Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2012, hlm ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
Business analysis floating net cages, prospects and problems development in Nagari Tanjung Sani West Sumatra Province.

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA. Hendrik 1) ABSTRAK

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 14 ISSN

BUSINESS ANALYSIS ENLARGEMENT COMMON CARP (Cyprinus carpio) FLOATING NET CAGES IN TANJUNG ALAI VILLAGE XIII KOTO KAMPAR DISTRICT RIAU PROVINCE

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

Analisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28. Tengah Sumatera Utara

THE FEASIBILITY ANALYSIS OF SEINE NET THE MOORING AT PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA PROVINCE

ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS USAHA IKAN MAS PADA KOLAM AIR DERAS DI KELURAHAN BALAI GADANG KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

FISH HATCHERY INCOME ANALYSIS IN THE INGIN MAJU GROUP MUNGO REGION LUAK SUB-DISTRICK LIMA PULUH KOTA DISTRICK WEST SUMATERA PROVINCE ABSTRACT

Plastik bag Genset Total Penyusutan per Tahun

ABSTRACT. Keyword: Silalahi III village, investment, BCR, FRR, PPC, Oreochromis niloticus

Analisis Usaha Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) dalam Keramba Di Desa Sipungguk Kecamatan Salo Kabupaten Kampar Provinsi Riau.

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus) DALAM KOLAM DI DESA SUNGAI PAKU KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

Business Analysis in Static Fish Cage Aquaculture in Sedanau Bunguran Barat Village, Bunguran Barat Sub-District, Natuna District, Riau Province

ANALISIS USAHA BUDIDAYA IKAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI DESA SUNGAI PAKU KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU OLEH

Optimasi Usaha Budidaya Ikan Air Tawar Pada Keramba Jaring Apung di Waduk PLTA Koto Panjang Kabupaten Kampar Provinsi Riau

ANALISIS USAHA JARING INSANG HANYUT (Drift Gill Net) TAMBAT LABUH KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Development Prospects Arowana Fish (Scleropages formosus)

ANALISIS USAHA PENANGKAPAN RAWAI DAN PENGEMBANGANNYA DI KOTA DUMAI. Suliani 1), Irwandy Syofyan 2), T.Ersti Yulika Sari 2)

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI JERUK SIAM (CITRUS NOBILIS LOUR) PADA LAHAN KERING DI KECAMATAN TAPIN SELATAN KABUPATEN TAPIN, KALIMANTAN SELATAN

Analisis Usaha Pembesaran Ikan Gurami dan Ikan Patin Di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

THE BUSINESIS ANALYSIS OF GILL NET, IN TENGGAYUN VILLAGE, BUKIT BATU SUB-DISTRICT, BENGKALIS DISTRICT OF RIAU PROVINCE

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada bulan Januari

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus) DALAM KOLAM DI DESA SUNGAI PAKU KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

KELOMPOK BERSATU DI KELURAHAN TANJUNG PAUH KECAMATAN PAYAKUMBUH BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT

Business Analysis of Hand Line Fishing Technique in Pariaman City West Sumatera Province of Indonesia

NAGARI SASAK KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

STUDI KOMPARATIF USAHA PENANGKAPAN ANTARA ALAT TANGKAP AMBAI DAN PENEGERIH DI DESA MESKOM KECAMATAN BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA IKAN DALAM KARAMBA JARING APUNG DI SUNGAI MELAWI KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI. Universitas Tanjungpura Pontianak

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

VII. ANALISIS FINANSIAL

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN

KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI NAGARI TANJUNG SANI KECAMATAN TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT BUSINESS ANALYSIS ENLARGMENT TILAPIA

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

Analisis Investasi Usahatani Pembibitan Sapi Peranakan Limousine di Kabupaten Sleman

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT. Vera Anastasia

STUDY TECNOLOGY OF LONGLINE FISHING GEAR IN THE MUARA SAKO KAMPAR KIRI WATER S LANGGAM VILLAGE PELALAWAN REGENCY BY :

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA IKAN LEMAK DALAM KERAMBA DI DESA TANJUNG BELIT AIRTIRIS KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KELURAHAN PONDOK BATU KECAMATAN SARUDIK KOTA SIBOLGA PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH

Oleh. Adi Syahputra 1), Lamun Bathara 2) dan Eni Yulinda 2) ABSTRAK

Hazlan Syah 1), Eni Yulinda 2), Hamdi Hamid 2) ABSTRAK

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Karakteristik Pembudidaya dan Keragaan Kegiatan Budidaya Ikan di KJA Jatiluhur

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

ANALISIS PENDAPATAN USAHA IKAN MAS SISTEM KERAMBA JARING APUNG DAN PEMASARANNYA DI KABUPATEN SIMALUNGUN

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya perairan umum untuk aktivitas budidaya ikan air tawar menjadi sangat penting seiring

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Mula-mula

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos-chanos) DI TAMBAK, KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO, JATIM 1

STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN PENGERIH DI DESA TELUK KECAMATAN KUALA KAMPAR KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

Lampiran 1. Peta Lokasi Peneliti. Peta Teluk Levun Kabupaten Maluku Tenggara

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA

III. METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

ANALISIS FINANSIAL PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP DRIFT GILLNET DI KECAMATAN TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN BANGKA BELITUNG

IV METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 6 Peta lokasi penelitian.

IV. METODE PENELITIAN

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

III. METODE PENELITIAN. Kampung Agung Timur merupakan salah satu kampung yang menjadi sentra

ANALISIS USAHA BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN PEMBIBITAN SAPI POTONG RAKYAT DI DAERAH PERTANIAN LAHAN KERING

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2012, hlm 45 51 ISSN 0126 4265 Vol. 40. No.1 45

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2012, hlm 45 51 ISSN 0126 4265 Vol. 40. No.1 ANALISIS USAHA DAN POTENSI PENGEMBANGAN KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI WADUK PLTA KOTO PANJANG KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU HENDRIK 1) Diterima : 10 Januari 2012 Disetujui: 13 Februari 2012 ABSTRCT This research aims to know KJA effort feasibility and development potency at PLTA Koto Panjang. Result of this research showed if KJA'S effort with 10 reasonable bags to be developed by investments as big as Rp 118.625.000, with once time harvests as big as Rp 24.524.000,in a year is done crop thrice. Development potency KJA stills outspread base environmental advocate energy with level harnessed new accumulating basin 5,1% by total KJA now 1.000 bag. about problem on a long term is accessibility stock down that until now still is wreaked from pasaman sumatra smolders and be made its accumulatings basin spatial manner for developmental KJA and another activity. Kata kunci: KJA, potensi waduk, kelayakan usaha, investasi, PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Waduk PLTA Koto Panjang dibangun pada tahun 1992 dengan luas genangan 12.400 ha dan kedalaman 7385 m. Pasokan air waduk berasal dari Sungai Kampar dan Batang Mahat yang hulunya di Propinsi Sumatera Barat (PLN. 2002). Tujuan pembangunan waduk selain untuk pembangkit tenaga listrik (PLTA) juga bertujuan untuk pengendalian banjir di daerah hilir,parawisata dan kegiatan perikanan seperti keramba jaring apung (KJA). Pemanfaatan waduk untuk kegiatan perikanan KJA telah dimulai dari tahun 2006 dan sampai 1) Staf Pengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru saat ini jumlahnya terus mengalami peningkatan. Menurut Siagian (2010), pada tahun 2006 jumlah keramba di Waduk PLTA Koto Panjang sebanyak 530 unit dan pada tahun 2009 jumlahnya lebih 900 unit. Keadaan ini menunjukkan peningkatan jumlah keramba di perairan waduk PLTA cukup tinggi. Peningkatan jumlah KJA yang tinggi ini diduga karena usaha tersebut menguntungkan secara ekonomis. Berdasarkan keadaan tersebut penelitian ini akan melihat bagaimana kelayakan usaha tersebut ditinjau dari berbagai kriteria analisis dan bagaimana prospek pengembangannya. Tujuan dan Manfaat Penelitian bertujuan untuk mengetahui analisis usaha KJA ikan nila dan prospek pengembangannya di Waduk PLTA Koto Panjang. 45

Manfaat penilitian sebagai informasi dan masukan bagi Dinas Perikanan dan instansi terkait lainnya dalam pengembangan KJA di Waduk PLTA Koto Panjang Kabupaten Kampar. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2011 di Waduk PLTA Koto Panjang Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Metode dan Prosedur Penelitian Lokasi penelitian ditentukan secara purposive yaitu Waduk PLTA Koto Panjang yang di perairannya berkembang usahakja yang cukup tinggi. Usaha KJA yang dikembangkan oleh petani ikan yang memelihara ikan nila dengan jumlah keramba sebanyak 10 petak untuk setiap unit usaha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey melalui pengamatan langsung kelapangan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuisioner yang telah terpola, sedangkan data sekunder dari instansiinstansi yang terkait dengan penelitian. Analisa Data Untuk mengetahui hasil kelayakan usaha dilakukan analisis finansial dengan menggunakan kriteria BCR, FRR, dan PPC. Benefit Cost of Ratio (BCR) Merupakan perbandingan antara pendapatan kotor atau hasil penjualan dengan total biaya pemeliharaan, secara matematis dapat dihitung sebagai berikut: BCR = GI/TC Dimana : GI = Gross Income (Pendapatan Kotor) TC = Total Cost (Biaya Total) Dalam suatu usaha dikatakan untung apabila nilai BCR lebih dari satu dan usaha tersebut dapat atau layak dilanjutkan dan dikembangkan (Cholik, Sofwan, 1999; Kadariah dan Gray, 1999). Financial Rate of Return (FRR) Merupakan perbandingan antara penghasilan bersih dengan investasi yang ditanamkan (Riyanto, 1995) FRR = (NI/I) x 100% Dimana : NI = Net Income (Pendaptan Bersih) I = Investasi Nilai FRR berguna untuk menentukan apakah modal yang dimiliki diinvestasikan pada usaha KJA atau disimpan di Bank. Bila nilai FRR lebih besar dari suku bunga bank berarti modal yang dimiliki oleh pengusaha lebih baik diinvestasikan dan sebaliknya. Payback Period of Capital (PPC) PPC adalah lamanya waktu yang diperlukan agar modal yang ditanamkan pada investasi KJA diperoleh kembali seluruhnya dalam jangka waktu tertentu. PPC = (I/NI) x periode 46

Semakin kecil nilai PPC semakin cepat masa pengembalian modal. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis usaha KJA yang dihitung adalah untuk satu unit KJA dengan jumlah kantong sebanyak sepuluh petak. Pertimbangan tersebut berdasarkan pada jumlah yang terbanyak diusahakan oleh masyarakat setempat. Ukuran setiap unit keramba sebesar 5x5x3 m. Analisis usaha terdiri dari analisis finansial, tingkat pendapatan, kelayakan usaha dan prospek pengembangannya. diperlukan modal tetap sebesar Rp. 56.925.000 dan biaya penyusutan setiap tahunnya sebesar Rp. 11.275.000. Biaya penyusutan terbesar adalah untuk penggantian jaring dan drum sebagai pelampung, sedangkan penyusutan terkecil adalah untuk pembelian besibesi dan jangkar. Besarnya kecilnya penyusutan dipengaruhi oleh harga dan umur ekonomis komponen yang terdapat pada usaha KJA. Biaya tetap yang diperhitungkan dalam usaha ini adalah biaya penyusutan dari modal tetap. Biaya tetap setiap kali panen berjumlah Rp. 3.758.000. 1. Analisis finansial Usaha KJA Analisis finansial usaha KJA bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha di tinjau dari modal tetap, modal kerja, investasi, biaya tetap, total biaya dan pendapatan. Hasil perhitungan dan analasis ini akan dilihat melalui parameter kelayakan usaha biaya tetap yang diperhitungkan dalam usaha ini adalah biaya penyusutan dari modal tetap. Modal Tetap dan Biaya Tetap Untuk melakukan usaha KJA diperlukan modal tetap untuk pembelian drum, jaring, kayu, besi siku, perahu motor, tabung oksigen dan lainlain seperti terlihat pada Tabel 1.Berdasarkan Tabel tersebut dapat diketahui modal tetap terbesar adalah untuk pembelian perahu motor, drum dan tabung oksigen, sedangkan biaya yang terkecil adalah perlatan pendukung seperti tangguk, ember, dan kantong plastik. Berdasarkan Tabel 1 diketahui untuk satu unit KJA 47

Tabel 1Modal Tetap Untuk Pengembangan Usaha KJA No Modal Tetap Jumlah (unit) Harga (Rp) Umur Ekonomis (Tahun) Penyusutan (Rp) 1 Jaring 600 12.000.000 3 4.000.000 2 Drum 90 14.500.000 4 3.625.000 3 Perahu Motor 1 11.500.000 10 1.150.000 4 Tabung oksigen, 3.000.000 10 300.000 timbangan 5 Rumah jaga 1 2.000.000 5 400.000 6 Jangkar 16 1.200.000 10 120.000 7 8 9 10 Besi, paku dan baut Kayukayu (± 2 m) Ember, tangguk, plastik Upah pembuatan 2.750.000 4.500.000 475.000 5.000.000 5 5 2 10 55.000 900.000 225.000 500.000 Jumlah 56.925.000 11.275.000 Modal Tetap perpanen 3.758.000 Sumber: Pengolahan data, 2011 Modal Kerja Selain modal tetap untuk usaha KJA juga diperlukan modal kerja atau biaya tidak tetap seperti pembelian bibit, pakan ikan, dan biaya perawatan. Untuk satu unit keramba dengan jumlah sepuluh kantong diperlukan modal kerja sebanyak Rp. 61.700.000 setiap kali panen seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2Uraian Modal Kerja Usaha KJA Ikan Nila setiap satu kali produksi No Jenis Pengeluaran Jumlah Jumlah Harga Satuan Biaya (Rp) (Rp) 1 Bibit Ikan Nila 32.000 ekor 1.500 4.800.000 2 Pakan Pellet 888s 7000 kg 5.500 38.500.000 3 Pakan non Pellet 3000 kg 2.000 6.000.000 4 Upah Tenaga kerja 4 bulan 1.500.000 6.000.000 5 Upah Panen & Packing 400.000 6 Bensin 120 liter 5.000 600.000 7 Konsumsi 750.000 3.000.000 8 9 10 11 Retribusi Minyak Tanah Perawatan Perahu Motor Perawatan Jaring 60 liter 200.000 10.000 100.000 150.000 800.000 600.000 400.000 600.000 Jumlah 61.700.000 Sumber: Pengolahan data, 2011 48

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui pengeluaran terbesar untuk modal kerja untuk operasionalkja adalah untuk pembelian pakan yang jumlahnya lebih dari 70% biaya produksi. Besarnya biaya pakan yang berasal dari pellet menyebabkan petani ikan nila menggunakan pakan tambahan dari daundaunan seperti daun ubi, daun talas dan kangkung. Menurut petani ikan dengan penambahan pakan daundaunan dapat menekan biaya pakan. Bibit ikan nila untuk usaha KJA sebagian besar didatangkan dari Pasaman Sumatera Barat. Pembelian ikan ini dilakukan dengan cara memesan kepada pedagang bibit dan mengantarkannya ke KJA. Menurut petani ikan jenis ikan nila cukup tahan sehingga mortalitasnya relatif kecil yaitu kurang dari 5%. Setiap tahun dilakukan tiga kali pemanenan sehingga biaya operasional ratarata pertahun sebesar Rp. 185.100.000. Total Investasi Total investasi merupakan penjumlahan modal tetap dengan modal kerja dalam usaha KJA di Waduk PLTA Koto Panjang sebesar Rp.118.625.000. Total Biaya Total biaya produksi ratarata merupakan penjumlahan dari modal kerja dengan biaya tidak tetap.untuk satu kali panen total biaya produksi sebesar Rp.65.458.000. Pendapatan Pendapatan merupakan jumlah produksi KJA dikalikan dengan harga jual ikan nila. Untuk sepuluh unit KJA didapatkan produksi sebesar 5 ton dengan harga jual perkilogram Rp.18.000. Berdasarkan data tersebut didapatkan pendapatan untuk sekali panen ikan nila sebanyak Rp.90.000.000. 2. Analisis Kelayakan Usaha KJA Analisis kelayakan usaha bertujuan untuk mengetahui apakah usaha KJA ikan nila dengan sepuluh kantong di Waduk PLTA Koto Panjang layak atau tidak untuk dikembangkan. Untuk mengukur kelayakan tersebut digunakan parameter BCR,FRR,dan PPC seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Analisis Kelayakan Usaha KJA Ikan Nila di Waduk PLTA Koto Panjang No Uraian Nilai (Rp) 1 Investasi 118.625.000 2 Total Biaya 65.458.000 3 Pendapatan kotor 90.000.000 4 Pendapatan bersih 24.542.000 5 BCR 1,37 6 FRR 0,21 7 PPC 4,83 kali panen atau 1,2 tahun Sumber: Pengolahan data, 2011 Berdasarkan analisis kelayakan usaha dapat disimpulkan usaha KJA ikan nila dengan satu unit usaha yang terdiri dari sepuluh kantong yang berukuran 5x5x3 m, memberikan keuntungan sebesar Rp.24.542.000 49

setiap kali panen dengan lama pemeliharaan empat bulan. Besarnya pendapatan bersih yang diterima disebabkan oleh cukup tingginya harga jual ikan nila ditingkat petani. Hal ini disebabkan akses dari tempat usaha KJA ke berbagai pasar di Riau dan Sumatera Barat cukup baik karena sebagian usaha KJA terletak tidak jauh dari jalan lintas Sumatera Barat dan Riau. Permasalahan dalam jangka panjang adalah kesulitan dalam mendapatkan bibit ikan. Untuk mengantisipasi hal ini sebaiknya pemerintah Kabupaten Kampar melalui Dinas Perikanan mengembangkan hutchery yang dapat memenuhi kebutuhan bibit ikan nila maupun ikan mas untuk petani ikan di Waduk PLTA Koto Panjang. 3. Potensi Pengembangan KJA Pengembangan KJA di Waduk PLTA Koto Panjang mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan hal ini disebabkan luasnya perairan waduk mempunyai luas 12.400 ha. Untuk pengembangan KJA yang berkelanjutan maksimal sebesar 1% dari luas perairan waduk bisa dikembangkan KJA hal ini tentu didukung oleh kajian daya dukung lingkungan Waduk PLTA Koto Panjang. Menurut Siagian (2010) untuk setiap ha waduk dapat dioperasikan 32 petak KJA dari luas Waduk PLTA Koto Panjang dapat dimanfaatkan untuk KJA seluas 611 1.047 ha secara berkelanjutan. Dengan demikian potensi KJA yang dapat dikembangkan di Waduk PLTA Koto Panjang berkisar antara 19.55233.515 petak. Pada saat penelitian ini jumlah petak KJA diperkirakan sebanyak 1.000 petak, berarti tingkat pemanfaatannya baru 2,985,1%. Berdasarkan data tersebut pengembangan Waduk PLTA Koto Panjang untuk usaha KJA masih bisa dikembangkan. Dalam pengembangan sebaiknya pemerintah Kabupaten Kampar membuat suatu kajian dan tata ruang Waduk PLTA Koto Panjang untuk kegiatan KJA dan kegiatan lainnya. Tujuan pembuatan tata ruang ini selain untuk menghindari penumpukan KJA pada suatu tempat juga dapat mendukung kegiatan lain seperti parawisata. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis kelayakan usaha KJA dapat disimpulkan bahwa usaha tersebut sangat layak untuk dikembangkan baik ditinjau dari berbagai aspek analisis kelayakan usaha. Potensi pengembangan KJA masih sangat terbuka ditinjau dari jumlah KJA dan daya dukung perairan waduk. Saran Untuk menjamin usaha KJA secara berkelanjutan dan tidak tumbang tindih dengan sektor lainnya diperlukan suatu pengaturan dengan membuat kajian tata ruang waduk secara holistik. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada petani ikandalam KJA di Waduk PLTA Koto Panjang dan Mahasiswa/i Sosial Ekonomi Perikanan (SEP) yang telah membantu dalam pengumpulan data. 50

DAFTAR PUSTAKA Choliq. A. dan O. Sofwan, 1999. Evaluasi Proyek (Suatu Pengantar). Pionir Jaya, Bandung. 138 hal. Kadariah, L. Karlina dan C. Gray, 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi UI. Jakarta. 181 hal. PLN (Perusahaan Listrik Negara), 2002. PLTA Koto Panjang Pekanbaru. Riyanto, B., 1995. Dasardasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan Penerbit Gajah Mada Yogyakarta. 365 hal. Siagian, M., 2010. Daya Dukung Waduk PLTA Koto Panjang Provinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol.15 No.1. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNRI. Halaman 2538. 51