PEMANFAAT AN OBYEK WISATA LOMBONGO SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh. Krisnawan Suhendra Pakaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi

BAB V PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP SULAMAN KARAWO. kebutuhan para wisatawan selama mereka berwisata. Ketika wisatawan memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan

BAB I PENDAHULUAN. aspek ekonomisnya. Untuk mengadakan perjalanan wisata orang harus

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

I. PENDAHULUAN. tempat kerja, di rumah, maupun di tempat lain. Aktivitas rutin tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kota Bandung sudah menjadi kota

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia senantiasa membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan. mereka tersebut. Tempat hiburan maupun objek wisata mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. serta wisata budaya sejarah yang menarik bagi wisatawan. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan

2015 STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan orang-orang semakin memiliki kemampuan untuk berwisata dan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. (2.392 meter) dan Gunung Lamongan (1.600 meter), serta di bagian Selatan

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. membuat ulang, sedangkan dalam bahasa inggris re-creation, yang secara harfiah

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Studi Kepuasan Pengunjung Terhadap Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Sebagai Ruang Publik

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar adalah kreativitas dalam menata serta. menghubungkan pengalaman dan pengetahuan sehingga membentuk satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

I. PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata telah diasumsikan sebagai industri yang dapat diandalkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

Sarana Akomodasi Sebagai Penunjang Kepariwisataan. di Jawa Barat. oleh : Wahyu Eridiana

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

Lampiran 1 Kuesioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada saat ini sedang menggencarkan industri pariwisata sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir ini, pariwisata menjadi sebuah kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh. ada hubungan-nya dengan pengunjung obyek wisata itu sendiri yaitu

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIIF TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DALAM MENIKMATI OBYEK WISATA JATIM PARK DI KOTA BATU MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Besaran tarif retribusi Tabel 1. Besaran tarif retribusi tempat rekreasi Kebun Buah Mangunan

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

BAB I PENDAHULUAN. andalan di samping minyak dan gas bumi. Program pengembangan pariwisata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sapikerep yaitu Gunung Bromo yang merupakan gunung terkenal di Jawa. Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang.

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

PENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

INTERVIEW GUIDE ANALISIS PELUANG BISNIS PADA OBYEK WISATA TANGKAHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN Sejarah Singkat SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango

BAB III METODE PENELITIAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI BESAR TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

Transkripsi:

PEMANFAAT AN OBYEK WISATA LOMBONGO SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh Krisnawan Suhendra Pakaya Syarwani Canon Hais Dama Program Studi Pendidikan Ekonomi ABSTRAK Wisata alam Lombongo pada dasarnya merupakan perpaduan antara wisata alam pemandian air panas dan air dingin yang sumbernya dari air terjun yang ada di kawasan hutan Taman Nasional Lombongo. Permasalahan yang menjadi fokus penelitian di sini adalah Dunia pariwisata dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam strategi pembelajaran. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk Untuk mengetahui pemanfaatan kawasan obyek wisata Lombongo sebagai sumber belajar siswa SMK Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif untuk membahas tentang pemanfaatan obyek wisata Lombongo sebagai sumber belajar. Teknik pengumpulan data utama menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai pelengkap dalam pengumpulan data, dianalisis dengan menggunakan pemanfaatan obyek wisata Lombongo sebagai sumber belajar siswa SMK Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Maka hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Dari penelitian yang telah dilaksanakan bahwa obyek wisata Lombongo ternyata mempunyai banyak manfaat. Bukan hanya untuk tempat bersenangsenang akan tetapi dapat dijadikan sebagai sumber belajar oleh siswa-siswa misalnya diskusi, belajar berenang, praktek dan juga sering mengadakan acaraacara seperti festifal band. Terutama siswa-siswa di SMK Negeri 1 Suwawa. Kata kunci: Manfaat Obyek Wisata Sebagai Sumber Belajar 1

PENDAHULUAN Salah satu daerah dalam penentuan obyek wisata yang lakukan, terdapat di Kabupaten Bone Bolango Kecamatan Suwawa Desa Lombongo tepatnya di Lombongo. Sebab daerah ini memiliki potensi wisata, karena secara fisik daerah ini memiliki aset wisata yang cukup beragam yang dapat memenuhi segala kebutuhan kepariwisataan jika aset tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. Selain itu kawasan Lombongo memiliki potensi antara lain: 1) Memiliki nuansa keindahan alam dengan udara yang masih segar dan sejuk, 2) terdapat air terjun dan aliran sungai deras dan panjang dikenal oleh masyarakat Gorontalo yaitu Sungai Bone. Berdasarkan Laporan Master Plan Kabupaten Bone Bolango tahun 2011. Wisata alam Lombongo pada dasarnya merupakan perpaduan antara wisata alam pemandian air panas dan air dingin yang sumbernya dari air terjun yang ada di kawasan hutan Taman Nasional Lombongo. Oleh karena itu, kawasan wisata alam Lombongo merupakan perpaduan antara kawasan hutan (Taman Nasional) dan kawasan non hutan. Pengelolaan kawasan wisata berupa pemandian dengan berbagai fasilitas yang ada dilakukan oleh Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Bone Bolango, sedangkan kawasan wisata alam hutannya dibawah pengelolaan Balai Taman Nasional Lombongo Kementerian Kehutanan (Taman Nasional Bogani Nani Wartabone). Proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan siswa melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi pelajaran. Sesuai dengan perkembangan jaman, pada saat ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat pesat maka proses pembelajaran tidak lagi dimonopoli oleh adanya kehadiran guru di dalam kelas. Siswa dapat belajar kapan dan di mana saja, dan materi apa sesuai dengan minat dan gaya belajar mereka. Guru sebagai perencana pembelajaran dituntut untuk mampu merancang pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai jenis media dan sumber belajar yang sesuai agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien. 2

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan, sekolah mengadakan berbagai kegiatan yang bersifat edukatif dan positif. Hal ini tentunya menjadi program yang sangat menarik bagi siswa-siswa, baik siswa SD, SMP, maupun SMA/SMK. Salah satu metode pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu metode karya wisata. Metode karya wisata digunakan untuk memperdalam kebutuhan informasi pelajarannya dengan melihat kenyataanya. Tempat wisata ini diharapkan menjadi inspirasi dan meningkatkan ilmu bagi siswa baik SD, SMP, maupun SMA/SMK, terutama siswa SMK negeri 1 Suwawa telah menjadikan wisata lombongo itu sebagai sumber belajar mereka. Berdasarkan teori yang di kemukakan oleh Abdul (2013: 215) mengemukakan bahwa: karya wisata menpunyai arti tersendiri, berbeda dengan karya wisata dalam arti umum. Karya wisata disini artinya kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar. Jadi fase ini merupakan pelaksanaan kegiatan belajar karya wisata dengan bimbingan guru. Pada akhirnya karya wisata, siswa diminta laporannya baik lisan maupun tertulis mengenai inti masalah yang telah dipelajari pada waktu karya wisata. Menurut Roestiyah (2012: 85) menyatakan bahwa teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata di harapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang, serta dapat bertanya jawab, mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang di hadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Mereka juga bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang di hadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang timbul dapat diidentifikasikan sebagai berikut: Sebagian sekolah menggunakan obyek wisata Lombongo itu sebagai sumber belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut : Untuk mengetahui pemanfaatan kawasan 3

obyek wisata Lombongo sebagai sumber belajar siswa SMK Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode yang di anggap relevan dengan permasalahan yang ada, yakni metode deskriptif kualitatif. Tempat penelitian di Desa Lombongo Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian yaitu selama 4 bulan, dari maret 2013 sampai dengan juni 2013. Penelitian ini bersifat kualitatif. Dimana penulis mendeskripsikan penelitian ini di lihat dari pemanfaatan obyek wisata Lombongo sebagai sumber belajar secara kualitatif, dengan menggunakan data-data berupa informasi dan keterangan serta fenomena yang terjadi di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, bertindak sebagai pelaku sekaligus pengumpul data. Karena bertindak sebagai pelaku, peneliti senantiasa akan berhubungan dengan subjek yang di teliti, dalam hal ini intruksional. Jenis Data. Data yang diperoleh melalui penelitian ini adalah kualitatif berupa hasil informasi tentang manfaat obyek wisata alam Lombongo sebagai sumber belajar. Sumber Data. Memperhatikan permasalahan yang menjadi fokus kajian, maka sumber data dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 1 Suwawa informasi atau data yang di peroleh lebih akurat. Setiap proses pengumpulan data memerlukan prosedur-prosedur atau teknikteknik tertentu, sehingga seluruh data yang di perlukan di kumpulkan untuk di jadikan bahan dan pengambilan kesimpulan. Bekenaan dengan pengumpulan data penelitian, Tuloli (Arikunto, 2002:34) mengemukakan bahwa teknik pengumulan data yang lazim di gunakan dalam kegiatan penelitian kualitatif yang satu dengan yang lainnya, saling melengkapi antara lain, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah data-data terkumpul, maka di lakukan kegiatan analisis data. Proses analisis data di lakukan sejak awal hingga selesai pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau pemaknaan. Analisis data selain di deskripsikan secara kualitatif, juga akan di analisis lewat perolehan hasil wawancara. Data tentang kegiatan pemanfaatan di tempat obyek wisata Lombongo juga termasuk 4

data yang akan di analisis dan interpretasi, lebih lanjut sebagai pendukung data hasil observasi dan wawancara untuk membantu peneliti dapat sampai pada kesimpulan akhir penelitian. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara melakukan tukar pendapat dengan teman sejawat. meninjau ulang hasil wawancara, serta data tentang pemanfaatan obyek wisata Lombongo sebagai sumber belajar siswa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Obyek Penelitian Secara historis dahulu desa ini adalah Humbungo artinya lumbung makanan, buah-buahan berupa jagung, kacang tanah, kelapa dan buah pisang, dan durian. Karena saat itu tanah dalam keadaan subur sehingga saat panen hasilnya melimpah ruah. Setelah pada saat pemerintahan keluarga ente tahun 1813 nama desa dirubah menjadi desa Lombongo. Nama desa Lombongo berlaku sampai saat ini. Wisata Alam Lombongo terletak di Desa Lombongo, Kecamatan Suwawa Tengah. Kabupaten Bone Bolango. Wisata alam Lombongo pada dasarnya merupakan perpaduan antara wisata alam pemandian air panas dan air dingin yang sumbernya dari air terjun yang ada di kawasan hutan Taman Nasional Lombongo. Oleh karena itu, kawasan wisata alam Lombongo merupakan perpaduan antara kawasan hutan (Taman Nasional) dan kawasan non hutan. Pengelolaan kawasan wisata berupa pemandian dengan berbagai fasilitas yang ada dilakukan oleh Dinas Perhubungan dan pariwisata Kabupaten Bone Bolango, sedangkan kawasan wisata alam hutannya dibawah pengelolaan Balai Taman Nasional Lombongo Kementerian Kehutanan (Taman Nasional Bogani Nani Wartabone). 5

Struktur organisasi Desa Lombongo BPD KEPALA DESA SEKERTARIS KAUR PEMERINTAH KAUR PEMBANGUNAN KAUR UMUM KADUS KADUS KADUS III I II POTONO BUHAA BALI Gambar 2. Struktur Organisasi Desa Lombongo KADUS IV WISATA Wisatawan yang datang ke obyek wisata Lombongo pada umumnya adalah wisatawan lokal, yakni datang dari Kabupaten Bone Bolango dan sekitarnya seperti Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo. Seperti halnya obyek wisata seacra umum, kunjungan wisatawan paling banyak terjadi hari Sabtu, Minggu, dan hari-hari libur. Pada saat ini, jumlah pengunjung di akhir pekan, hanya berkisar 300 orang. Kondisi ini sangat berbeda dibandingkajn dengan kondisi sebelum terjadi banjir yang merusak fasilitas di kawasan obyek wisata yang terjadi pada tahun 2007. Jumlah Kunjungan Wisata Lombongo Jenis Obyek Wisata Lokasi ( Kec & Desa ) Jumlah Kunjungan Per-tahun Wisata Lombongo Kec. Suwawa - 2009 berjumlah 1.770 Kab. Bone Bolango - 2010 berjumlah 3.562-2011 berjumlah 3.918-2012 berjumlah 3.251 Sumber : Dinas Perhubungan Pariwisata Kab. Bone Bolango 6

Hasil Wawancara Dari Salah Satu Guru Menurut pendapat dari Ibu Retni Latif bahwa: Menurut saya kalau obyek wisata Lombongo itu dijadikan sebagai sumber belajar siswa itu, sangat bagus dan baik sekali kalau dilihat dari situasinya.apalagi kalau dilihat dari pelajaran ekonomi disitu terdapat kantin-kantin, pembayaran tiket masuk, dan pembayaran parkir. Nah mereka akan mengetahui pendapatan biaya yang ada di tempat obyek wisata Lombongo. Hal-hal yang sangat penting dalam obyek wisata Lombongo itu yaitu obyek yang dijadikan sebagai proses pembelajaran, dari segi wilayahnya. Karena tempat dan lokasinya itu bebas dilihat dari pemandangannya.jadi di samping kita melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar, kita juga bisa menikmati indahnya pemandangan yang ada dilokasi obyek wisata Lombongo itu. Jadi mereka bisa bisa merespon keadaan alam yang ada di tempat obyek wisata alam Lombongo itu. Obyek wisata alam lombongo merupakan daya tarik baik dari masyarakat maupun siswa-siswa terutama siswa SMK Negeri 1 Suwawa. Karena selain pemandangan yang indah, obyek wisata Lombongo juga tempatnya sangat dekat untuk dikunjungi oleh siswa SMK Negeri 1 Suwawa. Sesuai dengan hasil yang telah didapatkan dari salah satu guru (Retni Latif) yang pernah memberikan atau telah melaksanakan metode pembelajaran yaitu metode karya wisata di tempat obyek wisata Lombongo bahwa ibu Retni Latif berpendapat yang dimana metode karya wisata termasuk dalam program sekolah dan mungkin baru SMK Negeri 1 Suwawa saja yang telah melaksanakan atau memakai metode pembelajaran karya wisata. Namun, siswa-siswa SMK Negeri 1 suwawa mengunjungi tempat wisata alam Lombongo, bukan hanya melaksanakan atau tergantung dari metode karya wisata saja. Akan tetapi siswa-siswa tersebut sering melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berada di tempat wisata alam Lomobongo tapi masi dalam pengawasan guru. Manfaat dari pada obyek wisata alam Lombongo itu untuk siswa mereka bisa belajar dengan bebas. Berbeda dengan di dalam kelas. Karena kalau di dalam kelas, mereka hanya fokus atau monoton di ruangan kelas saja. Sedangkan kalau 7

belajar di tempat wisata alam Lombongo, mereka dapat merasakan dan dapat menikmatinya. Obyek wisata Lombongo merupakan peranan penting untuk dijadikan sebagai sumber belajar siswa. Karena dilihat situasinya yang dimana siswa di SMK itu tidak hanya monoton belajar di dalam ruangan kelas saja. Akan tetapi sebaiknya mereka juga harus belajar di tempat-tempat seperi itu, agar mereka tidak merasa bosan dengan pelajaran yang kami berikan. melaksanakan pembelajaran di tempat obyek wisata Lombongo itu memakan waktu 2 jam. Setelah itu mereka diberi kebebasan atau istirahat untuk melihat pemandangan yang ada di tempat obyek wisata Lombongo itu. Hasil Wawancara Dari Siswa Menurut pendapat dari Simyar Ambela bahwa: saya sering-sering pergi ke tempat obyek wisata Lombongo itu. Karena ingin menikmati keindahan alamnya. Saya datang ke tempat obyek wisata Lombongo itu dalam rangka, apabila ada kegiatan sekolah, selain itu datang untuk bersenang-senang atau berlibur. Apabila wisata Lombongo itu dijadikan sebagai sumber belajar, maka itu akan menjadi lebih bagus, dan memotivasi para-para pengunjung. Wisata Lombongo itu saya jadikan sebagai sumber belajar, sejak tahun 2012. Wisata Lombongo itu juga menjadi prioritas masyarakat Lombongo. Karena selain indah, udaranya sangat sejuk. Saya menggunakan motor untuk datang ke tempat obyek wisata Lombongo itu. Sampai ke tempat itu, memakan waktu sekitar 30 menit. Kendala-kendala yang sering saya hadapi pada saat melaksanakan kegiatan yaitu panas, dan hujan. Kalau menurut saya, tempat wisata Lombongo itu tidak nyam untuk dijadikan sebagai sumber belajar. Karena akan terganggu dengan orang banyak. Sepengetahuan saya, tempat wisata Lombongo saat ini tidak terawat lagi semnjak datangnya banjir. Fasilitas yang ada di tempat obyek wisata Lombongo itu adalah kolam renang, pelampung, kamar ganti. Dengan melihat kondisi wisata Lombongo saat ini, bahwa tempat wisata Lombongo tidak layak lagi untuk dipakai sebagai sumber belajar. Karena kurang terawat. Tanggapan saya ketika 8

nantinya obyek wisata Lombongo ini akan diperbaiki maka saya sangat bersyukur karena apa, agar lebih banyak lagi orang yang mengunjunginya lagi. Kegiatankegiatan yang pernah saya laksanakan di tempat wisata Lombongo yaitu belajar, berenang dan menikmati suasana yang ada di tempat wisata Lombongo. Waktu yang saya pakai untuk melaksanakan kegiatan itu adalah kurang lebih 1 jam. SIMPULAN Dari penelitian yang telah dilaksanakan bahwa obyek wisata Lombongo ternyata mempunyai banyak manfaat. Bukan hanya untuk tempat bersenang-senang akan tetapi dapat dijadikan sebagai sumber belajar oleh siswa-siswa misalnya diskusi, belajar berenang, praktek dan juga sering mengadakan acara-acara seperti festifal band. Terutama siswa-siswa di SMK Negeri 1 Suwawa. 9

DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsini. 1996. Prosedur penelitian. Jogyakarta: Rineka Cipta. Imran Hambali.2012. Penulisan Proposal Penelitian Skripsi (Kualitatif). Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo. Majid Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Master Plan Kabupaten Bone Bolango 2011. Penyusunan RIPDA Kabupaten Bone Bolango. Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta 10