RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi No. 3/SKLN-X/2012 Tentang Sengketa Kewenangan Penyelenggaraan Pemilu Antara KPU dengan DPRP

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 121/PUU-XII/2014 Pengisian Anggota DPRP

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 130/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilu Anggota DPR, DPD & DPRD Tata cara penetapan kursi DPRD Provinsi

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota

Kuasa Hukum Dwi Istiawan, S.H., dan Muhammad Umar, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Juli 2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

PUTUSAN Nomor 3/SKLN-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 142/PUU-VII/2009 Tentang UU MPR, DPR, DPD & DPRD Syarat menjadi Pimpinan DPRD

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 94/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota

Kuasa Hukum Dwi Istiawan, S.H., dan Muhammad Umar, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Juli 2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 31/PUU-XI/2013 Tentang Pemberhentian Oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu

PUTUSAN Nomor 3/SKLN-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

KUASA HUKUM Heru Widodo, S.H., M.Hum., dkk berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 22 Januari 2015.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 55/PUU-X/2012 Tentang Persyaratan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 60/PUU-XIII/2015 Persyaratan Menjadi Calon Kepala Daerah Melalui Jalur Independen

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 96/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Calon Tunggal)

KUASA HUKUM Muhammad Sholeh, S.H., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Oktober 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 129/PUU-XII/2014 Syarat Pengajuan Calon Kepala Daerah oleh Partai Politik dan Kedudukan Wakil Kepala Daerah

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 68/PUU-XII/2014 Syarat Sahnya Perkawinan (Agama)

I. PARA PEMOHON Deden Rukman Rumaji; Eni Rif ati; Iyong Yatlan Hidayat untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut Para Pemohon.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 73/PUU-XII/2014 Kedudukan dan Pemilihan Ketua DPR dan Ketua Alat Kelengkapan Dewan Lainnya

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

KUASA HUKUM Dr. A. Muhammad Asrun, S.H., M.H., dan Vivi Ayunita Kusumandari, S.H., berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 7 Oktober 2014.

KUASA HUKUM Fathul Hadie Ustman berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 20 Oktober 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 28/PUU-XIV/2016 Dualisme Penentuan Unsur Pimpinan DPR Provinsi Papua dan Papua Barat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 27/PUU-XIV/2016

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 18/PUU-IX/2011 Tentang Verifikasi Partai

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 130/PUU-XII/2014 Pengisian Kekosongan Jabatan Gubernur, Bupati, dan Walikota

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 50/PUU-XI/2013 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 78/PUU-XII/2014 Para Pihak dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden

I. PEMOHON Tomson Situmeang, S.H sebagai Pemohon I;

KUASA HUKUM Munathsir Mustaman, S.H., M.H. dan Habiburokhman, S.H., M.H. berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 18 Desember 2014

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XV/2017. I. PEMOHON 1. Hadar Nafis Gumay (selanjutnya disebut sebagai Pemohon I);

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada

PERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

I. PEMOHON Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), diwakili oleh Kartika Wirjoatmodjo selaku Kepala Eksekutif

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 89/PUU-XIV/2016 Bilangan Pembagi Pemilihan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 70/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 67/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 53/PUU-XV/2017 Verifikasi Partai Peserta Pemilu serta Syarat Pengusulan Presiden dan Wakil Presiden

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 88/PUU-XII/2014 Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

I. PEMOHON Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), diwakili oleh Kartika Wirjoatmodjo selaku Kepala Eksekutif

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 39/PUU-XII/2014 Hak Memilih

I. PARA PIHAK A. Pemohon Saul Essarue Elokpere dan Alfius Tabuni, S.E. (Bakal Pasangan Calon)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 140/PUU-XIII/2015 Hak Konstitusional Untuk Dipilih Dalam Hal Pasangan Calon Berhalangan Tetap

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 90/PUU-XV/2017 Larangan Bagi Mantan Terpidana Untuk Mencalonkan Diri Dalam Pilkada

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 12/PUU-XVI/2018 Privatisasi BUMN menyebabkan perubahan kepemilikan perseroan dan PHK

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 4 / PUU-X / 2012 Tentang Penggunaan Lambang Negara

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (UU 30/2014).

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 20/PUU-XVI/2018 Parliamentary Threshold

I. PEMOHON Bastian Lubis, S.E., M.M., selanjutnya disebut Pemohon.

KUASA HUKUM Veri Junaidi, S.H., M.H., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 18 Agustus 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 84/PUU-XI/2013 Penyelenggaraan RUPS

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 20/PUU-X/2012 Tentang Peralihan Saham Melalui Surat Kesepakatan Bersama

Ringkasan Putusan.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 47/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

I. PEMOHON Serikat Pekerja PT. PLN, selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 80/PUU-XII/2014 Ketiadaan Pengembalian Bea Masuk Akibat Adanya Gugatan Perdata

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 51/PUU-X/2012 Tentang Ambang Batas Perolehan Suara

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XIV/2016 Kewajiban Yang Harus Ditaati Oleh Pelaku Usaha Dalam Melaksanakan Kerjasama Atas Suatu Pekerjaan

I. PEMOHON Perkumpulan Tukang Gigi (PTGI) Jawa Timur yang dalam hal ini di wakili oleh Mahendra Budianta selaku Ketua dan Arifin selaku Sekretaris

Kuasa Hukum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Maret 2015.

KUASA HUKUM Dra. Endang Susilowati, S.H., M.H., dan Ibrahim Sumantri, S.H., M.Kn., berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 26 September 2013.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 123/PUU-XII/2014 Pengisian Pimpinan DPRD

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 15/PUU-XIII/2015

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 104/PUU-XIV/2016 Keterwakilan Anggota DPD Pada Provinsi Baru Yang Dibentuk Setelah Pemilu 2014

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 38/PUU-VIII/2010 Tentang Pengujian UU No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD Hak Recall

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 30/PUU-XIV/2016

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 41/PUU-XI/2013 Tentang Hak Pensiun Pimpinan dan Anggota Lembaga Tinggi Negara

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 2/PUU-XV/2017 Syarat Tidak Pernah Melakukan Perbuatan Tercela Bagi Calon Kepala Daerah

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 69/PUU-XII/2014 Sistem Rekapitulasi Berjenjang

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

I. PEMOHON Indonesian Human Rights Comitee for Social Justice (IHCS) yang diwakilkan oleh Gunawan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIV/2016 Upaya Hukum Kasasi dalam Perkara Tindak Pidana Pemilu

I. PARA PEMOHON 1. Dr. Andreas Hugo Pareira; 2. H.R. Sunaryo, S.H; 3. Dr. H. Hakim Sorimuda Pohan, selanjutnya disebut Para Pemohon.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 66/PUU-XII/2014 Frasa Membuat Lambang untuk Perseorangan dan Menyerupai Lambang Negara

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 19/PUU-XIII/2015 Batas Waktu Penyerahan/Pendaftaran Putusan Arbitrase Internasional

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 89/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan Badan Kelengkapan Dewan dan Keterwakilan Perempuan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN KEDUA Perkara Nomor 29/PUU-XII/2014 Hak Politik Bagi Mantan Terpidana Politik

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 5/PUU-XII/2014 Tugas dan Wewenang Notaris dan Formasi Jabatan Notaris

OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 7/PUU-VIII/2010 Tentang UU MPR, DPD, DPR & DPRD Hak angket DPR

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 52/PUU-XIV/2016 Penambahan Kewenangan Mahkamah Kontitusi untuk Mengadili Perkara Constitutional Complaint

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA

Transkripsi:

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi No. 3/SKLN-X/2012 Tentang Sengketa Kewenangan Penyelenggaraan Pemilu Antara KPU dengan DPRP dan Gubernur Papua I. PEMOHON DAN TERMOHON I.1 Pemohon Husni Kamil Manik, S.P., selaku Ketua Komisi Pemilihan Umum Periode 2012-2017 I.2 Termohon Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) dan Gubernur Papua. Selanjutnya disebut sebagai Para Termohon II. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1. Bahwa Kewenangan tersebut ditegaskan kembali dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a Undang-Undang No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi Mahkamah Konstitusi mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945, memutus pembubaran Partai Politik dan memutus hasil perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum. 2. Bahwa menurut pemohon berdasarkan uraian diatas MK memiliki kewenangan untuk memutus lembaga mana yang sebenarnya memiliki kewenangan yang di persengketakan.

III. KEDUDUKAN HUKUM PARA PIHAK ( LEGAL STANDING) 3.1 Pemohon Pemohon dalam kapasitasnya adalah lembaga Negara yang kewenangannya konstitutionalnya diatur dalam pasal 22E ayat (5) dan (6) UUD Tahun 1945. 3.2 Termohon Termohon adalah Lembaga Negara (DPRP) yang menjalankan fungsi yang sama dengan DPRD yaitu sebagai pembentuk kebijakan yang dituangkan dalam peraturan daerah, berdasarkan pada ketentuan Pasal 43 Peraturan DPRP No. 01 Tahun 2009 tentang Tata Tertib dan pasal 50 ayat 1 huruf h Peraturan DPRP No. 02 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan DPRP No. 01 Tahun 2009 tentang Tata Tertib, Pemimpin DPRP mempunyai tugas antara lain, mewakili DPRP dipengadilan maka termohon memiliki legal standing untuk mempertanggung jawabkan kebijakan yang ditempuh menyelenggarakan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Papua tanpa kewenangan yang sah. IV. KEWENANGAN YANG DIPERSENGKETAKAN (OBJEK PERMOHONAN) Kewenangan konstitusional Pemohon yang diambil adalah mengenai kewenangan penyelenggaraan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Papua. V. Alasan-alasan Pemohon 1. Bahwa kewenangan konstitusional pemohon sebagai penyelenggara Pemilu dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan UU No. 15 Tahun 2011, UU No 12 Tahun 2008 tentang perubahan ke II UU No. 32 Tahun 2004 dan PP No. 49 Tahun 2008; 2. Pasal 8 ayat (3) UU Penyelenggara Pemilu, dalam penyelenggaraan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, Pemohon mempunyai tugas dan wewenang antara lain, menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan pemilihan;

3. Berdasarkan ketentuan pasal 8 ayat (3) dan pasal 9 ayat (3) terdapat pembagian tugas dan wewenang antara pemohon dengan KPU Provinsi Papua; 4. Bahwa setelah KPU Provinsi Papua menerbitkan Keputusan No. 9 Tahun 2011, terdapat keberatan dari para Termohon karena menurut tafsir Termohon penyelenggaraan pemilu Gubernur dan Wakil Gubernr Papua merupakan wewenang DPRP; 5. Bahwa tafsir Termohon menunjuk pada ketentuan Pasal 139 ayat (1) PP No. 6 tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ynag menyatakan, pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di Provinsi Papua dilakukan secara langsung oleh rakyat, yang pencalonannya diusulkan melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propvinsi Papua, oleh Partai Politik atau gabungan partai politik yang memperoleh sekurang-kurangnya 15% dari jumlah kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Papua atau 15% dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umum anggota DPRP ; 8. Bahwa substansi hukum sebagaimana diatur dalam UU No. 35 tahun 2008 telah diajukan uji matriil kepada MK melalui putusan No. 81/PUU- VII/2010. Mahkamah Konstitusi berpendapat kekhususan provinsi Papua dalam bidang pemerintahan mencakup, antara lain, adanya Majelis Rakyat Papua (MRP), Dewan Perwakilan Rakyat Papua, Peraturan Daerah Khusus, Peraturan Daerah provinsi, Distrik, dan calon Gubernur dan Wakil Gubernur orang asli Papua; 9. Bahwa dalam pertimbangan hukum Mahkamah, kekhususan provinsi Papua yang berkaitan dengan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur hanya terbatas pada calon Gubernur dan Wakil Gubernur harus orang asli Papua dan telah mendapat pertimbangan dan persetujuan MRP, sedangkan persyaratan dan mekanisme lainnya sama dengan daerah lainnya di Indonesia;

10. Bahwa memperhatikan surat Menteri Dalam Negeri No. X.121.91/3125/OTDA tanggal 13 juli 2011, sambil menunggu diterbitkannya perdasus yang,mengatur wewenang Majelis Rakyat Papua (MRP) untuk memberikan pertimbangan dan persetujuan calon Gubernur dan Wakil Gubernur orang asli Papua, KPU provinsi Papua melakukan penundaan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Papual; 11. Bahwa menindaklanuti surat Menteri Dalan Negeri No. X.121.91/3125/OTDA tanggal 13 juli 2011, DPRP menetapkan Perdasus dan penjabat Gubernur menindaklanjuti pengesahan Perdasus No. 5 tahun 2011 pada tanggal 29 Desember 2011; 12. Bahwa muatan materi Perdasus No. 6 tahun 2011 melampaui ketentuan UU No. 21 tahun 2001 serta arahan Menteri Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam surat No. X.121.91/3125/OTDA tanggal 13 juli 2011. Perdasus No. 6 tahun 2011 mengatur seluruh tahapan pendaftaran dan verifikasi peserta pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Papua dilaksanakan oleh DPRP kecuali verifikasi faktual perseorangan dilaksanakan oleh KPU provinsi Papua; 13. Ketentuan Perdasus pada angka 16 telah mereduksi kewenangan pemohon dan KPU provinsi Papua; 14. Melalui surat No. 188.34/271/SJ tanggal 31 Januari 2012, Menteri Dalam Negeri melakukan koreksi atas Perdasus No. 6 tahu 2011 yang dinilai bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yaitu UU No. 21 tahun 2001 sebagaimana diubah dengan UU No. 35 tahun 2008; 15. Bahwa melalui surat No. 188.3/1177/SJ tanggal 3 April 2012, Menteri Dalam Negeri kembali menegaskan agar Penjabat Gubernur Papua dan DPRP melakukan perubahan terhadap Perdasus No. 6 tahun 2011 menyesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 16. Bahwa tanpa memperhatikan norma Konstitusi dan peraturan perundangundangan, para Termohon menyelenggarakan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Papua dengan menerbitkan Keputusan DPR Papua No.

064/Pim DPR-5/2012 tanggal 27 April 2012 tentang Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Papua periode 2012-2017; 17. Barnaba Suebu, mengajukan Gugatan terhadap Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia yang menerbitkan surat No. 188.3/1177/SJ tanggal 3 April 2012 kepada pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta, dengan amar putusan PTUN No. 59/G/2012/PTUN-JKT memerintahkan kepada Meneteri Dalam Negeri untuk menunda pelaksaan surat No. 188.3/1177/SJ tanggal 3 April 2012; 18. Hingga saat ini Menteri Dalam Negeri belum melaksanakan putusan PTUN no. 59/G/2012/PTUN-JKT; 19. Bahwa tanpa kewenangan yang sah menurut hukum, para Termohon telah mengambil alih kewenangan Pemohon dan KPU Provinsi Papua untuk menyelenggarakan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Papua. Tindakan demikian dilakukan oleh DPRP bersama Penjabat Gubernur Papua dengan cara menerbitkan Peraturan Daerah Khusus Provinsi Papua (Perdasus) No. 6 tahun 2011 tentang Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Papua; VI. PETITUM Provisi 1. Menerima dan mengabulkan permohonan provisi Pemohon; 2. Memerintahkan Termohon untuk menghentikan seluruh tahapan pelaksanaan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Papua sampai dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi; Pokok Perkara 1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya; 2. Menyatakan Termohon tidak memiliki kewenangan untuk menerbitkan Perdasus No. 6 Tahun 2011 tentang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dan Keputusan DPR Papua No. 064/Pim DPRP-5/2012 tanggal 27 April 2012;

3. Menyatakan Pemohon dan KPU Provinsi Papua memiliki kewenangan konstitusional untuk menerbitkan dan menetapkan pedoman teknis setiap tahapan serta menyelenggarakan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Papua. 4. Apabila Majelis Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon perkara a quo dapat diputus seadil-adilnya (ex a quo et bono). Catatan : - Perubahan pada bagian Termohon. - Perubahan Pada Petitum a. Permohonan Awal 1. Mengabulkan Permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya; 2. Memerintah Termohon untuk menghentikan seluruh tahapan pelaksanaan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Papua sampai dengan adanya Putusan Mahkamah Konstitusi; 3. Menyatakan pemohon tidak memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Papua; 4. Menyatakan Pemohon dan KPU Provinsi Papua memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Papua; b. Perbaikan Permohonan Provisi 1. Menerima dan mengabulkan permohonan provisi Pemohon; 2. Memerintahkan Termohon untuk menghentikan seluruh tahapan pelaksanaan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Papua sampai dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi; Pokok Perkara 1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya; 2. Menyatakan Termohon tidak memiliki kewenangan untuk menerbitkan Perdasus No. 6 Tahun 2011 tentang Pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur dan Keputusan DPR Papua No. 064/Pim DPRP-5/2012 tanggal 27 April 2012; 3. Menyatakan Pemohon dan KPU Provinsi Papua memiliki kewenangan konstitusional untuk menerbitkan dan menetapkan pedoman teknis setiap tahapan serta menyelenggarakan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Papua. 4. Apabila Majelis Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon perkara a quo dapat diputus seadil-adilnya (ex a quo et bono).