EFISIENSI ENERGI TERMAL SISTEM BOILER DI INDUSTRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

POTENSI PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DI INDUSTRI KARPET

AUDIT ENERGI SISTEM KELISTRIKAN DI INDUSTRI BENANG

BAB III POTRET PENGGUNAAN ENERGI / IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI

HASIL AUDIT ENERGI DI INDUSTRI TEKSTIL

OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

PERFORMANSI KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 18 TON/JAM DI PKS MERBAUJAYA INDAHRAYA

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda

IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI DI INDUSTRI KERTAS

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM KOGENERASI

AUDIT ENERGI PEMAKAIAN BOILER DI PT. PANARUB INDUSTRY

ANALISA PERFORMANSI BOILER DENGAN TYPE DG693/ PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI MEKANIK

TUGAS AKHIR MANAJEMEN ENERGI UNTUK PENCAPAIAN PENGHEMATAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK DI PT SINAR SOSRO

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN

ANALISIS SIKLUS KOMBINASI TERHADAP PENINGKATAN EFFISIENSI PEMBANGKIT TENAGA

Reka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

ANALISA PERFORMANSI KETEL UAP DENGAN KAPASITAS 260 TON/JAM DAN TEKANAN 86 BAR DI UNIT 3 PADA PLTU SEKTOR PEMBANGKIT BELAWAN

Studi Pembangunan PLTU 2x60 MW di Kabupaten Pulang Pisau berkaitan dengan Krisis Energi di Kalimantan Tengah

ANALISA EFISIENSI KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON/JAM TEKANAN KERJA 20 BAR DI PABRIK KELAPA SAWIT

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES

1 Universitas Indonesia

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Konservasi Energi di Kilang Gas Alam Cair/LNG Melalui Peningkatan Efisiensi Pembakaran pada Boiler

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

PELUANG KONSERVASI ENERGI DI INDUSTRI TEKSTIL

ANALISIS HASIL PENGUKURAN KUALITAS DAYA ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI TEKSTIL

ANALISA KINERJA PULVERIZED COAL BOILER DI PLTU KAPASITAS 3x315 MW

Konservasi Energi: Melalui Aplikasi Teknologi Kogenerasi

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan

MENAIKKAN EFISIENSI BOILER DENGAN MEMANFAATKAN GAS BUANG UNTUK PEMANAS EKONOMISER

ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP STUDI KASUS PT. PLN PEMBANGKITAN TANJUNG JATI

CH 3 -O-CH 3. Pabrik Dimethyl Ether (DME) dari Styrofoam bekas dengan Proses Direct Synthesis. Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Niniek Fajar Puspita, M.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di

PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP SISTEM UAP EKSTRAKSI PADA DEAERATOR PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2

Bab IV Analisis Kelayakan Investasi

ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9)

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III PENGUMPULAN DATA. Pusat Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Muara Karang terletak ditepi pantai

ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR COAL DENGAN KAPASITAS 110 TON/JAM PADA PLTU PANGKALAN SUSU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri.

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. (BFO, mei 2010), mendorong kilang-kilang kelas dunia terus berusaha memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Daftar Gambar...

Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta

WIKA HEAT PUMP WATER HEATER FOR SWIMMING POOL / JACUZZI

OPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR

STUDI KOMPARASI KINERJA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CPO DENGAN PEMANASAN AWAL SKRIPSI

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM BOILER

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK DI PASAR INDUK KRAMAT JATI SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS TESIS

BAB I PENDAHULUAN I-1

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

ANALISIS EFISIENSI TERMAL PADA KETEL UAP DI PABRIK GULA KEBONAGUNG MALANG. Heni Hendaryati

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

P 3 SKRIPSI (ME ) Bima Dewantara

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya

Desain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi

Analisis Perhitungan Ekonomi dan Potensi Penghematan Energi Listrik pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Pabrik Kelapa Sawit PT.

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

ANALISA KETEL UAP PIPA AIR BERBAHAN BAKAR CANGKANG DAN FIBER PADA PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS 30 TON TBS/JAM

Analisis Tekno-Ekonomi Operasi Co-combustion Boiler Biomassa Kapasitas 10 kg/jam

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

LAPORAN TUGAS AKHIR PROTOTYPE POWER GENERATION

BAB III TEKNOLOGI PEMANFAATAN SAMPAH KOTA BANDUNG SEBAGAI ENERGI

OPTIMASI UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN MEVARIASI TEMPERATURE UDARA AWAL

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena serta hubungan-hubunganya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia -

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

SISTEM PEMANFAATAN PANAS TERBUANG PADA PROSES BLOWDOWN DI BOILER

POTENSI KONSERVASI ENERGI DAN REDUKSI EMISI DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS 6.1 PELUANG PENGHEMATAN ENERGY DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS

PROTOTYPE STEAM POWER PLANT (Efisiensi Fire Tube Boiler pada Steam Power Plant Ditinjau dari Perbandingan Udara dan Bahan Bakar)

STANDAR KOMPETENSI. Kode Unit : JPI.KE

RUBBER CRUDE OIL PRODUCT KNOWLEDGE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA

listrik di beberapa lokasi/wilayah.

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR PADA KETEL UAP

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Dari studi kasus penelitian manajemen terintegrasi, sumber energi di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menghubungkan aliran listrik trafo dengan mesin mesin yang ada di PT Sanwa

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

Transkripsi:

EFISIENSI ENERGI TERMAL SISTEM BOILER DI INDUSTRI Achmad Hasan Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi BPPT Gedung II Lantai 20 Jl MH Thamrin 8. Jakarta 10340 e-mail: a_hasan@webmail.bppt.go.id,hasan_bppt@yahoo.com Abstract Energy efficiency is one way to plan for optimizing the supply and use of energy needed by the industry. Supplies of gas / diesel fuel oil for boiler feed of 1.4537 million m 3 per year with a calorific value of 6 tons / hour and 900 liters of diesel oil per year. Thermal energy used in the production process in industry (in case: PT.Classic Prima Carpet Industries) divided into thermal energy in the form of hot water vapor (steam) and the other in the form of natural gas. Energy is produced from 2 (two) units of gas boilers and steam boilers each with a capacity of 6 tons / hour, in which the steam boiler in a state of stand-by and operated only when production increases. Kata kunci: energi, efisiensi, termal, boiler, penghematan, konversi, konservasi 1. PENDAHULUAN Energi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang produksi pada seluruh spektrum produk yang ada di suatu perusahaan atau industri. Penggunaan teknologi yang memanfaatkan energi secara efisien dan optimal dalam proses produksinya sangat berpengaruh terhadap biaya operasional. Salah satu langkah penting dalam upaya penghematan energi adalah melakukan audit energi yang merupakan suatu usaha untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai situasi pemakaian energi dari suatu sistem/fasilitas yang mengkonsumsi energi. Tujuannya adalah untuk mengetahui antara lain: neraca pemakaian energi, efisiensi peralatan konversi energi, konsumsi energi spesifik, dan sumber-sumber pemborosan energi guna mendapatkan langkah-langkah penghematan/efisiensi energi yang layak untuk dilaksanakan. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi dan kuantifikasi konsumsi energi secara rinci dari peralatan energi utama disetiap unit proses (unit produksi) suatu perusahaan atau industri, sehingga dapat diketahui kinerja pemakaian energi dan peluang penghematan/efisiensi energi dari peralatan tersebut. (A. Herman, 2003). Kebijakan audit energi ini tertuang dalam: 1. Inpres No.9 tahun 1982 tentang Konservasi Energi 2. Keppres No.43 tahun 1991 tentang Konservasi Energi 3. Inpres No.10 tahun 2005 tentang Penghematan Energi 4. Permen ESDM No.31 tahun 2005 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghematan Energi 5. Rencana Induk Konservasi Nasional (RIKEN) tahun1995 dan Revisinya tahun 2005 6. Perpres No.5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional 7. Inpres No.1 tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) 8. UU No.30 tahun 2007 tentang Energi Audit energi ini adalah untuk mewujudkan penghematan energi pada industri karpet pada umumnya, khususnya di PT. Classic Prima Carpet Industries melalui langkah-langkah konservasi yang terarah, realistis, sistematis dan dapat dilaksanakan secara optimal (DESDM, 2003). Lingkup kegiatan audit energi ini adalah a. Melakukan survei dan pengumpulan data lapangan (on the spot data) untuk: mengetahui profil penggunaan energi di industri. mengidentifikasi titik pemborosan energi. mengidentifikasi peluang penghematan energi pada setiap tahapan proses produksi. mengetahui kinerja efisiensi penggunaan energi (energy performance). membuat rekomendasi langkah-langkah penghematan energi dengan kriteria: tanpa 72 Jurnal Energi dan Lingkungan Vol. 4, No. 2, Desember 2008 Hlm. 72-76

biaya/biaya rendah, biaya sedang, dan biaya tinggi yang akan dapat ditindak lanjuti oleh pihak industri. b. Menganalisis dan mengkaji potensi penghematan energi dan menentukan benchmark intensitas konsumsi energinya. c. Menentukan prioritas penerapan konservasi energi yang layak (feasible) untuk dilaksanakan dan melakukan analisis teknoekonomi dan finansial dengan mempertimbangkan net benefit and cost (B/C) ratio, net present value (NPV), internal rate of return (IRR), sensitivity analysis, serta payback period. HEN BOILER 2. BAHAN DAN METODE 2.1. Sumber Energi Sumber energi utama yang digunakan untuk proses produksi di PT. Classic Prima Carpet Industries adalah energi listrik (electrical energy) dan energi panas (thermal energy). Energi listrik untuk proses produksi dipasok oleh PT. PLN (Persero) dengan daya terpasang 1.730 kva, tegangan 20 kv melalui 2 (dua) buah transformator, dan 2 (dua) unit Genset dengan kapasitas daya 550 kva. Sedangkan energi termal yang digunakan pada proses produksi dibedakan menjadi dua yaitu energi termal dalam bentuk uap air panas (steam) dan yang lainnya dalam bentuk gas alam (natural gas). Energi tersebut dihasilkan dari 2 (dua) unit boiler yaitu boiler gas dan boiler uap yang masing-masing berkapasitas 6 ton/jam, di mana boiler uap dalam keadaan standby dan hanya dioperasikan bila produksi meningkat. Produksi uap yang dihasilkan oleh boiler digunakan sepenuhnya untuk mensuplai uap ke mesin-mesin pada proses produksi pembuatan karpet. Single line diagram sistem distribusi uap seperti diperlihatkan pada gambar 1. Gambar 1. Single line diagram sistem distribusi uap 2.3. Proses Produksi Berbagai jenis karpet seperti tufted carpet, woven carpet dan needle punched carpet yang diproduksi oleh PT. Classic Prima Carpet Industries dibuat dan diolah dengan menggunakan bahan baku benang jenis BCFP dimana 50% bahan bakunya dibuat sendiri, sedangkan sisanya impor. Pada gambar 2 diperlihatkan diagram alir proses produksi. INCOMING RAW MATERIAL EXTRUSION TUFTED 2.2. Pola Penggunaan Energi Pola penggunaan energi untuk proses produksi di PT. Classic Prima Carpet Industries, terdapat beberapa proses konversi energi seperti berikut: a. Konversi energi dari bahan bakar minyak (solar) menjadi listrik pada pembangkit listrik generator set (genset). b. Konversi energi bahan bakar gas dan solar menjadi uap panas (steam) pada boiler Hoken dan Mechmar. c. Konversi energi listrik menjadi udara tekan (compressed air) yang terjadi pada air compressor. FINISHING OBEREDGING & CARVING PRINTED PRINTED & TILE WAREHOUSING TILE & PRINT DYED CUSTOMER RE PROCESS Gambar 2. Diagram alir proses produksi Efisiensi Energi... (Achmad Hasan) 73

2.4. Sistem Uap Sistem distribusi energi termal pada PT. Classic Prima Carpet Industries didukung oleh 2 unit fasilitas utama, yaitu boiler sebagai penghasil uap yang akan berperan sebagai penyalur energi termal ke setiap proses yang membutuhkan melalui pemipaan. Gambar 3. Boiler PT. Classic Prima Carpet Industries a. Sistem Kontrol Boiler Objek utama dari kontrol boiler otomatis adalah menjaga tekanan steam, temperatur dan level air dalam kisaran tertentu dengan melihat volume penguapan, sehingga kualitas uap dapat dicapai secara terus-menerus. Sistem kontrol yang digunakan pada boiler terdiri dari: Sistem kontrol pembakaran otomatis (automatic combustion control) Sistem kontrol air pengumpan otomatis (automatic feed water control) Sistem kontrol pengaman (safety control) Faktor penting yang lain adalah bahwa pembakaran sempurna dapat dicapai dengan biaya rendah dan bahan bakar jenis yang rendah. Ada dua jenis sistem kontrol yakni sistem kontrol yang hanya mengontrol pembakaran (automatic combustion control) dan sistem kontrol boiler secara menyeluruh (Automatic Boiler Control / ABC). b. Blowdown Boiler Ketidakmurnian yang terkandung dalam air pengumpan (feed water) terkondensasi selama penguapan ion di ketel uap menjadi kotoran dan kerak, pada kasus ekstrim, menyebabkan pelapisan atau buih. Oleh karena itu diperlukan untuk melaksanakan blowdown pada waktu wajar sedemikian sehingga kondensasi ketidakmurnian dijaga dalam derajat keasaman pada 25 o C (ph 10,5 11,3). Boiler full water content 22.400 liter, sedangkan blowdown dilakukan setiap 8 jam selama 2 x 1 menit untuk setiap boiler, volume sekali blowdown sekitar 5% dari full water content per waktu yang diperlukan atau sekitar 520 liter. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Pengukuran Parameter hasil pengukuran pada unit boiler seperti diperlihatkan pada tabel 1. Tabel 1. Parameter hasil pengukuran boiler JENIS BOILER Bahan Bakar: NATURAL GAS BOILER HEN BOILER SOLAR BOILER MECHMAR BOILER o Jenis Natural Gas Solar o Tekanan bahan bakar 0,22 kg/cm 2 Stand by Kondisi Dinding Boiler: o Luas Permukaan 3 x 6 m o Temperatur Dinding Ruang Bakar 160 o C Stand by o Temperatur Dinding Kondisi Uap: SPESIFIKASI 54 o C o Laju Aliran -- o Temperatur 55 o C Stand by o Tekanan 8,2 Bar o Kualitas Uap Uap basah Dalam operasinya boiler gas alam yang dioperasikan untuk memproduksi uap adalah boiler Hoken. Sistem penggunaan uap adalah sekali pakai, dengan kata lain sepenuhnya uap yang diproduksi habis terpakai. Air umpan ke boiler dijaga pada temperatur + 90 o C dengan cara memanaskan air dalam tangki umpan dengan menggunakan uap dari boiler sendiri melalui heat exchanger yang terpasang di dalam tangki. Air yang digunakan untuk mengisi tangki air umpan dikondisikan untuk memenuhi persyaratan agar tidak menyebabkan terjadinya lumpur, kerak atau korosi pada boiler. Persyaratan air umpan boiler seperti terlihat pada tabel 2.. Tabel 2. Persyaratan air umpan boiler KOMPOSISI KIMIA KANDUNGAN ph 10,5 11,3 p-alkalinity 300-600 ppm CaCO 3 m-alkalinity 500 800 ppm CaCQ 3 TDS 500 800 ppm CaCQ 3 Clorine ion CL - Maksimum 800 Phosphate iron PO 4 20 40 ppm Sumber: Perry s Chemical Eng.Handbook,6 Edt. 3.2. Analisis Data Potensi Penghematan/ Efisiensi Energi Berdasarkan parameter hasil pengukuran dan investigasi lapangan pada sistem boiler, ada beberapa peluang potensi penghematan/ 74 Jurnal Energi dan Lingkungan Vol. 4, No. 2, Desember 2008 Hlm. 72-76

efisiensi yang bisa dilakukan seperti dijelaskan berikut ini. (JICA and ECCJ, 2002). a. Terdapat sebagian pipa distribusi ke unit pengguna uap yang tidak terisolasi. Kerugian pada pipa distribusi dihitung dengan rumus 2 L K T Q Watt ln r2 r 1 b. Pemanasan udara pembakaran ini dapat menghemat bahan bakar seperti yang tampak pada gambar 4, setiap kenaikan temperatur udara pembakaran sebanyak 37,5 o C akan memberikan penghematan bahan bakar sebanyak 1%. Gambar 4. Grafik pengaruh pemanasan udara terhadap penghematan bahan bakar c. Kegunaan air preheater adalah menyerap panas gas buang boiler untuk meningkatkan efisiensi termal boiler dengan menurunkan kerugian panas di sisi gas buang. Sebagai konsekwensinya, gas buang yang dilepaskan ke cerobong asap pada temperatur yg lebih rendah yang juga sebagai kontrol dalam memenuhi aturan emisi gas buang. d. Pengaturan udara lebih (excess air) adalah cara terpenting dalam optimasi efisiensi boiler. Dalam pembakaran, udara yang diperlukan untuk pembakaran dialirkan dalam jumlah sedikit lebih banyak dari perhitungan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa bahan bakar bisa terbakar seluruhnya (aspek keamanan dan keselamatan). Terlalu sedikit udara akan menyebabkan pembakaran tidak sempurna yang akan menghasilkan gas CO yang sangat berbahaya, sementara terlalu banyak udara akan menurunkan efisiensi boiler dan memboroskan energi seperti diperlihatkan pada gambar 5. Gambar 5. Hubungan antara efisiensi dan konsentrasi O 2 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Potret Penggunaan Energi Termal Potret penggunaan energi yang digunakan pada PT. Classic Prima Carpet Industries adalah a. Kebutuhan gas/solar untuk umpan ke boiler adalah 1.453.700 m 3 (boiler gas) per tahun dengan nilai kalor 6 ton/jam dan 900 liter per tahun (boiler solar). b. Monitoring bisa dilakukan dengan cara mengukur temperatur gas buang di cerobong dan konsentrasi O 2 atau CO 2 di dalam gas buang yang merupakan indikator utama tentang efisiensi pembakaran. c. efisiensi boiler dapat dinaikkan 1% untuk setiap penurunan 15% udara lebih. d. Perlunya pengukuran atau monitoring jumlah udara lebih (excess air) yang masuk ke dalam boiler secara periodik. Monitoring bisa dilakukan dengan cara mengukur temperatur gas buang di cerobong dan konsentrasi O 2 atau CO 2 di dalam gas buang yang merupakan indikator utama tentang efisiensi pembakaran. 4.2. Potensi Penghematan/Efisiensi Energi Terdapat beberapa penghematan energi yang diidentifikasi pada PT. Classic Prima Carpet Industries, antara lain: a. Untuk mengontrol excess air diperlukan combustion analyzer atau Orsat untuk mengukur konsentrasi O 2 atau CO 2. Dengan pengadaan alat ukur Orsat untuk mengukur konsentrasi O 2 dan CO 2 akan memberikan penghematan bahan bakar sekitar 5% per tahun atau Rp. 5.400.000,- per bulan. Penghematan dalam kwh dapat diperoleh dengan menggunakan konversi sebesar Rp. 439,-/kWh. Dengan demikian penghematan dapat diperoleh sebesar 12.300 kwh per bulan atau 147.600 kwh per tahun atau setara dengan Rp. 64.796.400,- per tahun. Efisiensi Energi... (Achmad Hasan) 75

Dengan nilai investasi sekitar Rp. 5.000.000.- maka akan diperoleh Pay Back Period (PBP) 0,08 tahun. b. Memasang flowmeter pada jalur suplai pipa uap dan suplai pipa minyak panas, pemasangan alat ini akan sangat membantu dalam memonitor performansi boiler. Pengamatan dalam pengontrolan penggunaan uap akan memberikan keuntungan berupa penghematan dengan mengantisipasi akibat dari operasi boiler yang tidak terkontrol dengan baik atau pemakaian uap yang diluar kebiasaan normal. Pemasangan flowmeter akan memberikan penghematan sekitar 2% atau Rp. 2.100.000,- per bulan. Apabila nilai penghematan ini dikonversi ke dalam kwh dengan menggunakan faktor konversi Rp. 439,-/kWh, maka diperoleh penghematan sebesar 4783 kwh per bulan atau 57.396 kwh per tahun atau Rp. 25.196.844,- per tahun. Dengan nilai investasi sekitar Rp. 50.000.000.-, maka akan diperoleh Pay Back Period (PBP) 2 tahun. c. Pengukuran atau monitoring jumlah udara lebih (excess air) yang masuk ke boiler secara periodik. d. Melakukan perawatan dan pemeliharaan secara berkala. Tabel 1 merupakan ringkasan peluang konservasi energi yang dapat dilakukan dan perkiraan nilai penghematan energi dan biaya serta nilai investasi yang diperlukan. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa total konsumsi energi termal per tahun sebesar 204.996 kwh atau setara dengan Rp. 31.497.635,- dan potensi penghematan energi termal per tahun sebesar 71.749 kwh atau setara dengan Rp. 31.497.635,-. Didapat total penghematan per tahun sebesar 35%. DAFTAR PUSTAKA Bakoren, 1998. Kebijaksanaan Umum Bidang Energi (KUBE). Badan Koordinasi Energi Nasional, Jakarta. DESDM, 2003. Kebijakan Pengembangan Energi Terbarukan dan Konservasi Energi. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta. Herman A, et al., 2003. Hasil Audit Energi Direct Reduction Plant, UPT-LSDE, Puspiptek, Serpong, Tangerang, 2003. JICA and ECCJ., 2002. Energy Efficiency and Conservation, Textbook, Page 2 of 5, Japan. Perry and Green., Perry s Chemical Engineers Handbook, 6th Edition. 4.3. Ringkasan Rekomendasi Dari hasil pengamatan lapangan, pengumpulan dan analisis data yang dilakukan serta kalkulasi terhadap beberapa peralatan pengguna energi utama, terdapat banyak peluang penghematan/ konservasi energi yang dapat dilakukan. Dalam waktu yang relatif singkat, analisis peluang konservasi energi tidaklah dapat dilakukan pada semua peralatan dan proses. Untuk itu improvisasi dan usaha internal haruslah dilakukan dengan berkesinambungan, sehingga proses optimal dan penggunaan energi yang efisien dapat dilakukan sendiri oleh perusahaan. Tabel 1. Ringkasan Potensi Penghematan Energi Biaya Implementasi Langkah-Langkah Konsumsi Enegi Termal Potensi Penghematan Energi No. (Rp) PBP Penghematan Energi kwh/thn Rp/thn kwh/thn % kwh Rp/thn % Tanpa Biaya Biaya (thn) Pengadaan alat ukur 147.6 22,678,740 51.66 100 22,678,740 100 5,000,000 0,08 1 Orsat (Combustion Analyzer) 2 Pemasangan flowmeter pada jalur suplai pipa uap dan suplai pipa minyak Total 57.396 8,818,895 20.089 100 8,818,895 100 50,000,000 2 204.996 31,497,635 71.749 31,497,635 55,000,000 76 Jurnal Energi dan Lingkungan Vol. 4, No. 2, Desember 2008 Hlm. 72-76