MENGAJAR KURSUS TANI, OLEH DARWIN RAUF,S.ST I. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERANAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN

LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA. OLEH : SYAMSYIAH GAFUR, dkk

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

VI. PROGRAM DAN STRATEGI PENANGANAN

I. PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan di Indonesia terletak pada pembangunan bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG

JENIS - JENIS METODE PENYULUHAN PERTANIAN PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN

MATERI 1 PEMBAHASAN JADWAL. Manjilala

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti peningkatan

Metode Dan Teknik Penyuluhan Pertanian (LUHT4234)

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

IMPAH KETERAMPILAN METODE SELEKSI BIBIT AYAM KAMPUNG BERBASIS KONSEP PEMULIAAN TERNAK DI DESA GUDANG KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 473 TAHUN 2011 TANGGAL PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI DAN NELAYAN DI KABUPATEN GARUT

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 28 TAHUN 2005

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Selama krisis, usaha di sektor pertanian menunjukkan kinerjanya sebagai

Kegiatan Diskusi Rutin 3 Bulanan, OLEH : AMELIA HAYATI, SSI.,MT. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar pekerjaan utama

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2016 SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME KERJA DAN METODE PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang artinya sebagian besar

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Pelaksanaan PENAS Petani Nelayan XIV Tahun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 14 TAHUN 2005 SERI D

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam hayati yang

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

I. PENDAHULUAN. Menghadapi dan memasuki persaingan dunia kerja sekarang ini diperlukan SDM

I. PENDAHULUAN. kita sebagai negara agraris, dimana sebagian besar jumlah. dapat meningkatkan taraf hidup penduduk dari sektor tersebut.

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2010

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2006

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 6 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DESA GADUNG KECAMATAN TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 kiranya dapat

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan merupakan subsektor yang sangat penting bagi Indonesia

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK TANI (RDKK) PUPUK BERSUBSIDI

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat perkembangan pembangunan

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMPERDAYAAN MASYARAKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi

Transkripsi:

MENGAJAR KURSUS TANI, OLEH DARWIN RAUF,S.ST I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi yang berkepanjangan berdampak terhadap merosotnya kemakmuran sebagian rakyat, maka pembangunan sistem dan usaha pertanian mempunyai peranan yang strategis dalam pembangunan pertanian. Berbagai hal yang perlu diatasi adalah pertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, pemerataan pembangunan dan yang paling penting adalah meningkatkan kemampuan dan kualitas sumberdaya manusia. Sedangkan berbagai tantangan ke depan yang harus dihadapi adalah liberasisasi perdagangan internasional, kemitraan petani yang perlu digalang dan perlunya perlindungan hak-hak petani. Pembangunan pertanian di masa yang akan datang diharapkan berorientasi pada pembangunan sistem usaha agribisnis berbasis inovasi dan sumber daya manusia yang berkompeten sehingga mampu mewujudkan perekonomian nasional yang sehat. Melihat peluang dan tantangan pembangunan pertanian ke depan maka perlu persiapan sumber daya manusia yang tanggap, terampil dan siap menghadapi era perdagangan bebas khususnya di sektor pertanian. Untuk menjamin dan sekaligus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia pertanian agar dapat bersaing di era perdagangan bebas maka perlu adanya usaha untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia pertanian Indonesia yang selama ini masih jauh tertinggal dengan negara tetangga. Dengan potensi dan peluang yang begitu besar di sektor pertanian maka perlu adanya peningkatan ketrampilan, pengetahuan dan pengelolaan usaha yang tepat. Sejalan dengan adanya otonomi daerah maka pemerintah daerah mempunyai kekuasaan penuh dalam peningkatan kemajuan pembangunan pertanian di daerah tingkat II. Potensi yang begitu besar belum tentu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. Tanaman pangan seperti padi merupakan komoditi utama yang ada di Desa Koli Kecamatan Oba Kota Tidore Kepulauan.. ( Laporan Kegiatan Mengajar Kursus Tani Tahun 2016, Oleh Darwin Rauf ) 1

Bentuk peningkatan kemampuan sumber daya manusia khususnya di bidang pertanian/ peternakan yang mengacu pada peningkatan ketrampilan dan kesejahteraan petani salah satunya adalah melalui kursus tani. di Desa Koli Kecamatan Oba Kota Tidore Kepulauan, ini penyuluh melaksanakan kompetensi mengajar kursus tani tentang Manajemen Kelembagaan Petani. B. Tujuan 1. Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan peserta tentang sumberdaya manusia yang handal untuk peningkatan kelembagaan petani 2. Untuk meningkatkan kinerja peserta dan partisipasinya dalam menambah pendapatan melalui kerja sama secara optimal. 3. Agar peserta dapat meningkat kenerjanya dan mau mengikuti setiap pelatihan yang diadakan oleh petugas instansi terkait. C. Manfaat. 1. Menghasilkan petani/nelayan yang cukup berpengetahuan, cakap dan terampil dalam mengelola kelomponya 2. Menghasilkan ibu-ibu tani dan bapak-bapak tani yang dapat mengelola usahatani dan menciptakan keluarga sejahtera 3. Menghasilkan pemuda pemudi tani yang siap menggantikan orang tua mereka sebagai petani yang lebih maju 4. Mempercepat proses adopsi teknologi baru; 5. Menciptakan keakraban antara penyuluh dan petugas pertanian lainnya dengan petani; 6. Mendorong terbentuknya kelompoktani/gapoktan; dan 7. Menghasilkan kontak tani dan kontak wanita tani. 8. Mencetak petani yang handal dan bermutu. ( Laporan Kegiatan Mengajar Kursus Tani Tahun 2016, Oleh Darwin Rauf ) 2

II. TINJAUAN PUSTAKA Kursus tani menurut Suriatna (1987) adalah kursus yang diperuntukkan bagi petani/nelayan dan keluarganya termasuk juga wanita tani dan taruna tani yang diselenggarakan secara sistematis, teratur dan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan menurut Sjafri dalam Sastraatmadja (1993) yang dinamakan kursus tani adalah kegiatan belajar dan mengajar yang diselenggarakan oleh dinas dari para petani dalam satu jangka waktu tertentu. Kursus tani ini dapat diselenggarkan di dalam ruangan kelas ataupun di lapangan dengan prinsip belajar sambil mengerjakan. ( Laporan Kegiatan Mengajar Kursus Tani Tahun 2016, Oleh Darwin Rauf ) 3

III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Waktu dan Tempat Mengajar pada kursus tani dilaksanakan pada tanggal 4 April 2016, bertempat di Aula BP3K Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan. B. Sasaran Petani dan kelompoktani, PPL wilayah binaan, masyarakat dan aparat desa setempat. C. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan ini diantaranya:: Lembaran Persiapan Mengajar (LPM), pena, buku tulis, Laptop, infokus serta ruangan atau tempat pelaksanaan kegiatan. D. Pendanaan Kegiatan Penyelenggaraan Kursus Tani ini dilaksanakan atas program desa dengan menggunakan dana Alokasi Dana Desa (ADD) Desa Koli. E. Metode Metode yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah : Ceramah, diskusi, dan tanya jawab. ( Laporan Kegiatan Mengajar Kursus Tani Tahun 2016, Oleh Darwin Rauf ) 4

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Kegiatan Kursus Tani dilaksanakan yaitu pada tanggal 4 April 2016 jumlah peserta yang hadir 25 orang terdiri dari anggota Kelompok tanii dan tokoh masyarakat, selain dari petani hadir juga para PPL, Kepala BP3K Kecamatan Oba,, Kepala Desa Koli dan Babimsa Koli. LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM) Nama Penyuluh : Darwin rauf 1. Tanggal Pertemuan : 4 April 2016 2. Waktu Pertemuan : 90 menit 3. Tempat : Aula Kantor BP3K Kecamatan Oba 4. Judul : Menajemen Kelembagaan Petani 5. TIK : Setelah mengikuti penyuluhan tentang Menajemen Kelembagaan petani, maka petani harus tahu dan mau melaksanakannya. 6. Rincian Materi : a. Persiapan alat dan bahan b. Cara Penyampaian 7. Metode : Ceramah, diskusi, dan tanya jawab 8. Alat dan Bahan : Alat : Pena Laptop Infokus Bahan : Buku Tulis ( Laporan Kegiatan Mengajar Kursus Tani Tahun 2016, Oleh Darwin Rauf ) 5

Tabel. 1. MATRIK KEGIATAN MENYULUH MENAJEMEN KELEMBAGAAN PETANI NO WAKTU URAIAN MATERI PETUNJUK DEDUKTIF KET. 1. 10 I. PENDAHULUAN a. Pembukaan kegiatan b. Melakukan pre test c. Sekilas kriteria kelompok Tani 2. 45 II. PELAKSANAAN a. Penyampaian materi tentang menejemen kelembagaan petani b. Kegiatan interaksi 3. 5 III. PENGAKHIRAN a. Evaluasi ( dengan melakukan post test ) b. Penutupan kegiatan a. Membuka kegiatan dengan ucapan Basmallah. b. Menjelaskan manfaat dari Kelompok Tani a. Keberhasilan kelompok tani yang utama ditentukan dari kerja sama antara anggota dalam kelompok. b. Memberikan kesempatan kepada peserta suluh untuk bertanya dan diskusi mengenai hal yang berhubungan dengan kegiatan penyuluhan saat itu. a. Meminta kepada salah satu peserta suluh untuk menjelaskan materi yang telah diberikan secara singkat dan menjelaskan kesimpulannya b. Kegiatan ditutup dengan ucapan terima kasih atas kehadirannya dan permohonan maaf apabila ada kesalahan serta kegiatan dituutp dengan Hamdalllah dan salam Metode: a.ceramah b.tanya jawab Metode: a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya jawab Metode: a. Ceramah b. Diskusi ( Laporan Kegiatan Mengajar Kursus Tani Tahun 2016, Oleh Darwin Rauf ) 6

B. Pembahasan 1. Materi Materi yang diberikan oleh penulis adalah Manajemen Kelembagaan Petani Dimana mencakup dari Pengertian Kelembagaan Petani, esensi, fungsi bentuk kelembagaan petani dan Pengelolaan Kelembagaan. Tabel 2. Daftar materi dan pelatih pada kegiatan kursus tani No Jam Pelajaran Materi Pelatih 1. 08.00-08.45 Pembukaan Panitia 2. 08.45-09.30 Potensi wilayah Desa Koli Kepala Desa Koli 3. 09.30-11.45 Kelembagaan Petani Darwin Rauf ( PPL ) 4. 11.45-12.30 Fungsi Kelembagaan Petani Urea Djibrael (Ka.BP3K) Kec. Oba 5. 12.30-14.00 Istitahat Panitia 5. 14.00-15.30 Pengelolaan Kelembagaan Darwin Rauf ( PPL ) 6. 15.30-16.15 Penutup Panitia 2. Peserta Peserta yang hadir pada kegiatan ini adalah Kelompok Tani/ tokoh masyarakat dan tokoh agama Kampung Sumber Rejeki Distrik Kurik Kabupaten Merauke, yang terdiri dari : Kelompoktani /tokoh masyarakat : 19 orang Kepala Desa Koli : 1 orang Kepala BP3K Kec. Oba / Pemateri : 1 orang PPL / Pemateri : 1 orang PPL Wilbin : 3 orang 25 orang 3. Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan kursus tani antara lain : Alat Tulis Peserta dan Pelatih Foto seri Poster ( Laporan Kegiatan Mengajar Kursus Tani Tahun 2016, Oleh Darwin Rauf ) 7

4. Panitia Penyelenggara Panitia penyelenggara kursus tani adalah dari Kepala Desa Koli dengan susunan panitia penyelenggara sebagai berikut : 1. Ketua : Anas.A. Rajak 2. Sekretaris : Nurhasna 3. Bendahara : Diana 4. Seksi seksi : - Perlengkapan : Rusdi - Konsumsi : Amelia - Dokumentasi : Abd Kadir 5. Kendala Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kursus tani adalah : Masalah dana yang dimiliki oleh Desa Koli sebagai penyelenggara kegiatan kursus tani. Pada saat pelaksanaan kegiatan kursus tani yang dilaksanakan atas Program Desa Koli bekerja sama dengan BP3K Kec.Oba, peserta menginginkan agar kursus tani ini bisa dilaksanakan 2 hari. 6. Solusi Mengingat keterbatasan dana yang dihadapi dalam pelaksanaan kursus tani oleh Desa Koli, maka kami mencoba memberikan solusi dengan cara menekan biaya pengeluaran sekecil mungkin untuk belanja bahan konsumsi. Bukti fisik berupa daftar hadir peserta, surat keterangan kepala desa koli dan foto kegiatan terlampir. ( Laporan Kegiatan Mengajar Kursus Tani Tahun 2016, Oleh Darwin Rauf ) 8

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kursus tani yang diikuti oleh 25 peserta dapat berjalan dengan baik dan lancar meskipun dalam pelaksanaannya terdapat keterbatasan dana yang menjadi kendala namun dapat diatasi dengan cara menekan biaya pengeluaran sekecil mungkin. B. Saran Kursus tani yang diadakan atas program desa koli bekerja sama dengan BP3K Kecamatan Oba dan PPL diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan peserta tentang manajemen kelembagaan petani di Desa Koli yang pada gilirannya nanti dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan keluarganya. ( Laporan Kegiatan Mengajar Kursus Tani Tahun 2016, Oleh Darwin Rauf ) 9