PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 5 TAHUN 2000 IZIN GANGGUAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

WALIKOTAA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTANN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN GANGGUANN IZIN GANGGUAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 135 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 2 TAHUN 2002 IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR : 33 TAHUN 2004 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN TEMPAT USAHA DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PARKIR KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 2 TAHUN 2004 TENTANG FATWA PENGARAHAN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 76 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 41 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 8 Tahun 2000 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 27 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DAN IJIN TEMPAT USAHA

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 75 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG IJIN USAHA PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG IZIN PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya daerah Tingkat II Yogyakarta)

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 74 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 37 TAHUN 2001 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G. Nomor : 2 TAHUN 2002 Seri : C

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN USAHA ANGKUTAN UMUM

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN TRAYEK

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TEMPAT PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG IJIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 5 Tahun 2006 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM RETRIBUSI IZIN USAHA PERINDUSTRIAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 76 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG TANDA DAFTAR GUDANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 15 TAHUN 1997 SERI B.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERGUDANGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN BIDANG INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU PENERBITAN SERTIFIKAT KESEMPURNAAN KAPAL PAS KAPAL DAN REGISTRASI KAPAL

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOABARU NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENEBANGAN POHON PADA PERKEBUNAN BESAR DI JAWA BARAT

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG IZIN PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 48 TAHUN : 2004 SERI : C

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN RETRIBUSI USAHA RUMAH MAKAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 2 Tahun 2002 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TENTANG IZIN USAHA ALAT ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan dengan Peraturan Walikota;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR :11 TAHUN: 1999 SERI: B.11.

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG IJIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 2 TAHUN 2002 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 16 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PERIZINAN DAN RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGGILINGAN PADI, HULLER DAN PENYOSOHAN BERAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI ATAS IJIN PERUBAHAN FUNGSI RUMAH TEMPAT TINGGAL DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 5 TAHUN 2000 T E N T A N G IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN Nomor 5 Tahun 2000 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN Menimbang : a. bahwa dengan dicabutnya Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Balikpapan Nomor 8 Tahun 1986 tentang pemberian Surat Izin Tempat Usaha dan Surat Keterangan Tidak Memerlukan Izin Tempat Usaha dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Balikpapan Nomor 5 Tahun 1998 tentang pencabutan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Balikpapan tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka dipandang perlu mengatur kembali pemberian Izin Gangguan dalam rangka menjamin ketertiban, keamanan dan kelestarian lingkungan. b, bahwa untuk maksud tersebut diatas perlu di tuangkan dalam suatu Peraturan Daerah Mengingat 1. Undang-undang Gangguan (Hinder Ordonantie) Stbl 1926 Nomor. 226 dirubah dan ditambah terakhir dengan Stbl 1940 Nomor 14 dan 450; 2. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 3 tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-undang (Lembaran Negara Tahun1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1820); 3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Nomor 3685); 4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274);

5. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Nomor 3501); 6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Nomor 3699); 7. Undang-undang Nornor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 9. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1984 tentang Pedoman Penyederhanaan Dan Pengendalian Perijinan Di Bidang Usaha; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1987 tentang Penerbitan Pungutan-Pungutan Dan Jangka Waktu Terhadap Pemberian Izin Undangundang Gangguan ( Hinder Ordonanhe ); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1993 tentang Tata Cara Pemberian Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) Serta Izin Undang-undang Gangguan/Hinder Ordonantie (UUG / HO) Bagi Perusahaan-perusahaan Yang Berlokasi Di Luar Kawasan Industri; 12. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1996 tentang Tata Ruang Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Balikpapan. Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BALIKPAPAN MEMUTUSKAN Menetapkan PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG IZIN GANGGUAN

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal I Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Balikpapan. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Balikpapan. 3 Kepala Daerah adalah Walikota Balikpapan. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Balikpapan selaku Badan Legislatif Daerah. 5. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang pemberian Izin Gangguan yang melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 6. Izin Gangguan adalah izin yang diberikan kepada seseorang atau badan untuk melaksanakan kegiatan usaha yang mengandung unsur-unsur gangguan. 7. Izin Tempat Usaha adalah izin yang diberikan kepada seseorang atau badan untuk melaksanakan kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur-unsur gangguan. 8. Badan adalah suatu bentuk usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah. Dengan nama dan bentuk apapun, Persekutuan, Firma Kongsi, Koperasi, Yayasan atau organisasi sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta badan usaha Lainnya. BAB II OBYEK, SUBYEK DAN BIDANG JENIS USAHA Pasal 2 (1) Obyek Izin Gangguan adalah semua tempat usaha di daerah yang kegiatan usahanya dapat menimbulkan gangguan atau ancaman sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat (2).

(2) Obyek Izin tempat usaha adalah semua tempat usaha didaerah yang kegiatannya tidak mengandung unsur sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat (2). Pasal 3 (1) Subjek Izin Gangguan adalah setiap orang atau badan hukum yang mendirikan dan atau memperluas tempat usaha di daerah yang kegiatannya mengandung unsurunsur gangguan. (2) Subjek Izin Tempat Usaha adalah setiap orang atau badan yang mendirikan dan atau memperluas tempat usahanya di daerah yang kegiatannya tidak mengandung unsur-unsur gangguan. Pasal 4 (1) Bidang/jenis usaha yang dapat menimbulkan gangguan umum diwajibkan memiliki Izin Gangguan dari Kepala Daerah. (2) Dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana diatur dalam Hinder Ordonantie 1926, hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan atau ancaman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, adalah: a. Gangguan suara; b. Gangguan bau; c. Gangguan pencemaran; d. Gangguan limbah padat & cair: e. Gangguan kotoran; f. Gangguan lalu lintas; g. Gangguan asap; h. Gangguan akibat alkohol;

i. Ancaman terhadap bahaya kebakaran; j. Ancaman terhadap keresahan sosial; k. Ancaman terhadap keselamatan jiwa manusia; I. Ancaman terhadap moral, kebudayaan dan kepribadian Bangsa Indonesia. BAB III PERSYARATAN DAN CARA MEMPEROLEH IZIN Pasal 5 (1) Untuk memperoleh Izin Gangguan dan Izin Tempat Usaha, orang atau badan harus mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Daerah. (2) Permohonan dimaksud ayat (1) pasal ini, dilengkapi dengan a. Pernyataan tidak keberatan dari tetangga dikiri dan kanan, muka dan belakang dari lokasi tempat kegiatan usaha yang dimohonkan; b. Gambar bangunan yang akan dijadikan tempat usaha dan atau Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan atau surat tanah dan Sertifikat tanah; c. Gambar situasi lokasi tempat usaha dengan menyebutkan secara jelas jaraknya dengan bangunan sekitarnya dan menyebutkan pula fungsi dari bagian bangunan tersebut; d. Akta Pendirian bagi Perusahaan yang berstatus Badan Hukum/Badan Usaha; e. Tanda pelunasan PBB tahun terakhir sesuai dengan peruntukan tanah; f. Lain-lain: - Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) - Pas foto hitam putih 3 x 4 cm - Surat Perjanjian Sewa Kontrak. Pasal 6 (1) Permohonan izin diterima dan dilakukan pencatatan secara administratif untuk kemudian dilaksanakan penelitian dilokasi secara koordinatif dan pembahasan oleh Dinas Instansi yang terkait.

(2) Hasil penelitian dan pembahasan dituangkan dalam Berita Acara yang apabila permohonan dikabulkan disampaikan bersama dengan berkas izin diajukan kepada Kepala Daerah dalam rangka penetapannya. (3) Dinas Instansi yang terkait dalam proses izin disesuaikan dengan jenis usaha yang dimohonkan. BAB IV PENOLAKAN PERMOHONAN IZJN Pasal 7 (1) Permohonan izin ditolak, karena alasan-alasan sebagai berikut: a. Adanya persyaratan dan atau keterangan yang tidak benar dan meragukan; b. Kegiatan yang akan dilakukan mudah menimbulkan gangguan, pencemaran dan kerusakan kepada alam lingkungan; c. Kegiatan terletak pada lokasi yang tidak sesuai dengan peruntukan, terletak pada lokasi penghijauan atau yang dipergunakan untuk fasilitas sarana umum; d. Kondisi tempat kegiatan/bangunan dalam keadaan tidak memenuhi syarat tehnis dan tidak layak pakai; e. Kondisi tempat kegiatan yang tidak tertib dan teratur serta membahayakan keselamatan atau kesehatan kerja. (2) Orang atau Badan yang permohonan izinnya ditolak oleh Kepala Daerah, dilarang melakukan kegiatan usaha. Pasal 8 (1) Pemiohonan izin yang ditolak Kepala Daerah, harus segera dlberitahukan dan dikirimkan kepada pemohon selambatnya enam (6) hari kerja setelah diadakan pembahasan dan peneliban dilapangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2). (2) Permohonan izin dikabulkan dengan pengesahan Surat Izin Gangguan dan Surat Izin Tempat Usaha apabila semua persyaratan telah dipenuhi.

BAB V MASA BERLAKU IZIN Pasal 9 (1) Izin Gangguan dan Izin Tempat Usaha berlaku selama kegiatan usaha berjalan. (2) Setiap 2 (dua) tahun sekali sejak dikeluarkannya Izin Gangguan dan setiap 4 (empat) tahun sekali sejak dikeluarkannya Izin Tempat Usaha, diadakan pemeriksaan untuk pendaftaran ulang. (3) Pendaftaran ulang terhadap Izin Gangguan dikenakan biaya 25% dari retribusi yang dibayar diawal permohonan izin. (4) Dalam rangka pengawasan dan pengendalian Pemerintah Kota sewaktuwaktu dapatmelakukan pemeriksaan terhadap lokasi suatu kegiatan usaha. Pasal 10 Apabila pemegang Izin Gangguan dan Izin Tempat Usaha menghentikan atau menutup kegiatan usahanya, yang bersangkutan wajib memberitahukan secara tertulis dan mengembalikan izin dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah penghentian kegiatan kepada Pemerintah Daerah. Pasal 11 Bila terjadi perubahan jenis usaha dan atau menambah kegiatan usaha, maka Izin Gangguan dan Izin Tempat Usaha yang telah diberikan harus diperbaharui dengan mengajukan pemohonan izin yang baru kepada Kepala Daerah. Pasal 12 Izin Gangguan dan Izin Tempat Usaha dinyatakan tidak berlaku lagi apabila a. Pemegang izin menghentikan perusahaannya; b. Pemegang izin mengubah/menambah jenis usahanya tanpa mengajukan permohonan izin yang baru kepada Kepala Daerah; c. Tidak melaksanakan pemeriksaan ulang sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2);

d. Dihentikan usahanya oleh Dinas/Instansi yang berwenang karena melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. Terdapat cacat hukum karena syarat atau prosedur yang didasarkan kepada keterangan yang beriaku; f. Perubahan peruntukan atau fungsi lokasi yang dilarang untuk kegiatan suatu usaha; g. Bangunan usaha terkena rencana pembangunan sarana umum atau proyek pembangunan dalam rangka pengembangan wilayah pembangunan kota; h.pemindah tanganan izin alas suatu kegiatan. BAB VI KETENTUAN PIDANA Pasal 13 (1) Barang siapa melaksanakan kegiatan usaha tanpa Surat Izin Gangguan dan Surat Izin Tempat Usaha, dapat dipidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah). (2) Tindak Pidana yang dimaksud ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran. BAB VII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 14 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota diberi wewenang untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang perizinan. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, adalah a. Menerima laporan atau pengaduan dan seseorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian serta melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat;

e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungan dengan pemeriksaan perkara; h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dan Penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya; i. Melakukan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 15 (1) Dengan berlakunya peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Balikpapan Nomor 8 tahun 1986 yang diundangkan dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Balikpapan Tahun 1987 Nomor 1 Seri B tentang Pemberian Surat Izin Tempat Usaha dan Surat Keterangan Tidak Memerlukan izin Tempat Usaha dinyatakan tidak berlaku lagi. (2) Semua Surat Izin Tempat Usaha dan Surat Keterangan Tidak Memerlukan Izin Tempat Usaha yang telah ada sebelum Peraturan Daerah, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan batas waktu perneriksaan ulang. (3) Semua usaha yang telah ada tetapi belum memiliki SITU dan atau SKTM wajib mengajukan permohonan menurut Peraturan Daerah ini selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah Peraturan Daerah ini diundangkan. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur Iebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah.

Pasal 17 Peraturan Daerah ini mulai bedaku pada tanggal di undangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Balikpapan. Disahkan di Balikpapan Pada Tanggal 28 Pebruari 2000 WALIKOTA BALIKPAPAN Cap/ttd H. TJUTJUP SUPARNA Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota Balikpapan Nomor : 5 Tahun 2000 Seri : B Nomor O2 Tanggal : 26 April 2000 SEKRETARIS DAERAH KOTA DRS. H. IDHAM KADIR PEMBINA NIP. 010 082 081