Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving dalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar

dokumen-dokumen yang mirip
Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang. Keywords: model of problem based learning, critical thinking

HURIYAH Program Studi Magister Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

1) Yanin Karuniasih; 2) Drs. Sudarno Herlambang, M.Si; 3) Drs. Yusuf suharto ABSTRAK: Kata kunci:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

Penggunan Model Pembelajaran Team Games Tournament Dan Picture And Picture

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION OUTDOOR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SDN BANDUNGREJOSARI 2 MALANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: RAHAYU OCTAVIA NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1

Dewi Mas ula* Sumarmi** Budijanto**

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.B PADA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MELALUI CREATIVE PROBLEM SOLVING SISWA KELAS XI-IPA1 SMA NEGERI I IMOGIRI

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Oktavia Nardiani Sapir Sugeng Hadi Utomo. Keywords: Method Time Token Arends (TPA), Ability inquiry, Learning Outcomes

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

Didik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2), dan Asim 3) Universitas Negeri Malang

Amanda Defi Nuraini Sapir Dwi Wulandari. Abstract. Keywords: Quantum Learning, Mind Mapping, Think Pair Share, Results Learning.

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH DASAR-DASAR AKUNTANSI II PADA POKOK BAHASAN ASET TETAP

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

ARTIKEL PENELITIAN. PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PEMBELAJARAN PKn DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATCH DI SDN 06 KECAMATAN IV JURAI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI THINK PAIR SHARE (TPS) DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

PENINGKATAN PRESTASI MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

Sri Lestari Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

MODEL GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PERTUKARAN KELOMPOK IMPROVING STUDENT S LEARNING OUTCOMES WITH EXCHANGE GROUPS METHODS

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

p-issn : e-issn :

Universitas Kanjuruhan Malang 1) 2) 3) Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ADE ISLAMIATI NPM:

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

Economic Education Analysis Journal

Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Sri Imawatin, Bambang Hari Purnomo Abstrak:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

Rahman et al., Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep Pohon Jaringan... 1

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

JURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING DI KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 9 MALANG

Ratna Situmeang SDN 004 Bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

Raihan SD Negeri 007 Bagan Besar

Key Words: interest, participation, learning outcomes, articulation, Learning IPA

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

Kholifatul Maghfiroh, Asim, Sumarjono Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TEAM QUIZ SISWA KELAS V SDN 42 PALEMBANG

ABSTRACT. Keywords: Learning Interest, Explicit Instruction, and IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERTUKAR PASANGAN DISERTAI KUIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA SMAN 4 PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

Susilawati, Suarman, Rina Selva Johan . ( ),

Yuanis et al., Penerapan Model Quantum Learning...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

Keywords: Environment, Source of Learning, Activeness, Student Study Learning Result

Fefti Asnia, Jejem Mujamil, M. Hadeli, L (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA MELALUI PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING DI MADRASAH ALIYAH NAHDATUL ULAMA BATANG TORU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

ABSTRAK. Keyword: Learning outcomes; physics; learning model; contextual; quantum teaching

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ADE AYUSYA NPM

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

Transkripsi:

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving dalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar Widia Ratna Sari Dr. Ach. Amirudin, M.Pd Drs. Soetjipto. TH, S.H, S.E, M.Pd Universitas Negeri Malang Email: widia.rs@gmail.com ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan model pembelajaran problem solving dalam kelompok kecil dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS di SMAN 9 Malang. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas. Pengambilan data dilaksanakan dengan tes, wawancara, catatan lapangan, dan observasi. Penelitian dilaksanakan di kelas XI IPS 4 SMAN 9 Malang dengan jumlah siswa 20 orang dengan materi menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup. Kemampuan berfikir kritis siswa meningkat dari siklus I ke siklus II yaitu 49,76% menjadi 68,33%. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 70,75% menjadi 79%. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penerapan model pembelajaran problem solving dalam kelompok kecil dapat peningkatan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 4 SMAN 9 Malang. Kata Kunci : Model Pembelajaran Problem Solving, Berfikir Kritis, Kelompok Kecil, Hasil Belajar ABSTRACT: The purpose of this study is to determine that the an application of problem solving learning model in small groups to enhance critical thinking ability and student learning outcomes in geography for XI IPS students in SMAN 9 Malang. This type of research is a kind of classroom action research. Data collection was carried out with the test, interviews, field notes, and observations. The experiment was conducted in class XI IPS 4 SMAN 9 Malang with 20 people with a number of students to analyze material utilization and conservation of the environment. Critical thinking ability of students increased from cycle I to cycle II is 49.76% to 68.33%. Learning outcomes of students has increased from 70.75% to 79%. Based on the survey results revealed that there was an application of problem solving learning model in small groups to enhance critical thinking ability and student learning outcomes in geography for XI IPS students in SMAN 9 Malang. Keywords: Learning Model Problem Solving, Critical Thinking, Small Groups, Learning Outcomes Model pembelajaran problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dalam usaha mencari pemecahan/jawaban oleh siswa (Mbulu, 2001:52). Penyelesaian masalah menurut Johnson dan Johnson dalam Thobrani dan Musthofa (2011:337) dilakukan melalui kelompok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem solving adalah suatu model

pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dan dapat melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah serta mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan tersebut baik secara individu maupun kelompok. Menurut Mbulu (2001:55), dalam pelaksanaan pemecahan masalah, guru hendaknya membimbing siswa melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: 1. Siswa dibimbing oleh guru memilih dan merumuskan masalah 2. Siswa menyadari mengapa permasalah tersebut dipilihnya merupakan suatu masalah dan bagaimana kemungkinan alternatif pemecahannya 3. Guru membimbing siswa dalam merumuskan hipotesis selanjutnya melaksanakan pengumpulan data 4. Siswa menarik kesimpulan dari data yang diperoleh Ciri-ciri permasalahan yang baik sesuai dengan tujuan dari pembelajaran model pembelajaran problem solving yaitu: 1. Permasalahan hendaknya nyata dan dapat mengembangkan/mempertinggi mental siswa-siswa untuk memecahkannya. 2. Permasalahan hendaknya bermakna bagi siswa-siswa sehingga mereka mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. 3. Permasalahan hendaknya sama dengan tujuan sekolah/pendidikan dan sesuai pula dengan lingkungan belajar siswa. 4. Permasalahan hendaknya sesuai dengan kemampuan siswa-siswa yang memungkinkan mereka dapat melaksanakannya. J. Dewey mengemukakan bahwa berfikir merupakan usaha dari seseorang untuk memeriksa dan menilai informasi-informasi berdasarkan kriteria tertentu. Jika kemampuan berfikir tidak dikembangkan maka akan tercipta generasi yang labil dalam menghadapi kehidupan. Dalam pengambilan keputusan yang kurang kritis mengakibatkan keputusan yang diambil kurang tepat. Para ahli mendefinisikan kemampuan berfikir kritis dengan berbagai sudut pandang, diantaranya Krulik dan Rudnick (1995) mengemukakan bahwa berfikir kritis adalah kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi seseorang. Agar mampu memecahkan masalah yang baik dituntut kemampuan analisis, sintesis, evaluasi, generalisasi, membandingkan, mendeduksi, mengklasifikasi informasi, menyimpulkan, dan mengambil keputusan. Kemampuan berfikir kritis merupakan

aktivitas kognitif untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan menghasilkan keputusan yang tepat. Menurut Glaser dalam Fisher, 2009:3) kemampuan berfikir kritis merupakan 1) Suatu sikap mau berfikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal dalam jangkauan pengalaman seseorang, 2) Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis, dan 3) Semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berfikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulankesimpulan lanjutan yang diakibatkannya. ini: Indikator kemampuan berfikir kritis dapat dijabarkan pada tabel berikut Aspek Penilaian Kemampuan Berfikir Kritis No Aspek Kemampuan dalam Berfikir Kritis (Indikator) 1 Merumuskan masalah (memformulasikan dalam bentuk pertanyaan yang memberi arah untuk memperoleh jawabahnnya 2 Memberikan argumen (argumen dengan alasan yang sesuai, menunjukkan perbedaan dan persamaan, serta argumennya utuh 3 Melakukan deduksi (mendeduksi secara logis, kondisi logis serta melakukan intrepetasi terhadap pernyataan) 4 Melakukan induksi (melakukan pengumpulan data, membuat generalisasi dari data, membuat tabel dan grafik, membuat kesimpulan terkait hipotesis serta memberikan asumsi yang logis) Deskripsi Pencapaian 1. Siswa tidak merumuskan masalah 2. Siswa merumuskan masalah tetapi tidak tepat 3. Siswa merumuskan masalah tetapi kurang tepat 4. Siswa merumuskan masalah dengan tepat 1. Siswa tidak memberikan argumen 2. Siswa memberikan argumen dengan alas an yang tidak sesuai 3. Siswa memberikan argumen dengan alasan yang tepat tetapi argumen tidak utuh 4. Siswa memberikan argumen dengan alasn yang sesuai dan argumen yang utuh 1. Siswa tidak melakukan deduksi 2. Siswa melakukan deduksi tetapi tidak logis 3. Siswa melakukan deduksi secara logis tetapi kurang tepat 4. Siswa melakukan deduksi secara logis dan tepat 1. Siswa tidak melakukan pengumpulan data, membuat generalisasi dari data, membuat tabel dan grafik 2. Siswa melakukan pengumpulan data, membuat generalisasi dari data tetapi tidak membuat tabel dan grafik 3. Siswa melakukan pengumpulan data, membuat generalisasi dari data, membuat tabel dan grafik tetapi kurang tepat 4. Siswa melakukan pengumpulan data, membuat generalisasi dari data, membuat tabel dan grafik dengan tepat 5 Melakukan evaluasi (evaluasi 1. Siswa tidak melakukan evaluasi

berdasarkan fakta, berdasarkan prinsip atau pedoman, serta memberikan alternatif) 6 Memutuskan dan melaksanakan (memilih kemungkinan solusi dan menentukan kemungkinankemungkinan yang akan dilaksanakan) Sumber: Ennis dan Marzano, 2005 2. Siswa memberikan evaluasi bedasarkan fakta, berdasarkan prinsip atau pedoman tetapi tidak memberikan alternatif 3. Siswa memberikan evaluasi bedasarkan fakta, berdasarkan prinsip atau pedoman serta memberikan alternatif tetapi kurang tepat 4. Siswa memberikan evaluasi bedasarkan fakta, berdasarkan prinsip atau pedoman serta memberikan alternatif dengan tepat 1. Siswa tidak memberikan solusi 2. Siswa memberikan solusi tetapi tidak tepat 3. Siswa memberikan kemungkina solusi tetap tidak tepat 4. Siswa memberikan kemungkinan solusi dengan tepat Kemampuan berfikir kritis ini perlu dimiliki oleh siswa untuk mengatasi segala permasalahan yang ada di kehidupannya. Hal ini disebabkan kemampuan berfikir kritis dapat melatih siswa untuk bersikap rasional dan memilih solusisolusi yang terbaik dari permasalahan yang dihadapinya. Hasibuan dkk (1988:99) menjelaskan bahwa kelompok kecil adalah suatu proses percakapan teratur yang melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan masalah. Kelompok kecil terdiri dari 3-5 siswa yang tempatnya diatur oleh guru agar dapat berhadapanhadapan dan bertukar pikiran dengan mudah. Hal ini dilakukan agar dapat memperjelas kerangka bahan ajar, memperjelas bahan ajar, dan melakukan diskusi serta tanya jawab. Hasil dari kelompok kecil yang diharapkan ialah agar seluruh siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dan berinteraksi dengan siswa lainnya untuk bertukar pikiran dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dimyati dan Mudjiono (1994:18) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh siswa dan pengalaman dan latihan yang diikutinya selama pembelajaran yang berupa ketrampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2008:22). Hasil belajar adalah ketuntasan atau keberhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk angka. Hasil belajar ini diperoleh dari hasil tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus.

Dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti saat PPL 2012 semester gasal didapatkan bahwa kelas XI IPS 4 di SMAN 9 Malang merupakan kelas yang kurang aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam diskusi 2-3 siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru yaitu sekitar 15% dari 21 siswa yang terdapat di kelas XI IPS 4. Siswa juga belum dapat merumuskan pertanyaan dengan baik dan masih belum dapat menganalisis dan memecahkan suatu permasalahan yang diberikan oleh guru dengan baik. Mereka cenderung menanti jawaban dan penjelasan dari guru dan tidak berkenan untuk mencari pemecahan masalahnya. Nilai hasil belajar geografi yang diperoleh kelas XI IPS 4 masih banyak yang dibawah SKM hanya 15% siswa yang tuntas. Dalam penerapan model pembelajaran ini siswa akan dibentuk dalam kelompok kecil. Kemampuan berfikir kritis ini melatih siswa untuk peka terhadap permasalahan lingkungan sekitarnya sehingga permasalahan yang terdapat dalam lingkungan atau pribadi dapat dipecahkan dengan baik.. METODE Pendekatan penelitian yang digunakan mengarah pada penelitian deskriptif kualitatif. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Peneliti dalam penelitian ini merupakan perencana, pelaksana, pengamat, dan refleksi terhadap jalannya model pembelajaran. Penelitian ini dilakukan di SMAN 9 Malang. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 4 yang berjumlah 20 anak, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Subjek penelitian yang dipilih adalah kelas XI IPS 4 karena siswa kelas XI IPS 4 memiliki kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar yang masih rendah. Pengumpulan data ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh 4 observer. Data diperoleh dari tes, wawancara, catatan lapangan, dan observasi keterlaksanaan model pembelajaran. Analisis data ini bertujuan untuk mengetahui dan memaparkan keberhasilan pembelajaran setelah melaksanakan model pembelajaran geografi dengan mengunakan model pembelajaran problem solving dalam kelompok kecil. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Analisis keterlaksanaan model pembelajaran dilakukan oleh observer yang telah diberikan pedoman observasi keterlaksanaan penerapan model pembelajaran problem solving, 2. Analisis kemampuan berfikir kritis dengan menggunakan tes

kemampuan berfikir kritis, 3. Data hasil belajar diperoleh dari tes yang telah dilaksanakan pada setiap akhir siklus dengan menggunakan tes esai. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam menangani permasalahan yang terdapat di kelas XI IPS 4 ini menggunakan model pembelajaran problem solving dalam kelompok kecil. Model pembelajaran ini dapat mengatasi permasalahan yang ada dengan membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dalam menganalisis suatu permasalahan. Model pembelajaran ini diterapkan dalam kelompok kecil agar siswa lebih mudah dalam melakukan diskusi. Setiap permasalahan yang ada lebih baik diselesaikan dengan jalan diskusi dalam kelompok kecil. Hal ini sama dengan pendapat Johnson dan Johnson (dalam Thobrani, M dan Musthofa, A, 20011:337) yaitu penyelesaian masalah dilakukan melalui kelompok. Kemampuan berfikir kritis siswa kelas XI IPS 4 pada siklus I ini masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan berfikir kritis yang telah dilakukan oleh siswa. Gambar 1: Grafik Nilai Kemampuan Berfikir Kritis Siklus I Hasil berfikir kritis siswa pada siklus I ini kurang baik, ini terbukti dengan hasil rata-rata kemampuan berfikir kritis yang hanya mencapai 49,36%. Kemampuan berfikir kritis ini perlu ditingkatkan agar siswa dapat menggunakan kemampuan berfikirnya dengan baik dalam menganalisis suatu permasalahan.

Gambar 2: Grafik Nilai Hasil Belajar Siklus II Dari hasil belajar ini dapat dilihat hanya ada 8 siswa dari 20 siswa yang lulus dengan nilai di atas SKM. Hal ini mengalami peningkatan dari hasil nilai ulangan semester gasal yang hanya 2 siswa yang mencapai SKM. Ketuntasan yang dicapai pada siklus I ini yaitu 70,75%. Model pembelajaran ini perlu diterapkan kembali untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada siklus II. Gambar III: Grafik Nilai Kemampuan Berfikir Kritis Siklus I Kemampuan berfikir kritis siswa dalam siklus II ini mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari jawaban-jawaban siswa dalam menganalisis kasus yang diberikan kepada siswa. Dengan menggunakan model pembelajaran problem solving dalam kelompok kecil siswa dituntun untuk menganalisis permasalahan yang ada dengan kemampuan berfikir sendiri. Diharapkan dengan meningkatnya kemampuan berfikir kritis, siswa dapat menggunakan untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar. Kemampuan berfikir kritis siswa meningkat dari 49,36% menjadi 68,33%. Model pembelajaran problem solving ini meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa.

Gambar IV: Grafik Nilai Hasil Belajar Siklus II Dari hasil siklus II ada 12 siswa yang mendapatkan nilai di atas SKM. Ada peningkatan dari siklus I. Pada siklus II lebih dari 50% siswa siswa tuntas dan persentase meningkat dari 70,75% menjadi 79%. Dari hasil perolehan ini dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga model pembelajaran ini dapat diterapkan oleh guru pada saat pembelajaran geografi. Model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar siswa karena dalam penerapannya siswa belajar untuk memecahkan masalah, siswa tidak hanya mengandalkan kemampuan menghafal tetapi juga harus mengandalkan kemampuan berfikir untuk memecahkan permasalahan yang ada. KESIMPULAN Berdasarkan paparan data dan temuan peneliti serta pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran problem solving dalam kelompok kecil dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS di SMAN 9 Malang. SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, ada beberapa saran yang dapat diberikan yaitu: 1. Model pembelajaran problem solving dalam kelompok kecil cocok diterapkan pada materi yang berkaitan dengan menganalisis atau memecahkan suatu permasalahan.

2. Pada saat pembelajaran berlangsung guru memberikan bimbingan secara menyeluruh kepada setiap siswa. Pada akhir pembelajaran pemberian kesimpulan akan membantu siswa untuk mematangkan ilmu yang telah diperolehya. Pada saat menerapkan model pembelajaran problem solving dalam kelompok kecil diharapkan guru dapat memprediksikan waktu yang akan digunakan. 3. Dalam menerapkan model pembelajaran problem solving dalam kelompok kecil perlu memperhatikan materi yang akan disampaikan dan keadaan siswa agar model pembelajaran ini dapat berjalan dengan maksimal. 4. Kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 4 masih dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran problem solving dalam kelompok kecil maupun dengan menggunakan model pembelajaran yang lain.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan Fischer, Alec. 2009. Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga Hasibuan, dkk.1988. Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV Remadja Karya Krulick,S dan Rudnick, JA.1995. The New Sourcebook For Teaching Reasoningand Problem Solving in Yunior And Senior High Scool. Boston: Allyn and Bacon Mbulu, Joseph. 2001. Pengajaran Individual Pendekatan Metode Dan Media Pedoman Mengajar Bagi Guru Dan Calon Guru. Malang: Yayasan Elang Emas Musthofa, A & Thobrani, M. 2011. Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito