PENGARUH BEBAN LATIHAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SMASH PENUH BULUTANGKIS Studi Eksperimen Di PB. Remaja Semarang Tahun 2003

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Model Pembelajaran Pukulan Clear Lob Menggunakan Shuttlecock Dilempar

KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETEPATAN SMASH PENUH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

TINGKAT KEMAMPUAN SERVIS PENDEK FOREHAND DAN KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP N 32 PURWOREJO

Perbedaan Ketepatan Overhead...(Ardiansyah Trias D) 1

III. METODE PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian

S K R I P S I. Oleh : NUGROHO SETYO PRESTANTO

PENGARUH LATIHAN POSISI BERUBAH DAN TETAP TERHADAP HASIL DROPSHOT

Riono Agung Wibowo 1 *, Agustiyanto 2,

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

OLEH DILLA FARID W. T

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

PENGARUH METODE LATIHAN SMASH DAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN UMPAN LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG UMPAN PADA BULUTANGKIS

Oleh: Ilham Arvan Junaidi (Dosen Universitas PGRI Palembang) Kata Kunci: Kekuatan Pegangan, Daya Tahan Kekuatan, Jumping Smash

PENGARUH MODEL LATIHAN DAN PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI OVERHEAD LOB SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

Riswan Anu mahasiswa pada Jurusan pendidikan Kepelatiha Olahraga ; Dra. Hj. Nurhayati Liputo, M.Pd dan Syarif Hidayat, S.Pd Kor M.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Shuttlecock bulutangkis

Oleh: Ganang Cipto Pramodho/ Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi/Fakultas Ilmu Keolahragaan/Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

JURNAL. Oleh: AINU ROHMAT HAFIDI Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or.

PENGARUH LATIHAN SMASH SASARAN TETAP DAN SASARAN BERUBAH TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SMASH PADA ATLET BULUTANGKIS DI PB AC QUALITY YOGYAKARTA

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS

Jurnal Keolahragaan, 5 (1), 2017, 71-80

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

PENGARUH PANJANG DAN LATIHAN POWER LENGAN TERHADAP HASIL PUKULAN SMAS PENUH PADA PEMAIN PUTRA PB. SINAR MUTIARA PEMALANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan menggunakan shutllecock (bola) dan raket sebagai alat untuk memukul

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

Hubungan Kemampuan Servis. (Ibnu Nur Budiawan)

EFEKTIVITAS MODEL RETURN BERPASANGAN TERHADAP HASIL PUKULAN DROPSHOOT DAN PUKULAN LOB JURNAL. Oleh DODI ALVINDO

Umar. Abstrak. ujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) hubungan antara daya ledak otot

Indra Safari. Kata Kunci: teknik dasar, menggunakan net dan tanpa menggunakan net

EFEKTIVITAS TEKNIK PEGANGAN TERHADAP HASIL PUKULAN SERVICE LOB PEMAIN PEMULA PUTRA PB. SEHAT TAHUN 2013

kegiatan latihan dan atau percobaan-percobaan. Menurut Arikunto (2004 : 5) maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

BAB III METODE PENELITIAN. jam belajar siswa SMP Santa Maria kelas VII, sesuai dengan dikeluarkannya surat

Gambar 3.1 Desain Penelitian

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

SUMBANGAN TINGGI BADAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETERAMPILAN DROPSHOT FOREHAND PADA ATLET BULUTANGKIS DI PB PANDIGA YOGYAKARTA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan. Menurut Surakhmad (1998: 121) menjelaskan bahwa:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DANREKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KEMAMPUAN PUKULAN DROPSHOT BULUTANGKIS PADA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DI SMA NEGERI 9 PONTIANAK

Hubungan Koordinasi Mata... (Aditya Budi S)

PENGARUH LATIHAN OVERHEAD LOB DENGAN PENAMBAHAN FORWARD DAN BACKWARD HANDGRIP TERHADAP HASIL OVERHEAD LOB SKRIPSI

SUMBANGAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS PANJANG BULUTANGKIS PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka Penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. oleh ARIF BAKHTIAR PERDANA

TEKNIK DASAR BULUTANGKIS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

JURNAL ILMIAH OLAHRAGA. Hikmah Nindya Putri/

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GENTA MULIA ISSN: Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 68 77

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pembangunan Surakarta, untuk pelaksanaan treatment (perlakuan) terhadap latihan

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP KETRAMPILAN SERVIS ATAS BOLAVOLI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS VII SMP SANTA MARIA KOTA SELATAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Deskripsi data hasil analisis tes peningkatan dribble shooting sepakbola yang dilakukan

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BULUTANGKIS

I. PENDAHULUAN. diharapkan siswa akan dapat mencapai standar kompetensi pada masingmasing

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. UU RI NO 3 tahun 2005 BAB II pasal 4 sistem keolahragaan nasional

PENINGKATAN HASIL SMASH DENGAN METODE LATIHAN PLIOMETRIK DAN MEMPERHATIKAN PANJANG TUNGKAI

Pengukuran Keterampilan Dasar Bermain Bulu Tangkis Pada Mahasiswa Universitas Abulytama. Oleh: Amiruddin*) 1

BAB I PENDAHULUAN. sempatberhenti sampai sekitar dua tahun awal kemerdekaan. Dengan ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA. Jurnal. Oleh ADITYA WIGUNA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. ingin diteliti. Surakhmad (2004: 131) menjelaskan Metode merupakan cara utama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya

Journal of Physical Education and Sports

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan langkah-langkah yang direncanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

Journal of Sport Sciences and Fitness

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

PENGARUH LATIHAN DISTRIBUTE PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA MAHASISWA PUTRA

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN BEBAN MAKSIMAL DAN MENENGAH TERHADAP PRESTASI FOREHAND OVERHEAD LOB SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Muhammad Sholeh. Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FKIP. Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. ABSTRAK

PENGATURAN LATIHAN ACAK POLA TETAP DAN GABUNGAN POLA TETAP - ACAK TERHADAP HASIL PERTANDINGAN BULUTANGKIS

PENGARUH MODEL LATIHAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KETERAMPILAN FOREHAND TENIS LAPANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Club Tennis FIKS Bandung. Adapun yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Stadion Sriwedari Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH METODE LATIHAN DRILL DAN POLA PUKULAN TERHADAP KETEPATAN SMASH ATLET BULUTANGKIS PUTRA USIA TAHUN DI PB JAYA RAYA SATRIA YOGYAKARTA

Transkripsi:

PENGARUH BEBAN LATIHAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SMASH PENUH BULUTANGKIS Studi Eksperimen Di PB. Remaja Semarang Tahun 003 Suratman The Scond Graduate of Semarang State University Abstract Abstract: The research is aimed at finding out the different effect of maximum exercise load, sub maximum, the power of high and low arm and the interaction between exercise lead and arm power on the accuracy of badmintorn full smash stroke. The study was conducted at Remaja Badminton Club of Semarang in 003. The number of the sample was 40 players. The design used was factorial x. The exercise load was measured with exercise load test which had validity coefficient on the firs day.8 and on the second day.45. The reliablity coefficient was 0.99. The arm power was measured with arm power test with validity coefficient on the first day 38.09 and on the second day 45.9. The reliability coefficient was 0.996. The accuracy of the badminton full smash stroke was measured with badminton stroke accuracy test with the validity coefficient on the first day 0.80 and the reliability coefficient 0.937. The study showed that there was a different effect between maximum exercise load and sub maximum (Fo = 84.0 > Ft = 4.). There was a different effect between high arm power and low arm power (Fo =6.0 > Ft = 4.). There was an interaction between exercise load and the arm power (Fo = 6,4>Ft = 4,) toward the accuracy of badminton full smash stroke. Kata kunci : beban latihan, power, dan ketepatan pukulan smash penuh bulutangkis PENDAHULUAN Untuk menjadi pemain bulutangkis yang baik dan berprestasi dituntut menguasai teknik dasar bulutangkis. Teknik dasar bulutangkis adalah penguasaan pokok yang harus dipahami dan dikuasai oleh setiap pemain dalam bermain bulutangkis. (Tohar 99:34), selanjutnya pemain harus menguasai teknik pukulan yaitu cara-cara melakukan pukulan dalam bulutangkis dengan tujuan menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan pihak lawan (Tohar 99:40). Teknik pukulan meliputi pukulan service, lob, drop. drive dan smash. Pukulan smash adalah pukulan yang keras dan tajam ke bawah mengarah ke bidang lapangan lawan. Pukulan smash berfungsi sebagai perusak pertahanan lawan serta sarana untuk mengumpulkan angka. Ada lima macam pukulan smash bulutangkis, yaitu pukulan smash penuh, potong, melingkar, flick dan backhand smash. Satu diantara lima macam pukulan smash tersebut adalah pukulan smash penuh. Pukulan smash penuh adalah pukulan smash yang dilakukan dengan daun raket sepenuhnya (Tohar 99:60). Untuk memperdalam pukulan smash penuh perlu latihan khusus terhdap pukulan tersebut. Yang utama dalam mempelajari pukulan smash penuh adalah memberikan 4

4 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 39, NO., DESEMBER 009 kesempatan yang banyak kepada pemain untuk melakukan pukulan ini. Pertama-tama seorang pemain memberi umpan dan pemain lain melakukan pukulan smash (Tohar 99:59) kemudian pukulan tersebut dirangkai dengan pukulan yang lain sehingga menjadi pola pukulan. Dengan latihan pukulan smash penuh dalam bentuk pola pukulan pemain terbiasa mengarahkan pukulan smashnya dengan ketepatan yang baik ke dalam daerah sasasran pukulan smash. Ketepatan pukulan smash dipengaruhi oleh sikap atau posisi badan, ayunan raket, posisi shuttlecock dan koordinasi gerak (Djide, 99:6) Sikap atau posisi badan dalam melakukan pukulan smash harus disesuaikan dengan datangnya shuttlecock. Bila shuttlecock berada di daerah forehand, putarlah badan sehingga kedua kaki (kaki kiri lebih dekat dengan net dan di depan kaki kanan) dan bahu kiri diarahkan ke net. Berat badan dipindahkan dari kaki depan dan badan diputar sehingga pemukul menghadap ke daerah sasaran.pukulan smash. Gerakan estela memukul shuttlecock raket menyilang ke arah sebelah kiri badan (Abdoellah, 98:93). Perlu diperhatikan pukulan smash dapat dilakukan secara efektif dengan forehand stroke dan around the head stroke (Jonson, 990:99). Yang termasuk koordinsi gerak dalam melakukan pukulan smash adalah urutan gerak dalam melakukan pukulan smash yang didukung oleh otot. Otot-otot pendukung tersebut adalah otot kaki, lutut, badan, pundak, bahu,, tangan dan pergelangan tangan (Tohar 99:58). Ketepatan pukulan smash juga dipengaruhi oleh teknik pukulan yaitu cara melakukan pukulan dalam bulutangkis dengan tujuan menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan. Dalam hal ini yang mempengaruhi ketepatan jatuhnya shuttlecock adalah pukulan smash penuh. Pukulan smash penuh tersebut dijadikan beban latihan yaitu jumlah pukulan smash penuh yang harus dilakukan selama latihan. Beban latihan dapat dilakukan secara maksimal yaitu mencapai 95% s/d 00% repetisi. Beban latihan maksimal memiliki jumlah ulangan pukulan yang banyak setiap tahap dengan irama yang tetap. Dengan demikian tubuh akan beradaptasi terhadap faktor kelelahan. Selain itu, karena diulangulang sedemikian rupa pemain akan cepat menguasi teknik pukulan smash penuh dan apabila terjadi kesalahan pelatih akan memiliki cukup kesempatan untuk memperbaikinya. Selain diberikan secara maksimal, beban latihan dapat diberikan secara sub maksimal yaitu antara 75% s.d 85% repetisi dari kemampuan maksimal. Beban latihan sub maksimal menggunakan set yang sedikit dan latihan bersifat intensif waktunyapun berlangsung singkat. Hal ini menghindarkan pemain dari faktor kelelahan dan kejenuhan. Selain beban latihan, hasil pukulan smash juga dipengaruhi oleh power pada waktu mengayunkan raket. Tenaga yang dihasilkan oleh otot-otot menyebabkan kepala raket terayun dengan kencang pindah ke shuttlecock sewaktu terjadi benturan (Jonson 990: 3). terdiri atas power tinggi, sedang dan rendah. Karena power adalah gabungan kekuatan dan kecepatan yaitu hasil dari pengerahan otot maksimum dengan kecepaan maksimum (Izkandar Z, dkk, 999:9) Latihan pukulan smash penuh yang teratur dan didukung dengan penguasaan teknik pukulan smash, beban latihan dan power yang baik menghasikan kemampuan melakukan pukulan smash dengan keras, tajam dan terarah. Sehingga kemampuan pukulan smash penuh yang dimiliki menjadi modal untuk mengumpulkan angka yaitu

Suratman, Pengaruh Lengan terhadap Pukulan Smash Bulu Tangkis 43 shuttlecock yang jatuh diantara garis batas samping lapangan (Poole 986:37). Masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada perbedaan pengaruh antara beban latihan maksimal dan submaksimal, antara power tinggi dan rendah serta interaksi antara beban latihan dan power terhadap ketepatan pukulan smash penuh? Penelitiaan ini diharapkan memberikan manfaat berupa sumbangan teoristis terhadap bulutangkis secara ilmiah sebagai pemanfaatan ilmu pengetahuan dalam bidang olahraga dan secara praktis diharapkan dapat memberikan sumbang saran kepada pelatih PB. Remaja Semarang dalam memberikan latihan pukulan smash penuh hendaknya disesuaikan dengan power masing-masing pemain bulutangkis PB. Remaja Semarang. Hasil penelitian ini merupakan aspek yang perla dipadukan dengan aspek lain dalam menentukan latihan untuk mencapai tujuan. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemain bulutangkis PB. Remaja Semarang tahun 003 tingkat remaja putra sejumlah 47 orang. Sampel diambil secara purposive sejumlah 40 orang kemudian dibagi ke dalam 4 kelompok. Metode penelitian yang digunakan adalah eksprimen dengan desain faktorial x. Perlakuan diberikan kepada keempat kelompok dengan pembagian sebagai berikut : Kelompok I yaitu kelompok yang memiliki power tinggi diberikan beban latihan maksimal. Kelompok II yaitu kelompok yang memiliki power tinggi dengan diberikan beban latihan sub maksimal. Kelompok III yaitu kelompok yang memiliki power rendah dan diberikan beban latihan maksimal dan Kelompok IV yaitu kelompok yang memiliki power rendah dan diberikan beban latihan sub maksimal. Tabel menujukkan desain penelitian yang dimaksud Tabel. Desain Penelitian Faktorial x Beban latihan Lengan Ketepatan pukulan smash penuh Banyaknya pengamatan (N) Beban Latihan Maksimal tinggi rendah Beban Latihan Sub Maksimal tinggi rendah X X X 3 X 4 Perlakuan diberikan selama 6 kali pertemuan dan dilaksanakan 3 kali dalam satu minggu. Adapun prosedur perlakuannya sebagai berikut: pada setiap kelompok diberikan tes awal kemudian diberikan latihan pukulan smash penuh sesuai dengan beban masing-masing dan terakhir diadakan tes akhir data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah ketepatan pukulan smash penuh yang diukur dengan instrumen pukulan smash dari M. Nasution, dkk yang memiliki validitas sebesar 0,80 dan reliabilitas sebesar 0,937. Untuk kepentingan analisis data dalam penelitian digunakan analisa varians (ANAVA) dua jalan dengan taraf signifikansi =0,05. HASILDAN PEMBAHASAN Hasil Data tes ahir ketepatan pukulan smash penuh bulutangkis menunjukkan rata-rata ketepatan pukulan smash penuh kelompok I sebesar 65, kelompok II sebesar 6,5, kelomok III sebesar 9 dan kelompok IV rata-ratanya sebesar 8.

44 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 39, NO., DESEMBER 009 Pengujian normalitas sampel dilakukan menggunakan teknik uji Lilliefors, hasilnya menunjukkan bahwa data setiap kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian homogenitas varians populasi dilakukan dengan teknik uji Bartlett. Hasilnya menunjukkan bahwa data dari semua kelompok memiliki varian yang homogen, seperti tertuang pada tabel berikut Tabel. Rangkuman Hasil Uji itas pada Taraf nifikansi = 0,05. No Kelompok data N Lo Lt Kesimpulan 3 4 A B A B A B A B 0 0 0 0 0. 0.77 0.5 0.77 0.58 0.58 0.58 0.58 Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians Populasi pada Taraf nifikansi = 0,05. No Kelompok data Variansi Gabungan Harga B Dk x0 x t Kesimpulan 6,67 9,7 40 6,67 8,75 5,676 3,69 7,8 Homogen Keberartian hasil penelitian ini diuji dengan uji F menggunakan teknik analisis varians dua jalan, seperti tampak pada tabel 4 berikut Tabel 4. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji F pada Analisis Varians Dua Jalan Sumber varians Faktor A Beban latihan Faktor B Interaksi AB Antar kelompok Dalam kelompok Jumlah JK 57.65 455.65 80.65 58.875 0.50 636.5 DK 3 36 JKT 57.65 455.65 80.65 937.9 8.5 Fo 84.0 6.0 6.4 Ft 4. 4. 4. Keterangan Keberartian hasil penelitian ini diuji dengan perhitungan uji F dua jalan (Analisis varians dua jalan). Rangkuman hasil perhitungan beban latihan pada tabel 4 menunjukkan Fo> Ft (84,0 > 4,) atau signifikan yang berarti ada perbedaan yang cukup berarti antara kelompok sampel yang diberi beban latihan maksimal dan sub maksimal terhadap ketepatan pukulan smash penuh, sementara ada perbedaan yang cukup berarti antara kelompok sampel yang memiliki power tinggi dan rendah

Suratman, Pengaruh Lengan terhadap Pukulan Smash Bulu Tangkis 45 terhadap ketepatan pukulan smash penuh sebab F0 > Ft (6,0 > 4,) beban latihan dan power memiliki interaksi yang signifikan karena fo > Ft (6,4 > 4,). Uji perbedaan antara rata-rata kelompok diberi beban latihan maksimal dan sub maksimal terhadap pemain yang memiliki power tinggi dan rendah menggunakan teknik uji Tukey dengan hasil sebagai berikut : Dari critical difference pada tabel 5 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Selisih dari perbandingan antara kelompok A B dan A B lebih besar dari critical No Kelompok yang dibandingkan Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Tukey Jumlah skor Selisih Critical difference Keterangan 3 4 650-90 65-80 650-65 90-80 70 85 5 0 Non difference (perbedaan kritis), selisih = 70 > 48,47 sehingga dapat dikatakan bahwa perbedaan nilai rata-ratanya signifikan. Simpulannya Beban latihan sub maksimal memberi pengaruh yang lebih baik dibandingkan beban latihan maksimal bagi kelompok sampel yang memiliki power tinggi terhadap ketepatan pukulan smash penuh.. Selisih perbandingan antara kelompok A B dan A B lebih besar dari critical difference, selisih = 85>48,47 sehingga dapat dikatakan bahwa perbedaan nilai rata-ratanya signifikan. Simpulannya Beban latihan sub maksimal memberi pengaruh yang lebih baik dibandingkan beban latihan maksimal bagi kelompok sampel yang memiliki power rendah terhadap ketepatan pukulan smash penuh. Selisih perbandingan antara kelomok A B dan A B lebih kecil dari critical difference, selisih = 5 < 48,47, sehingga dapat dikatakan bahwa perbedaan nilai rataratanya tidak signifikan. Kesimpulannya Beban latihan maksimal memberi pengaruh yang tidak berbeda bagi kelompok sampel yang memiliki power tinggi dan rendah terhadap ketepatan pukulan smash penuh. Selisih perbandingan antara kelompok A B dan A B lebih besar dari critical difference, selisih = 0 > 48,47 sehingga dapat dikatakan bahwa perbedaan nilai rata-ratanya signifikan. Simpulannya Beban latihan sub maksimal memberi pengaruh yang lebih baik kepada kelompok sampel yang memiliki power tinggi dibandingkan dengan kelompok sampel yang memiliki power rendah terhadap ketepatan pukulan smash penuh. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa antara beban latihan maksimal dan sub maksimal memberi pengaruh yang berbeda terhadap ketepatan pukulan smash penuh. Dengan kata lain kedua bentuk beban latihan mempunyai efektifitas yang berbeda terhadap ketepatan pukulan smash penuh. Hal ini sesuai dengan teori latihan yang menyatakan latihan sebaiknya berlangsung singkat, tetapi berisi dan penuh dengan kegiatan yang bermanfaat (Harsono 00:09). Pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa antara power tinggi dan rendah

46 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 39, NO., DESEMBER 009 memberi pengaruh yang berbeda terhadap ketepatan pukulan smash penuh. tinggi memberi pengaruh yang lebih baik terhadap ketepatan pukulan smash penuh dibandingkan power yang rendah. Pukulan smash penuh merupakan teknik memukul dalam bulutangkis untuk menghujamkan shuttlecock secara cepat dan curam dengan daun raket sepenuhnya. Pukulan smash penuh merupakan rangkaian gerak yang melibatkan otot kaki, lutut, badan, pundak,, tangan dan terakhir pergelangan tangan. Gerakan ini dilakukan secara berurutan dan berkesinambungan dan apabila sudah terkuasai dengan baik gerak ini akan menjadi satu gerak saja yaitu ayunan (Tohar 99:58). Ketepatan pukulan smash penuh dipengaruhi oleh power dan power diperoleh dari otot-otot pada waktu melakukan ayunan raket dengan cepat sekali. adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan yaitu hasil dari pergerakan gaya otot maksimum dengan kecepatan maksimum (Iskandar Z 999:9). Tenaga yang dihasilkan oleh otot-otot tersebut menyebabkan kepala raket terayun dengan kencang pindah ke shuttlecock sewaktu terjadi benturan. (Johnson 990:3). Pendapat-pendapat tersebut memperkuat hasil penelitian dimana kelompok sampel yang memiliki power tinggi terbukti ketepatan pukulan smash penuhnya lebih baik dibandingkan dengan kelompok sampel yang memiliki power rendah. Hal ini disebabkan power yang tinggi akan menghasilkan ayunan raket yang keras dan akan menghujamkan shuttlecock dengan kece- patan tinggi pula meskipun shuttlecock telah menempuh jarak dari daerah tiga perempat panjang lapangan menuju ke daerah sarasaran pukulan smash di seberang lapangan. Dengan demikian, pemain bulutangkis yang memiliki power yang tinggi akan lebih mudah mengarahkan pukulan smah penuhnya untuk mencapai daerah sasaran pukulan smash yaitu daerah sisi samping lapangan lawan. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa antara beban latihan dan power memiliki interaksi terhadap ketepatan pukulan smash penuh. Beban latihan menjadi penentu jumlah pukulan smash penuh yang dilakukan pada setiap tahap latihan yang akan mempengaruhi penguasaan teknik pukulan smash penuh. diperoleh dari otot-otot yang menjadi pendukung untuk tetap dapat melakukan pukulan smash penuh yang dibebankan. Hasil analisis lebih lanjut yang disebabkan adanya interaksi yang signifikan antara bebam latihan dan power dilakukan uji Tukey. Hasilnya sebagai berkut : ) pada kelompok sampel yang memiliki power tinggi diberi beban latihan sub maksimal memberi pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok sampel yang memiliki power tinggi diberi beban latihan maksimal terhadap ketepatan pukulan smash penuh. ) pada kelompok sampel yang memiliki power rendah diberi beban latihan sub maksimal memberi pengaruh yang lebih baik dibandingakan kelompok sampel yang memiliki power rendah diberi beban latihan maksimal terhadap ketepata pukulan smash penuh. 3) pada kelompok sampel yang diberi beban latihan maksimal, kelompok sampel yang memiliki power tinggi memberi pengaruh yang tidak berbeda dengan kelomok sampel yang memiliki power rendah terhadap ketetepatan pukulan smash penuh. 4) pada kelompok sampel yang diberi beban latihan sub maksimal, kelompok sampel yang memiliki power tinggi memberi pengaruh yang lebih baik dbandingan kelomok sampel yang memiliki power

Suratman, Pengaruh Lengan terhadap Pukulan Smash Bulu Tangkis 47 rendah terhadap ketepatan pukulan smash penuh. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil analisis dengan analisa varians (anava) diperoleh simpulan sebagai berikut: terdapat pengaruh yang berbeda antara beban latihan maksimal dan sub maksimal terhadap ketepatan pukulan smash penuh. Terdapat pengaruh yang berbeda antara power tinggi dan rendah terhadap ketepatan pukulan smash penuh. Terdapat interaksi antara beban latihan dan power terhadap ketepatan pukulan smash penuh. Saran Berdasarkan hasil penelitian eksperimen ini penulis dapat menyampaikan saransaran : kepada pelatih PB. Remaja Semarang, untuk meningkatkan ketepatan pukulan smash penuh para pemainnnya pada tingkat remaja, sebelum menentukan program latihan pukulan smash penuh sebaiknya diadakan tes power terlebih dahulu. Kepada pelatih PB. Remaja Semarang, untuk meningkatkan ketepatan pukulan smash penuh para pemainnya tingkat remaja sebaiknya menggunakan beban latihan sub maksimal. Mengingat terdapat interaksi antara beban latihan dan power, sebaiknya dalam menyusun rogram latihan pukulan smash penuh pelatih PB. Remaja semarang memperhatikan power dan beban latihan. Penelitian ini hanya menyelidiki dua faktor yang mempengaruhi ketetpatan pukulan smash penuh yaitu beban latihan dan power. Kepada pelatih PB. Remaja semarang, bila ingin meneliti lebih lanjut dapat menyelidiki pengaruh faktor-faktor yang lain seperti kecepatan ( speed ), kelentukan (fleksibility), tinggi badan, panjang dan sebagainya. Kepada para peneliti yang lain dapat melakukan penelitian ulang terhadap penelitian ini dengan suasana yang berbeda, misalnya sampelnya kelompok taruna puyra dengan jumlah yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA Arma Abdullah 98. Olahraga Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta. Sastra Hudaya. Harsono 000. Ilmu Kepelatihan. Jakarta. Komite Olahraga Nasional Indonesia. James Poole 986. Belajar Bulutangkis, bandung. Pioneer Jaya. Mohammad Anwari 99: Teknik Bulutangkis. Semarang. KONI Jawa Tengah. M Nasution, dkk. Validitas dan Rreliabilitas Instrumen Pukulan Smash dalam Permainan Bulutangkis Se Kotamadia Semarang. IKIP Semarang. ML Johnson 990. Bimbingan Bermain Bulutangkis. Jakarta. Mutiara Sumber Widya. Suharsimi Arikunto 99 : Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta. ----994. Metodologi Research 4. Yogyakarta.Andi Offset. Taher Djide 99. Penataran Pelatih Bulutangkis Nasional Tingkat Pemula. Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. Jakarta. PB. PBSI. Tohar 99. Olahraga Pilihan Bulutangkis. Semarang: IKIP Semarang Press.