BAB I PENDAHULUAN. pokok Polri adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, memberikan

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KRIMINOLOGI TENTANG PENYALAHGUNAAN SENJATA API YANG DILAKUKAN OLEH APARAT POLISI DI POLDA GORONTALO ARTIKEL DI SUSUN OLEH

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana sekarang ini telah menjadi suatu fenomena, dimana hampir setiap hari ada berita

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

I. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara hukum, hal ini tertuang pada

BAB III METODE PENILITIAN. Metode penelitian merupakan salah satu unsur mutlak dalam suatu

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penyalahgunaan senjata api oleh aparat dapat dibedakan dalam dua hal

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan merugikan masyarakat (Bambang Waluyo, 2008: 1). dengan judi togel, yang saat ini masih marak di Kabupaten Banyumas.

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Primary needs, Pengalaman-pengalaman tersebut menghasilkan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. pidana menjadi sorotan tajam dalam perkembangan dunia hukum.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat mudah

BAB IV ANALISIS YURIDIS PERATURAN KAPOLRI NOMOR 1 TAHUN 2009 TERKAIT PENGGUNAAN SENJATA API PADA TUGAS KEPOLISIAN PERSPEKTIF MAS}LAH}AH MURSALAH

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang buruk terhadap manusia jika semuanya itu tidak ditempatkan tepat

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengertian yang berbeda. Dimana secara yuridis-formal, kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Ketentuan konstitusi tersebut berarti bahwa dalam praktek

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang berlandaskan atas hukum, hal sesuai

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepolisian negara lainnya, namun secara universal terdapat adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pemasyarakatan yang berperan penting dalam proses penegakan hukum. Untung S. Radjab (2000 : 22) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia memperluas fungsi dan tugas kepolisian yang meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kriminalitas berasal dari kata crimen yang berarti kejahatan. Berbagai sarjana

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. sistem kontrol sosial akibat perubahan sosial yang terjadi. Perubahan sosial

BAB I PENDAHULUAN. dapat diungkap karena bantuan dari disiplin ilmu lain. bantu dalam penyelesaian proses beracara pidana sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian sebagai badan pemerintah yang diberi tugas memelihara

ANALISA DAN EVALUASI BULAN APRIL TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Undang-Undang

cenderung meningkat, juga cukup besar dibandingkan komponen pengeluaran APBN yang lain,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah salah satu institusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. ini, yakni: pertama, memberikan layanan civil (Civil Service); kedua,

BAB I PENDAHULUAN. keterikatan dan keterkaitan dengan komponen-komponen lainnya.

I. PENDAHULUAN. hukum sebagai sarana dalam mencari kebenaran, keadilan dan kepastian hukum. Kesalahan,

BAB I PENDAHULUAN. kenyamanan dalam rangka menuju masyarakat sejahtera, adil, dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

I. PENDAHULUAN. Petasan merupakan peledak yang berdaya ledak rendah atau low explosive.

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta kaidah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI. WILAYAH KOTA SIBOLGA (Studi Pada Polres Sibolga) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. hingga mampu, menekan terjadinya setiap permasalahan dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. tanpa ada satu pun aparat keamanan muncul untuk mengatasinya. Selama ini publik Jakarta

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya Barat yang masuk melalui

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara Hukum. Di samping itu Pasal 27 Ayat 1 (1) Undang -

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

I. PENDAHULUAN. seseorang (pihak lain) kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepolisian memiliki peranan penting dalam mewujudkan keamanan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan senjata api di Satuan

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa ketentuan badan-badan lain

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

I. PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar keseimbangan

I. PENDAHULUAN. dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. karna hukum sudah ada dalam urusan manusia sebelum lahir dan masih ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat pesat pada saat ini dan tingkat

I. PENDAHULUAN. hukum serta Undang-Undang Pidana. Sebagai suatu kenyataan sosial, masalah

I.PENDAHULUAN. Kejahatan merupakan salah satu masalah kehidupan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT TAHANAN DAN BARANG BUKTI

ANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

2017, No Penggunaan Senjata Api Dinas di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1996 te

BAB III PENUTUP. ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Lebih selektif dalam memberikan rekomendasi izin; penggunaan senjata api; Tindakan Kepolisian;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia salah satunya Kota Malang terdapat tradisi yang biasanya

I. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan membangun dalam rangka mengisi kemerdekaan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa. bantuan orang lain dan terjadi ketergantungan juga

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi demi perkembangan dan pertumbuhannya. kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

BAB I PENDAHULUAN. dan terwujudnya rasa aman, tentram, tertib dan damai sebagai suatu amanah dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kurun waktu, setiap zaman memiliki penjahatnya sendiri atau

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

DAFTAR PIRANTI LUNAK PADA SAT RESKRIM LOMBOK TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun Setiap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepolisian Republik Indonesia (Polri) adalah apartur Negara yang bertugas sebagai penegak hukum 1. Hal ini tercantum dalam pasal 13 UU Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Disamping itu tugas pokok Polri adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat 2. Dalam melaksanakan tugas sebagai penegak huukm Polri dituntut harus tegas, kuat dan perkasa melalui kebijakan perpolisian msyarakat terus dikembangkan hingga mampu, menekan terjadinya setiap permasalahan dalam kehidupan masyarakat agar tidak menjadi kejahatan atau setiap permasalahan lainnya 3. Di dalam penegakan hukum Polri sebagai salah satu komponen dari criminal justice system berhadapan langsung dengan berbagai macam kompleksitas kejahatan juga rawan terhadap terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh anggota Polri, khususnya anggota-anggota dilapangan yang dibekali dengan senjata api, dimana senjata api bukanlah untuk menakut-nakuti masyarakat tetapi untuk melumpuhkan pelaku kejahatan ditengah-tengah masyarakat, sehingga dapat diproses sesuai hukum yang berlaku 4. 1 Undang-undang tentang POLRI No 2 Tahun 2002 pasal 13 2 Ibid..,pasal 1 3 Muladi Dan Barda Nawawi Arif, Teori-Teori Dan Kebijakan Pidana,Bandung:Alumni 2005.hal:12 4 Ibid..,

Menyadari tentang pentingnya peraturan Kapolda tentang Tata Cara Pemberian Izin Pinjam Pakai Senjata Api Organik Polri di jajaran Polda Gorontalo. Kapolda mengharapkan, Peraturan ini tidak hanya tertulis dan tersimpan rapi di dalam lembaran-lembaran kertas tetapi harus benar-benar operasional, mengatur tata cara pemberian izin pinjam pakai senjata api organik agar tidak terjadi penyalahgunaan dan pelanggaran-pelanggaran bagi pemengang senjata api. Oleh sebab itu, peraturan Kapolda ini dapat dijadikan pedoman dalam memperoleh senjata api bagi setiap anggota Polda Gorontalo khususnya yang bertugas dilapangan. Adapun tentang identitas data catatan pelanggaran personel Polda Gorontalo dan jajaran periode tahun 2012 : Briptu Moh. Rizki islami maliki pada saat menjabat sebagai Ba Sat Lantas Polres Gorontalo Polda Gorontalo diduga melakukan pelanggaran disiplin yakni penyalahgunaan senjata api dengan cara sengaja membuang tembakan sebanyak 1 kali berupa peluru tajam mengarah ke atas tanpa alasan yang jelas, kejadian ini terjadi pada tanggal 28 januari 2012. Briptu Rindwan usman pada saat menjabat sebagai Ba Sat Reskrim Polres Limboto Polda Gorontalo diduga melakukan pelanggaran disiplin yakni terlibat kesalahpahaman dengan salah seorang anggota kodem 13/04gorontalo a.n Letda Inf. Roy Bumulo didepan pintu masuk hotel quality pada sekitar pukul 04.30 wita sehingga menyebabkan perdebatan antara kedua insiden tersebut berakhir rusaknya mobil milik Letda Inf. Roy bumulo dikarenakan terkena peluru senpi yang tidak dikenal pelakunya.

Berdasarkan dua kasus di atas, terlihat bahwa terjadi pelanggaranpelanggaran ditubuh kepolisian khususnya pelanggaran ataupun kelalaian dalam bidang penyalahgunaan senjata api. Keadaan ini sangat disesalkan dimana bahwa penyalahgunaan senjata api dewasa ini dilakukan oleh aparat Polri itu sendiri yang seharusnya melindungi masyarakat dan sekarang malah meresahkan masyarakat. Kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. Lalu krimonologi adalah ilmu pengetahuan tentang kejahatan, Kartono (1999: 122) 5. Definisi kejahatan secara yuridis adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan (immoril), merugikan masyarakat, a- sosial sifatnya dan melanggar hukum serta undang-undang pidana 6. Secara sosiologis, kejahatan adalah semua bentuk ucapan, perbuatan, dan tingkah laku yang secara ekonomis, politis, dan sosial-psikologis sangat merugikan masyarakat, melanggar norma-norma susila, dan menyerang keselamatan warga masyarakat (baik yang tercantum maupun yang belum tercantum pada undang-undang pidana) 7. Dari uraian di atas jelas bahwa penyalahgunaan senjata api oleh aparat polri merupan suatu tindak kriminal karena meresahkan masyarakat, Oleh karena itu penulis ingin mengkaji dan meneliti hal tersebut dengan mengangkat topik : Analisis Kriminilogi Tentang Penyalahgunaan Senjata Api Yang Dilakukan Oleh Aparat Polisi Di Polda Gorontalo. 5 Rukmini, Mien,S.H M.s. 2006. Aspek Hukum Pidana Dan Kriminologi. PT.Alumni : Bandung.hal : 23 6 Ibid 7 Ibid..,

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan diuraikan berdasarkan uraian latar belakang diatas adalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa yang menyebabkan penyalahgunaan senjata api yang dilakukan oleh aparat polri? 2. Bagaimana penindakan oleh aparat Polri terhadap penyalahgunaan senjata api? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penilitian berdasarkan uraian rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Faktor-faktor penyebab penyalahgunaan senjata api yang dilakukan oleh aparat polri 2. Untuk mengetahui penindakan oleh aparat Polri terhadap penyalahgunaan senjata api. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat mengembangkan pengetahuan tentang Faktor-faktor penyebab penyalahgunaan senjata api oleh aparat polri dan penindakan oleh aparat Polri terhadap penyalahgunaan senjata api serta memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan pada umumnya maupun ilmu hukum pada khususnya.

2. Manfaat Praktis a) Bagi Penulis Agar dapat mengetahui Faktor-faktor penyebab penyalahgunaan senjata api oleh aparat polri dan penindakan oleh aparat Polri terhadap penyalahgunaan senjata api. b) Bagi Masyarakat Agar memberikan pengetahuan yang jelas mengenai kepemilikan dan penggunaan senjata api oleh aparat Polri agar masyarakat tidak resah dengan hal tersebut. c) Bagi Pemerintah Agar dapat memberikan sumbangsi positif, dan digunakan sebagai bahan alternative dalam tindakan penyalahgunaan senjata api. d) Bagi penegak hukum. Dapat dijadikan pengetahuan agar tidak melakukan penyalahgunaan senjata api, dan melaksanakan tugas sesuai aturan yang berlaku.