ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK FAJAR AWALUDIN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

ANALISA FAKTOR UMUR PAVING BLOCK

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

Laporan Praktikum. A. Judul : Pengujian Paving Block. B. Jenis Pengujian : 1. Pengujian Visual Paving Block. 2. Pengujian Kuat Tekan Paving Block

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Rumusan masalah. 1.3 Tujuan

Studi Mengenai Perancangan Komposisi Bahan dalam Campuran Mortar untuk Pembuatan Bata Beton (Paving Block)

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN ABU PEMBAKARAN SAMPAH SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN PAVING BLOCK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

BAB I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh kota-kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

STUDI PEMANFAATAN LIMBAH PT BOMA BISMA INDRA UNTUK PEMBUATAN PAVING BLOCK

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

I. PENDAHULUAN. mengalami kemajuan maka harus diimbangi dengan perkembangan. Dengan adanya bangunan-bangunan yang berdiri saat ini maka secara

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paving block (bata beton) banyak digunakan dalam bidang konstruksi dan

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

Pemanfaatan Pasir Telaga Sari dan Styrofoam untuk Pembuatan Batako Ringan

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Kapur Dengan Alat Pemadat Modifikasi. Diah Larasati 1) Iswan 2) Setyanto 3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Paving Block. Construction s Materials Technology

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

BAB IV METODE PENELITIAN

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

PEMANFAATAN SLUDGE FLY ASH UNTUK PEMBUATAN PAVING BLOK

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENENTUAN KUALITAS PAVING BLOCK BERDASARKAN SIFAT FISIS VARIASI CAMPURAN PASIR DAN SEMEN. Yon Fajri, Riad Syech, Sugianto

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

PERBANDINGAN KUAT TEKAN MORTAR MENGGUNAKAN AIR SALURAN TARUM BARAT DAN AIR BERSIH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

PEMANFAATAN LIMBAH MARMER UNTUK PEMBUATAN PAVING STONE

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PEMBAHASAN

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

PENGARUH PENGGUNAAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR PADA PAVING BLOCK

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA PAVING BLOCK DENGAN BAHAN PASIR KASAR, BATU KACANG, DAN PASIR HALUS

I. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih paving block dibandingkan perkerasan lain seperti dak beton

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

PEMANFAATAN LIMBAH PASIR KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PASIR SUNGAI PADA PAVING BLOCK

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

ANALISIS PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN PASIR DENGAN PECAHAN BATU BATA TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT LN

STUDI KUAT LENTUR BETON PADA PERKERASAN KAKU DENGAN PENAMBAHAN SERAT FIBERGLASS PADA BETON NORMAL

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK ( Studi Kasus Bentuk Segitiga, Persegi dan Segi Delapan ) Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata ( S ) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Disusun Oleh : FAJAR AWALUDIN 077004 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 202

ABSTRAK Paving block ( bata beton ) adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. Paving Block merupakan salah satu jenis beton non struktural yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan jalan, pelataran parkir, trotoar, taman, dan keperluan lainnya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui nilai kuat tekan yang dihasilkan pada paving block dengan bentuk geometri persegi, segitiga,dan segi delapan dengan umur pengujian 3, 4, 28 hari dan variasi ketebalan 5, 0, 5 cm. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan paving block, nilai kuat tekan tertinggi didapat pada bentuk segi depalan dengan ketebalan 5 cm pada umur 28 hari sebesar 24,4 MPa, pada bentuk persegi sebesar 20,7 MPa, dan bentuk segitiga 3,3 MPa. Kata kunci : Paving Block, Bentuk Geometri, Kuat tekan.

ABSTRAK Paving blocks (concrete blocks) is a composition of building materials made of a mixture of portland cement or adhesive materials like hydraulic, water, and aggregates with or without other additives. Block Paving is one of the nonstructural concrete that can be utilized for street, parking lot, sidewalks, parks, and otherpurposes. This study aimed to determine the compressive strength values generated at paving block with a square geometry, triangle, and octagon with testing age 3, 4, 28 days, and variations in the thickness 5, 0, 5 cm. Based on the results of compressive strength testing of paving blocks, the highest compressive strength value obtained in terms depalan shape with a thickness of 5 cm at 28 days amounted to 24.4 MPa, the square shape of 20.7 MPa and 3.3 MPa triangular shape. Keywords: Paving Block, Shape Geometry, Compressive Strength.

PENDAHULUAN.. Latar Belakang Paving block merupakan komponen bangunan yang umum dipakai sebagai lapisan perkerasan permukaan tanah. Keunggulan dari paving block adalah mudah dipasang, memiliki daya resap air yang baik dan harganya relatif murah. Paving block dapat dipasang tanpa menggunakan semen. Hal ini membuatnya sebagai alternatif yang murah dan mudah untuk penyerapan air dan tempat yang bebas lumpur. Dari segi keindahan, bangunan yang sederhana akan lebih indah dengan lantai dan tempat parkir yang bagus. Di pasaran dapat ditemukan berbagai bentuk, motif dan pola sesuai dengan selera konsumen. Paving block ( bata beton ) adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya ( SNI 03-069-996 ). Dengan komposisi tertentu paving block mempunyai permukaan semi permeable atau permeable yang memungkinkan air dapat masuk ke dalam tanah. Paving block yang dimanfaatkan sebagai lapisan perkerasan baik di dalam atau di luar bangunan dapat berwarna seperti aslinya atau diberi warna tertentu ( SNI 03-069- 996 ). Paving block memiliki berbagai macam bentuk yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan maupun dari bentuk keindahan pemasangan paving block tersebut.

.2. Maksud dan Tujuan a). Maksud Penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian kuat tekan dengan bentuk geometri persegi, segitiga, dan segi delapan pada paving block. b). Tujuan Penelitian. Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini antara lain : - Mengetahui nilai kuat tekan yang dihasilkan pada paving block dengan bentuk geometri persegi, segitiga,dan segi delapan dengan umur pengujian 3, 4, 28 hari dan variasi ketebalan 5, 0, 5 cm. - Melakukan pengamatan terhadap kuat tekan pada umur 3, 4, dan 28 hari..3. Perumusan Masalah Dalam Tugas Akhir ini, peneliti mencoba mengidentifikasi permasalahan mengenai nilai kuat tekan paving block yang dihasilkan dengan bentuk geometri yang berbeda-beda yaitu persegi, segitiga dan segi delapan..4. Pembatasan Masalah Untuk membatasi permasalahan yang diteliti agar penelitian dapat terarah sesuai tujuan yang diharapkan, maka digunakan anggapan dasar dan batasan masalah sebagai berikut ini. - Pembuatan benda uji untuk pengujian kuat tekan dilakukan pada paving block dengan bentuk geometri segitiga, persegi dan segi delapan, dengan komposisi campuran perbandingan bagian semen : bagian abu batu : 2 bagian pasir.

- Proses penelitian dilakukan dengan cara pengujian kuat tekan pada paving block. II. TINJAUAN PUSTAKA 2..Umum Bata beton ( paving block ) merupakan salah satu jenis beton non struktural yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan jalan, pelataran parkir,trotoar, taman, dan keperluan lainnya. Bata beton ( paving block ) terbuat dari campuran semen portland tipe I, air serta agregat sebagai bahan pengisi dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton itu. Paving block dapat berwarna seperti warna aslinya atau diberi zat warna pada komposisinya dan digunakan untuk lantai baik didalam maupun diluar bangunan. Paving block mulai dikenal dan dipakai di Indonesia terhitung sejak tahun 977/978, dimulai dengan pemasangan trotoar di jalan Thamrin dan untuk terminal bus Pulogadung, keduanya di Jakarta. Saat ini paving block sudah tersebar pemakaiannya hampir di seluruh kota besar di Indonesia, baik digunakan sebagai tempat parkir plaza, hotel, tempat rekreasi, tempat bersejarah, untuk terminal maupun untuk jalan setapak dan perkerasan jalan lingkungan pada kompleks-kompleks perumahan. 2.2. Material Penyusun Paving Block Semen Portland Air Agregat Halus Abu Batu

2.3. Klasifikasi Paving Block Berdasarkan SK SNI T 04 990 F, klasifikasi paving block ( bata beton ) didasarkan atas bentuk, tebal, kekuatan, dan warna. Klasifikasi tersebut antara lain :. Klasifikasi berdasarkan bentuk. Bentuk paving block secara garis besar terbagi atas dua macam, yaitu : a. Paving block bentuk segi empat. b. Paving block bentuk segi banyak. 2. Klasifikasi berdasarkan ketebalan. 3. Klasifikasi berdasarkan kekuatan. 4. Klasifikasi berdasarkan warna. 2.4 Standar Mutu Paving Block Standar mutu yang harus dipenuhi paving block untuk lantai menurut SNI 03-069-996 adalah sebagai berikut :. Sifat tampak paving block untuk lantai harus mempunyai bentuk yang sempurna, tidak terdapat retak-retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya tidak mudah direpihkan dengan kekuatan jari tangan. 2. Bentuk dan ukuran paving block untuk lantai tergantung dari persetujuan antara pemakai dan produsen. Setiap produsen memberikan penjelasan tertulis dalam leaflet mengenai bentuk, ukuran, dan konstruksi pemasangan paving block untuk lantai.

3. Penyimpangan tebal paving block untuk lantai diperkenankan kurang lebih 3 mm. 4. Paving block untuk lantai harus mempunyai kekuatan fisik sebagai berikut : Tabel 2. Kekuatan fisik paving block MUTU KEGUNAAN Perkerasan A Jalan Tempat B Parkir Mobil KUAT TEKAN ( kg / cm² ) Rata - Rata Min KETAHANAN AUS ( mm / menit ) Rata - Rata Min PENYERAPAN AIR RATA RATA MAKS ( % ) 400 350 0,0090 0,03 3 200 70 0,300,49 6 C Pejalan Kaki 50 25 0,600,84 8 D Taman Kota 00 85 0,290 0,25 0 ( Sumber : SNI 03-069-996 ) 5. Paving block untuk lantai apabila diuji dengan natrium sulfat tidak boleh cacat, dan kehilangan berat yang diperbolehkan maksimum %. 2.5. Metode Pembuatan Paving Block Cara pembuatan paving block yang biasanya digunakan dalam masyarakat dapat diklasifikasikan menjadi dua metode, yaitu :. Metode Konvensional Metode ini adalah metode yang paling banyak digunakan oleh masyarakat kita dan lebih dikenal dengan metode gablokan. Pembuatan paving block cara konvensional dilakukan dengan menggunakan alat gablokan / alat pukul dengan beban pemadatan yang berpengaruh terhadap tenaga orang yang mengerjakan.

2. Metode Mekanis Metode mekanis didalam masyarakat biasa disebut metode press. Metode ini masih jarang digunakan karena untuk pembuatan paving block dengan metode mekanis membutuhkan alat yang harganya relatif mahal. Metode mekanis biasanya digunakan oleh pabrik dengan skala industri sedang atau besar. Pembuatan paving block cara mekanis dilakukan dengan menggunakan mesin. 2.6. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block Paving block mempunyai banyak kegunaan diantaranya sebagai lapisan perkerasan lapangan terbang, terminal bis, parkirmobil, pejalan kaki, taman kota, dan tempat bermain. Penggunaan paving block memiliki beberapa keuntungan, antara lain : - Dapat diaplikasikan pada pembangunan jalan dengan tanpa memerlukan keahlian khusus. - Paving block lebih mudah dihamparkan dan langsung bisa digunakan tanpa harus menunggu pengerasan seperti pada beton - Paving block menghasilkan sampah konstruksi lebih sedikit dibandingkan penggunaan pelat beton. - Adanya pori-pori pada paving block meminimalisasi aliran permukaan dan memperbanyak infiltrasi dalam tanah. - Paving block memiliki nilai estetika yang unik terutama jika didesain dengan pola dan warna yang indah. - Perbandingan harganya lebih rendah dibanding dengan jenis perkerasan konvensional yang lain. - Pemasangannya cukup mudah dan biaya perawatan yang cukup murah.

III. PROSES KEGIATAN PENELITIAN Membuat model cetakan paving block Semen Agregat halus Persiapan bahan Abu batu Air Pengujian bahan Berat isi Kadar lumpur Unsur organik Analisis ayakan Tidak Ya Komposisi campuran paving block Pembuatan adukan paving block Pembuatan benda uji kuat tekan paving block Analisis data Kesimpulan Selesai Gambar 3. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian

3.. Sampel Pada penelitian ini digunakan sampel paving block dengan berbagai macam bentuk geometri, yaitu bentuk persegi, segitiga, dan segi delapan, untuk lebih jelasnya mengenai bentuk dan dimensi ukuran sampel paving block disajikan dalam gambar 3.2 berikut : L = /2.n.r².sin (360/n) = /2.8.8,5².sin ( 360/8) = /2.8.8,5².sin 45 = 204,35 cm² L = sisi.sisi = 4.4 = 96 cm² L = /2. a. t = /2. 20.20 = 200 cm² Gambar 3.2 Bentuk dan dimensi sampel paving block

Tabel 3. Jumlah sampel paving block NO TEBAL ( cm ) BENTUK GEOMETRI SEGI SEGITIGA PERSEGI DELAPAN JUMLAH BENDA UJI UMUR ( hari ) 5 3 3 3 9 28 2 0 3 3 3 9 3 3 0 3 3 3 9 4 4 0 3 3 3 9 28 5 5 3 3 3 9 28 3.2. Perencanaan Campuran Paving Block Bahan campuran pembentuk paving block merupakan perpaduan dari komposisi material penyusunnya yang terdiri dari semen, pasir, air dan bahan tambah lain. Karateristik dan sifat bahan akan mempengaruhi kekuatan dari paving block yang dibuat. Faktor jenis dan komposisi bahan yang digunakan pada proses pembuatan paving block akan sangat berpengaruh terhadap kuat tekan yang dihasilkan pada paving block tersebut. Dalam penelitian ini, perancangan komposisi bahan-bahan penyusun paving block digunakan berdasarkan komposisi yang digunakan pada produsen paving block yang berada di daerah Cisayong Tasikmalaya, yaitu dengan komposisi perbandingan bahan yang digunakan bagian semen + bagian abu batu + 2 bagian pasir + air.

3.3. Pembuatan Benda Uji Awal untuk proses pembuatan benda uji yaitu dengan mempersiapkan alat yang digunakan serta material material pembentuk paving block. Pencampuran bahan-bahan penyusun paving block dilakukan agar diperoleh suatu komposisi yang solid dari bahan-bahan pembentuk paving block. Adapun tahapan dan langkah langkah dalam pelaksanaan pembuatan benda uji adalah : 3.4. Langkah Pembuatan Benda Uji Sebelum pelaksanaan pencampuran bahan dilaksanakan, hal-hal yang dilakukan adalah mempersiapkan dan membersihkan semua peralatan yang digunakan untuk proses pencampuran material material paving block, mempersiapkan dan membersihkan cetakan benda uji paving block. Cetakan benda uji paving block yang digunakan pada saat penelitian yaitu dengan menggunakan cetakan berbahan kayu yang telah dibentuk sesuai dengan bentuk dan dimensi yang telah direncanakan sehingga akan diperoleh bentuk benda uji sesuai bentuk dan dimensi rencana pada saat proses pencetakan benda uji. Untuk lebih jelas mengenai alat cetak benda uji dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut : Gambar 3.3 Cetakan Benda Uji Paving Block

Selain alat cetak benda uji, alat lain yang digunakan pada saat berlangsungnya proses pembuatan benda uji antara lain : - Alat pemadat / pemukul, alat ini berfungsi untuk memadatkan campuran bahan paving block yang telah dituang kedalam cetakan benda uji paving block, alat ini terbuat dari bahan material kayu yang telah diberi pegangan. - Wadah yang berfungsi untuk menampung bahan pembentuk paving block, seperti semen, agregat halus ( pasir ) dan abu batu. Sebelumnya dilakukan penimbangan terhadap berat dari wadah yang digunakan sehingga didapat nilai berat wadah untuk kemudian dicatat,bahan bahan pembentuk yang telah tersedia dimasukan kedalam wadah dan kemudian dilakukan proses penimbangan pada masing masing bahan. Wadah bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu wadah dengan bentuk mangkuk berbahan almunium yang telah tersedia di laboratorium. - Timbangan yang berfungsi untuk menimbang berat dari setiap bahan bahan yang digunakan. - Bak pengaduk / tempat proses pencampuran bahan. - Peralatan tambahan yang digunakan pada saat proses pembuatan benda uji, seperti sendok semen,sekop,ember dan lain lain. Jika alat dan bahan yang digunakan telah siap, maka proses pembuatan benda uji dapat dilaksanakan, berikut adalah prosedur pembuatan benda uji paving block : - Bahan bahan yang telah tersedia seperti semen, agregat halus ( pasir ), abu batu dicampur di dalam bak pengaduk, kemudian bahan bahan

tersebut diaduk dengan sekop / alat pengaduk, sehingga bahan bahan kering tersebut tercampur secara merata. Tambahkan air secara sedikit demi sedikit dengan cara menyiramkan air kedalam bak pengadukan yang telah berisi bahan bahan dan kemudian dilakukan pengadukan sampai terbentuk adonan. Adonan yang digunakan pada paving block tidak sama seperti adonan yang digunakan pada pekerjaan plesteran, adonan yang digunakan pada paving block lebih kering, ini bertujuan agar pada saat proses pemadatan lebih mudah dan paving block yang dihasilkan lebih padat. - Jika bahan bahan yang telah dicampur telah berbentuk adonan, maka proses selanjutnya adalah pemeriksaan adonan dengan cara, ambil contoh adonan segenggam penuh dan bentuk seperti bola kecil. Jika bola tersebut tidak retak dan tangan sedikit basah, adukan siap untuk dicetak. - Adonan yang telah siap cetak dimasukan ke dalam cetakan benda uji, kemudian adonan dipadatkan dengan alat pemadat dengan cara dipukul hingga adonan menjadi padat. - Cetakan yang telah berisi adonan yang telah dipadatkan kemudian dibuka secara perlahan lahan agar bentuk yang dihasilkan tidak rusak, dengan cara ditekan dari setiap sisi menggunakan tutup yang terbuat dari triplek. - Hasil benda uji yang telah dicetak / dibuka dari cetakan di simpan dengan menggunakan alas yang terbuat dari triplek hingga usia yang telah direncanakan untuk selanjutnya dilakukan pengujian.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Pengujian kuat tekan pada paving block dilakukan setelah benda uji selesai dicetak, dibuka dari cetakan dan disimpan pada tempat penyimpanan selama waktu yang telah ditentukan yaitu umur 3, 4, dan 28 hari untuk kemudian dilakukan pengujian kuat tekan. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4.. - Tabel 4.5. Berikut merupakan salah satu contoh analisis kuat tekan paving block bentuk persegi dengan ketebalan 0 cm umur 28 hari : P = 3000 kg (3000 kg x 9,80 = 303800 N) P 2 = 39000 kg (382200 N) P 3 = 4000 kg (40800 N) A = 96 cm 2 (9600 mm 2 ) P A Kuat tekan (f c) MPa ' 303800 fc = 5,50 N/mm 2 9600 = 5,50 MPa ' 382200 fc = 9,50 N/mm 2 9600 = 9,50 MPa ' 40800 fc = 20,50 N/mm 2 9600 = 20,50 Mpa

Tabel 4. Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 0 cm Umur 3 hari Luas Bidang Beban Umur Nomor Berat benda Tekan Maksimum f 'c = P/A Bentuk Benda Sampel uji ( A ) ( P ) Uji ( gr ) ( cm ) 2 ( kg ) ( kg/cm 2 ) MPa Persegi Segitiga Segi delapan 3785 96 9500 99,49 9,75 2 3 hari 3540 96 3000 66,33 6,50 3 3755 96 24500 25,00 2,25 Rata-rata 3693 96,94 9,50 3705 200 9500 47,50 4,66 2 3 hari 3495 200 5000 25,00 2,45 3 3620 200 8000 40,00 3,92 Rata-rata 3607 37,50 3,68 4805 204,35 27000 32,3 2,95 2 3 hari 4675 204,35 29000 4,9 3,9 3 4505 204,35 2000 02,76 0,07 466,67 25,60 2,3 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium ) Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 0 cm Umur 4 hari Bentuk Persegi Segitiga Segi delapan Nomor Sampel Umur Benda Uji Berat benda uji Luas Bidang Tekan ( A ) Beban Maksimum ( P ) f 'c = P/A ( gr ) ( cm ) 2 ( kg ) (kg/cm 2 ) MPa 370 96 32000 63,27 6,00 2 4 hari 3555 96 28000 42,86 4,00 3 350 96 22000 2,24,00 Rata-rata 3592 39,46 3,67 3780 200 9000 95,00 9,3 2 4 hari 3345 200 000 55,00 5,39 3 3570 200 3000 65,00 6,37 Rata-rata 3565 7,67 7,02 4625 204,35 36000 76,7 7,26 2 4 hari 4700 204,35 37000 8,06 7,74 3 4445 204,35 28000 37,02 3,43 4590 64,75 6,5 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium )

Tabel 4.3 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 0 cm Umur 28 hari Bentuk Persegi Segitiga Segi delapan Nomor Sampel Umur Benda Uji Berat benda uji Luas Bidang Tekan ( A ) Beban Maksimum ( P ) f 'c = P/A ( gr ) ( cm ) 2 ( kg ) ( kg/cm 2 ) MPa 3580 96 3000 58,6 5,50 2 28 hari 3670 96 39000 98,98 9,50 3 3705 96 4000 209,8 20,50 Rata-rata 3652 88,78 8,50 3430 200 7000 85,00 8,33 2 28 hari 335 200 4000 70,00 6,86 3 3535 200 22500 2,50,03 Rata-rata 3367 89,7 8,74 490 204,35 40000 95,74 9,8 2 28 hari 4945 204,35 43000 20,42 20,62 3 4705 204,35 38000 85,96 8,22 4853,33 97,37 9,34 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium ) Tabel 4.4 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 5 cm Umur 28 hari Bentuk Persegi Segitiga Segi delapan Nomor Sampel Umur Benda Uji Berat benda uji Luas Bidang Tekan ( A ) Beban Maksimum ( P ) f 'c = P/A ( gr ) ( cm ) 2 ( kg ) ( kg/cm 2 ) MPa 935 96 44000 224,49 22,00 2 28 hari 930 96 4000 209,8 20,50 3 800 96 36000 83,67 8,00 Rata-rata 888 205,78 20,7 705 200 27000 35,00 3,23 2 28 hari 735 200 22500 2,50,03 3 720 200 32000 60,00 5,68 Rata-rata 720 35,83 3,3 2335 204,35 5000 249,57 24,46 2 28 hari 260 204,35 47000 230,34 22,54 3 2220 204,35 53000 259,36 25,42 2238,33 246,3 24,4 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium )

Tabel 4.5 Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 5 cm Umur 28 hari Bentuk Persegi Segitiga Segi delapan Nomor Sampel Umur Benda Uji Berat benda uji Luas Bidang Tekan ( A ) Beban Maksimum ( P ) f 'c = P/A ( gr ) ( cm ) 2 ( kg ) ( kg/cm 2 ) MPa 5870 96 39000 98,98 9,50 2 28 hari 50 96 25000 27,55 2,50 3 5320 96 26500 32,20 3,25 Rata-rata 5433 53,9 5,08 5390 200 4500 72,50 7, 2 28 hari 5370 200 5500 77,50 7,60 3 5275 200 6500 82,50 8,09 Rata-rata 5345 77,50 7,60 6995 204,35 3000 5,70 4,87 2 28 hari 7440 204,35 45000 220,2 2,58 3 7030 204,35 36000 76,7 7,26 755 82,69 7,90 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium )

Tabel 4.6 Perbandingan Kuat Tekan Paving Block Umur 3, 4, dan 28 hari ( Persegi Ketebalan 0 cm ) Bentuk Persegi Persegi Persegi Nomor Sampel Umur Benda Uji Berat benda uji Luas Bidang Tekan ( A ) Beban Maksimum ( P ) f 'c = P/A ( gr ) ( cm ) 2 ( kg ) ( kg/cm 2 ) MPa 3785 96 9500 99,49 9,75 2 3 hari 3540 96 3000 66,33 6,50 3 3755 96 24500 25,00 2,25 Rata-rata 3693 96,94 9,50 370 96 32000 63,27 6,00 2 4 hari 3555 96 28000 42,86 4,00 3 350 96 22000 2,24,00 Rata-rata 3592 39,46 3,67 3580 96 3000 58,6 5,50 2 28 hari 3670 96 39000 98,98 9,50 3 3705 96 4000 209,8 20,50 3652 88,78 8,50 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium ) Tabel 4.7 Perbandingan Kuat Tekan Paving Block Umur 3, 4, dan 28 hari ( Segitiga Ketebalan 0 cm ) Bentuk Segitiga Segitiga Segitiga Nomor Sampel Umur Benda Uji Berat benda uji Luas Bidang Tekan ( A ) Beban Maksimum ( P ) f 'c = P/A ( gr ) ( cm ) 2 ( kg ) ( kg/cm 2 ) MPa 3705 200 9500 47,50 4,66 2 3 hari 3495 200 5000 25,00 2,45 3 3620 200 8000 40,00 3,92 Rata-rata 3607 37,50 3,68 3780 200 9000 95,00 9,3 2 4 hari 3345 200 000 55,00 5,39 3 3570 200 3000 65,00 6,37 Rata-rata 3565 7,67 7,02 3430 200 7000 85,00 8,33 2 28 hari 335 200 4000 70,00 6,86 3 3535 200 22500 2,50,03 3367 89,7 8,74 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium )

Kuat Tekan ( MPa ) Tabel 4.8 Perbandingan Kuat Tekan Paving Block Umur 3, 4, dan 28 hari ( Segi Delapan Ketebalan 0 cm ) Bentuk Segi delapan Segi delapan Segi delapan Nomor Sampel Umur Benda Uji Berat benda uji Luas Bidang Tekan ( A ) Beban Maksimum ( P ) f 'c = P/A ( gr ) ( cm ) 2 ( kg ) ( kg/cm 2 ) MPa 4805 204,35 27000 32,3 2,95 2 3 hari 4675 204,35 29000 4,9 3,9 3 4505 204,35 2000 02,76 0,07 Rata-rata 466,67 25,60 2,3 4625 204,35 36000 76,7 7,26 2 4 hari 4700 204,35 37000 8,06 7,74 3 4445 204,35 28000 37,02 3,43 Rata-rata 4590 64,75 6,5 490 204,35 40000 95,74 9,8 2 28 hari 4945 204,35 43000 20,42 20,62 3 4705 204,35 38000 85,96 8,22 4853,33 97,37 9,34 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium ) 25 20 9,34 6,5 8,50 5 2,3 3,67 0 9,50 8,74 5 7,02 3,68 0 3 4 28 Umur ( hari ) Keterangan : Segi delapan Segitiga Persegi Gambar 4. Grafik Perbandingan Kuat Tekan Paving Block Umur 3, 4, dan 28 hari ( Ketebalan 0 cm )

Tabel 4.9 Perbandingan Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 5, 0, dan 5 cm ( Persegi Umur 28 hari ) Bentuk Persegi Persegi Persegi Nomor Sampel Tebal ( cm ) Berat benda uji Luas Bidang Tekan ( A ) Beban Maksimum ( P ) f 'c = P/A ( gr ) ( cm ) 2 ( kg ) ( kg/cm 2 ) MPa 935 96 44000 224,49 22,00 2 5 930 96 4000 209,8 20,50 3 800 96 36000 83,67 8,00 Rata-rata 888 205,78 20,7 3580 96 3000 58,6 5,50 2 0 3670 96 39000 98,98 9,50 3 3705 96 4000 209,8 20,50 Rata-rata 3652 88,78 8,50 5870 96 39000 98,98 9,50 2 5 50 96 25000 27,55 2,50 3 5320 96 26500 32,20 3,25 5433 53,9 5,08 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium ) Tabel 4.0 Perbandingan Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 5, 0, dan 5 cm ( Segitiga Umur 28 hari ) Bentuk Segitiga Segitiga Segitiga Nomor Sampel Tebal ( cm ) Berat benda uji Luas Bidang Tekan ( A ) Beban Maksimum ( P ) f 'c = P/A ( gr ) ( cm ) 2 ( kg ) ( kg/cm 2 ) MPa 705 200 27000 35,00 3,23 2 5 735 200 22500 2,50,03 3 720 200 32000 60,00 5,68 Rata-rata 720 35,83 3,3 3430 200 7000 85,00 8,33 2 0 335 200 4000 70,00 6,86 3 3535 200 22500 2,50,03 Rata-rata 3367 89,7 8,74 5390 200 4500 72,50 7, 2 5 5370 200 5500 77,50 7,60 3 5275 200 6500 82,50 8,09 5345 77,50 7,60 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium )

Kuat Tekan ( MPa ) Tabel 4. Perbandingan Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 5, 0, dan 5 cm ( Segi Delapan Umur 28 hari ) Bentuk Segi delapan Segi delapan Segi delapan Nomor Sampel Tebal ( cm ) Berat benda uji Luas Bidang Tekan ( A ) Beban Maksimum ( P ) f 'c = P/A ( gr ) ( cm ) 2 ( kg ) ( kg/cm 2 ) MPa 2335 204,35 5000 249,57 24,46 2 5 260 204,35 47000 230,34 22,54 3 2220 204,35 53000 259,36 25,42 Rata-rata 2238,33 246,3 24,4 490 204,35 40000 95,74 9,8 2 0 4945 204,35 43000 20,42 20,62 3 4705 204,35 38000 85,96 8,22 Rata-rata 4853,33 97,37 9,34 6995 204,35 3000 5,70 4,87 2 5 7440 204,35 45000 220,2 2,58 3 7030 204,35 36000 76,7 7,26 755 82,69 7,90 ( Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium ) 25 24,4 20 5 0 20,7 3,3 9,34 8,50 7,90 5,08 5 8,74 7,60 0 5 0 5 Ketebalan ( cm ) Keterangan : Segi delapan Segitiga Persegi Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Kuat Tekan Paving Block Ketebalan 5, 0, dan 5 cm ( Umur 28 hari )

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian Seperti yang terlihat pada tabel dan diagram di atas, ada perbedaan nilai kuat tekan yang dihasilkan dari setiap bentuk paving block, nilai tersebut diperoleh dari proses pengujian kuat tekan terhadap sampel paving block yang dibuat. Nilai kuat tekan rata rata diambil dari tiga buah benda uji dari masing masing bentuk dengan umur benda uji 3, 4 dan 28 hari. Pembahasan dari tabel, diagram dan grafik perbandingan hasil kuat tekan paving block, adalah sebagai berikut :. Dari hasil data pengujian kuat tekan paving block ketebalan 0 cm dengan umur benda uji 3 hari, diperoleh nilai kuat tekan rata rata pada bentuk persegi sebesar 96,94 kg/cm² atau 9,50 MPa, bentuk segitiga sebesar 37,50 kg/cm² atau 3,68 MPa, bentuk segi delapan sebesar 25,60 kg/cm² atau 2,3 MPa. 2. Dari hasil data pengujian kuat tekan paving block ketebalan 0 cm dengan umur benda uji 4 hari, diperoleh nilai kuat tekan rata rata pada bentuk persegi sebesar 39,46 kg/cm² atau 3,67 MPa, bentuk segitiga sebesar 7,67 kg/cm² atau 7,02 MPa, bentuk segi delapan sebesar 64,75 kg/cm² atau 6,5 MPa. 3. Dari hasil data pengujian kuat tekan paving block ketebalan 0 cm dengan umur benda uji 28 hari, diperoleh nilai kuat tekan rata rata pada bentuk persegi sebesar 88,78 kg/cm² atau 8,50 MPa, bentuk segitiga sebesar 89,7

kg/cm² atau 8,74 MPa, bentuk segi delapan sebesar 97,37 kg/cm² atau 9,34 MPa. 4. Dari hasil data pengujian kuat tekan paving block ketebalan 5 cm dengan umur benda uji 28 hari, diperoleh nilai kuat tekan rata rata pada bentuk persegi sebesar 205,78 kg/cm² atau 20,7 MPa, bentuk segitiga sebesar 35,83 kg/cm² atau 3,3 MPa, bentuk segi delapan sebesar 246,3 kg/cm² atau 24,4 MPa. 5. Dari hasil data pengujian kuat tekan paving block ketebalan 5 cm dengan umur benda uji 28 hari, diperoleh nilai kuat tekan rata rata pada bentuk persegi sebesar 53,9 kg/cm² atau 5,08 MPa, bentuk segitiga sebesar 77,50 kg/cm² atau 7,60 MPa, bentuk segi delapan sebesar 82,69 kg/cm² atau 7,90 Mpa. 6. Dari grafik perbandingan kuat tekan paving block berdasarkan umur 3, 4, dan 28 hari ( ketebalan 0 cm ), diperoleh nilai kuat tekan rata rata tertinggi pada umur 28 hari, bentuk persegi sebesar 88,78 kg/cm² atau 8,50 MPa, bentuk segitiga sebesar 89,7 kg/cm² atau 8,74 MPa, bentuk segi delapan sebesar 97,37 kg/cm² atau 9,34 MPa. 7. Dari grafik perbandingan kuat tekan paving block berdasarkan ketebelan 5, 0, dan 5 hari ( umur 28 hari ), diperoleh nilai kuat tekan rata rata tertinggi pada ketebalan 5 cm, bentuk persegi sebesar 205,78 kg/cm² atau 20,7 MPa, bentuk segitiga sebesar 35,83 kg/cm² atau 3,3 MPa, bentuk segi delapan sebesar 246,3 kg/cm² atau 24,4 MPa.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium diketahui hasil nilai kuat tekan pada paving block dengan tiga bentuk, yaitu bentuk segitiga, persegi dan segi delapan, kemudian dapat disimpulkan bahwa :. Paving block dengan bentuk segi delapan mempunyai kuat tekan paling tinggi jika dibandingkan dengan paving block bentuk persegi maupun bentuk segitiga. Nilai kuat tekan rata rata tertinggi mencapai 24,4 Mpa pada ketebalan 5 cm dengan umur benda uji 28 hari. 2. Paving block dengan bentuk persegi mempunyai kuat tekan lebih rendah jika dibandingkan dengan paving block bentuk segi delapan, tetapi lebih tinggi jika dibandingkan dengan paving block bentuk segitiga. Nilai kuat tekan rata rata tertinggi pada paving block bentuk persegi mencapai 20,7 Mpa pada ketebalan 5 cm dengan umur benda uji 28 hari. 3. Paving block dengan bentuk segi tiga mempunyai kuat tekan paling rendah jika dibandingkan dengan paving block bentuk persegi maupun bentuk segi delapan. Nilai kuat tekan rata rata yang dicapai pada paving block dengan bentuk segitiga hanya sebesar 3,3 Mpa pada ketebalan 5 cm dengan umur benda uji 28 hari.

5.2. Saran Setelah melakukan penelitian terhadap hasil nilai kuat tekan paving block berdasarkan bentuk geometri persegi, segitiga, dan segi delapan berikut saran yang dapat penyusun sampaikan :. Ditinjau dari segi kekuatan, penggunaan paving block dengan bentuk geometri segi delapan lebih baik jika dibandingkan dengan bentuk persegi maupun segitiga. 2. Paving block sangat baik digunakan terutama pada areal pertamanan, karena mempunyai sifat yang dapat menyerap air. 3. Faktor pemadatan mempunyai pengaruh terhadap nilai kekuatan paving block yang dihasilkan, pemadatan yang dilakukan secara mekanis akan menghasilkan nilai kuat tekan paving block yang lebih baik dan merata pada masing masing paving block. Perlu dilakukan lagi penelitian lanjutan terhadap nilai kuat tekan yang dihasilkan antara pembuatan secara mekanis dan konvensional. 4. Dari hasil penelitian, paving block dengan ketebalan 5 cm mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dari ketebalan 0 dan 5 cm, perlu penelitian lanjutan mengenai hal ini.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 996, SNI-03-069-996 "Bata Beton ( Paving Block )", Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Taufik, 2005, Tugas Akhir Pengaruh Penambahan Tumbukan Batu Bata Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Aus Mortar Sebagai Bahan Dasar Paving Block, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, Semarang. Adibroto, Fauna 2008, Pemanfaatan Limbah Abu Batu Bara Sebagai Pengganti Sebagian Semen Dan Agregat Untuk Pembuatan Paving Block, Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang, Padang. Anonim, 2002, SNI-03-974-990 "Metode Pengujian Kuat Tekan Beton", Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Tjokrodimulyo, Kardijono, 994 "Teknologi Beton", Penerbit Nafiri, Laboratorium Pengujian Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan, Bandung. G. Nawy, Edward, 998, "Beton Bertulang", PT Refika Aditama, Bandung. Mulyono, Tri, 2003 "Teknologi Beton", Penerbit Andi, Yogyakarta.