BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Koperasi Kredit (Kopdit) Sehati

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Catatan 31 Maret Maret 2010

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

30 Juni 31 Desember

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

JUMLAH AKTIVA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi Keuangan Koperasi

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN


BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

JUMLAH ASET LANCAR

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar.

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam

BAGIAN IX ASET

BAB II LANDASAN TEORI

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

30 September 31 Desember Catatan

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB IV PEMBAHASAN. memiliki tahapan-tahapan yang antara lain sebagai berikut : 1. Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan. kriteria sebagai berikut :

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kebijakan Akuntansi

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A.

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

BAB II LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

ANALISA PENERAPAN SAK ETAP PADA PT AMAN INVESTAMA PERIODE

IAS 7 Laporan Arus Kas

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI

PT GARUDA METALINDO Tbk

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran LK) untuk ETAP

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

2012, No.755 LAMPIRAN

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu :

PT PETA DAFTAR JURNAL KOREKSI DAN REKLASIFIKASI TAHUN 2012 No. Keterangan Ref. KK Debit 1 Bank BINI C 13,500,000 Piutang dagang

Membuat Bagan Akun (Chart Of Account)

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. 2. SAK ETAP yang lebih sederhana daripada dengan PSAK IFRS sehingga memberi kemudahan dalam implementasinya. 3. Dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk memperoleh dana tambahan untuk pengembangan usaha. Seperti pinjaman dari kreditur (bank). 4. Memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan perusahaan dan informasi atas analisis rasio-rasio sebagai dasar untuk menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, dan berbagai ukuran lain bagi kepentingan pengambilan keputusan manajerial lainnya. (Setyonugroho: 2010) IV.2 Ruang Lingkup SAK ETAP SAK ETAP diperuntukan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik, yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan, dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelola usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. (IAI: 2010) 43

Laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan SAK ETAP menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, dan arus kas perusahaan, serta aktivitas kinerja perusahaan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna atas kebutuhan mereka atas informasi tertentu, misalnya diberikan kepada pemilik, penyandang dana, dan bank. IV.3 Penyajian Laporan Keuangan IV.3.1 Neraca Menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. Dimana pos-pos minimal mencakup kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain, persediaan, properti investasi, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan utang lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi, dan ekuitas. Namun urutan dan format pos tidak ditentukan oleh SAK ETAP. Di dalam neraca CV Scala Mandiri tidak terdapat pos properti investasi, aset tidak berwujud, dan kewajiban diestimasi. Hal ini dikarenakan CV Scala Mandiri yang berlokasi di Tangerang-Banten tidak melakukan sewa gedung untuk perkantoran, melainkan hanya menjalankan usahanya di rumah tinggal yang merangkap tempat usaha, dan tidak memiliki aset tidak berwujud, Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti sehingga memerlukan estimasi. Di dalam neraca CV Scala Mandiri juga tidak terdapat pos kewajiban diestimasi. Apabila dalam jangka waktu tertentu setelah penjualan ditemukan kerusakan pada barang, maka pihak CV Scala Mandiri akan datang dan mengecek kerusakan yang terjadi. Barang yang mengalami kerusakan bukan akibat 44

kelalaian pemakai akan dibawa kembali ke distributor CV Scala Mandiri, yaitu PT Rinstrum untuk dilakukan garansi. Sedangkan untuk barang yang rusak akibat kelalaian pemakaian hanya akan dilakukan servis. Penyajian neraca terdiri dari beberapa klasifikasi, yaitu: 1. Klasifikasi aset lancar dan aset tetap. Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar apabila: a. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas; b. Dimiliki untuk diperdagangkan; c. Diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau d. Berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. 2. Klasifikasi hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek apabila: a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi entitas; b. Dimiliki untuk diperdagangkan; c. Kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau d. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. 45

CV Scala Mandiri belum melakukan pembukuan sehingga tidak memiliki neraca, melainkan hanya berupa pencatatan saja. Berdasarkan ketentuan yang ada, SAK ETAP mensyaratkan bahwa entitas harus memiliki laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, dan saldo laba, laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan. Apabila hanya dengan pencatatan tidak dapat diketahui perbandingan antara kewajiban dengan ekuitas atau aset entitas sehingga tidak dapat diketahui posisi keuangan entitas secara pasti. Akibatnya pengguna laporan keuangan tidak dapat memahami dasar kebijakan untuk pengambilan keputusan. CV Scala Mandiri. Sehingga CV Scala Mandiri harus membuat laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP. Berikut adalah neraca CV Scala Mandiri untuk tahun 2009 dan 2010 yang telah dibuat berdasarkan ketentuan SAK ETAP. 46

CV SCALA MANDIRI NERACA PERIODE 31 DESEMBER 2009 ASET ASET LANCAR KAS DAN SETARA KAS Rp 58,852,740 PIUTANG USAHA Rp 106,900,000 PIUTANG KARYAWAN Rp 2,250,000 PERLENGKAPAN Rp 275,000 TOTAL ASET LANCAR Rp 168,277,740 ASET TIDAK LANCAR ASET TETAP Rp 173,430,000 TOTAL ASET TETAP Rp 173,430,000 TOTAL ASET Rp 341,707,740 KEWAJIBAN KEWAJIBAN LANCAR HUTANG USAHA Rp - HUTANG KARTU KREDIT Rp - HUTANG PAJAK Rp 18,086,424 TOTAL KEWAJIBAN LANCAR Rp 18,086,424 KEWAJIBAN TIDAK LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Rp - TOTAL KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Rp - TOTAL KEWAJIBAN Rp 18,086,424 EKUITAS MODAL AWAL: MODAL SEKUTU AKTIF (80%) Rp 199,244,000 MODAL SEKUTU PASIF (20%) Rp 49,811,000 LABA TAHUN BERJALAN Rp 74,566,316 TOTAL EKUITAS Rp 323,621,316 TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp 341,707,740 Gambar 4.1 Neraca CV Scala Mandiri tahun 2009 47

CV SCALA MANDIRI NERACA PERIODE 31 DESEMBER 2010 ASET ASET LANCAR KAS DAN SETARA KAS Rp 156,062,972 PIUTANG USAHA Rp 148,400,000 PIUTANG KARYAWAN Rp 1,700,000 PERLENGKAPAN Rp 395,000 TOTAL ASET LANCAR Rp 306,557,972 ASET TIDAK LANCAR ASET TETAP Rp 168,979,625 TOTAL ASET TETAP Rp 168,979,625 TOTAH ASET Rp 475,537,597 KEWAJIBAN KEWAJIBAN LANCAR HUTANG USAHA Rp - HUTANG KARTU KREDIT Rp - HUTANG PAJAK Rp 25,092,693 TOTAL KEWAJIBAN LANCAR Rp 25,092,693 KEWAJIBAN TIDAK LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Rp - TOTAL KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Rp - TOTAL KEWAJIBAN Rp 25,092,693 EKUITAS MODAL AWAL: MODAL SEKUTU AKTIF (80%) Rp 258,897,053 MODAL SEKUTU PASIF (20%) Rp 64,724,263 LABA TAHUN BERJALAN Rp 126,823,588 TOTAL EKUITAS Rp 450,444,904 TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp 475,537,597 Gambar 4.2 Neraca CV Scala Mandiri tahun 2010 48

IV.3.2 Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi suatu periode menunjukan kinerja keuangan perusahaan selama periode tersebut. Dimana pos-pos minimal mencakup pendapatan, beban, bagian laba atau rugi investasi dengan metode ekuitas, dan laba atau rugi bersih. Terdapat dua jenis analisis beban, yaitu analisis beban menggunakan sifat beban, serta analisis beban menggunakan fungsi beban. Namun SAK ETAP lebih menganjurkan entitas untuk menggunakan analisis fungsi beban. CV Scala Mandiri hanya membuat laporan laba rugi. Berdasarkan ketentuan SAK ETAP, entitas harus memiliki laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, dan saldo laba, laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan. SAK ETAP mewajibkan format laporan keuangan laba rugi entitas dengan menggunakan analisa sifat beban dan analisa fungsi beban. Di dalam kedua metode analisa tersebut, tidak diperkenankan untuk membandingkan pendapatan dengan piutang usaha dan selisih persediaan akhir bulan lalu dengan bulan berjalan. Dalam mengimplementasikan SAK ETAP terhadap laporan laba ruginya, CV Scala Mandiri menggunakan analisa sifat beban. Analisa sifat beban dipilih karena tidak memerlukan pengungkapan tambahan seperti pada analisa fungsi beban. Berikut adalah laporan laba rugi CV Scala Mandiri untuk tahun 2009 dan 2010 yang telah dibuat berdasarkan ketentuan SAK ETAP. 49

CV SCALA MANDIRI LAPORAN LABA RUGI PERIODE 31 DESEMBER 2009 PENDAPATAN USAHA Rp 739,500,000 HPP Rp 319,435,500 LABA KOTOR Rp 420,064,500 BEBAN USAHA Rp 328,475,760 LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Rp 91,588,740 PPH BADAN Rp 12,822,424 LABA SETELAH PAJAK PENGHASILAN Rp 78,766,316 Gambar 4.3 Laporan Laba Rugi CV Scala Mandiri tahun 2009 CV SCALA MANDIRI LAPORAN LABA RUGI PERIODE 31 DESEMBER 2010 PENDAPATAN USAHA Rp 1,312,000,000 HPP Rp 654,351,050 LABA KOTOR Rp 657,648,950 BEBAN USAHA Rp 496,136,278 LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Rp 161,512,672 PPH BADAN Rp 20,189,084 LABA SETELAH PAJAK PENGHASILAN Rp 141,323,588 Gambar 4.4 Laporan Laba Rugi CV Scala Mandiri tahun 2010 50

IV.3.3 Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas menyajikan: laba atau rugi tahun berjalan, pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan, dan rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode dari komponen ekuitas. CV Scala Mandiri tidak menyajikan laporan perubahan ekuitas selama periode usahanya dikarenakan belum melakukan pembukuan. SAK ETAP mewajibkan entitas untuk menyajikan informasi sebagai berikut di dalam laporan perubahan ekuitas: saldo laba pada awal dan akhir periode serta penyajian kembali laba setelah dikoreksi kesalahan atau perubahan kebijakan. Berikut adalah laporan perubahan ekuitas CV Scala Mandiri untuk tahun 2009 dan 2010 yang telah dibuat berdasarkan ketentuan SAK ETAP. CV SCALA MANDIRI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS PERIODE 31 DESEMBER 2009 MODAL AWAL Rp 249,055,000 LABA BERSIH Rp 78,766,316 PRIVE Rp 4,200,000 BERTAMBAH Rp 74,566,316 MODAL AKHIR Rp 323,621,316 Gambar 4.5 Laporan Perubahan Ekuitas CV Scala Mandiri tahun 2009 51

CV SCALA MANDIRI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS PERIODE 31 DESEMBER 2010 MODAL AWAL Rp 323,621,316 LABA BERSIH Rp 141,323,588 PRIVE Rp 14,500,000 BERTAMBAH Rp 126,823,588 MODAL AKHIR Rp 450,444,904 Gambar 4.6 Laporan Perubahan Ekuitas CV Scala Mandiri tahun 2010 IV.4 Kebijakan Akuntansi Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Jika SAK ETAP mengatur transaksi, kejadian atau keadaan lainnya secara spesifik, maka entitas harus menerapkannya sesuai dengan SAK ETAP. Namun, jika dampak yang ditimbulkan tidak material maka entitas diperbolehkan untuk tidak mengikuti persyaratan dalam SAK ETAP. Jika terdapat transaksi, peristiwa yang tidak diatur spesifik dalam SAK ETAP, maka manajemen dapat menggunakan judgement-nya dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi agar menghasilkan informasi yang relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi dan andal yaitu dalam laporan keuangan yang: a. Menyajikan laporan keuangan dengan jujur terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas dari suatu entitas. 52

b. Netral yaitu bebas dari bias. c. Mencerminkan kehati-hatian d. Bersifat lengkap dalam semua hal yang material. Entitas harus menetapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan SAK ETAP. Kebijakan akuntansi yang diterapkan harus konsisten. Perubahan kebijakan akuntansi dapat dilakukan jika diminta oleh SAK ETAP dan atau menghasilkan informasi yang andal dan lebih relevan. (Sugiarto: 2010) Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai persyaratan SAK ETAP dan atau secara retrospektif. Perubahan retrospektif adalah adalah suatu penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa, dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan. Kebijakan akuntansi yang terdapat dalam CV Scala Mandiri yaitu 1. Pengakuan Dalam laporan keuangan yang telah dibuat berdasarkan SAK ETAP, CV Scala Mandiri menggunakan dasar akrual basis yaitu mencatat transaksi-transaksi atau mengakui pendapatan dan beban pada saat terjadinya dan bukan pada saat pendapatan tersebut diterima ataupun biaya tersebut dibayarkan. Akuntansi berbasis akrual mencatat transaksi pengeluaran dan penerimaan kas, dan juga mencatat jumlah hutang dan piutang perusahaan. Oleh karena itu, akuntansi dengan dasar akrual basis memberikan gambaran yang lebih akurat atas kondisi keuangan perusahaan daripada akuntansi berbasis kas. Namun penggunaan basis akrual lebih kompleks daripada basis kas. Akrual basis juga mendukung penggunaan anggaran sebagai teknik pengendalian. Pada basis kas, pembayaran hanya dicatat jika telah dibayarkan, sementara pembayaran kewajiban dapat dilakukan dengan jarak waktu tertentu setelah 53

timbulnya kewajiban itu sendiri. Untuk alasan mengikuti ketentuak SAK ETAP, penganggaran dan gambaran kondisi keuangan perusahaan yang lebih akurat, CV Scala Mandiri wajib menggunakan akuntansi berbasis akrual. 2. Pengukuran Kas diukur dari saldo tunai yang dimiliki perusahaan per 31 Desember. Aset tetap, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan tanpa memperhitungkan nilai residu, karena SAK ETAP tidak mengatur tentang adanya nilai residu. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun Peralatan dan perabot kantor 4-8 Kendaraan 8 Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Piutang usaha diakui pada saat terjadinya penyerahan barang kepada pelanggan tanpa pembayaran tunai. 3. Penyajian CV Scala Mandiri juga tidak membuat cadangan penyisihan piutang tak tertagih, karena berdasarkan pengalaman bertransaksi selama ini piutang tersebut selalu dapat ditagih. Untuk aset tetapnya, CV Scala Mandiri melakukan penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus. Berdasarkan pencatatan CV Scala Mandiri dilakukan penyesuaian dan implementasi SAK ETAP, sehingga menghasilkan laporan keuangan CV Scala Mandiri yang telah sesuai dengan SAK ETAP. Laporan keuangan disusun atas dasar akrual 54

menggunakan konsep biaya historis. Laporan keuangan tersebut disajikan secara relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi oleh pemakai dan andal. Penggunaan biaya historis dipilih karena: 1. Biaya dapat ditelusuri atau diverifikasi kembali dan merupakan harga transaksi yang sudah direalisasi. 2. Biaya timbul dari transaksi yang wajar,yang disepakati bersama oleh pembeli dan penjual dalam suatu perekonomian bebas, yang merupakan nilai minimum aset bagi pembeli. 3. Nilai minimum merupakan biaya yang mencerminkan nilai aktual aset bagi perusahaan pada saat diperoleh. IV.5 Piutang Usaha Setelah pekerjaan selesai dilakukan, maka CV Scala Mandiri otomatis memiliki pendapatan sebesar nominal yg tercantum dalam purchase order. Pembayaran atas seluruh pekerjaan yang telah diselesaikan oleh CV Scala Mandiri dilakukan dengan kredit atas piutang usaha. Berikut adalah contoh jurnal dari piutang usaha yang telah sesuai dengan SAK ETAP: Gambar 4.7 - Jurnal pencatatan piutang usaha 55

Setelah pekerjaan selesai, maka akan dibuatkan faktur untuk pelanggan. Dan pendapatan tersebut baru dapat diterima dalam bentuk kas dalam jangka waktu kurang lebih satu bulan setelah faktur diterima dan disetujui oleh pelanggan. Berikut adalah contoh jurnal dari pelunasan piutang usaha yang telah sesuai dengan SAK ETAP : Gambar 4.8 - Jurnal pencatatan pelunasan piutang usaha IV.6 Persediaan Persediaan meliputi aset untuk dijual, termasuk aset dalam proses produksi atau bahan atau perlengkapan untuk proses produksi atau pemberian jasa. Cost mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang terjadi untuk membawa persediaan ke lokasi dan kondisi sekarang. Biaya pembelian meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya, biaya pengangkutan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat didistribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Pemberian diskon, potongan harga, dan yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian. Menurut SAK ETAP, entitas harus memilih metode pencatatan persediaan yang diperbolehkan oleh SAK ETAP, yaitu metode FIFO atau average. Jika persediaan dijual maka, jumlah yang tercatat harus diakui sebagai beban pada periode dimana pendapatan diakui. Pengungkapan harus meliputi informasi mengenai kebijakan akuntansi 56

persediaan, total yang tercatat berserta klasifikasinya, jumlah penurunan nilai persediaan, serta jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode. Persediaan CV Scala Mandiri dilakukan setelah diterima purchase order dari pelanggan. Purchase order berisi jenis pekerjaan yang akan dilakukan, tanggal dan waktu pelaksanaan pekerjaan, serta nominal pekerjaan tersebut sesuai yang telah disepakati bersama. Dari purchase order diketahui barang apa saja yang harus disediakan oleh CV Scala Mandiri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan. Mengingat keterbatasan ekuitas yang dimiliki CV Scala Mandiri, terbatasnya jumlah pekerjaan serta banyaknya jenis spare part dan tipe timbangan yang beredar di pasar, sehingga tidak memungkinkan bagi UMKM seperti CV Scala Mandiri untuk memiliki persediaan yang terlalu banyak. Setelah diketahui barang apa saja yang diperlukan, maka CV Scala Mandiri melakukan pengecekan persediaan. Apabila barang yang dibutuhkan tidak tersedia, maka CV Scala Mandiri melakukan pembelian kepada supplier-nya yaitu PT Rinstrum. Sehingga dapat disimpulkan bahwa CV Scala Mandiri menggunakan metode FIFO untuk mencatat persediaannya. Dalam metode FIFO, persediaan yang lebih dulu masuk maka akan dipergunakan lebih dahulu untuk melakukan pekerjaan. CV Scala Mandiri mengakui persediaan sebagai beban pada saat persediaan tersebut dijual, serta pengungkapan juga telah disesuaikan dengan ketentuan SAK ETAP. IV.7 Aset Tetap Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, atau untuk disewakan ke pihak lain atau untuk tujuan 57

administratif dan dapat digunakan lebih dari satu periode. Suatu benda diakui sebagai aset jika memenuhi prinsip pengakuan. Pada saat perolehan, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Beban penyusutan diakui dalam laporan laba rugi kecuali sebagai bagian perolehan aset. Beban penyusutan dihitung berdasarkan alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan selama umur manfaat. SAK ETAP tidak mengatur tentang nilai sisa. Metode penyusutan yang diperbolehkan oleh SAK ETAP adalah metode garis lurus, saldo menurun dan metode jumlah unit produksi. Metode penyusutan yang dipergunakan harus mencerminkan ekspektasi pola penggunaan manfaat ekonomi masa depan aset tetap. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi di masa depan yang diekspektasi dari penggunaan atau pelepasannya. Dalam menghitung penyusutannya CV Scala Mandiri menggunakan metode garis lurus karena metode garis lurus diperbolehkan dalam SAK ETAP dan dalam perpajakan serta perhitungannya yang mudah. SAK ETAP mewajibkan entitas agar mengakui biaya perolehan aset tetap sebagai aset tetap jika ada manfaat ekonomi masa depan dan nilainya dapat diukur dengan andal. SAK ETAP juga mewajibkan entitas untuk mengukur aset tetap setelah pengakuan awal pada biaya perolehan dikurang akumulasi penyusutan. Informasi mengenai aset tetap yang terdiri dari dasar pengukuran, metode penyusutan, umur manfaat, dan akumulasi penyusutan harus diungkapkan oleh entitas, serta mewajibkan entitas untuk mencatat tanah dan bangunan secara terpisah, meskipun tanah dan bangunan itu diperoleh bersamaan. Karena tanah dan bangunan adalah aset yang dapat dipisahkan. 58

Seluruh aset CV Scala Mandiri memiliki manfaat ekonomi masa depan dan nilainya dapat diukur dengan andal. Pengukuran terhadap aset tetap pun telah dilakukan CV Scala Mandiri dengan benar. Seluruh informasi yang diwajibkan SAK ETAP pun telah diungkapkan dengan jelas. Saat ini CV Scala Mandiri masih belum memiliki tanah dan bangunan atas nama perusahaan ataupun atas nama pemilik. Namun apabila suatu saat Scala Mandiri memiliki tanah dan bangunan, maka harus dicatat terpisah. Berdasarkan alasan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pengungkapan aset tetap milik CV Scala Mandiri telah sesuai dengan SAK ETAP. Berikut adalah daftar aset tetap CV Scala Mandiri untuk 2010 yang telah dibuat berdasarkan ketentuan SAK ETAP. 59

CV. Scala Mandiri Daftar Aset Tetap Per 31 Desember 2010 No Keterangan Unit Kelompok Harta Tahun Perolehan Harga Perolehan (Rp) Umur Ekonomis Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Sisa Buku Akhir 2010 (Rp) 1 Inventaris Kantor Batu Timbangan @ 20 kg 50 II 2009 12,500,000 8 1,562,500 3,125,000 9,375,000 Komputer Set 4 I 2009 20,000,000 4 5,000,000 10,000,000 10,000,000 Laptop 1 I 2009 6,000,000 4 1,500,000 3,000,000 3,000,000 Telephone 2 I 2009 180,000 4 45,000 90,000 90,000 Mesin Fax 1 I 2009 1,500,000 4 375,000 750,000 750,000 Mesin Print 1 I 2009 1,000,000 4 250,000 500,000 500,000 AC 2 II 2009 5,500,000 8 687,500 1,375,000 4,125,000 Tool Set 1 I 2009 25,000,000 4 6,250,000 12,500,000 12,500,000 Meja Kantor 3 I 2009 4,125,000 4 1,031,250 2,062,500 2,062,500 Kursi 5 I 2009 750,000 4 187,500 375,000 375,000 76,555,000 42,777,500 2 Kendaraan Motor Suzuki Sky Wave B 6315 WAN 1 II 2009 14,500,000 8 1,812,500 3,625,000 10,875,000 Motor Yamah Jupiter B 6490 WCF 1 II 2010 12,771,000 8 1,596,375 1,596,375 11,174,625 Mobil Suzuki APV B 8418 IF 1 II 2007 98,000,000 8 12,250,000 24,500,000 73,500,000 125,271,000 95,549,625 Total 201,826,000 138,327,125 Gambar 4.9 Daftar aset tetap CV Scala Mandiri tahun 2010 60

IV.8 Hutang Kartu Kredit CV Scala Mandiri sampai saat ini belum dapat mendapatkan kredit pinjaman dari kreditur (bank). Sebagai solusi atas kebutuhan modal kerja, maka CV Scala Mandiri menyiasatinya dengan memanfaatkan kartu kredit. Namun sayangnya pinjaman berupa penarikan tunai melalui kartu kredit memiliki banyak kelemahan yaitu jumlah yang terbatas, bunga yang lebih tinggi dari kartu kredit untuk fungsi pembelanjaan yaitu sebesar 4% per bulan, dan waktu jatuh tempo yang terbilang singkat, serta dikenakannya denda atas keterlambatan pembayaran hutang kartu kredit. Hal-hal tersebut mau tidak mau harus dihadapi CV Scala Mandiri sebagai konsekuensi untuk mendapatkan modal kerja tambahan. Berikut adalah salah satu contoh jurnal pencatatan hutang kartu kredit yang telah sesuai dengan SAK ETAP: Gambar 4.10 - Jurnal pencatatan hutang kartu kredit IV.9 Pendapatan Pendapatan dapat diperoleh dari penjualan barang, penyediaan jasa, kontrak kontruksi, dan penggunaan aset oleh pihak lain yang menghasilkan dividen, bunga atau royalti. Pendapatan diukur pada nilai wajar atas pembayaran diterima atau masih harus diterima setelah diskon dan potongan apabila ada. Pertukaran barang atau jasa yang sejenis dan bernilai sama tidak diakui sebagai pendapatan. 61

1. Penjualan barang diakui apabila: a. Risiko dan manfaat telah dialihkan ke pembeli. b. Jumlah pendapatan dapat terukur andal. c. Biaya yang sudah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur dengan andal. 2. Pendapatan jasa diakui apabila: a. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal; b. Tingkat penyelesaian transaksi pemberian jasa pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal. c. Biaya yang terjadi dalam pemberian jasa dan biaya penyelesaian pemberian jasa dapat diukur secara andal. CV Scala Mandiri sendiri menggunakan metode akrual basis untuk pengakuan pendapatannya, dimana pendapatan diakui setelah pekerjaan telah selesai dilakukan, walaupun uang belum diterima. SAK ETAP mewajibkan entitas mengakui pendapatan dari penjualan barang jika kondisi berikut terpenuhi: entitas mengalihkan resiko dan manfaat atas kepemilikan barang kepada pembeli, entitas tidak lagi memiliki kekuasaan atas barang yang telah dijual, jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal, serta ada manfaat ekonomi yang mengalir kepada entitas melalui penjualan barang tersebut. SAK ETAP juga mewajibkan entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang diterima dan masih harus diterima serta entitas harus mengungkapan akuntansi mengenai pendapatan yang terdiri dari, kebijakan akuntansi terkait, pengakuan pendapatan, dan jumlah setiap kategori pendapatan yang diakui. 62

Nominal penjualan barang pada CV Scala Mandiri dapat diukur dengan andal, terdapat manfaat ekonomi masa depan setiap kali penjualan dan barang yang dijual menjadi milik konsumen sepenuhnya. Pengukuran dan pengungkapan pendapatan juga telah dilakukan oleh CV Scala Mandiri sesuai dengan SAK ETAP. IV.10 Biaya Pinjaman Biaya pinjaman diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Biaya pinjaman juga meliputi bunga dari bank atas pinjaman jangka pendek atau pun panjang. Apabila melakukan pinjaman dengan mata uang asing, maka perbedaan nilai tukar dari pinjaman mata uang asing juga dianggap sebagai biaya bunga. SAK ETAP mewajibkan seluruh entitas untuk mengakui seluruh biaya pinjaman sebagai beban pada laporan laba rugi di periode terjadinya. SAK ETAP juga mewajibkan SAK ETAP untuk mengungkapkan besarnya pinjaman tersebut. CV Scala Mandiri mengakui pembayaran bunga atas hutang kartu kredit sebagai beban bunga pinjaman dan mengungkapkan jumlahnya di dalam laporan laba rugi. Perlakuan CV Scala Mandiri terhadap biaya pinjaman telah sesuai dengan SAK ETAP. Berikut adalah contoh dari jurnal pelunasan hutang kartu kredit: 63

Gambar 4.11 Jurnal pelunasan hutang kartu kredit IV.11 Imbalan Kerja Imbalan kerja adalah semua bentuk imbalan yang diberikan oleh entitas sebagai pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja termasuk juga direktur dan manajemen. Imbalan kerja jangka pendek meliputi upah, gaji, iuran jaminan sosial. SAK ETAP mewajibkan entitas mengungkapkan kebijakan akuntansi imbalan kerja apakah termasuk iuran pasti atau imbalan pasti. Selain itu entitas juga wajib mengungkapkan beban imbalan kerja yang diakui setiap periode berjalan. CV Scala Mandiri telah mengungkapkan informasi mengenai imbalan kerja yang diakui setiap periode. Dengan demikian pengungkapan CV Scala Mandiri informasi imbalan kerja sudah sesuai dengan SAK ETAP. Berikut adalah salah satu contoh dari jurnal pembayaran gaji yang dilakukan oleh CV Scala Mandiri setiap akhir bulan: Gambar 4.12 Jurnal pencatatan pembayaran gaji IV.12 Pajak Penghasilan Pajak penghasilan diakui berdasarkan kewajiban pajak periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar. Jika terdapat kelebihan atas pembayaran pajak maka diakui sebagai aset. SAK ETAP tidak mengatur tentang pajak tangguhan. SAK ETAP mewajibkan entitas mengakui, mengukur, dan mengungkapkan kewajiban pajak periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum di bayar di dalam laporan laba rugi 64

perusahaan. CV Scala Mandiri mencantumkan besarnya pajak penghasilan di dalam laporan laba ruginya, sehingga pengakuan pajak penghasilan CV Scala Mandiri sudah sesuai dengan SAK ETAP. Berikut adalah laporan perpajakan CV Scala Mandiri untuk tahun 2009 dan 2010 yang telah dibuat berdasarkan ketentuan SAK ETAP. CV SCALA MANDIRI LAPORAN PERPAJAKAN PERIODE 2009 PPh badan pasal 29 CV Scala Mandiri tahun 2009 laba X 28% X 50% = Rp 12,822,424 Kredit pajak PPh 23 Rp 6,408,000 Hutang PPh pasal 29 Rp 6,414,424 Gambar 4.13 Laporan perpajakan CV Scala Mandiri tahun 2009 CV SCALA MANDIRI LAPORAN PERPAJAKAN PERIODE 2010 PPh badan CV Scala Mandiri tahun 2010 laba X 25% X 50% = Rp 20,189,084 Kredit pajak PPh 23 Rp 13,735,000 Hutang PPh badan Rp 6,454,084 Gambar 4.14 - Laporan perpajakan CV Scala Mandiri tahun 2010 IV.13 Mata Uang Pelaporan 65

Laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Namun apabila entitas dapat menggunakan mata uang lain sepanjang memenuhi sebagai mata uang fungsional, hal tersebut diperbolehkan, dengan ketentuan: a. Mata uang pencatatan harus sama dengan mata uang pelaporan. b. Mata uang fungsional harus sesuai dengan indikator arus kas, indikator harga jual, indikator biaya. Laporan keuangan harus disajikan kembali jika entitas merubah mata uang pelaporan. Sesuai dengan ketentuan SAK ETAP, laporan keuangan CV Scala Mandiri telah disajikan dengan menggunakan mata uang Rupiah. 66