PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DEBITOR YANG TELAH DIJATUHI PUTUSAN SERTA MERTA DALAM KEPAILITAN TESIS OLEH : ASTRI ESTER SILALAHI 127011005/M.Kn FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DEBITOR YANG TELAH DIJATUHI PUTUSAN SERTA MERTA DALAM KEPAILITAN TESIS Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Oleh ASTRI ESTER SILALAHI 127011005/M.Kn FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
Telah Diuji Pada Tanggal : 3 Februari 2015 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua Anggota : Prof. Dr. Sunarmi, SH, M.Hum : 1. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN 2. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum 3. Dr. Dedi Harianto, SH, M.Hum 4. Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, M.Kn
Saya yang bertanda-tangan dibawah ini : SURAT PERNYATAAN Nama : ASTRI ESTER SILALAHI Nim : 127011005 Program Studi JudulTesis : Magister Kenotariatan FH USU : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DEBITOR YANG TELAH DIJATUHI PUTUSAN SERTA MERTA DALAM KEPAILITAN Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut. Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat. Medan, 16 Februari 2015 Yang membuat pernyataan Astri Ester Silalahi
ABSTRAK Putusan serta merta yaitu putusan yang dapat dilaksanakan atau dieksekusi terlebih dahulu meskipun putusan tersebut belum mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde). Pelaksanaan putusan serta merta harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk mencegah terjadinya masalah baru akibat pelaksanaan putusan serta merta itu sendiri. Salah satu masalah yang terjadi akibat pelaksanaan putusan serta merta adalah sulit melakukan pemulihan kembali atas harta pailit yang telah dieksekusi apabila pailit dibatalkan Mahkamah Agung. Hal tersebut akan merugikan debitor dan mengganggu kelangsungan usaha debitor itu sendiri. Sebagai contoh kasus TPI dengan CCGL. Penelitian ini membahas beberapa permasalahan yaitu mengenai putusan serta merta dalam hukum kepailitan, perlindungan hukum terhadap debitor yang telah dijatuhi putusan serta merta dalam hukum kepailitan, dan pertimbangan Mahkamah Konstitusi terhadap putusan judicial review Nomor 144/PUU-VII/2009. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif dengan menggunakan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Penelitian ini menggunakan teknik penelitian kepustakaan yang selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Hukum kepailitan Indonesia mengenal adanya putusan serta merta, hal ini dapat dilihat dalam UUK terdapat ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang putusan serta merta tersebut. Pelaksanaan putusan serta merta harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam HIR/RBg, SEMA No.3 Tahun 2000 dan SEMA No.4 Tahun 2001. Ketentuan dalam UU Kepailitan dan ketetapan dalam SEMA No.3 Tahun 2000 dan SEMA No.4 Tahun 2001 mengenai pemberian uang jaminan yang nilai sama dengan objek/barang yang dieksekusi oleh pemohon eksekusi kepada pengadilan, merupakan ketentuan yang menjamin perlindungan hukum kepada si debitor apabila dikemudian hari pernyataan pailit dibatalkan. Kasus CCGL dengan TPI yang mendapat putusan akhir pailit TPI dibatalkan, menjadikan TPI mengajukan judicial review sebagai bentuk ketidakpuasan TPI terhadap kewenangan kurator yang dianggap terlalu luas dan telah merugikan TPI. Permohonan provisi maupun permohonan pokok TPI ditolak oleh Hakim MK dengan pertimbangan bahwa MK tidak berwenang untuk melakukan pemberhentian kurator, MK hanya memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara yang bersifat abstrak bukan konkret seperti kasus TPI, dan MK berpendapat bahwa mengenai kewenangan kurator yang dianggap terlalu luas, memiliki batasan-batasan yang diatur oleh UU kepailitan itu sendiri. Berdasarkan penelitian ini, diharapkan agar hakim dalam menjatuhkan putusan serta merta benar-benar teliti dan hati-hati. Hakim harus menerapkan persyaratan-persyaratan yang diberikan oleh HIR/RBg dan SEMA No.3 Tahun 2000 dan SEMA No.4 Tahun 2001. Kepada ketua MA juga harus bertindak tegas kepada hakim-hakim yang tidak mengindahkan SEMA No.3 Tahun 2000 dan SEMA No.4 Tahun 2001 terutama tentang uang jaminan. Selain itu diperlukan adanya pengaturan
lebih jelas dan tegas dalam hal batasan-batasan kewenangan kurator guna menghindari penyalahgunaan wewenang kurator dalam melakukan tugasnya, dan pengaturan mengenai pertanggungjawaban kurator juga harus diperjelas agar dapat berjalan secara efektif, baik setelah kelalaian kurator terjadi atau tindakan kurator yang berpotensi menimbulkan kerugian atas harta pailit. Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Putusan Serta Merta, Debitor, Kepailitan.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan di Universitas Sumatera Utara Medan. Dalam memenuhi tugas inilah penulis menyusun dan memilih judul : Perlindungan Hukum Terhadap Debitor Yang Telah Dijatuhi Putusan Serta Merta Dalam Kepailitan. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan didalam penulisan tesis ini, untuk itu dengan hati terbuka menerima saran dan kritik dari semua pihak, agar dapat menjadi pedoman dimasa yang akan datang. Dalam penulisan dan penyusunan tesis ini, penulis mendapat bimbingan dan pengarahan serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tidak ternilai harganya secara khusus kepada Ibu Prof. Dr. Sunarmi, SH, Mhum selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN serta Ibu T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, MHum., masing-masing selaku anggota komisi pembimbing yang banyak memberi masukan dan bimbingan kepada penulis selama dalam penulisan tesis ini dan kepada Bapak Dr. Dedi Harianto, SH, M.Hum., dan Bapak Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan kritikan, saran serta masukan dalam penulisan tesis ini. Selanjutnya ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K). selaku Rektor. 2. Bapak Prof. Dr. Runtung SH. M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Medan. 3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Medan. 4. Ibu T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, MHum., selaku Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Medan. 5. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Guru Besar dan Staf Pengajar dan juga para karyawan Biro Administrasi pada Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara Medan. Secara khusus penulis menghaturkan terimakasih yang tak terhingga kepada ayahanda P. Silalahi dan Ibunda R. Purba, yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik ananda dengan penuh kasih sayang dan segala doa serta semangat yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Tak lupa penulis ucapkan kepada kakak dan abang penulis, Roy Gokma Silalahi, Dinna Handayani Purba, Pranto Sunandar Pardede, Anita Carolina Silalahi serta Keponakan penulis Alvaro Nathan Xaverio yang banyak memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini; Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan, khususnya rekan-rekan Magister Kenotariatan, Felix Christian Adriano, Dini Novrina, Dian Afriani Lubis, Dewi Astuti Nasution, Dea
Riszka, Fella Eldyah, Sheila Aristyani, Nindya Sari Usman, Rachel Sheila dan kawan-kawan satu angkatan lain yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang terus memberikan motivasi, semangat dan kerjasama dan diskusi, membantu dan memberikan pemikiran kritik dan saran dari awal masuk di Magister Kenotariatan sampai saat penulis selesai menyusun tesis ini. Penulis berharap semoga bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, agar selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rezeki yang melimpah. Akhirnya, semoga tesis ini dapat berguna bagi diri penulis dan juga bagi semua pihak khususnya yang berkaitan dengan bidang Kenotariatan. Medan, Februari 2015 ASTRI ESTER SILALAHI
DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR RIWAYAT HIDUP... DAFTAR ISI... DAFTAR ISTILAH... DAFTAR SINGKATAN... i iii iv vii viii x xiv BAB I Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 9 C. Tujuan Penelitian... 10 D. Manfaat Penelitian... 10 E. Keaslian Penelitian... 11 F. Kerangka Teori dan Konsepsi... 12 1. Kerangka Teori... 12 2. Konsepsi... 19 G. Metode Penelitian... 21 1. Sifat dan Jenis Penelitian... 22 2. Sumber Data... 23 3. Tenik Pengumpulan Data... 24 4. Analisis Data... 25
BAB II PUTUSAN SERTA MERTA DALAM HUKUM KEPAILITAN... 26 A. Tinjauan Umum Tentang Putusan Serta Merta..... 26 B. Pelaksanaan Putusan Serta Merta.... 38 C. Putusan Serta Merta Dalam Hukum Kepailitan... 43 BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DEBITOR YANG TELAH DIJATUHI PUTUSAN SERTA MERTA DALAM HUKUM KEPAILITAN... 48 A. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Pengurusan Harta Pailit... 48 B. Akibat Pernyataan Pailit Bagi Debitor..... 61 C. Perlindungan Hukum Terhadap Debitor Yang telah Dijatuhi Putusan Serta Merta Dalam Hukum Kepailitan... 68 BAB IV PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH KONSTITUSI TERHADAP PUTUSAN JUDICIAL REVIEW NOMOR 144/PUU- VII/2009... 77 A. Posisi Kasus.... 77 B. Analisa Pertimbangan Hakim Mahkamah Konstitusi Terhadap Judicial Review... 83 BAB V Kesimpulan Dan Saran.... 99 A. Kesimpulan... 99 B. Saran...... 101 Daftar Pustaka
DAFTAR ISTILAH Abuse of power Actio Pauliana Asas ultra petitum A quo Borgtocht Business operation Complicated Conceptus Conflict of interest Conservatoir beslag Daluwarsa Debt Sale and Purchase Doctrinal Dubius Eksepsional Erga omnes Esensial Ethos Expertise : penyalahgunaan wewenang : hak yang diberikan undang-undang kepada setiap kreditor untuk menuntut pembatalan segala tindakan debitor yang tidak diwajibkan asal dapat dibuktikan bahwa pada saat tindakan itu dilakukan dapat merugikan kreditor. : dilarang mengabulkan sesuatu yang tidak diajukan dalam gugatan : ketentuan yang sama : jaminan berbentuk orang : operasi bisnis : sangat rumit : suatu kegiatan atau proses berpikir : pertentangan kepentingan : sita terhadap harta benda milik tergugat : Lampau waktu : jual beli utang : penelitian hukum normatif : penafsiran mendua : pengecualian yang sangat terbatas berdasarkan syarat-syarat yang ditentukan undang-undang : putusan berlaku umum dan mengikat untuk semua kasus di seluruh Indonesia : hal yang mendasar : kredibilitas sumber atau pembicara di mata para pendengar/pembaca : tidak mempunyai kecakapan khusus
Fakultatif Financial distress Generalisasi Gugur Handscrift Inkracht van gewijsde Imperatif Implementasi Independen Instruksi In natura Judicial Review Justitiabelen Liability Based on Fault Library research Likuidasi Limitation of Liability Logos Non doctrinal Omkering van bewijslast Onrechtmatige daad Pathos Persona Standi In Yudicio : hakim tidak wajib mengabulkan akan tetapi dapat mengabulkan : kesulitan kondisi keuangan : secara umum : tidak mempunyai kekuatan lagi : surat tulisan tangan : berkekuatan hukum yang tetap : bersifat memerintah : penerapan : netral, tidak memihak salah satu : perintah : dalam bentuk fisik : pengujian undang-undang : pencari keadilan : Prinsip Tanggung Jawab Karena Kesalahan : penelitian kepustakaan : pemberesan terhadap harta debitor : Prinsip Bertanggung Jawab Terbatas : penciptaan daya tarik rasional bagi para pendengar/pembaca : penelitian hukum empiris atau sosiologis : pembuktian terbalik : perbuatan melawan hukum : penciptaan daya tarik emosional bagi para pendengar/pembaca : Hak atau kedudukan hukum untuk mengajukan gugatan
Petitum Problem Prorate Parte Restitutie In Intergum Restriksi Res judicita Simple majority Specimen Stakeholder Stability of interest Strict Liability Subordinated Bones Sumir Supplier UitVoerbaar Bij Voorraad Universal Verifikasi : gugatan : permasalahan : secara proporsional : pemulihan pada keadaan seperti sediakala : pembatasan : belum memperoleh kekuatan hukum yang tetap : suara terbanyak : contoh : pemangku kepentingan : untuk memberikan keseimbangan dan keadilan terhadap para pihak : Prinsip Tanggung Jawab Mutlak : obligasi yang disubordinasi : singkat, ringkas : penyalur : putusan serta merta : umum : pemeriksaan tentang kebenaran laporan Verstek : penjatuhan putusan atas perkara yang disengketakan, yang memberi wewenang kepada hakim menjatuhkan putusan tanpa hadirnya penggugat/tergugat Verzet Wanprestasi Yuridis normatif : upaya hukum perlawanan yang dapat digunakan oleh tergugat terhadap putusan verstek : tidak terlaksananya prestasi atau kewajiban yang sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian. : penelitian hukum normatif
DAFTAR SINGKATAN BHP CCGL DPR HIR Hlm. JKT.PST Jo KUH PERDATA MK No. PK PN PN. Niaga PP RBg RI Rv SEMA US$ UUK UUD : Balai Harta Peninggalan : PT. Crown Capital Global Limited : Dewan Perwakilan Rakyat : Herzeine Inlandsch Reglement : Halaman : Jakarta Pusat : Juncto : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata : Mahkamah Konstitusi : Nomor : Peninjauan Kembali : Pengadilan Niaga : Pengadilan Niaga : Peraturan Pemerintah : Rechtsreglement voor de Buitengewesten : Republik Indonesia : Reglement op de Burgerlijke Rechtsvordering : Surat Edaran Mahkamah Agung : Mata uang dollar Amerika Serikat : Undang-Undang Kepailitan : Undang-Undang Dasar