PEMBUATAN ELEKTRODA KAPASITOR KARBON BERPORI DARI TEMPURUNG KEMIRI (Aleurites moluccana) SEBAGAI SISTEM CAPACITIVE DEIONIZATION

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN ELEKTRODA KARBON BERPORI DARI TEMPURUNG KEMIRI DAN PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM CAPACITIVE DEIONIZATION (CDI) UNTUK DESALINASI AIR PAYAU

BAB I PENDAHULUAN. banyak lagi kebutuhan yang lainya. Air yang digunakan adalah air tawar. Air tawar

Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Morfologi dan Jumlah Pori Karbon Aktif Tempurung Kemiri sebagai Elektroda

PENGARUH TEMPERATUR SINTERING KARBON AKTIF BERBASIS TEMPURUNG KEMIRI TERHADAP SIFAT LISTRIK ANODA BATERAI LITIUM

OPTIMASI ADSORPSI ION NaCl PADA ELEKTRODA CAPASITIVE DEIONIZATION DENGAN MEMBRANE ION EXCHANGE

EFEK VARIASI RASIO MASSA KOH TERHADAP DENSITAS DAN KAPASITANSI SPESIFIK SUPERKAPASITOR BERBASIS KARBON AKTIF SERBUK GERGAJI KAYU KARET

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF MONOLIT DARI KAYU KARET DENGAN VARIASI KONSENTRASI KOH UNTUK APLIKASI SUPERKAPASITOR

Optimasi Adsorpsi ion-ion NaCl pada Elektroda Capacitive Deionization dengan Membran Pertukaran Ion

Pengaruh Konsentrasi LiOH terhadap Sifat Listrik Anoda Baterai Litium Berbasis Karbon Aktif Tempurung Kemiri

Sintesis Nanokomposit Karbon-TiO 2 Sebagai Anoda Baterai Lithium

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

ANALISIS PERBEDAAN BAHAN AKTIVATOR DALAM PEMBUATAN ELEKTRODA SUPERKAPASITOR DARI ARANG TEMPURUNG KELAPA. Febri Susanti*, Erman Taer, Sugianto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisis Pengaruh Ukuran Pori Terhadap Sifat Listrik Karbon Aktif Dari Limbah Tandan Sawit Pada Prototipe Baterai

ANALISA SIKLIS VOLTAMETRI SUPERKAPASITOR MENGGUNAKAN ELEKTRODA KARBON AKTIF DARI KAYU KARET BERDASARKAN VARIASI AKTIVATOR KOH

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA DIMENSI, DENSITAS DAN KAPASITANSI SPESIFIK ELEKTRODA KARBON SUPERKAPASITOR DARI BUNGA RUMPUT GAJAH DENGAN VARIASI KONSENTRASI PENGAKTIVAN KOH

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN DALAM PEMBUATAN KARBON AKTIF CANGKANG BUAH KETAPANG DENGAN PENGAKTIFAN KIMIA BERBANTUAN IRADIASI GELOMBANG MIKRO

SINTESIS HIBRIDA SILIKA-KARBON DENGAN METODE SOL-GEL UNTUK APLIKASI ADSORBENT

SINTESIS KOMPOSIT PAni/KARBON DARI TEMPURUNG KEMIRI (Aleurites moluccana) SEBAGAI ELEKTRODA KAPASITOR

SINTESIS KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN UNTUK PEMURNIAN AIR GAMBUT

PENGARUH MASSA ADSORBEN DAN WAKTU KONTAK TERHADAP PENURUNAN BILANGAN PEROKSIDA PADA MINYAK GORENG BEKAS OLEH ARANG AKTIF TEMPURUNG KEMIRI

ANALISA KAPASITANSI SPESIFIK ELEKTRODA KARBON SUPERKAPASITOR DARI KAYU KARET TERHADAP LAJU SCAN BERDASARKAN VARIASI AKTIVASI HNO3

KEBOLEHULANGAN (REPRODUCIBILITY) DALAM PEMBUATAN SEL SUPERKAPASITOR DARI KAYU KARET

Sri Yanti*, Erman Taer, Sugianto

Oleh RIO LATIFAN Pembimbing DIAH SUSANTI, ST., MT., P.hD. Surabaya, 11 Juli 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konvensional seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Superkapasitor menempati

Pengaruh Asam Sulfat sebagai Agen Crosslink pada Karakterisasi Elektroda Karbon untuk Sistem Capacitive Deionization

PENGARUH VARIASI SUHU AKTIVASI FISIKA TERHADAP SIFAT FISIS DAN ELEKTROKIMIA ELEKTRODA KARBON SUPERKAPASITOR DARI LIMBAH KULIT PISANG

SIFAT ELEKTROKIMIA SUPERKAPASITOR MENGGUNAKAN METODE CHARGE DISCHARGE UNTUK ELEKTRODA KARBON DARI KAYU KARET

PENGARUH WAKTU AKTIVASI MENGGUNAKAN H 3 PO 4 TERHADAP STRUKTUR DAN UKURAN PORI KARBON BERBASIS ARANG TEMPURUNG KEMIRI (Aleurites moluccana)

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM)

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN KARBON AKTIF DARI BAMBU SEBAGAI ELEKTRODA SUPERKAPASITOR UTILIZATION OF BAMBOO BASED ACTIVATED CARBON AS SUPERCAPACITOR ELECTRODE

EFEK VARIASI WAKTU BALL MILLING TERHADAP KARAKTERISTIK ELEKTROKIMIA SEL SUPERKAPASITOR BERBASIS KARBON

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MAGNESIUM OKSIDA (MgO) DENGAN VARIASI MASSA PEG-6000

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

BAB III PERCOBAAN III.1. DIAGRAM ALIR PERCOBAAN. 17 Ibnu Maulana Yusuf

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Heru Setyawan, M.Eng

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

Analisis Pengaruh Struktur Sel Elektroda pada Proses Desalinasi Larutan NaCl dalam Sistem Capacitive Deionization (CDI)

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

Pemanfaatan karbon aktif dari sabut kelapa sebagai elektroda superkapasitor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara

STUDI TENTANG PEMANFAATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA PADA PROSES DESALINASI AIR LAUT DENGAN TEKNIK REVERSE OSMOSIS

PENGARUH JENIS AKTIVATOR KIMIA TERHADAP DENSITAS DAN KAPASITANSI SPESIFIK ELEKTRODA KARBON AKTIF DARI SERBUK GERGAJI KAYU KARET

PENGARUH VARIASI UKURAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA DENGAN AKTIVASI KOH 3 M TERHADAP KELEMBABAN DALAM RUANG UJI SKALA LABORATORIUM

PELAPISAN BAJA DENGAN SILIKA SECARA ELEKTROFORESIS UNTUK MENCEGAH KOROSI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

SINTESIS SILIKA AEROGEL BERBASIS ABU BAGASSE DENGAN METODE PENGERINGAN PADA TEKANAN AMBIENT MENGGUNAKAN TEKNIK CO-PRECURSOR

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

Mekanisme Pembentukan Lapisan ZnO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH SUHU AKTIVASI CO 2 PADA ELEKTRODA KARBON DARI BUNGA RUMPUT GAJAH

ITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH

3 Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +

PENGARUH KETEBALAN SEPARATOR TERHADAP PRESTASI SUPERKAPASITOR. Maya Annisa Sumantre, Erman Taer, Sugianto

KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0

Metodologi Penelitian

PENGARUH PERLAKUAN SUHU PADA PEMBUATAN GREEN CARBON PAPER (GCP) TANPA PEREKAT MENGGUNAKAN KULIT PISANG LILIN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KARBON MESOPORI DARI AMILUM GADUNG (Dioscorea hispida) DAN POTENSINYA SEBAGAI ELEKTRODA PADA SUPERKAPASITOR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KARAKTERISASI SIFAT FISIS MEMBRAN PADAT SILIKA (SiO 2 ) UNTUK FILTRASI AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR

PENGARUH WAKTU PENGARANGAN TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI CANGKANG KETAPANG SEBAGAI ADSORBEN DENGAN BANTUAN IRADIASI GELOMBANG MIKRO

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 1, No. 4, Juli 2013, Hal

Analisis Mikro Struktur Absortivitas Silika Gel Pada Kondisi Temperatur dan Relative Humidity (RH) Dinamis

ACTIVATED CARBON PRODUCTION FROM COCONUT SHELL WITH (NH 4 )HCO 3 ACTIVATOR AS AN ADSORBENT IN VIRGIN COCONUT OIL PURIFICATION ABSTRACT

EFEK VARIASI RASIO MASSA ZnCl 2 TERHADAP DENSITAS DAN KAPASITANSI SPESIFIK SUPERKAPASITOR BERBASIS KARBON AKTIF DARI SERBUK GERGAJI KAYU KARET

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kapasitansi Membran Telur dari Ayam Petelur Tanpa Perebusan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL REKAYASA PROSES. Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI ELEKTRODA KARBON UNTUK SISTEM DESALINASI LARUTAN KCl DENGAN METODE FREEZING THAWING

ADSORPSI METILEN BLUE PADA KARBON AKTIF DARI BAN BEKAS DENGAN VARIASI KONSENTRASI NACL PADA SUHU PENGAKTIFAN 600 O C DAN 650 O C

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH WAKTU IRADIASI GELOMBANG MIKRO TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KAYU EUCALYPTUS PELLITA SEBAGAI ADSORBEN. Fitri, Rakhmawati Farma

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

3 METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2 Skema Pembuatan elektrode pasta karbon.

Hasil dan Pembahasan

3 Metodologi Penelitian

Salmawati*, M. Zakir, Abd Karim. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin Kampus Tamalanrea Makassar 90425

ChOx. Cholesterol + O 2 3one. 4-cholesten- + H 2 O 2. H 2 O 2 O 2 + 2H + + 2e - Gambar 14 Mekanisme reaksi katalisis enzimtik pada kolesterol [37]

KAJIAN KETEBALAN TANAH LIAT SEBAGAI BAHAN DIELEKTRIK KAPASITOR PLAT SEJAJAR. Jumingin 1, Susi Setiawati 2

Transkripsi:

PEMBUATAN ELEKTRODA KAPASITOR KARBON BERPORI DARI TEMPURUNG KEMIRI (Aleurites moluccana) SEBAGAI SISTEM CAPACITIVE DEIONIZATION Melda Taspika, Astuti Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Kampus Unand Limau Manis, Padang - 25163 e-mail : meldataspika@ymail.com ABSTRAK Karbon aktif dibuat dari tempurung kemiri (Aleurites moluccana) menggunakan H3PO4 2,5% sebagai aktivator dengan suhu aktivasi 300, 400, 500, dan 600 ºC. Luas permukaan spesifik karbon yang dihasilkan masing-masing adalah 16,514; 6,582; 95,623; dan 391,567 m2/g. Daya elektrosorpsi meningkat dengan bertambahnya suhu aktivasi karena meningkatnya luas permukaan aktif. Karbon dengan suhu aktivasi 600 ºC digunakan sebagai bahan dasar pembuatan elektroda kapasitor untuk sistem capacitive deionization (CDI) menggunakan polimer polyvinyl alcohol (PVA) sebagai pengikat. Data voltammogram siklik digunakan untuk menentukan besar kapasitansi spesifik elektroda kapasitor yang dibuat dari karbon dengan suhu aktivasi 300 ºC dan 600 ºC. Besar kapasitansi spesifik berturut-turut adalah 81,19 mf/g dan 50,21 mf/g. Sifat kapasitor diamati menggunakan osiloskop dengan memberikan tegangan input berupa sinyal persegi periodik 1,5 V dan dihasilkan tegangan output untuk elektroda dengan suhu aktivasi karbon 300 ºC dan 600 ºC masing-masing adalah 0,2 V dan 0,6 V dengan pola pengisian dan pengosongan kapasitor. Kata kunci: karbon aktif, capacitive deionization, elektroda kapasitor, tempurung kemiri, H3PO4 ABSTRACT Activated carbon was made from candlenut shell (Aleurites moluccana) by using H 3 PO 4 2.5% as activating agent. All samples were heated at the temperatures of 300, 400, 500, and 600 º C. The results show that activated carbon has specific surface area 16.514; 6.582; 95.623; and 391.567 m 2 /g respectively. The higher the activation temperature, the higher the power of adsorption capacity since the surface area increases. Electrode capacitor for capacitive deionization (CDI) system was fabricated by using activated carbon that was heated at activation temperature of 600 º C with polyvinyl alcohol (PVA) as the binder. From cyclic voltammogram of electrode, specific capacitance of CDI electrode by using carbon that was heated at the temperatures of 300 ºC and 600 ºC are 81.19 mf/g and 50.21 mf/g respectively. Characteristics charge and discharge of capacitor was obtained by using oscilloscope. The signal input is square wave 1.5 V and output signal for carbon that was heated at temperatures of 300 ºC and 600 ºC are sinusoidal wave 0.2 V and 0.6 V. Keywords: activated carbon, capacitive deionization, capacitor electrode, candlenut shell,h 3 PO 4 I. PENDAHULUAN Capacitive deionization merupakan proses desalinasi dengan cara mengalirkan larutan di antara dua elektroda karbon berpori. Kelebihan proses CDI dibandingkan dengan metode desalinasi lain adalah dapat dioperasikan pada tegangan DC yang rendah dan tidak membutuhkan bahan kimia dalam proses desalinasi (Wang, dkk., 2013). Untuk meningkatkan kemampuan desalinasi oleh proses CDI, maka kapasitansi elektroda harus ditingkatkan. Kapasitansi elektroda tergantung pada luas permukaan, struktur pori, dan distribusi pori. Sifat hidrofilik elektroda juga mempengaruhi daya elektrosorpsi karena berhubungan dengan luas kontak antara larutan dengan permukaan elektroda (Park, dkk., 2011). Tempurung kemiri memiliki kadar karbon terikat sebesar 75,79% yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan karbon aktif (Lempang, dkk., 2009). Untuk meningkatkan sifat hidrofilik elektroda karbon, maka digunakan polimer polyvinyl alcohol (PVA) sebagai binder. PVA memiliki stabilitas termal, sifat kimia yang baik, dan memiliki karakteristik membran yang bagus (Park, dkk., 2011). 173

II. METODE 2.1 Pembuatan Karbon Aktif Karbon aktif dibuat dari tempurung kemiri yang dikarbonisasi dalam furnace pada suhu 500 ºC dengan penahanan suhu selama 20 menit. Arang tempurung kemiri yang sudah dihaluskan dan diayak menggunakan standard test sieve 200 direndam dalam aktivator H3PO4 2,5% selama 24 jam. Proses aktivasi dilakukan dengan variasi suhu (300, 400, 500, dan 600) ºC. Kemudian karbon dicuci dengan aquades hingga mencapai ph netral dan dikeringkan pada suhu 120 ºC. 2.2 Sintesis Elektroda CDI Sebanyak 1 g PVA dilarutkan dalam 10 ml aquades dan diaduk pada suhu 40 ºC selama 15 menit. Kemudian ditambahkan 1 g karbon aktif ke dalam larutan PVA dan diaduk selama 2 jam pada suhu 40 ºC. Campuran yang sudah homogen dan berbentuk gel dilapisi pada permukaan grafit dengan metode doctor blade. Elektroda yang sudah siap dipanaskan menggunakan oven pada suhu 50 ºC selama 1 jam. Elektroda CDI memiliki dimensi (6,13 x 2,33 x 0,14) cm dan massa 3,7 g. Elektroda yang sudah siap direndam dalam larutan KCl 0,5 M selama 24 jam. 2.3 Karakterisasi Fisika Karbon dan Elektroda Kapasitor Karbon dan elektroda kapasitor dikarakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM, JEOL-JSM-6510LV) untuk melihat morfologi permukaan dan struktur pori yang dimiliki karbon dan elektroda kapasitor. Karbon dikarakterisasi menggunakan Surface Area Analyzer (SAA, Quantachrome Instruments NOVA) untuk mengetahui luas permukaan aktif, ukuran pori rata-rata, volume pori total, dan distribusi pori adsorpsi-desorpsi karbon. Dari kurva isotermis adsorpsi-desorpsi karbon terhadap gas N 2 pada suhu 77,35 ºK, dengan menggunakan metode BET dapat ditentukan luas permukaan aktif, ukuran pori rata-rata, dan volume pori total karbon. 2.4 Analisis Elektrokimia Elektroda Kapasitor Analisis elektrokimia elektroda kapasitor menggunakan Cyclic Voltammetry (CV) dengan program EChem v2.1.5. Digunakan KCl 0,5 M sebagai elektrolit. Rentang potensial diberikan dari -1 V sampai +1 V dengan potensial sweep rate 5 mv/s. III. HASIL DAN DISKUSI 3.1 Morfologi Karbon dan Elektroda Kapasitor Gambar 1 adalah foto morfologi permukaan karbon yang diaktivasi pada suhu 400 ºC dan 600 ºC. Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa peningkatan suhu aktivasi karbon menyebabkan ukuran pori karbon yang dihasilkan lebih kecil karena partikel karbon terpecah menjadi bagian yang lebih kecil. Peningkatan suhu aktivasi menyebabkan gerakan partikel lebih cepat sehingga menghasilkan tumbukan antar partikel yang lebih besar. Tumbukan antar partikel ini menyebabkan partikel karbon terpecah menjadi bagian yang lebih kecil. Gambar 1 Foto SEM karbon dengan suhu aktivasi (A) 400 ºC dan (B) 600 ºC Gambar 2 merupakan foto SEM elektroda kapasitor dengan suhu aktivasi 300 ºC dan 600 ºC. Pori pada permukaan elektroda berfungsi untuk mengadsorpsi ion oleh EDL pada 174

permukaan elektroda ketika elektroda diberi potensial listrik. Ikatan yang terbentuk antara karbon dengan PVA membentuk jaringan dengan struktur yang kompak. PVA berfungsi sebagai binder sehingga karbon tidak larut dalam air ketika digunakan untuk desalinasi. Gambar 2 Foto SEM elektroda kapasitor dengan suhu aktivasi (A) 300 ºC dan (B) 600 ºC 3.2 Luas Permukaan Aktif dan Distribusi Pori Karbon Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan luas permukaan aktif karbon adalah metode BET. Persamaan 1 menerangkan keadaan molekul gas N 2 yang teradsorpsi pada permukaan karbon sehingga luas permukaan aktif karbon dapat ditentukan menggunakan Persamaan 2 (Abdullah, 2008). 1 c 1 P 1 (1) v P0 / P 1 vmc P0 vmc vmns Stot (2) V dengan v adalah jumlah adsorpsi dalam volume STP (cm 3 /g), P0 P adalah tekanan relatif, c adalah energi adsorpsi rata-rata, v m adalah kapasitas monolayer dalam volume STP (cm 3 /g), S tot adalah luas permukaan aktif (m 2 /g), N adalah bilangan Avogadro, s adalah besar penampang lintang molekul gas N 2, dan V adalah volum molar gas N 2. Luas permukaan aktif karbon ditampilkan pada Tabel 1. Semakin tinggi suhu aktivasi karbon maka luas permukaan karbon cenderung meningkat, kecuali pada suhu aktivasi 400 ºC. Suhu aktivasi yang lebih tinggi menghasilkan energi yang lebih tinggi untuk menguapkan aktivator yang menutupi pori-pori karbon sehingga luas permukaan menjadi lebih besar. Luas permukaan karbon dengan suhu aktivasi 300 ºC lebih besar dibandingkan karbon dengan suhu aktivasi 400 ºC karena proses pemanasan karbon dengan suhu 300 ºC lebih lama sehingga jumlah aktivator yang menguap lebih banyak. Karbon aktif adalah karbon dengan luas permukaan aktif berkisar antara (300-2.500) m 2 /g yang berhubungan dengan struktur pori internal karbon aktif (Campbell dkk., 2012). Hanya karbon dengan suhu aktivasi 600 ºC yang termasuk karbon aktif. Tabel 1 Karakteristik karbon dari tempurung kemiri Luas permukaan (m 2 /g) 300 16,514 400 6,582 500 95,623 600 391,567 Ukuran pori rata-rata karbon dengan suhu aktivasi yang berbeda ditampilkan pada Tabel 2. Ukuran pori dihitung dengan metode t-method BJH/DH dan method adsorbate. Menurut klasifikasi pori menurut organisasi kimia internasional, International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC), pori yang dihasilkan adalah mikropori yang memiliki ukuran pori < 2 nm. Mikropori berpengaruh terhadap daya tarik-menarik adsorben dan adsorbat yang berhubungan dengan gaya tumpang-tindih dari pori yang berlawanan (Pandolfo dan Hollenkamp, 2006). Jenis pori yang bagus untuk proses desalinasi dengan sistem CDI adalah 175

mesopori karena bisa mengurangi pengaruh overlapping electric double layer (EDL) pada elektroda kapasitor dan meningkatkan kemampuan elektrosorpsi elektroda (Wang dkk., 2013). Semakin tinggi suhu aktivasi maka semakin kecil ukuran pori rata-rata karena energi tumbukan antar partikel semakin besar dengan meningkatnya suhu aktivasi. Tabel 2 Ukuran pori rata-rata karbon Ukuran pori rata-rata (nm) 300 1,601 400 1,505 500 0,843 600 0,731 Volume pori total setiap karbon ditampilkan pada Tabel 3. Selain ukuran dan volume pori, struktur pori menjadi faktor utama yang mempengaruhi daya adsorpsi dan desorpsi karbon. Meskipun volume pori total besar, tapi jika ukuran pori tidak seragam maka proses adsorpsi juga tidak maksimal. Ini menyebabkan histeresis kurva isotermis yang besar sebagai akibat dari berbedanya pori yang melakukan adsorpsi dan pori yang melakukan desorpsi sehingga terjadi tumpang tindih ion pada permukaan karbon. Tabel 3 Volume pori total karbon Volume pori total (cm 3 /g) 300 4,198 400 20,122 500 15,753 600 5,173 3.3 Analisis Elektrokimia Elektroda Kapasitor Gambar 3 adalah voltammogram siklik elektroda dengan suhu aktivasi karbon 300 ºC dan 600 ºC. Dari voltammogram siklik elektroda kapasitor, besar kapasitansi elektroda dapat ditentukan menggunakan Persamaan 3 (Tipler, 2001). It C (3) V denganc adalah kapasitansi (F), I adalah arus puncak yang terukur (A), t adalah waktu (s), dan V adalah potensial (V). Besar kapasitansi spesifik elektroda kapasitor diperoleh dengan membagi kapasitansi dengan massa elektroda kapasitor. Berdasarkan data voltammogram siklik, diketahui besar arus puncak elektroda dengan suhu aktivasi 300 ºC dan 600 ºC adalah 1,0240 ma dan 0,6192 ma pada tegangan masing-masing adalah 0,9980 V dan 1 V setelah proses elektroadsorpsi berlangsung selama 300 sekon. Besar kapasitansi elektroda dengan suhu aktivasi 300 ºC dan 600 ºC adalah 307,8156 mf dan 185,7900 mf. Sedangkan besar kapasitansi spesifik elektroda dengan suhu aktivasi karbon 300 ºC dan 600 ºC adalah 83,193 mf/g dan 50,21 mf/g. Gambar 3 Voltammogram siklik elektroda dengan suhu aktivasi (A) 300 ºC dan (B) 600 ºC 176

Overlapping EDL mempengaruhi kemampuan elektrosorpsi elektroda. Pada adsorpsi fisika tanpa adanya medan listrik luar, kemampuan adsorpsi haya dipengaruhi oleh luas permukaan aktif. Semakin besar luas permukaan aktif karbon, maka semakin besar kemampuan adsorpsi. Ketika elektroda CDI diberikan medan listrik, luas permukaan aktif yang lebih besar menyebabkan pengaruh overlapping EDL menjadi lebih kuat sehingga ion-ion yang mengalami elektroadsorpsi pada EDL menjadi lebih sedikit. Hal ini menyebabkan kemampuan desalinasi menjadi menurun. Overlapping EDL menyebabkan kapasitansi elektroda dengan suhu aktivasi karbon 600 ºC lebih kecil daripada elektroda dengan suhu aktivasi karbon 300 ºC karena luas permukaan elektroda dengan suhu aktivasi karbon 600 ºC lebih besar yang menyebabkan efek overlapping juga lebih besar. IV. KESIMPULAN Luas permukaan aktif karbon yang dihasilkan cenderung meningkat dengan meningkatnya suhu aktivasi karbon. Karbon yang diaktivasi pada suhu aktivasi 600 ºC memiliki luas permukaan aktif yang lebih besar dari karbon yang diaktivasi pada suhu (300, 400, dan 500) ºC. Luas permukaan aktif karbon yang diaktivasi pada suhu 600 ºC adalah 391,567 m2/g. Pori yang dihasilkan adalah mikropori yang memiliki diameter kecil dari 2 nm. Elektroda yang dibuat dengan bahan dasar karbon aktif dari tempurung kemiri sudah bersifat sebagai kapasitor yang memiliki pola sinyal pengisian dan pengosongan. Besar kapasitansi spesifik elektroda kapasitor dengan bahan dasar karbon yang diaktivasi pada suhu 300 ºC dan 600 ºC masingmasing adalah 81,19 mf/g dan 50,21 mf/g. Berdasarkan pola sinyal pengisian dan pengosongan elektroda serta data voltammogram siklik dapat disimpulkan bahwa tempurung kemiri dapat digunakan sebagai bahan dasar elektroda kapasitor yang dapat diaplikasikan sebagai sistem CDI. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M., 2008, Pengantar Nanosains, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung. Campbell, Q.P., Bunt, J.R., Kasaini, H., Kruger, D.J., 2012, The Preparation Of Activated Carbon From South African Coal, The Journal Of The Southern African Institute Of Mining and Metallurgy,Vol. 112, Hal 37-44. Lempang, M., Syafii, W., dan Pari, G., 2009, Sifat dan Mutu Arang Aktif Tempurung Kemiri, Jurnal Penelitian Hasil Hutan, Vol. 30, No. 2, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bogor, hal 100-113. Lim, J., Park, N., Park, J., dan Choi, J., 2009, Fabrication and Characterization of A Porous Carbon Electrode for Desalination of Brackish Water, Desalination, Vol. 238, Elsevier, hal 37-42. Pandolfo, A.G. dan Hollenkamp, A.F., 2006, Carbon Properties and Their Role in Supercapacitors, Journal Of Power Sources, Vol. 157, Elsevier, hal 11-27. Park, B., Kim, Y., Park, J., dan Choi, J., 2011, Capacitive Deionization Using A carbon Electrode Prepared With Water-Soluble Poly (Vinyl Alcohol) Binder, Journal Of Industrial and Engineering Chemistry, Vol. 17, Elsevier, hal 717-722. Tipler, P.A., 2001, Fisika Untuk Sains dan Teknik, Jilid 2, Edisi Ketiga, (diterjemahkan oleh : Soegijono, B.), Erlangga, Jakarta. Wang, G., Qian, B., Dong, Q., Yang, J., Zhao, Z., dan Qiu, J., 2013, Highly Mesoporous Activated Carbon Electrode for Capacitive Deionization, Separation and Purification Technology, Vol. 103, Elsevier, hal 216-221. 177