BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB II BAHAN RUJUKAN

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS )

BAB II LANDASAN TEORI

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB ASET TETAP. relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PT. GEMA KARYA ABADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN 5 PPh WAJIB PAJAK BADAN (4)

BAB II LANDASAN TEORI

PENYUSUTAN DAN AMORTISASI KELOMPOK 5

Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. equipment, machinery, building, and land.

MAKALAH PENGATAR PAJAK. Diajukan Untuk Mmenuhi Tugas Pengantar Pajak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V AKTIVA TETAP PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

AKTIVA TETAP. Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya.

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

30/06/2010 MARKETABLE SECURITIES STOCKS BONDS NERACA SHORT-TERM INVESTMENTS STOCKS BONDS OTHER SECURITIES LONG-TERM INVESTMENTS

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. keharusan untuk berhubungan dengan pihak pihak lain yang terkait dengan

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Berwujud

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Tidak Berwujud

BAB II BAHAN RUJUKAN

PERTEMUAN KEENAM. Pengertian Aktiva Tetap

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Aset Tetap Pengertian Aset Tetap

BAB II KAJIAN PUSTAKA

FIXED ASSETS. Click to edit Master subtitle style 4/25/12

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba, tujuan perusahaan mencakup: pertumbuhan yang terus-menerus,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Aktiva Menurut Mardiasmo (2009:158) Aktiva merupakan (harta) kekayaan, baik yang berupa uang maupun benda lain yang dapat dinilai dengan uang ataupun yang tidak berwujud secara nyata, seperti hak paten; aktiva lancar, uang kas atau aktiva lain yang dapat dinilai dengan uang, seperti bukti uang atau bukti penyertaan modal (saham, wesel, aksep, sertifikat, deposito, dan sebagainya) yang dimiliki sebagai investasi atau yang dapat diuangkan dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang mempunyai nilai uang yang digunakan untuk usaha (tanah, bangunan, alat-alat mesin, bahan baku, dan sebagainya) tak berwujud, kekayaan yang nilainya bergantung pada kemampuan menghasilkan laba, seperti hak paten, merek dagang, lisensi, kekayaan berwujud yang secara relatif tahan lama dan biasanya digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa serta tidak disimpan untuk dijual lagi. Jadi menurut peneliti aktiva (aset) adalah semua yang bisa menjadi uang dan digunakan untuk operasional perusahaan. 2.1.1 Definisi Aktiva Tetap Menurut Baridwan (2008:271) yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Menurut Mardiasmo (2009:159) Aktiva tetap berwujud adalah aktiva berwujud perusahaan yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual. Menurut Dunia (2005:151) aktiva tetap (plant asset atau fixed

asset atau property plant dan equipment) adalah aktiva yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk jangka waktu yang lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material. Menurut Warren (2006:504) Aktiva tetap (fixed assets) merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen. 2.1.2 Definisi Aktiva Tidak Berwujud Menurut Baridwan (2008:351) istilah aktiva tidak berwujud dipergunakan untuk menunjukkan aktiva-aktiva yang umurnya lebih dari satu tahun dan tidak mempunyai bentuk fisik. Dalam PSAK No.19 (Revisi 2000) dinyatakan bahwa aktiva tidak berwujud adalah aktiva nonmeter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai bentuk fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan pada pihak lainnya atau untuk tujuan administratif. Suatu aktiva dapat dimasukan dalam kategori aktiva tidak berwujud jika memenuhi persyaratan: 1. Aktiva tersebut dapat diidentifikasikan 2. Perusahaan mempunyai kendali atas aktiva tersebut 3. Perusahaan memperoleh manfaat dari aktiva tersebut dimasa yang akan datang. Menurut Dunia (2005:166) Aktiva tidak berwujud (intangible assets) adalah aktiva jangka panjang yang secara fisik tidak biasa dinyatakan dan tidak untuk diperjualkanbelikan, tetapi digunakan dalam kegiatan perusahaan. Menurut warren (2006:534) Aktiva tidak berwujud aktiva jangka panjang yang tidak memiliki atributatribut fisik tetapi digunakan dalam bisnis diklasifikasikan sebagai aktiva tidak berwujud.

2.2 Karakteristik Aktiva Tetap Menurut Dunia (2007:234) 3 karakteristik pokok aktiva tetap adalah: 1. Aktiva tetap adalah maksud perolehannya adalah digunakan dalam kegiatan perusahaan, dan bukan untuk diperjualbelikan dalm kegiatan normal perusahaan. 2. Usia jangka waktu pemakaiannya yang lebih dari satu tahun. Dengan karaketeristik ini, dikenal dengan istilah penyusutan dalam aktiva tetap, yaitu tidak lain adalah alokasi dari biaya aktiva tetap tersebut dalam jangka waktu pemakaian atau umurnya. 3. Bahwa pengeluaran untuk aktiva tersebut harus merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material bagi perusahaan tersebut. 2.3. Pengendalian Intern Aktiva Tetap Menurut Dunia (2005:153) Aspek-aspek pengendalian internal yang baik dari aktiva adalah: 1. Persetujuan untuk pengeluaran aktiva tetap biasanya dilakukan oleh berbagai tingkat manajemen, tergantung pada jenis dan harga aktiva tetap yang bersangkutan. 2. Perusahaan harus mempunyai kebijaksanaan keuangan atau akuntansi secara tertulis mengenai kapitalisasi, untuk membedakan pengeluaran yang merupakan aktiva tetap (capital expenditure) dan pengeluaran yang bukan aktiva tetap (revenue expenditure), sehingga dapat mencatat aktiva tetap dengan tetap. 3. Adanya kebijaksanaan dan prosedur mengenai pengadaan aktiva tetap,penjualan,pembesituaan,dan pemindahannya dari bagian lain atauantar cabang dan sebagainya.

4. Menyelenggarakan buku-buku tambahan atau kartu-kartu aktiva tetap dan melakukan perhitungan fisik atas aktiva tetap secara periodik atau berkala. 5. Mengasuransikan aktiva tetap untuk jumlah yang cukup dari bencana tertentu, seperti kebakaran atau bencana lainnya, dan kerugian karena kehilangan atau dicuri. 2.4 Harga perolehan Aktiva Tetap Menurut Suharli (2006:261) harga perolehan aktiva tetap adalah jumlah seluruh pengeluaran yang diperlukan untuk memperoleh aktiva sampai sampai siap digunakan sebagai contoh, cost dari mesin pabrik meliputi harga pembelian, ongkos angkot yang ditanggung pembeli, dan biaya instalasi. Nilai itu menjadi dasar perhitungan beban penyusutan. Pencatatan aktiva tetap sebesar harga perolehan ini sesuai dengan prinsip biaya historis (cost principle). Menurut Baridwan (2008:273) beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan harga perolehan adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan prinsip biaya (cost principle), umumnya aktiva termasuk aktiva tetap disajikan dalam neraca dengan harga perolehan (cost). b. Harga perolehan aktiva tetap adalah semua biaya untuk memperoleh aktiva tetap sampai siap untuk dipakai. Dengan demikian, harga perolehan sautu aktiva tetap tidak hanya meliputi harga beli (faktur) saja, tetapi juga termasuk biaya-biaya lainnya seperti biaya pengiriman, asuransi, bongkar muat, pemasangan, bea masuk, balik nama. c. Unsur-unsur biaya harga perolehan akan berbeda untuk berbagai kelompok aktiva tetap. Tanah. Harga perolehan tanah meliputi harga beli, komisi, makelar, biaya, notaris, dan biaya balik nama yang dibayarkan oleh perusahaan.

Menurut Baridwan (2008:274) tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka dicatat dalam rekening investasi jangka panjang. Harga perolehan tanah terdiri dari berbaagai elemen seperti: a. Harga beli b. Komisi pembelian c. Bea balik nama d. Biaya penelitian tanah e. Iuran-iuran (pajak-pajak) f. Biaya merobohkan bangunan lama g. Biaya perataan tanah h. Pajak-pajak yang jadi beban pembeli pada waktu pembelian tanah. Gedung. Harga perolehan dari membangun suatu gedung yang dibangun sendiri meliputi fee atau honorarium arsitek, izin bangunan, nilai kontrak dengan kontrak, biaya bahan, tenaga kerja dan overhead. Disamping itu, biaya asuransi yangb dikeluarkan selam pembangunan, dan juga bunga atas pinjaman untuk membiayai pembangunan sampai gedung selesai dan siap untuk dipakai juga dimasukkan sebagai harga perolehan gedung. Apabila perusahaan membeli gedung yang sudah jadi, harga perolehannya meliputi harga beli, komisi makelar, pajak, pengeluaran-pengeluaran untuk renovasi dan perbaikan. Menurut Baridwan (2008:274) gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah dan gedung. Biaya dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah: a. Harga beli

b. Biaya perbaikan sebelum gedung itu dipakai c. Komisi pembelian d. Bea balik nama e. Pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian. Apabila gedung dibuat sendiri maka harga perolehan gedung terdiri dari: a. Pengurusan izin bangunan b. Biaya perencanaan, gambar dan lain-lain c. Biaya pengurusan izin bangunan d. Pajak-pajak selama masa pembangunan gedung e. Bunga selama masa pembuatan gedung f. Asuransi selama masa pembangunan Alat-alat perlengkapan gedung seperti tangga berjalan, lift dan lain-lain dicatat tersendiri dalam rekening alat-alat gedung dan akan didepresiasi selama umur alat-alat tersebut. Mesin dan peralatan. Harga perolehan dari mesin dan peralatan (machinery and equipment) meliputi harga belinya, biaya transport, asuransi kerugian (dalam perjalanan),pajak, biaya pemasangan, dan pengeluaran-pengeluaran untuk percobaan atktiva tetap tersebut. Menurut Baridwan (2006:275) yang merupakan harga perolehan mesin dan alat-alat adalah: a. Harga beli b. Pajak-pajak yang menjadi beban pembeli c. Biaya angkut d. Asuransi selama masa percobaan

Perbaikan tanah, biaya-biaya juga dapat terjadi untuk unsur-unsur aktiva tetap yang terletak di atas tanah, tetapi tidak permanen seperti tanah dan juga tidak secara langsung berhubungan dengan gedung. Unsur-unsur dicatat dalam akun yang disebut perbaikan tanah (land improvements). Sebagai contoh dari unsur-unsur untuk akun ini adalah seperti pembuatan tanah, pagar, jalan di halaman untuk mobil, area parker yang beraspal, dan system penerangan diluar gedung dan system penyiraman. 2.5 Definisi Penyusutan Aktiva Tetap Aktiva tetap perusahaan biasanya terdiri dari 2 sifat yaitu (1) tanah, yang mempunyai umur atau jangka waktu pemakaian yang tidak terbatas dalam memberikan jasa, dan (2) aktiva tetap lainnya seperti gedung, peralatan, dan perbaikan tanah yang akan berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Oleh karena itu, harga perolehan dari aktiva tetap ini harus dialokasikan atau dipindahkan menjadi beban (expense) selama jangka pemakaian dari aktiva tetap disebut penyusutan. Menurut Dunia (2005:155) faktor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan suatu aktiva tetap untuk memberikan jasa dapat dibagi dalam dua bagian: a. Penyusutan fisik yang disebabkan oleh pemakaian dan kehausan karena penggunaan yang berlebihan. b. Penyusutan fungsi yang disebabkan oleh ketidak cukupan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta, dan akhirnya adanya kemajuan teknologi yang mengakibatkan suatu aktiva menjadi usang. Misalnya ada mesin yang lebih baru yang dapat menghasilkan produk dengan mutu yang lebih baik dengan biaya yang sama atau lebih rendah.

Penyusutan dihitung dan dicatat paling kurang setahun sekali pada akhir tahun. Tetapi, jika laporan keuangan disusun secara bulanan, sehingga laporan keuangan dapat menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha secara wajar. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat penyusutan adalah mendebit akun beban penyusutan (depreciation expense) dan mengkredit akun akumulasi penyusutan (accumulated depreciation). Akun beban penyusutan merupakan akun sementara yang disajikan dalam laporan laba rugi sedangkan akumulasi penyusutan adalah akun permanen dan merupakan akun akun kontra terhadap aktiva tetap yang bersangkutan. Jumlah penyusutan dihimpun dalam akun ini, sebagai pengurangan dari harga perolehan aktiva tetap, dengan demikian informasi harga perolehan dapat disajikan seperti adanya. Selisih antara harga perolehan aktiva tetap dengan akumulasi penyusutan disebut nilai buku (book value) dari aktiva tersebut. Suatu aktiva tetap menjadi usang (absolute) apabila aktiva tetap yang lain dapat melakukan pekerjaan lebih baik atau efisien. Dengan demikian, umur atau jangka waktu penggunaan (useful life) dapat ditentukan jauh lebih pendek dari pada umur fisiknya. Menurut Hendriksen (1996:72) bahwa penyusutan merupakan suatu metode sistematis dan rasional untuk pengalokasian biaya ke periode periode yang memperoleh manfaat. Menurut Mardiasmo (2009:159) penyusutan aktiva tetap merupakan alokasi harga perolehan dari aktiva tetap yang bersangkutan, sebagai beban bagi periode-periode yang menikmati penggunaannya. Menurut undang-undang pajak penghasilan dalam Mardiasmo(2009:152) penyusutan merupakan konsep harga perolehan harta tetap berwujud sedangkan konsep harga perolehan harta tetap tidak berwujud disebut amortisasi. Didalam dunia perpajakan kelompok harta tetap berwujud dibagi menjadi 2 golongan yaitu harta

berwujud yang bukan berupa bangunan. Perhitungan penyusutan aktiva tetap ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut: a. Harga perolehan, yaitu jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tersebut sehingga siap untuk dipergunakan didalam operasi perusahaan. b. Taksiran nilai residu, yaitu taksiran nilai sisa aktiva tetap tersebut pada saat masa kegunaannya habis. c. Taksiran umur kegunaan, yaitu taksiran umur aktiva tetap yang bersangkutan dapat dipergunakan dalam operasi perusahaan. Menurut Baridwan (2008:305) penyusutan aktiva tetap adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Aktiva tetap yang dapat disusutkan adalah yang : a. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi b. Memiliki masa manfaat yang terbatas c. Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang atau jasa, untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi.. Menurut Suharli (2006:263) penyusutan aktiva tetap adalah proses dari pengolakasian cost, bukan proses penilaian aktiva tetap. Perubahan nilai pasar wajar dari asset masih dimiliki, karena aktiva tetap dimiliki untuk dipergunakan dan bukan untuk dijual. Jadi, book value (harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan aktiva tetap mungkin berbeda dengan market valuenya). 2.6 Metode Penyusutan Menurut Mardiasmo (2009:160-161) terdapat lima metode penyusutan aktiva tetap yaitu:

1. Metode garis lurus 2. Metode jumlah unit produksi 3. Metode jam jasa, Metode ini pada dasarnya tidak berbeda dengan metode jumlah unit produksi. Jika pada metode jumlah unit produksi dasar perhitungan penyusutan menggunakan unit produksi yang dihasilkan, maka pada metode ini menggunakan dasar satuan jam jasa yang digunakan dalam operasi perusahaan. Rumus : Tarif Per Jam Jasa = Harga Perolehan Taksiran Nilai Residu/taksiran jam Jasa 4. Metode saldo menurun 5. Metode jumlah angka tahun Sedangkan menurut Baridwan (2008:308) terdapat empat metode penyusutan untuk perhitungan aktiva tetap, yaitu: 1. Metode garis Lurus 2. Metode jam jasa 3. Metode hasil produksi 4. Metode beban berkurang : a. Jumlah angka tahun b. Saldo menurun c. Double declining balance method. Menurut Dunia (2006:156-159) ada empat cara untuk menghitung penyusutan yaitu: 1. Metode garis lurus, beban penyusutan dalam metode garis lurus dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu. Oleh karena itu, metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan periodik yang sama selama manfaat dari aktiva tersebut. Beban dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Beban penyusutan per tahun = harga perolehan nilai sisa / manfaat taksiran dalam tahun. Sebagai contoh pada tanggal 2 juni 2003 dibeli sebuah kendaraan dengan harga Rp. 22.000.000,00 (termasuk biaya perolehan lainnya). Nilai sisa taksiran adalah Rp. 1.000.000,00 dan umur ekonomis 5 tahun. Beban penyusutan tahunan dihitung sebagai berikut: Beban penyusutan/tahun = Rp.22.000.000 Rp.1.000.000 5 = Rp.4.200.000 Bisa pula digunakan rumus lain dalm metode ini yaitu sebagai berikut: Beban penyusutan/tahun Tarif penyusutan X (harga perolehan-nilai sisa) Untuk masa taksiran 5 tahun, maka tarif penyusutan adalah 100% 5 Ayat jurnal untuk mancatat penyusutan tahunan adalah sebagai berikut: Beban penyusutan Rp.4.200.000,00 Akumulasi penyusutan Rp.4.200.000,00 Untuk kemudahan perhitungan dalam praktiknya, pembelian pada setengah bulan kedua (tanggal 16-31) dianggap pembelian padaawal bulan berikutnya. Apabila pembelian dilakukan pada tanggal 2 oktober, maka beban penyusutan tahun pertama adalah Rp.1.050.000 (Rp.4.200.000 X 3/12). 2. Metode jumlah unit produksi, manfaat taksiran dari aktiva tetap dinyatakan dalam jumlah unit dari kapasitas produksi seperti jumlah jam atau km. Metode ini akan

menghasilkan beban penyusutan yang berfluktuasi sesuai dengan pemakaian aktiva sesungguhnya. Penyusutan dihitung dalam dua tahap. Tahap pertama, menentukan tarif penyusutan untuk tiap unit produksi. Tarif penyusutan = harga perolehan nilai sisa / manfaat taksiran dalam jumlah jam. Tahap kedua, menentukan beban penyusutan untuk suatu periode akuntansi dengan mengalikan tarif penyusutan per unit dengan jumlah unit produksi yang sesungguhnya digunakan selama periode tersebut. Beban penyusutan = Tarif penyusutan X jumlah unit produksi yang sesungguhnya. 3. Metode saldo menurun, penyusutan yang dibebankan pada tahun pertama dan tahun-tahun berikutnya akan semakin menurun. Untuk menghitung beban penyusutan rumusnya sebagai berikut: Beban penysutan = Tarif penyusutan X nilai buku awal tahun. 4. Metode jumlah angka-angka tahun, beban penyusutan akan semakin menurun setiap tahun selama masa pemakaiannya. Rumus untuk menghitung beban penyusutan jumlah angka tahun adalah: Jumlah angka tahun = Nx(N+1)/2. Berikut adalah tabel penetapan masa manfaat dan tarif penyusutan aktiva tetap berdasarkan berdasarkan Surat Edaran Direktur Jendral Pajak No 07/PJ.42/2002, perhitungan penyusutan atas computer, printer, scanner dan sejenisnya mulai bulan april 2002 termasuk kelompok I. (Mulyono,2009:119) Tabel 1

Penetapan Masa manfaat dan tarif Penyusutan Kelompok 1 No Jenis usaha Jenis Harta 1. Semua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja, bangku,kursi, almari, dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan. b. Mesin kantor seperti mesin tik, duplicator, mesin fotocopy, mesin akunting/pembukuan, computer, printer, scanner, dan sejenisnya. c. Perlengkapan lainnyaseperti amplifier,tipe,atau kaset, video recorder, televisi, dan sejenisnya. d. Sepeda motor, sepeda dan becak. e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang bersangkutan.

f. Alat dapur untuk memasak, makanan, dan minuman g. Dies, jigs, dan mould.