Joddi Iryadi Candra, Winarti Zahiruddin*, Desniar

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI PRODUK BEKASAM IKAN BANDENG (Chanos chanos) Oleh : Joddi Iryadi Candra C

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

xo-ak 8Fv ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI HALOTOLERAN PADA PEDA IKAN KEMBUNG (Rastreffiger ssp.) Oleh : Suci Dwi Novi Savitri C

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Komposisi media pertumbuhan bakteri

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

II. METODELOGI PENELITIAN

KARAKTERISASI MUTU DARI PRODUK FERMENTASI IKAN BUDU TENGGIRI (Scomberomorus guttatus) 1. Oleh YUSRA ABSTRAK

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH :

3. METODOLOGI PENELITIAN

Uji Kosser Sitrat Hidrolisis Lemak Uji Oksidase dan Katalase Hidrolisis Gelatin Motilitas Hidrolisis Kasein Uji H2S Uji Indol Reduksi Nitrat

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

4. PEMBAHASAN Fermentasi Acar Kubis Putih

Pseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

Teknik Isolasi pada Mikroba

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Oleh : SURYA HADI SAPUTRA H

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA SAYUR ASIN YANG DIPRODUKSI DENGAN MEDIA AIR KELAPA DAN AIR TAJIN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Kemurnian Isolat Bakteri Asam Laktat dan Bakteri Patogen Indikator Morfologi Sel

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.

II. TINJAUAN PUSTAKA. makanan yang tidak tercerna. Alat pencernaan itik termasuk ke dalam kelompok

BAB III METODA PENELITIAN

PENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

Teknik Identifikasi Bakteri

METODE Lokasi dan Waktu Materi

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PEMBENTUK ASAM LAKTAT DALAM DAGING DOMBA

I. PENDAHULUAN. negara dengan ciri khas masing-masing. Makanan fermentasi tersebut diolah

III. METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

KARAKTERISASI SIFAT BIOKIMIA ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIHASILKAN DARI PROSES FERMENTASI WIKAU MAOMBO ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

3. HASIL PENELITIAN Fermentasi Asinan Rebung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

III. MATERI DAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Keragaman Bakteri Endofit Pada Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Leor Dan Duri Di Kabupaten Subang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di

METODE PENELITIAN Pengambilan sampel akan dilakukan di kolam budidaya ikan Bawal air

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi eksploratif untuk

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI HALOTOLERAN PADA PEDA IKAN KEMBUNG (Rastrelliger sp.) Oleh : Suci Dwi Novi Savitri C

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

STUDI PEMANFAATAN KULIT CEMPEDAK DALAM PEMBUATAN MANDAI STUDY ON MAKING USE OF SKIN CEMPEDAK MANDAI

I. PENDAHULUAN. yaitu berkisar jam pada suhu ruang 27 C. Salah satu alternatif untuk

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

KARAKTERISTIK LACTOBACILLUS SPESIES YANG DIISOLASI DARI DAGING SAPI

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

Y ij = µ + B i + ε ij

II. METODELOGI PENELITIAN

Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran yang

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI PROBIOTIK PADA SALURAN PENCERNAAN IKAN LAIS (Kryptopterus spp.)

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Balai Penyelidik dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. METODE PENELITIAN

Isolasi Bakteri Pendegradasi Limbah Industri Karet dan Uji Kemampuannya dalam Perbaikan Kualitas Limbah Industri Karet

Diterima 7 Januari 2015 / Disetujui 21 Januari 2015 ABSTRACT

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI PRODUK BEKASAM IKAN BANDENG (Chanos chanos) Isolation and Chracterization of Lactic Acid Bacteria from Bandeng (Chanos chanos) Bekasam Joddi Iryadi Candra, Winarti Zahiruddin*, Desniar Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB, Darmaga, Bogor, 16680 Diterima Maret 2007/Disetujui September 2007 Abstract Bekasam is one of the fishery product fermentation by using lactic acid bacteria. Bekasam is still made traditionally by applying spontaneous fermentation that cause product s quality inconsistent. This research aims to analyze bacteria characteristics that isolated from bekasam and predict its types based on morphology and physiology characteristics. This research consists of three steps which are material analysis, isolation, and bacteria characterization. The result of this characterization is used to predict the bacteria type based on identification key. In this research milkfish bekasam is from traditional fishery product (pengolah) in Indramayu. It is predicted that milkfish has been fermented for two (2) weeks so that bekasam can be obtained. The analysis results shows that milkfish bekasam has Na Cl concentration 3.26 %, ph 4.46 and lactic acid total 1.30 %. Bacteria isolation from bekasam is chosen 5 (five) colony which grows dominantly and have different morphology. Those colony are isolated several times by quadrant scratch methode by using MRSA media until the pure culture can be obtained. The isolate are characterized based on morphology and physiology characteristic. Based on the characterization result, it is predicted that isolate B1, B3, and B5 are bacteria Staphylococcus sp., isolate B2 is Erysipelothrix or Lactobacillus, and isolate B4 is family of Streptococcacea which are Streptococcus sp. or Gemella. Key words : characterization, fermentation, isolation, lactic acid bacteria, milkfish (Chanos chanos) bekasam PENDAHULUAN Ikan dikenal sebagai sumber protein hewani yang mempunyai nilai gizi tinggi. Disamping itu ikan mempunyai sifat mudah rusak, sehingga perlu dilakukan pengolahan untuk memperpanjang masa simpannya. Salah satu cara pengolahan ikan adalah melakukan fermentasi dengan memanfaatkan bakteri asam laktat. Salah satu contoh produknya adalah bekasam. Pembuatan bekasam masih dilakukan secara tradisional dengan menerapkan fermentasi spontan. Hal ini menyebabkan jumlah dan jenis mikroba yang berperan dalam bekasam beraneka ragam, sehingga produk yang diperoleh mutunya tidak konsisten. Sampai saat ini belum ada penelitian yang berkaitan dengan mikrobiologi bekasam, sehingga belum diketahui jenis mikroba yang berperan aktif di dalamnya. Bekasam ikan dibuat dengan cara menambahkan garam dan nasi sebagai sumber karbohidrat atau energi untuk pertumbuhan bakteri yang berperan. *Korespondensi: Telp/Fax: (0251) 622915 14

Bekasam dibuat dengan menambahkan garam konsentrasi tinggi dan nasi sebagai sumber karbohidrat yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi bagi pertumbuhan mikroba yang berperan. Penambahan gula atau sumber-sumber karbohidrat lainnya pada fermentasi ikan dilakukan karena gula dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi pertumbuhan bakteri. Bakteri asam laktat dapat mengubah gula menjadi asam laktat yang menyebabkan penurunan ph dan menciptakan suasana asam yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba lainnya (Irawadi, 1979). Penurunan ph tidak saja menghasilkan flavor asam laktat yang khas tetapi juga akan meningkatkan kekerasan (tekstur) dan memberikan rasa enak akibat terjadinya proses denaturasi protein (Smith dan Palumbo, 1981; Daly et al. 1973 diacu dalam Yin dan Jiang, 2001). Penggunaan garam yang tinggi dalam proses fermentasi akan menyebabkan tumbuhnya bakteri asam laktat (Chyun et al., 1976 diacu dalam Sumanti, 1988). Bakteri pembentuk asam laktat dalam acar, sosis, sayur asin dan lain-lain, biasanya toleran terhadap konsentrasi garam 10 18 % (Winarno et al., 1980). Mikroba patogen Salmonella dan Escherichia coli yang membahayakan manusia dapat dicegah pertumbuhannya pada kadar garam 10 12 % (Ilyas, 1972 diacu dalam Wahyuni, 1992). Pada kadar garam lebih dari 20 % yang mampu tumbuh hanya mikroorganisme halofilik yang mempunyai aktivitas proteolitik (Pelczar dan Chan, 1988). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri asam laktat yang berkembang dalam produk fermentasi dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme alam, seperti Listeria monocytogenes dan Staphylococcus aureus, dalam produk daging olahan (Bacus, 1984; De Vuyst dan Vandamme, 1994; Ennahar et al., 1996; Contreras et al., 1997 diacu dalam Yin et al. (2002). Daya awet produk kemungkinan disebabkan oleh adanya berbagai senyawa antibakteri yang terbentuk (Gilliland, 1985; Klaenhammer, 1988; Jimenez Diaz et al., 1993, De Vuyst dan Vandamme, 1994 diacu dalam Yin et al., 2002). Bacteriocins dapat diproduksi oleh bakteri Gram positif yang merupakan protein yang aktif secara biologis dan memperlihatkan aktivitas bakterisida (membunuh bakteri) (Tagg et al., 1976; Jack et al., 1995 diacu dalam Yin et al., 2002). Bacteriocin diproduksi oleh bakteri asam laktat yang kemudian menghambat beberapa bakteri patogen, seperti Bacillus cereus, Clostridium perfringens, Listeria sp. dan 15

Staphylococcus aureus (Carminati et al., 1989; Harris et al., 1989; Schillinger dan Lucke,1989; Spelhaug dan Harlander, 1989 diacu dalam Yin et al., 2002). Dalam penelitian ini bekasam ikan bandeng yang digunakan berasal dari pengolah hasil perikanan tradisional di Indramayu, diperkirakan proses fermentasinya telah berlangsung selama 2 minggu. Sebagai dasar untuk mengidentifikasi jenis mikroba diperlukan adanya isolasi dan karakterisasi. Setelah diperoleh biakan murni dan diidentifikasi jenisnya, selanjutnya bakteri tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai starter dalam proses pembuatan produk fermentasi lainnya, seperti bekasam dan produk lain, agar dihasilkan mutu yang baik dan konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bakteri yang dapat diisolasi dari produk bekasam dan menduga jenisnya berdasarkan sifat-sifat morfologi dan fisiologinya. METODOLOGI Bahan utama yang digunakan adalah bekasam ikan bandeng (Chanos chanos) yang diperoleh dari pengolah tradisional di daerah Indramayu dan diperkirakan telah mengalami proses fermentasi selama 2 minggu. Bahan lain yang digunakan adalah NaCl, potasium khromat, perak nitrat, fenoftalein, NaOH 0,1 N, kristal violet, safranin, lugol, alkohol 96 %, malachite green, minyak immersi, H 2 O 2 3 %, bromthymol blue, egg yolk, plasma kelinci, pereaksi Kovacs, asam sulfanilat, dimetil alpa-naphtylamin, lemak 1 %, p-aminodimetilanilin oksalat 1 %, neutral red, parafin, dan beberapa media agar untuk analisis fisiologis. Alat yang digunakan adalah erlenmeyer, tabung reaksi, beaker glass, ph-meter, cawan petri, inkubator, gelas objek, jarum ose, mikroskop cahaya, foto digital mikroskopik, water bath, pembakar bunsen, lemari es, dan vortex. Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: (1) analisis bahan yang meliputi pengukuran kadar garam, ph, dan total asam laktat; (2) isolasi bakteri dengan teknik goresan kuadran; dan (3) karakterisasi bakteri berdasarkan sifat morfologi dan fisiologisnya. Sifat morfologi yang diamati meliputi morfologi koloni (bentuk dan warnanya) dan morfologi sel (bentuk sel, pewarnaan gram dan pewarnaan spora). Sifat fisiologis yang diamati meliputi katalase, oksidase, oksidatif-fermentatif Baird Parker, uji penduga (kualitatif) Staphylococcus, koagulase, indol, reduksi nitrat, H 2 S, fermentasi glukosa, pembentukan gas dan asam, penggunaan sitrat sebagai sumber energi, aktivitas 16

proteolitik, hidrolisis lemak dan hidrolisis pati (Lay dan Hastowo, 1992). Hasil karakterisasi digunakan untuk menduga jenis bakteri berdasarkan kunci identifikasi dari Cowan dan Steel (1974) serta Holt et al. (1994). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Bahan Tahap analisis bahan bertujuan untuk mengetahui karakteristik bekasam ikan bandeng sebagai informasi awal sebelum dilakukan isolasi dan karakterisasi bakteri. Hasil analisis kimia bekasam dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Analisis kimia sampel bekasam ikan bandeng (Chanos chanos) Parameter Hasil analisis Kadar garam (NaCl) 3,26 % Nilai ph 4,46 Total asam laktat 1,30 % Keterangan: Pengukuran dilakukan secara duplo Berdasarkan hasil pengukuran diketahui kadar garam (NaCl) bekasam sampel adalah sebesar 3,26 %. Hal ini diduga bahwa bakteri yang tumbuh dalam produk tersebut merupakan bakteri asam laktat yang bersifat halotoleran atau halofilik ringan. Bakteri halotoleran mampu tumbuh dengan atau tanpa garam, sedangkan bakteri halofilik ringan merupakan spesies yang tumbuh baik pada medium yang mengandung 2-5 % garam (Fardiaz, 1992). Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh bahwa nilai ph dan total asam laktat adalah sebesar 4,46 dan 1,30 %. Hal ini diduga bahwa bakteri yang terdapat dalam produk bekasam merupakan bakteri asam laktat, karena bakteri tersebut mampu tumbuh pada kisaran ph yang rendah, yaitu sekitar 3,0-6,0 dan mampu menghasilkan asam laktat (Buckle et al., 1978). Isolasi Bakteri Asam Laktat Pada tahap awal isolasi, bakteri yang berasal dari sampel bekasam ikan bandeng ditumbuhkan ke dalam media MRSA. Dari kultur bakteri tersebut, koloni yang tumbuh dominan dan mempunyai morfologi berbeda, baik dari segi warna, bentuk dari atas, bentuk dari samping dan bentuk penonjolannya diambil untuk diinokulasi ke dalam media agar miring de Man, Rogosa, Sharpe Agar (MRSA) dan diamati morfologi selnya. Berdasarkan hasil pengamatan, dipilih 5 koloni bakteri yang tumbuh dominan 17

serta mempunyai morfologi berbeda satu sama lainnya. Untuk memudahkan dalam pembahasan, maka kelima koloni bakteri diberi nama B1, B2, B3, B4 dan B5. Data hasil pengamatan morfologi koloni dan sel dari koloni bakteri terpilih dapat dilihat pada Tabel 2. Koloni atas Tabel 2. Morfologi koloni dan sel dari koloni terpilih Morfologi koloni samping penonjolan Warna koloni sel Morfologi sel Gram Spora B1 halus konveks putih negatif Positif (-) B2 halus timbul krem Negatif (-) B3 halus timbul kuning Negatif (-) B4 halus gunung putih Negatif (-) B5 halus timbul krem negatif Positif (-) Keterangan: (-) : menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak berspora Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa bentuk sel dan sifat Gram koloni bakteri masih ada yang tercampur satu sama lain. Khususnya pada koloni B1 dan B5 yang memberikan hasil pewarnaan Gram yang bersifat positif dan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa dalam koloni bakteri tersebut terdapat bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Untuk memurnikannya dilakukan isolasi dengan metode goresan kuadran pada cawan petri yang berisi media MRSA. Isolat bakteri diperoleh setelah dilakukan 10 kali tahapan isolasi. Dari setiap tahapan, bakteri yang tumbuh diamati morfologi selnya sampai didapatkan hasil seragam dan tidak berubah pada tahap isolasi selanjutnya. Data hasil pengamatan morfologi sel dari setiap tahapan isolasi dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, isolat B1 dan B2 telah menunjukkan hasil yang seragam pada tahap isolasi ke-8. Hasil tersebut juga tidak berubah keadaannya sampai pada tahap isolasi terakhir (ke-10), sehingga dapat dinyatakan isolat bakteri B1 dan B2 telah murni pada tahap isolasi ke-8. Untuk isolat B3, B4 dan B5, diperoleh hasil yang seragam pada tahap isolasi ke-9. Hasil tersebut tidak berubah keadaannya sampai pada tahap isolasi terakhir (ke-10), sehingga isolat B3, B4 dan B5 telah murni pada tahap isolasi ke-9. Bakteri yang telah murni, selanjutnya dikarakterisasi berdasarkan sifat morfologi dan fisiologisnya. 18

Tabel 3. Morfologi sel dari setiap tahapan isolasi Isolasi Morfologi sel isolat bakteri ke- B1 B2 B3 B4 B5 1 Gram - Gram - Gram - Gram + Gram - 2 3 4 Gram + Gram + Gram + Gram - Gram + Gram + 5 Gram + Gram + 6 Bulat 7 Gram + Bulat 8 Gram + Gram + Bulat 9 Gram + Gram + Gram + Gram + Gram + Bulat 10 Gram + Gram + Gram + Gram + Gram + Keterangan: (-) untuk pewarnaan spora, semua isolat bakteri pada setiap tahap isolasi, tidak mempunyai spora. Karakterisasi Isolat Bakteri Untuk menentukan karakteristik mikroba, diperlukan serangkaian uji, yang meliputi uji morfologi dan uji fisiologis (Lay dan Hastowo, 1992). a) Sifat morfologi Sifat morfologi bakteri yang diamati dalam penelitian ini meliputi morfologi koloni dan morfologi sel. Morfologi sel yang diamati pada isolat bakteri adalah pewarnaan Gram, spora, dan motilitas bakteri. Hasil pengamatan terhadap morfologi koloni dan sel dari isolat bakteri dapat dilihat pada Tabel 4. Pengamatan secara mikroskopik terhadap bentuk dan struktur sel merupakan tahap yang paling penting dalam karakterisasi bakteri. Dari kelima isolat tersebut, terlihat bahwa sebagian besar sel bakteri berbentuk. Dari hasil pewarnaan Gram dan spora, semua isolat bakteri menunjukkan reaksi Gram positif dan tidak dapat membentuk spora. Hasil uji motilitas menunjukkan bahwa kelima isolat bakteri yang diisolasi dari produk bekasam bersifat non motil. pertumbuhannya yang tidak menyebar pada medium motilitas. Hal ini dapat dilihat dari 19

Isolat atas Tabel 4. Morfologi koloni dan sel dari isolat bakteri Morfologi koloni samping penonjolan Warna koloni sel Morfologi sel Gram Spora motilitas B1 Bulat halus konveks putih positif (-) (-) B2 Bulat halus timbul putih positif (-) (-) B3 Bulat halus timbul kuning positif (-) (-) B4 Bulat halus gunung putih positif (-) (-) B5 Bulat halus timbul krem positif (-) (-) Keterangan: (-): menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak berspora dan bersifat non motil. b) Sifat fisiologi Uji fisiologi merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui sifat biokimiawi bakteri yang diisolasi dari sampel bekasam. Data hasil pengujian sifat fisiologi pada isolat bakteri dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa isolat B1, B3 dan B5 mempunyai sifat fisiologi yang hampir sama. Perbedaan dari ketiga spesies ini terlihat dari beberapa uji. Isolat B1 dan B5 memberikan hasil positif terhadap uji reduksi nitrat, penggunaan sitrat, dan hidrolisis lemak; sedangkan isolat B3 memberikan hasil yang negatif terhadap ketiga uji tersebut. Berdasarkan uji fermentasi glukosa, isolat B1 dan B5 mampu memfermentasi glukosa dan laktosa atau sukrosa, sedangkan isolat B3 hanya mampu memfermentasi glukosa. Isolat B2 dan B4 juga mempunyai sifat fisiologi yang hampir sama. Perbedaan dari kedua isolat tersebut terlihat pada uji reduksi nitrat dan hidrolisis lemak. Adanya perbedaan sifat fisiologi menunjukkan bahwa kelima isolat bakteri yang diisolasi dari produk bekasam berbeda jenisnya satu sama lain. Kelima isolat bersifat fermentatif dan memberikan hasil positif terhadap uji pembentukan asam, aktivitas proteolitik dan hidrolisis pati. Hal ini berarti bakteri tersebut mampu menguraikan protein dari daging ikan dan karbohidrat yang berasal dari nasi menjadi senyawa asam. Senyawa asam yang terbentuk dapat berperan sebagai pengawet dan memberikan cita rasa yang khas pada produk bekasam, yaitu rasa asam. 20

Tabel 5. Sifat fisiologis isolat bakteri Pengujian Isolat bakteri B1 B2 B3 B4 B5 Uji katalase + - + - + Uji oksidase - - - - - Uji oksidatif-fermentatif Ferm Ferm Ferm Ferm ferm Uji kualitatif Staphylococcus + - + - + Uji koagulase - - - - - Uji indol - - - - - Uji reduksi nitrat + - - + + Uji H 2 S - - - - - Uji fermentasi glukosa lak/suk lak/suk gluko lak/suk lak/suk Pembentukan gas - - - - - Uji pembentukan asam + + + + + Uji sitrat + - - - + Uji aktivitas proteolitik + + + + + Uji hidrolisis lemak + + - - + Uji hidrolisis pati + + + + + Keterangan: (+): mempunyai aktivitas; (-): tidak mempunyai aktivitas; Ferm: bersifat fermentatif; Lak/suk: mampu memfermentasi laktosa atau sukrosa; gluko: mampu memfermentasi glukosa Pendugaan Jenis Bakteri Berdasarkan sifat-sifat morfologi dan fisiologinya, dapat diduga jenis-jenis bakteri yang terdapat di dalam produk bekasam. Hal ini masih bersifat dugaan, karena untuk mengidentifikasi jenis bakteri secara pasti masih diperlukan beberapa uji lain yang tidak dilakukan dalam penelitian ini. Berdasarkan kunci identifikasi dari Cowan dan Steel (1974), isolat bakteri B1, B3, dan B5 diduga merupakan jenis bakteri Staphylococcus sp. Dugaan ini juga diperkuat dengan uji kualitatif (uji penduga) untuk Staphylococcus yang bersifat positif. Berdasarkan uji koagulase, isolat B1, B3, dan B5 menunjukkan hasil yang negatif. Hal ini menunjukkan ketiga isolat bakteri tersebut bukan merupakan jenis Staphylococcus aureus yang bersifat patogen, melainkan jenis Staphylococcus lain yang berperan dalam proses fermentasi bekasam, seperti S. saprophyticus dan S. albus (Cowan dan Steel, 1974). Menurut Holt et al. (1994), bakteri yang tergolong dalam genus Staphylococcus mempunyai ciri-ciri: hidup tunggal, berpasangan atau berkelompok tidak beraturan, diameter sel 0,5-1,5 µm, Gram positif, non motil, dan tidak membentuk spora. Warna koloni putih, krem, bahkan ada yang kuning atau jingga. Umumnya bersifat katalase positif, oksidase negatif. Bakteri ini sebagian besar bersifat dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit. Isolat B1, B3, dan B5 mempunyai sifat-sifat tersebut sehingga bakteri ini 21

dapat dikelompokkan sebagai Staphylococcus sp. Untuk menentukan spesiesnya perlu dilakukan uji-uji morfologi dan fisiologis lainnya, antara lain diameter koloni, pertumbuhan dalam kondisi aerob dan anaerob, pertumbuhan pada NaCl agar 10 % (b/v) dan 15 % (b/v), pertumbuhan pada suhu 15 C dan 45 C, kemampuan memproduksi asam laktat (Holt et al., 1994). Isolat B2 diduga merupakan bakteri yang termasuk ke dalam grup Coryneform, yang terdiri dari Erysipelothrix, Lactobacillus, dan Arachnia. Bakteri Erysipelothrix dan Lactobacillus dapat dibedakan dengan Arachnia dalam hal kemampuannya untuk mereduksi nitrat. Erysipelothrix dan Lactobacillus tidak mampu untuk mereduksi nitrat, sedangkan Arachnia mampu mereduksi nitrat. Oleh sebab itu, isolat B2 diduga merupakan bakteri jenis Erysipelothrix atau Lactobacillus, karena isolat tersebut menunjukkan hasil yang negatif terhadap uji reduksi nitrat. Untuk membedakan antara bakteri Erysipelothrix dan Lactobacillus diperlukan uji morfologi dan sifat fisiologi lain, pengamatan secara akurat mengenai bentuk dan ukuran sel, analisis jenis komponen pembentuk peptidoglikan, serta analisis hasil fermentasi (utama) secara anaerob. Isolat B4 diduga merupakan bakteri yang termasuk ke dalam famili Streptococcaceae, yang terdiri dari jenis Streptococcus, Pediococcus, dan Gemella. Pediococcus tidak dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit (Holt et al., 1994). Oleh karenanya isolat B4 diduga adalah bakteri Streptococcus atau Gemella. Untuk membedakan kedua jenis bakteri ini diperlukan beberapa uji, yaitu reaksi hemolisis, hidrolisis gelatin, kemampuan tumbuh pada suhu 10 o C dan 45 o C, pertumbuhan pada ph 9,6; serta pertumbuhan dalam media yang mengandung 6,5 % NaCl dan 40 % bile. KESIMPULAN Bekasam ikan bandeng (Chanos chanos) yang telah mengalami fermentasi selama 2 minggu mempunyai kadar garam 3,26 %; nilai ph 4,46; dan mengandung total asam laktat 1,30 %. Hasil isolasi dari 5 koloni bakteri yang mempunyai morfologi (bentuk dan warna koloni) yang berbeda diperoleh 5 isolat bakteri dengan karakteristik yang berbeda pula. Berdasarkan hasil karakterisasi secara morfologi dan fisiologi dari kelima isolat, diperoleh bahwa : isolat B1, B3 dan B5 merupakan bakteri Staphylococcus sp. Hal ini diperkuat dengan hasil uji penduga (uji kualitatif) Staphylococcus yang memberikan 22

hasil positif. Isolat B2 diduga merupakan bakteri dari jenis Erysipelothrix atau Lactobacillus. Isolat B4 diduga merupakan bakteri yang termasuk ke dalam famili Streptococcaceae, yaitu Streptococcus atau Gemella. Untuk menentukan spesies bakteri yang berperan selama proses fermentasi ikan bandeng menjadi produk bekasam perlu dilakukan uji-uji lainnya diantaranya pengamatan bentuk dan ukuran sel secara lebih akurat, analisis sifat-sifat fisiologi: pertumbuhan dalam kondisi aerob dan anaerob, pertumbuhan dalam berbagai media yang berbeda (NaCl 10 % dan 15 %), pertumbuhan pada suhu berbeda (10 C, 15 C, 45 C), analisis hasil produk fermentasi, uji hemolisis serta sifat-sifat lainnya. DAFTAR PUSTAKA Apriyantono AD, Fardiaz D, Puspitasari NL, Sedarnawati S, Budiyanto. 1989. Analisis Pangan. Bogor : PAU Pangan dan Gizi IPB. Buckle KA, Edwards RA, Fleet GH, Wootton M. 1978. Ilmu Pangan. Purnomo HA, penerjemah; Jakarta: UI press. Terjemahan dari: Food Science. Cowan ST, Steel s. 1993. Cowan and Steel s Manual for the Identification of Medical Bacteria. New York: Cambridge University Press. Fardiaz S. 1989. Analisis Mikrobiologi Pangan. Petunjuk Laboratorium. Bogor: PAU Pangan dan Gizi. IPB. Fardiaz S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Hadioetomo RS. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Holt JG, Krieg NR, Sneath PHA, Staley JT, Williams ST. 1994. Bergey s Manual of Determinative Bacteriology. 9th ed. Baltimore : Lippincott Williams & Wilkins. Irawadi TJ. 1979. Pengaruh garam dan glukosa pada fermentasi asam laktat dari ikan kembung (Scomber neglectus) [tesis]. Bogor: Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Lay BW, Hastowo S. 1992. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali Press. Murtini JT. 1992. Bekasam Ikan Mas. Kumpulan Hasil-hasil Penelitian Pasca Panen Perikanan. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. Pelczar MJ Jr., Chan ECS. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Vol ke 2. Hadioetomo RS, Imas T, Tjitrosomo SS, Angka SL, penerjemah. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari: Elements of Microbiology. Sumanti DM. 1988. Identifikasi dan sifat-sifat bakteri halofilik yang diisolasi dari produk fermentasi jeroan ikan cakalang [tesis]. Bogor: Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 23

Wahyuni SM. 1992. Mempelajari penambahan konsentrasi enzim papain dan kadar garam selama hidrolisa protein pada pembuatan kecap lambung ikan kakap (Lutjanus spp.) [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan, IPB. Winarno FG, Fardiaz D, Fardiaz S. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta: PT Gramedia. Yin LJ, Jiang ST. 2001. Pediococcus pentosaceus L and S utilization in fermentation and storage of mackerel sausage. Food Sci 66(5): 742 746. Yin LJ, Pan CL, Jiang ST. 2002. New technology for producing paste-like fish products using lactic acid bacteria fermentation. Food Sci 67(8): 3114 3118. 24