IMPLEMENTASI FACE IDENTIFICATION DAN FACE RECOGNITION PADA KAMERA PENGAWAS SEBAGAI PENDETEKSI BAHAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI KAMERA DETEKSI KEMACETAN JALAN RAYA DENGAN CITRA PANORAMA

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.1 April 2016 Page 764

APLIKASI DETEKSI WAJAH PEGAWAI BUS TRANS SEMARANG

APLIKASI DETEKSI WAJAH PEGAWAI BUS TRANS SEMARANG MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature

Aplikasi Sensor Vision untuk Deteksi MultiFace dan Menghitung Jumlah Orang

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE VIOLA JONES PADA INTELLIGENT HOME SECURITY SKRIPSI

DETEKSI DAN REPRESENTASI FITUR MATA PADA SEBUAH CITRA WAJAH MENGGUNAKAN HAAR CASCADE DAN CHAIN CODE

AUTOMATIC HEAD ROTATING SYSTEM PADA DIGITAL PET MEMANFAATKAN FACE DETECTION

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

Prototype Pendeteksi Jumlah Orang Dalam Ruangan

SISTEM PELACAKAN WAJAH METODE HAAR

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (PROPOSAL SKRIPSI) diajukan oleh. NamaMhs NIM: XX.YY.ZZZ. Kepada

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

PELACAKAN DAN DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN VIDEO LANGSUNG PADA WEBCAM ABSTRAK ABSTRACT

FACETRACKER MENGGUNAKAN METODE HAAR LIKE FEATURE DAN PID PADA MODEL SIMULASI

Rancang Bangun Prototipe Aplikasi Pengenalan Wajah untuk Sistem Absensi Alternatif dengan Metode Haar Like Feature dan Eigenface

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN dan REALISASI FACETRACKER WEBCAM MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE BERBASIS RASPBERRY PI 2

MEMBANDINGKAN CITRA DIGITAL UNTUK MEMPREDIKSI KETERHUBUNGANNYA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA SEBAGAI PENDETEKSI JARI PADA VIRTUAL KEYPAD

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Sistem Deteksi Wajah Dengan Modifikasi Metode Viola Jones

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ESTIMASI FUNGSI SPASIAL PADA IDENTIFIKASI FITUR WAJAH

HUMAN COUNTER DENGAN METODE FACE DETECTION MENGGUNAKAN OPENCV PADA PLATFORM ANDROID TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

FACE TRACKING DAN DISTANCE ESTIMATION PADA REALTIME VIDEO MENGGUNAKAN 3D STEREO VISION CAMERA

REALISASI SISTEM DETEKSI RASA KANTUK BERDASARKAN DURASI KEDIPAN MATA SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE VIOLA-JONES

PERANCANGAN PENDETEKSI WAJAH DENGAN ALGORITMA LBP (LOCAL BINARY PATTERN) BERBASIS RASPBERRY PI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Jaringan Syaraf Tiruan Perambatan Balik Untuk Pengenalan Wajah

Sistem Deteksi Wajah dengan Menggunakan Metode Viola-Jones

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA. Sistem Identifikasi Teroris Dengan Pelacakan Dan Pengenalan Wajah

ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE FISHERFACE BERBASIS OUTDOORVIDEO.

Deteksi Jenis Kendaraan di Jalan Menggunakan OpenCV

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE FISHERFACE UNTUK MENDUKUNG SISTEM AKADEMIK

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SEBAGAI SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Oleh : Margito Hermawan

Korelasi Jarak Wajah Terhadap Nilai Akurasi Pada Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Stereo Vision Camera

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM PENGENALAN WAJAH DALAM RUANGAN PADA VIDEO MENGGUNAKAN METODE LNMF DAN NMFsc

Sistem Pengenalan Wajah Secara Real-Time dengan Adaboost, Eigenface PCA & MySQL

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di

Indonesia Symposium On Computing 2015 ISSN : Ade Romadhony 1, Hamdy Nur Saidy 2, Mahmud Dwi Sulistiyo 3

Integrasi Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Eigenfaces & MySQL

Pengembangan Program Simulator Frame Kacamata Secara Real-Time 3D Face Tracking dengan Menggunakan Augmented Reality

REALISASI SISTEM PENJEJAKAN WAJAH DENGAN ALGORITMA FISHERFACE BERBASIS RASPBERRY PI ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Sudah tidak diragukan lagi bahwa penerapan teknologi komputer dan teknologi informasi

PERANCANGAN APLIKASI DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA VIOLA-JONES

IMPLEMENTASI PERHITUNGAN KECEPATAN OBJEK BERGERAK BERBASIS WEBCAM DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Pengenalan Benda di Jalan Raya dengan Metode Kalman Filter. Roslyn Yuniar Amrullah

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007

PENGENALAN WAJAH MELALUI WEBCAM DENGAN METODA GABOR WAVELET-KERNEL FISHER ANALYSIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang dalam era globalisasi saat ini begitu

IMPLEMENTASI ALGORITMA FRACTAL NEIGHBOUR DISTANCE UNTUK FACE RECOGNITION

PENDETEKSI LOKASI PARKIR MOBIL MENGGUNAKAN METODE FRAME DIFFERENCES DAN STATIC TEMPLATE MATCHING

RANCANG BANGUN CAMERA FACE TRACKER DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE DAN PID

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan memanfaatkan ciri wajah yang telah tersimpan pada database atau wajah

APLIKASI MENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN RODA EMPAT MENGGUNAKAN ALGORITMA VIOLA JONES PROPOSAL SKRIPSI

: KONVERSI CITRA LABIRIN KE DALAM EDGE DAN VERTEX

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KEAMANAN PINTU BERBASIS PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING

SISTEM IDENTIFIKASI WAJAH MANUSIA BERDASARKAN GENDER DAN USIA

SIMULASI PENGENALAN WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS DISKRIMINAN LINEAR DUA DIMENSI (2D-LDA) DENGAN JARAK MANHATTAN, CANBERRA DAN EUCLIDEAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENDETEKSIAN BAGIAN TUBUH MANUSIA UNTUK FILTER PORNOGRAFI DENGAN METODE VIOLA-JONES

Sistem Pengenal Wajah Manusia untuk Personalisasi Perintah pada Robot

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Penerapan Face Recognition dengan Metode Eigenface pada Intelligent Car Security

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan

ANALISA DETEKSI KELOMPOK USIA DAN GENDER BERDASARKAN KONTUR WAJAH DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION

APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

PEMANFAATAN REAL-TIME FACE TRACKING DALAM APLIKASI AUGMENTED REALITY FRAME KACAMATA ABSTRAK

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

APLIKASI PENGENALAN WAJAH UNTUK VALIDASI PESERTA UJIAN ONLINE MENGGUNAKAN METODE HAAR CASCADE DAN EIGEN FACE VECTOR

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENCOCOKAN OBYEK WAJAH MENGGUNAKAN METODE SIFT (SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM)

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

DAFTAR ISI. BAB 3 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK 3.1 Diagram Alir Utama Kamera Web iii

APLIKASI WEBCAM UNTUK MENJEJAK PERGERAKAN MANUSIA DI DALAM RUANGAN

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

SISTEM PENGENALAN WAJAH BERBASIS METODA FISHERFACE TUGAS AKHIR. Febrian Ardiyanto NIM :

Identifikasi Wajah Manusia untuk Sistem Monitoring Kehadiran Perkuliahan menggunakan Ekstraksi Fitur Principal Component Analysis (PCA)

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

pengambilan citra video, pemrosesan citra pada setiap frame,, pendeteksian objek

DETEKSI KERUSAKAN JALUR PCB (PRINTED CIRCUIT BOARD) MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING

Transkripsi:

IMPLEMENTASI FACE IDENTIFICATION DAN FACE RECOGNITION PADA KAMERA PENGAWAS SEBAGAI PENDETEKSI BAHAYA IMPLEMENTATION OF FACE IDENTIFICATION AND FACE RECOGNITION ON SECURITY CAMERA AS THREAT DETECTOR Panji Purwanto 1, Burhanudin Dirgantoro Ir.,M.T. 2, Agung Nugroho Jati ST.,M.T. 3 1,2,3 Prodi S1 Sistem Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Telkom 1 panjizee@students.telkomuniversity.ac.id, 2 burhanuddin@telkomuniversity@ac.id, 3 agungnj@telkomuniversity.ac.id Abstrak Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dalam menghadapi era teknologi saat ini. Keingintahuan pada keadaan atau kondisi hal yang dimiliki juga menjadi faktor penting bagi manusia untuk terus mengembangkan sistem keamanan gedung maupun rumah. Sistem dapat mendeteksi objek berupa wajah dari masukan citra. Sistem akan memerlukan masukan citra dari sebuah kamera keamanan. Setelah objek berupa wajah terdeteksi, sistem akan melakukan pencocokan wajah dengan gambar wajah yang terdapat pada database sistem. Dari pengolahan data, sistem akan menghasilkan logic yang digunakan pada proses selanjutnya dalam sistem keseluruhan. Sistem merupakan penerapan dari Computer Vision dalam sistem kemanan gedung atau rumah. Sistem akan mengambil citra dari masukan berupa video. Setiap frame dari video tersebut akan diproses oleh sistem. Citra akan diproses dengan menggunakan metode Haar Cascade untuk mendeteksi objek berupa wajah yang terdapat pada citra. Lalu sistem akan menggunakan metode Fisherface sebagai metode untuk proses mencocokkan objek wajah yang terdeteksi dengan wajah yang terdapat pada database sistem. Kata kunci : Keamanan, Computer Vision, Haar Cascade, Fisherface Abstract Security is one of the very important needs for humans to face the new era of technology. Curiousity on the state or condition of the things possessed also become an important factor for humans to continue to develop building or home security system. The system can detect object in the form of face from the input image. The system will require the input image from a security camera. Once the object detected, the system will do the matching faces with facial image contained in system database. After data processing, the system will produce logic that will be used in the next process in the overall system The system is an application of Computer Vision in the building or home security system. The system will take the image from video as input. Every frame from the video will be processed by the system. Image will be processed by using Haar Cascade method to detect object in form of face contained in the image. Then the system will used Fisherface method to match the face with the facial database in the system. Keyword : Security, Computer Vision, Haar Cascade, Fisherface 1. Pendahuluan Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dalam menghadapi era teknologi saat ini. Keingintahuan pada keadaan atau kondisi hal yang dimiliki juga menjadi faktor penting bagi manusia untuk terus mengembangkan sistem keamanan gedung perkantoran maupun rumah. Dengan terus meningkatnya tindak kriminal pencurian dan perampokan maka diperlukan sebuah sistem keamanan yang dapat diterapkan atau digunakan sebagai pengamanan gedung dan rumah.

Namun sistem keamanan pada gedung dan rumah yang ada saat ini masih belum memberikan keamanan yang optimal. Oleh karena itu dibutuhkan sistem keamanan yang dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi yang ada saat ini untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya secara otomatis sehingga pemilik gedung atau rumah menjadi lebih tenang dan merasa aman. Salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menggunakan teknologi komputer vision dan sistem embedded yang kemudian dapat mengontrol keamanan gedung atau rumah secara keseluruhan tanpa perlu mengorbankan sumber daya yang berlebih. Untuk itu perlu dibuat sistem keamanan gedung atau rumah dengan menggunakan komputer vision dan sistem embedded secara terpadu. Dengan dibuatnya sistem keamanan gedung atau rumah terpadu ini diharapkan dapat memberikan solusi keamanan yang optimal tanpa terhalang batasan ruang dan waktu serta dapat mengurangi penggunaan sumber daya. 2. Dasar Teori 2.1 Computer Vision Computer Vision sering didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana komputer dapat mengenali obyek yang diamati atau diobservasi. Arti dari Computer Vision adalah ilmu dan teknologi mesin yang melihat, di mana mesin mampu mengekstrak informasi dari gambar yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Sebagai suatu disiplin ilmu, visi komputer berkaitan dengan teori di balik sistem buatan bahwa ekstrak informasi dari gambar. Data gambar dapat mengambil banyak bentuk, seperti urutan video, pandangan dari beberapa kamera, atau data multi-dimensi dari scanner medis. Sebagai disiplin teknologi, Computer Vision berusaha untuk menerapkan teori dan model untuk pembangunan sistem. [1] 2.2 Metode Haar Cascade Classifier Like Feature Secara umum, Haar-Like Feature digunakan dalam mendeteksi objek pada image digital. Nama Haar merujuk pada suatu fungsi matematika (Haar Wavelet) yang berbentuk kotak, prinsipnya sama seperti pada fungsi Fourier. Awalnya pengolahan gambar hanya dengan melihat dari nilai RGB setiap pixel, namun metoda ini ternyata tidaklah efektif [4]. Viola dan Jones kemudian mengembangkannya sehingga terbentuk Haar-Like feature. Haar-like feature memproses gambar dalam kotak-kotak, dimana dalam satu kotak terdapat beberapa pixel. Per kotak itu pun kemudian di-proses dan didapatkan perbedaan nilai (threshold) yang menandakan daerah gelap dan terang. Nilai nilai inilah yang nantinya dijadikan dasar dalam image processing [7]. 2.3 Metode Fisherface Identifikasi (pengenalan) wajah atau face recognition adalah sebuah tugas yang dikerjakan oleh manusia secara rutin dan mudah dalam kehidupan seharihari. Penelitian dan pengembangan ilmu pengenalan wajah berkembang secara otomatis atas dasar ketersediaan desktop kuat dan rendah biaya serta embedded system yang telah menciptakan minat yang sangat besar dalam pengolahan citra digital dan video. Motivasi penelitian dan pengembangan dari pengenalan wajah termasuk dalam lingkup otentikasi biometric, pengawasan, interaksi manusia komputer, dan manajemen multimedia [14]. Fisherface merupakan metode yang dapat mengenali objek wajah dengan variasi ekspresi dan arah pencahayaan wajah yang beragam. Keluarannya adalah dikenali atau tidaknya sebuah gambar masukan sebagai salah satu individu pada database. Terdapat empat langkah utama dalam metode pengenalan wajah ini, yaitu deteksi wajah, perhitungan PCA (Principal Component Analysis), perhitungan FLD (Fisher.s Linear Discriminant), dan klasifikasi [6]. Dalam modul deteksi wajah, segmentasi warna dilakukan untuk mendapatkan bagian dari gambar masukan yang memiliki warna kulit. Modul perhitungan PCA dan modul perhitungan FLD digunakan untuk membentuk satu set fisherface dari suatu training set yang digunakan. Seluruh gambar wajah dapat direkonstuksi dari kombinasi fisherface dengan bobot yang berbeda-beda. Pada modul terakhir, dilakukan proses pengenalan identitas dengan cara membandingkan bobot fisherface yang dibutuhkan untuk merekonstruksi gambar masukan terhadap gambar pada training set. Perhitungan bobot dilakukan dengan metode jarak Euclidian. Pengujian dilakukan terhadap 66 gambar masukan dan tingkat keberhasilan pengenalan wajah sebesar 81,82% [14].

3. Pembahasan Aplikasi akan mampu mendeteksi wajah dari masukan citra pada kamera. Apabila tidak ada wajah terdeteksi maka aplikasi akan mengambil citra masukan dari rame selanjutnya untuk dideteksi. Apabila ada wajah yang terdeteksi maka wajah selanjutnya akan diidentifikasi oleh aplikasi sesuai dengan database wajah yang telah disediakan. Gambar 1 Gambaran Umum Sistem 3.1 Deteksi Wajah Pada proses ini dilakukan beberapa operasi pokok sehingga menghasilkan hasil akhir berupa wajah yang terdeteksi pada inputan kamera. Berikut adalah langkah langkah perancangan pada pendeteksi wajah menggunakan Haar Cascade Feature Like Classifier. 1. Transformasi Grayscale Pada proses ini tujuannya adalah merubah input yang masuk dari kamera menjadi citra hitam putih dengan derajat keabuan 0 255 (grayscale). Secara matematis dapat dihitung dengan rumus (1) ( ) ( ) ( ) ( ) (1)

Gambar 2. Citra Grayscale 2. Haar Feature Selanjutnya adalah dengan melakukan proses memasukkan haar feature ke dalam greyscale sehingga dapat area yang mengandung perbedaan antara kotak putih dan kotak hitam pada feature. Dan terdeteksi dimana ada perbedaan thresholding, sehingga area tersebut merupakan area dimana terdeteksi wajah. Gambar 3 Haar Feature dimasukkan ke dalam citra 3. Integral Image Citra Integral adalah sebuah citra yang nilai tiap pixel nya merupakan akumulasi dari nilai pixel atas dan kirinya. Sebagai contoh pixel (a,b) memiliki nilai akumulatif untuk semua pixel (x,y) dimana x a dan y b. maka contoh perhitungannya dapat dilihat pada contoh berikut 2 10 12 141 38 35 42 29 13 2 4 10 menjadi 2 2+10 2+12 2+10+12+141 2+12+38 2+10+12+141+ 38+35 2+12+38+42 2+10+12+141+ 38+35 +42+29 2+12+38+42+13 2+10+12+141+ 38+35 +42+29 +13+2 2+12+38+42+13 +4 2+10+12+141+ 38+35 +42+29 +13+2+4+10 Gambar 3.8 Perhitungan Integral Image Dan akan dilanjutkan dengan rumus integral image Nilai feature = (total pixel hitam) (total pixel putih) = 483-1367 = -884 = 884

Tingkat akurasi (%) 4. Cascade Classifier Cascade classifier adalah rangkaian feature yang dikumpulkan sehingga didapatkan dalam setiap stage rangkaian feature apakah ada objek berupa wajah. Biasanya dilakukan pengecekan fitur dari sudut sebelah kiri atas dan berlanjut terus sampai kanan bawah. Stage classifier dibangun dengan menggunakan algoritma adaptive-boost (AdaBoost). Algoritma tersebut mengkombinasikan performance banyak weak classifier untuk menghasilkan strong classifier. Weak classifier dalam hal ini adalah nilai dari haar-like feature. 3.2 Identifikasi Wajah Identifikasi (pengenalan) wajah atau face recognition adalah sebuah tugas yang dikerjakan oleh manusia secara rutin dan mudah dalam kehidupan seharihari. Penelitian dan pengembangan ilmu pengenalan wajah berkembang secara otomatis atas dasar ketersediaan desktop kuat dan rendah biaya serta embedded system yang telah menciptakan minat yang sangat besar dalam pengolahan citra digital dan video. Motivasi penelitian dan pengembangan dari pengenalan wajah termasuk dalam lingkup otentikasi biometric, pengawasan, interaksi manusia komputer, dan manajemen multimedia [13]. Fisherface merupakan metode yang dapat mengenali objek wajah dengan variasi ekspresi dan arah pencahayaan wajah yang beragam. Keluarannya adalah dikenali atau tidaknya sebuah gambar masukan sebagai salah satu individu pada database. Terdapat empat langkah utama dalam metode pengenalan wajah ini, yaitu deteksi wajah, perhitungan PCA (Principal Component Analysis), perhitungan FLD (Fisher.s Linear Discriminant), dan klasifikasi [6]. Gambar 4. Objek dikenali pada citra 3.3 Pengujian Sistem Dalam pengujian diukur seberapa besar tingkat keberhasilan sistem yang dirancang dengan melakukan analisis terhadap beberapa parameter. Untuk mengetahui performansi sistem yang telah dirancang, maka perlu dilakukan pengujian terhadap sistem. Pengujian dilakukan agar mendapat hasil yang maksimal dalam penguji cobaan sistem. Diharapkan dengan pengujian ini dapat didapatkan posisi penempatan kamera yang mendukung operasional sistem dan prasyarat posisi penempatan security camera. Pengujian dilakukan terhadap 2 parameter yaitu jarak dan sudut. Tabel 1 Pengujian Deteksi Wajah 100 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 Jarak (Meter) 5 10 15 20

Tingkat akurasi (%) Tabel 2 Pengujian identifikasi wajah 100 80 60 40 20 5 10 15 20 0 1 2 3 4 5 Jarak (Meter) Bila ditentukan bahwa akurasi minimum agar sistem dapat berjalan dengan baik adalah diatas 90%, maka dari kedua percobaan tambahan diatas dapat ditentukan bahwa batas aman jarak untuk proses deteksi wajah adalah sejauh 4 meter dengan sudut sebesar 10 o. Dan untuk proses identifikasi wajah adalah sejauh 3 meter dan sudut maksimum sebesar 10 o. Sistem membutuhkan kedua proses untuk berjalan dalam waktu real time dan bersamaan sehingga diharuskan untuk memilih jarak terdekat dan sudut terkecil. Yaitu sejauh 3 meter dan sudut sebesar 10 o. Jika dilakukan perhitungan dengan rumus trigonometri akan didapatkan ketinggian yang harus dipasang agar kamera dapat menjalankan sistem dengan tingkat akurasi 90%. Maka dapat ditentukan bahwa tan A = tan 10 o = 0,18. Dengan demikian tinggi (a) dapat dicari dengan jarak dikali tan A yaitu 3 dikali 0,18 = 0,54 meter. Karena sudut 0 o adalah dari posisil wajah menghadap lurus, maka ketinggian 0,54 meter ditambahkan kepada posisi wajah lurus yaitu sekitar 1,5 meter sehingga jarak total kamera yang harus dipasang dari permukaan tanah adalah sekitar ± 2 meter. Jika posisi kamera terlalu tinggi maka akan terjadi perubahan sudut untuk jarak 3 meter. Wajah masih dapat terdeteksi dan masih bisa diidentiikasi, tapi menurut percobaan diatas tingkat keakurasian nya menurun. Sistem telah melakukan beberapa antisipasi untuk mengatasi kurangnya kinerja metode fisherface pada kamera pengawas. Yaitu dengan memasang buzzer pada kamera yang berbunyi ketika wajah tidak teridentifikasi. Ketika buzzer berbunyi. 4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan 1. Performansi deteksi wajah dengan Metode Haar Cascade sangat dipengaruhi oleh besar sudut antara objek dengan kamera. Pada sudut 30 memiliki tingkat akurasi 96.66% sedangkan pada sudut 45 hanya memiliki tingkat akurasi 43.33%. Sedangkan pengaruh jarak pada metode ini pada jarak 6m memiliki tingkat akurasi sebesar 96.66%, dan pada 8m sebesar 0%. Dibawah sudut 30 dan dibawah jarak 6m, metode ini memiliki tingkat kesuksesan mencapai 100%. 2. Performansi identifikasi wajah dengan Metode Fisherface memiliki detail tingkat kesuksesan sebagai berikut. Pada sudut 15 memiliki tingkat akurasi 83.33% sedangkan pada sudut 30 hanya memiliki tingkat akurasi 23.33%. Sedangkan pengaruh jarak pada metode ini pada jarak 4m memiliki tingkat akurasi sebesar 70%, dan pada 6m sebesar 0%. Dibawah sudut 15 dan dibawah jarak 4m, metode ini memiliki tingkat kesuksesan mencapai 100%. 3. Dari beberapa pengujian dapat ditentukan posisi kamera agar dapat menjalankan sistem dengan baik adalah dengan ketinggian ± 2 meter dari tanah dan dengan sudut 10. 4.2 saran 1. Perlu dilakukan analisis selanjutnya menggunakan metode identifikasi wajah lain dalam sistem agar keseluruhan proyek Smart House Security dapat dilakukan dengan performansi yang lebih baik. 2. Dapat ditambahkan langkah antisipasi agar jika wajah tidak terdeteksi atau tidak teridentifikasi dan penanggulangan aksi yang akan dilakukan apabila skenario tersebut terjadi.

DAFTAR PUSTAKA [1] Abderrahim, E. 2008. Image and Signal Processing. Departmen of Mathematics and Applied Mathematics University of Pretoria. [2] Asrajab, Endra. 2012. Implementasi Sistem Terintegrasi Deteksi Obyek Asing Pada Video Real Time Dengan SMS Gateway Berbasis Teknoogi Face Detection dan Face Recognition. Bandung : Tugas Akhir IT Telkom [3] Erdogan, A. 2011. Algorithm Arcitecture Matching for Signal and Image Processing. University of Bristol UK. [4] Gonzales, R.C. dan R. E. Woods, Digital Image Processing, Addison-Wesley Publishing Company, 1992 [5] Gupta, K., Kulkarni, A. V., Implementation of an Automated Single Camera Object Tracking System Using Frame Differencing and Dynamic Template Matching, Indian Institute of Technology, Kanpur, India, 2008 [6] Lienhart, Rainer and Jochen Maydt (2002). An extended set of haar-like features for rapid object detection. In: IEEE ICIP 2002, Vol.1, pp 900-903. [7] Munir, Rinaldi, Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik. Informatika Bandung, 2004. [8] Gonzales, R.C. dan R. E. Woods, Digital Image Processing, Addison-Wesley Publishing Company, 1992 [9] Putra, Darma. 2010. Pengolahan Citra Digital. Indonesia : Andi Publisher. [10] Sutoyo. T, Mulyanto. Edy, Suhartono. Vincent, Dwi Nurhayati Oky, Wijanarto, Teori Pengolahan Citra Digital, Andi Yogyakarta dan UDINUS Semarang, 2009. [11] Viola, Paul and Michael Jones (2001). Rapid object detection using boosted cascade of simple features. In: Proceedings IEEE Conf. on Computer Vision and Pattern Recognition, 2001 [12] Wahyu Setyo Pambudi, Bon Maria Nurintan Simorangkir, (2012), Facetracker Menggunakan Metode Haar Like Feature Dan PID Pada Model Simulasi, Jurnal Teknologi dan Informatika (TEKNOMATIKA), Universitas Internasional Batam, Mei 2012 [13] Y. Amit, D. Geman, and K. Wilder. Joint Induction of Shape Features and Tree Classifiers, 1997.