penting untuk terus dilakukan penelitian wacana di media massa dalam bentuk elektronik (online) dengan menggunakan pendekatan yang berbeda. Surat kabar online mempunyai perbedaan utama dengan surat kabar cetak. Perbedaan itu adalah surat kabar online mempunyai kecepatan, kemudahan akses, bisa di-update dan dihapus kapan saja, dan interaksi dengan pembaca atau pengguna. Kemampuan interaktivitas jurnalistik online dianggap mampu meruntuhkan aturan lama tradisi jurnalistik. Kebenaran faktual, objektivitas, dan imparsialitas tidak lagi dibangun pada ruang senyap editor, namun dipertukarkan

7 antara jurnalis dan publik. Karakter jurnalistik online juga tergambar dalam jurnalistik online yang dikatakan Rosales (M. Romli, 2012:16) bahwa jurnalistik online memiliki elemen multimedia dalam pemberitaannya yang meliputi dasar dan andal. Elemen dasar mencakup: judul, isi, gambar atau foto, grafis sebagai ilustrasi serta link terkait, sedangkan elemen andal meliputi: elemen dasar ditambah audio, video, animasi, dan sebagainya. Oleh sebab itu, peneliti bermaksud untuk menganalisis wacana yang terdapat dalam surat kabar online mengingat perkembangan teknologi dan informasi yang pesat, sehingga masyarakat cenderung lebih banyak mengakses intenet karena sifatnya yang lebih mudah dan praktis dengan mengungkap bagaimana representasi ideologi politik menggunakan pendekatan kognisi sosial van Dijk. Pendekatan analisis wacana kritis model kognisi sosial yang diperkenalkan van Dijk berpandangan bahwa penelitian mengenai wacana tidak bisa hanya memandang teks sebagai ruang yang kosong karena teks merupakan hasil produksi yang harus diamati, (Eriyanto, 2011). Melalui pendekatan ini, van Dijk memetakan bagaimana produksi teks yang melibatkan proses kompleks tersebut dapat dipelajari dan dijelaskan, sehingga van Dijk membagi wacana menjadi tiga dimensi: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Penelitian ini secara khusus diarahkan pada dimensi teks, yaitu bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang digunakan untuk menegaskan tema tertentu pada wacana surat kabar online.

8 Dimensi teks ini dibagi menjadi tiga bagian; struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Struktur makro merupakan makna menyeluruh dari suatu teks yang dapat diamati berdasar pada tema yang digunakan. Superstruktur merupakan bagian dan urutan berita yang diskemakan dalam teks, sedangkan struktur mikro merupakan makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang digunakan dalam sebuah teks. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti berminat untuk melakukan penelitian terhadap surat kabar nasional yang dimuat di internet dengan merepresentasikan ideologi politik yang terkandung dalam wacana berita dalam judul penelitian Representasi Ideologi Politik dalam Rubrik Berita Politik pada Surat Kabar Online sebagai upaya untuk mengembangkan ilmu studi wacana. B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut ini. 1) Sebuah teks berita nasional tak pernah terlepas dari ideologi politik dan memiliki kemampuan untuk memanipulasi pembaca ke arah ideologi tersebut. Oleh karena itu, ideologi pemilik suatu media dapat tercermin dari tulisan di media tersebut, baik berupa berita maupun opini. 2) Melalui tulisannya di berita, penulis berupaya mendorong atau membentuk opini publik agar pembaca percaya atas apa yang ditulisnya dalam sebuah

9 berita, sehingga dalam konteks ini berita tidak lagi bersifat netral karena mengandung ideologi. 3) Media dalam hubungannya dengan kekuasaan, menempati posisi strategis sebagai sarana legitimasi dan pencitraan yang digunakan oleh kelompokkelompok tertentu untuk mendominasi kelompok lain. 4) Hiper-realitas media sesungguhnya berkembang ketika media dikendalikan oleh dua kepentingan utama, yaitu kepentingan ekonomi dan politik sehingga objektivitas, kebenaran, keadilan, dan makna sebagai kepentingan publik dikalahkan oleh subjektivitas, kesemuan, dan permainan bahasa (language game). (Piliang, 2010) Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti mengemukakan batasan dan rumusan masalah sebagai berikut ini. 1. Batasan Masalah Penelitian Pada bagian ini, peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut. Pertama, secara substansi penelitian ini dilakukan terhadap teks berita yang dimuat dalam surat kabar online terkemuka: Kompas, Merdeka, dan VIVAnews.com yang diterbitkan pada bulan Maret dan Mei 2013. Kedua, berita politik yang dianalisis terdiri atas tiga tematik pemberitaan, yaitu berita seputar pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Barat, kebijakan pemerintah, dan demonstrasi buruh memperingati May Day. Ketiga, pendekatan analisis wacana van Dijk yang digunakan hanya pada dimensi teks yang terdiri atas struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro.

10 2. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan ditelaah dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut ini. a. Bagaimanakah deskripsi struktur makro berita politik yang dimuat dalam surat kabar online? b. Bagaimanakah deskripsi superstruktur berita politik yang dimuat dalam surat kabar online? c. Bagaimanakah deskripsi struktur mikro berita politik yang dimuat dalam surat kabar online? d. Bagaimanakah representasi ideologi politik pada berita politik yang dimuat dalam surat kabar online? C. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini. a. Mendeskripsikan struktur makro berita politik yang dimuat dalam surat kabar online. b. Mendeskripsikan superstruktur berita politik yang dimuat dalam surat kabar online. c. Mendeskripsikan struktur mikro berita politik yang dimuat dalam surat kabar online.

11 d. Mengetahui representasi ideologi politik yang terdapat pada berita politik yang dimuat dalam surat kabar online. D. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat, baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam bidang pemikiran dan pengetahuan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, terutama di bidang analisis teks media. Selain itu, dapat mengukuhkan pandangan analisis wacana kritis tentang karakteristik media massa dalam kaitannya dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengannya. Secara praktis diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan sebuah konsep tentang konstruksi realita yang disebarkan oleh media massa (surat kabar online) serta dapat bermanfaat sebagai representasi, pembinaan pengetahuan dan kepekaan pembaca atau khalayak dalam menganalisis wacana surat kabar secara kritis dalam kajian analisis wacana ataupun dalam kajian wacana bahasa Indonesia sehingga dapat mengetahui makna dan kepentingan terselubung dalam upaya melegitimasi kekuasaan perseorangan atau kelompok. Selain itu, melalui penelitian ini, peserta didik diharapkan dapat berpikir untuk dewasa, dan kritis sehingga salah satu tujuan kurikulum 2013, peserta didik dapat berpikir tingkat tinggi dapat tercapai.

12 E. Anggapan Dasar Penelitian ini dilakukan berdasarkan anggapan dasar berikut ini. 1. Bahasa tidak sekadar konstruk otonomi, sistem kalimat, tetapi sebuah diskursus, sebagai tindakan dalam pertentangan kekuasaan sehingga digunakan media massa sebagai kekuataan pengembangan kehidupan sosial, ekonomi, dan politik masyarakat untuk membentuk opini publik dalam konteks kehidupan empiris (Sobur, 2004) 2. Setiap wacana dalam media massa mengembangkan ideologi peneliti atau pemroduksinya. Hal ini karena teks, pencakaran, dan lainnya adalah bentuk dari praktik ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu (Eriyanto, 2001). Oleh sebab itu, penggunaan kekuasaan dalam masyarakat modern dilakukan melalui ideologi bahasa sebagai mediumnya. 3. Bias berita terjadi karena media massa tidak berada di ruang vakum. Media sesungguhnya berada di tengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan, konflik, dan fakta. Sebuah teks tak pernah lepas dari ideologi dan memiliki kemampuan untuk memanipulasi pembaca ke arah suatu ideologi. Oleh karena itu, ideologi pemilik suatu media dapat tercermin dari tulisan di media tersebut, baik berupa berita maupun opini. Hal itu disebabkan media dalam hubungannya dengan kekuasaan, menempati posisi strategis, terutama karena media berfungsi sebagai sarana legitimasi. 4. Watson (Sobur, 2004:87) mengemukakan Konsep kebenaran yang dianut media massa bukanlah kebenaran sejati, tetapi sesuatu yang dianggap

13 masyarakat sebagai kebenaran. Pernyataan ini dapat dimaknai isi berita merupakan hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasarnya, sehingga salah satu cara untuk membantu pembaca dalam menyikapi berita yaitu memetakan struktur teks dan konteks pemberitaan. F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kekeliruan dalam interpretasi atau penafsiran istilahistilah operasional, penulis membuat definisi operasional. Berikut ini beberapa adalah definisi operasional tersebut. 1. Representasi ideologi politik merupakan penggambaran substansi teks berita dengan menggunakan disiplin analisis wacana. Istilah representasi ini merujuk bagaimana seseorang, satu kelompok, gagasan, atau pendapat tertentu ditampilkan dalam suatu pemberitaan. Representasi yang ditampilkan berupa penggambaran yang buruk dan cenderung memarjinalkan seseorang atau kelompok tertentu. Ideologi politik dalam penelitian ini merupakan pemakaian bahasa dalam tulisan sebagai bentuk praktik sosial. Wacana yang diselidiki yaitu bagaimana melalui bahasa kelompok sosial yang ada saling bertarung dan lewat bahasa ideologi diserap di dalamnya, maka aspek inilah yang dianalisis. Apabila dikontekstualisasikan dengan penelitian ini maka analisis wacana yang dimaksud adalah sebuah kajian kritis dan komprehensif dari bahasa teks berita. Analisis wacana kritis dalam penelitian ini menggunakan

14 struktur wacana van Dijk. Salah satu kajiannya, yaitu semantik dan sintaksis (wacana struktural). Selain itu, terdapat juga analisis wacana dari segi fungsional sehingga analisis ini dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan literasi peserta didik dan kemampuan berpikir kritis. 2. Rubrik berita politik adalah segmen berita yang memuat topik politik nasional. Dalam rubrik ini, peneliti mengumpulkan data seputar berita kebijakan pemerintah, pemilihan gubernur (pilgub), dan demonstrasi buruh untuk kemudian dianalisis. Pertama, kebijakan ini berkaitan dengan kepentingan rakyat. Berita kebijakan pemerintahan yang dijadikan sumber data yaitu isu kenaikan BBM bersubsidi, kesejahteraan buruh, wacana kudeta, dan kebebasan beragama. Kedua, berita pemilihan gubernur di Jawa Barat berisi berita tudingan tim Rieke-Teten kepada pasangan Aher-Deddy telah melakukan kecurangan dalam memenangkan pilgub Jawa Barat. Ketiga, berita demonstrasi buruh yang menggelar aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Sedunia untuk menyuarakan tuntutan peningkatan kesejahteraan kaum buruh. 3. Surat kabar online merupakan media elektronik yang mempublikasikan informasi kepada masyarat pengguna dunia maya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat berimbas pada gaya hidup masyarakat modern. Salah satu indikatornya yaitu kebutuhan akan informasi dan akses internet relatif mudah, murah, serta praktis ketimbang media cetak. Hal itu berdasarkan hasil riset menyatakan bahwa pertumbuhan penggunaan Internet di Indonesia terus meningkat. Jika di tahun 2010 lalu rata-rata

15 penggunaan Internet di kota urban Indonesia masih 30-35 persen, di tahun 2011 ini angka pengguna sudah di kisaran 40-45 persen (MarkPlus Insight, 2011). G. Paradigma Penelitian Sebuah teori memegang peranan penting dalam menentukan masalah, metode, dan data dalam penelitian kualitatif sehingga terbentuklah sebuah paradigma penelitian. Berikut ini peneliti membuat paradigma penelitian agar lebih mudah memahami penelitian. Teori Ideologi Politik Berita Politik Teori AWK Struktur Teks Van Dijk Struktur Makro Superstruktur Struktur Mikro Topik Subtopik Summary Story Semantik, Sintaksis, Stilistik, dan Retoris

16 Representasi Ideologi Politik Hasil Penelitian