Hubungan Employee Engagement dengan Perilaku Produktif Karyawan

dokumen-dokumen yang mirip
Rosi Kurniawati Tino Leonardi, M. Psi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

PENDAHULUAN. Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan. beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak

Hubungan Antara Modal Psikologis Dengan Keterikatan Kerja Pada Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya adalah cabang Solo Raya dan Madiun Raya. Pada bulan April 2016

Hubungan Antara Modal Psikologis Dengan Keterikatan Kerja Pada Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEPRIBADIAN PROAKTIF DAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. segala kegiatan bisnis dan perekonomian, hal ini menyebabkan terjadinya

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

Hubungan employee engagement dan burnout pada karyawan divisi IT

Silvia Indra Mustika Kusdi Rahardjo Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

SELF REGULATION, KEPUASAN TERHADAP INFORMASI PEKERJAAN DAN WORK ENGAGEMENT: Studi Kasus pada Dosen FISIP UT

HUBUNGAN ANTARA SELF DETERMINATION DENGAN KETERIKATAN KERJA (WORK ENGAGEMENT) PADA KARYAWAN PT JAPFA COMFEED INDONESIA CABANG SIDOARJO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidakpastian yang tinggi telah menuntut organisasi-organisasi modern untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian kuantitatif, lebih menekankan pada pengujian teori melalui angka,

HUBUNGAN ANTARA TATA RUANG KANTOR DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA BPJS KETENAGAKERJAAN CABANG JAKARTA RAWAMANGUN

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

GAMBARAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI PT EG (MANUFACTURING INDUSTRY)

The Influence of Communication Supervisor on Job Satisfaction and Affective Commitment Organization. Abstract

PENGARUH IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI YOKOBENTO CABANG KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak penelitian yang menggunakan istilah engagement sebagai variabel

KETERLIBATAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PADA POLITEKNIK LP3I JAKRTA KAMPUS BEKASI

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, kemampuan marketing, dan sumber daya manusia (SDM).

BAB II LANDASAN TEORI. memiliki pengertian berbeda mengenai engagement (Albrecht, 2010).

ANTECEDENTS DAN CONSEQUENCES ATAS KINERJA KUALITAS: Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Bersertifikasi ISO 9000 di Indonesia

HUBUNGAN KEPUASAN TERHADAP GAJI DENGAN ETOS KERJA KARYAWAN KPRI DI KOTA SEMARANG

SKRIPSI. Untuk memenuhi persyaratan Penyusunan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Oleh : Vivi Anaviyah

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. TSUKASA MANUFACTURING OF INDONESIA

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

JURNAL SKRIPSI. Disusun oleh : Taufiana C. Muna. Bambang Sutjiroso PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SPIL DAN PERENCANAAN

yang memiliki peran penting dalam perusahaan karena mereka akan berhubungan dengan para pelanggan. Dalam masyarakat, karyawan pemasaran sering kali

ABSTRAK. Kata kata kunci: employee engagement, organizational citizenship behavior, kinerja individu karyawan

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

EFFECT OF ACCOUNTING PROGRAM DEVELOPMENT BANK STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS BASED ON THE FINANCIAL DISTRICT IN BMT TEGAL

HUBUNGAN ANTARA JOB CRAFTING DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN GENERASI Y DI KANTOR PUSAT PT. BANK BUKOPIN, TBK JAKARTA

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan Bank BTPN Madiun

ABSTRACT. Keywords: motivation of employee s work, effectiveness of incentive compensation. vii. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN PT. X

Peningkatan Employee Engagement Dosen dan Pegawai Non Akademik Perguruan Tinggi X

ABSTRAK. Kata kunci : Komitmen Organisasi, Organizational Citizenship Behavior (OCB), Budaya Organisasi. Universitas Kristen Maranatha viii

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) adalah pelaksanaan job analysis, perencanaan SDM,

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga banyak yang menyebut keterikatan kerja merupakan old wine in

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SEMANGAT KERJA DITINJAU DARI KOHESIVITAS KELOMPOK KERJA PADA MITRA PEMASARAN DI KSB REGIONAL V YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. 1. Pengertian Kinerja. tujuan organisasi (Viswesvaran & Ones, 2000). McCloy et al. (1994)

Hubungan Keterikatan Kerja dengan Kinerja pada Karyawan Hotel Surabaya Plaza

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD SE GUGUS TAMBAKROMO KABUPATEN PATI TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang bernama Gallup pada tahun 1990-an. Menurut survei Global,

KEPUASAN KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA KARYAWAN

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

ADVERSITY QUOTIENT DAN PSYCHOLOGICAL CAPITAL DALAM MENENTUKAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BUDAYA ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA PEGAWAI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Prosiding Psikologi ISSN:

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital

Prosiding Psikologi ISSN:

Abstract. Keywords: perception, working discipline, productivity. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU. Oleh Ida Efiana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengelolaan sumber daya manusia telah ditandai pergeseran

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT PK

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masykarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sisdiknas RI

MOTIVASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TATA HIDANG DI JURUSAN PKK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MANADO

PENGARUH ANTARA PENGELOLAAN KONFLIK DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI GURU SD NEGERI GUGUS 03 KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia, yakni mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Studio Cilaki Empat Lima Gambar 1.1 Logo Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dan perlu dikembangkan untuk mendukung kelangsungan dan keberhasilan

Peningkatan Employee Engagement Pegawai Perguruan Tinggi X

Stres Affects Job Performance Moderated By Affective Organizational Commitment. Novita Maya Sari ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi ini mengharuskan setiap

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT

Nurmalia Ariarni Tri Wulida Afrianty Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek parameter daya saing untuk memperkuat daya saing industri

PENGARUH DUKUNGAN SUPERVISOR DAN PEMBERDAYAAN TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

Muchamad Nasrudin Suparji. Prodi Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK

ABSTRACT. Keywords : Influence Leadership, Employee Performance. viii. Universitas Kristen Maranatha

STUDI KAUSAL MENGENAI PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT DI HOTEL SHERATON SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa studi yang mengkorelasikan antara tingginya job. Perusahaan tidak lagi hanya mencari calon karyawan yang memiliki

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...

PENGARUH EMPLOYEE RELATION TERHADAP KEPUASAN KOMUNIKASI KARYAWAN PDAM TIRTANADI CABANG SEI AGUL

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN III DI MARINDA

SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PENGAWASAN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. MIDAS MULTI INDUSTRY MEDAN OLEH

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA APARATUR DAN PERILAKU BIROKRASI TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA ORGANISASI PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

HUBUNGAN PEMBERIAN INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA DENGAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN GURU

ABSTRAK. Kata kunci : penilaian kinerja, kompensasi, produktivitas kerja. Universitas Kristen Maranatha

Key Words: Situational Leadership and Employee s Performance.

Transkripsi:

Hubungan Employee Engagement dengan Perilaku Produktif Karyawan Fransiscus Aprilian Sri Widodo Sami an, M.Psi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract. This research aims to find out whether there is a relationship between Employee Engagement with Employee's Productive Behavior. Employee engagement is a positive motivational state that contains characteristic vigor, dedication and absorption (Schaufeli, 2002). Productive behavior is an employeeoriented behavior of the efficient use of resources, but also in line with the orientation of effectiveness in achieving goals (Suhariadi, 2001). This research is explanatory quantitative research, as it aims to explain the relationship between the research variables through hypothesis testing. The independent variable in this research is employee engagement (X) and the dependent variable is the effective productive behavior (Y1) and the efficient productive behavior (Y2). Result obtained from the data analysis showed significance level of 0.234 and 0.693 which means H0 is accepted, which indicates there is no relationship between the variable X with variables Y1 and Y2 in this research. The magnitude of the correlation of each variable is 0.203 for the correlation between employee engagement (X) with effective productive behavior (Y1) and 0,068 for the correlation between employee engagement (X) with efficient productive behavior (Y2). Keywords: Employee Engagement, Productivity, Productive Behavior Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Employee Engagement dengan Perilaku Produktif Karyawan. Employee engagement merupakan keadaan motivasional yang positif yang mengandung karakteristik vigor, dedication dan absorption (Schaufeli, 2002). Perilaku produktif merupakan perilaku dari karyawan yang berorientasi efisien dalam penggunaan sumber daya, tetapi juga seiring dengan orientasi efektifitas dalam pencapaian tujuan (Suhariadi, 2001). Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertipe explanatory, karena bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar variabel-variabel penelitian melalui uji hipotesis. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah employee engagement (X) dan variabel terikatnya adalah perilaku produktif efektif (Y1) dan perilaku produktif efisien (Y2). Dari hasil analisis data diperoleh taraf signifikansi sebesar 0,234 dan 0,693 yang berarti H0 diterima, yang menandakan tidak adanya hubungan antara variabel X dengan variabel Y1 maupun Y2 dalam penelitian ini. Besarnya korelasi dari masing-masing variabel adalah 0,203 untuk korelasi antara employee engagement (X) dengan perilaku produktif efektif (Y1) dan 0,068 untuk korelasi employee engagement (X) dengan perilaku produktif efisien (Y2). Kata kunci: Employee Engagement, Produktivitas, Perilaku Produktif Korespondensi: Fransiscus Aprilian Sri Widodo, Departemen Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, e-mail: fransiscusaprilians@gmail.com

Fransiscus Aprilian Sri Widodo, Sami an, M.Psi PENDAHULUAN Latar Belakang Era globalisasi saat ini menuntut adanya kemajuan dalam kehidupan manusia. Manusia dituntut agar lebih sigap dalam menyesuaikan diri untuk menyikapi perubahan yang terus menerus terjadi karena globalisasi agar dapat bertahan hidup. Globalisasi memberikan dampak di dalam berbagai bidang kehidupan manusia, salah satunya adalah di bidang industri dan organisasi. Dampak yang bisa terlihat dalam bidang industri dan organisasi adalah banyaknya perusahaan asing yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Hal ini tentunya menuntut perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk meningkatkan standarnya menjadi sama dengan standar internasional. Meningkatkan standar perusahaan- perusahaan di Indonesia menjadi sama dengan standar internasional tentunya dapat menjadikan perusahaan-perusahaan Indonesia untuk mampu bersaing di pasar dunia. Hal ini tentunya bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Setiap perusahaan di Indonesia harus bahu- membahu untuk terus berupaya meningkatkan atau mengoptimalkan faktor-faktor produksi yang terdapat di dalam perusahaan. Salah satu dari sekian banyak faktor produksi yang memiliki andil penting terhadap kesuksesan sebuah perusahaan adalah sumber daya manusia (SDM). S u m b e r d a y a m a n u s i a ( S D M ) merupakan salah satu elemen terpenting dalam organisasi atau perusahaan. SDM juga merupakan aset penting organisasi dalam menghadapi tantangan di era globalisasi saat ini. Persaingan bisnis yang semakin meningkat membuat organisasi mau tidak mau harus selalu berkembang utuk dapat bertahan atau bahkan lebih berkembang. Tuntutan yang dihadapi oleh organisasi akan semakin besar untuk dapat tetap bertahan. Organisasi yang tidak bisa menyikapi hal tersebut bisa dipastikan tidak akan mampu bertahan atau akan mengalami kegagalan. Berbagai macam hal dipersiapkan oleh organisasi untuk menyikapi kondisi ini agar dapat tetap bertahan. Organisasi atau perusahaan harus mengelola SDM dengan baik dan maksimal agar dapat bersaing. Pengelolaan SDM yang baik akan berdampak pada efektivitas kerja organisasi atau perusahaan. Peningkatan efektivitas, efisiensi dan kreativitas dalam suatu organisasi sangat bergantung pada kesediaan orang-orang dalam organisasi untuk berkontribusi secara positif dalam menyikapi perubahan (Bogler dan Somech, 2005). Di era globalisasi dan pasar bebas seperti saat ini persaingan akan sangat mungkin terjadi. Hal ini disebabkan karena banyak perusahaan yang menyediakan satu produk atau jasa yang sama. Hal itu tentunya akan membuat perusahaan-perusahaan tersebut bersaing untuk memenangkan pasar. Persaingan yang terjadi antar perusahaan ini tentunya akan membuat setiap perusahaan yang terlibat dalam persaingan akan berusaha untuk menjadi perusahaan terbaik untuk bisa memenangkan persaingan agar dapat bertahan dengan cara meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya. Dengan begitu, diharapkan agar perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Tidak dapat dipungkiri dan sudah secara alamiah bahwa hampir setiap perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. SDM berperan penting di sebuah organisasi atau perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Perusahaan boleh saja memiliki infrastruktur atau alat-alat yang sangat canggih, namun apabila tidak ada SDM yang mengoperasikannya akan menjadi sia-sialah infrastruktur atau alat-alat tersebut. Begitu juga produktivitas sebuah perusahaan tidak lepas dari peran SDM yang terdapat di dalam perusahaan tersebut. SDM memiliki peran dominan terhadap faktor produksi lain seperti mesin, modal, material dan metode karena SDM yang m e r e n c a n a k a n, m e l a k s a n a k a n d a n mengendalikan setiap kegiatan organisasi dalam 2

Hubungan Employee Engagement dengan Perilaku Produktif Karyawan atau perusahaan yang ada di Indonesia dituntut n a s i o n a l untuk mengelola SDM yang dimiliki dengan baik ( http://www.depnakertrans.go.id/news.html,972 demi kelangsungan hidup dan kemajuan,naker). Hal ini menunjukkan bahwa secara organisasi. Jadi, jika memperhatikan hal tersebut, nasional, pemerintah juga telah melakukan upaya maka keberhasilan dalam proses operasional untuk meningkatkan produktivitas. organisasi sangat ditentukan oleh kualitas SDM Sejalan dengan hal di atas, banyak upaya (puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/jkw/artic yang telah dilakukan oleh perusahaanle/viewfile/16809/16791). Mengingat SDM perusahaan di Indonesia untuk meningkatkan adalah faktor produksi yang penting dalam produktivitas yang nantinya diharapkan juga bisa sebuah organisasi atau perusahaan, maka meningkatkan tingkat produktivitas negara meningkatkan kualitas SDM yang ada dalam Indonesia (Suhariadi, 2001). Upaya yang organisasi atau perusahaan merupakan hal yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam mutlak dilakukan. meningkatkan produktivitasnya lebih B e r d a s a r k a n p e n e l i t i a n d a r i dititikberatkan pada rekayasa-rekayasa International Management Development (IMD) lingkungan kerja yang menyentuh sisi psikologis yang khusus meneliti kawasan negara-negara di karyawan agar karyawan termotivasi bekerja Asia, tingkat produktivitas negara Indonesia lebih produktif lagi. Namun hal itu saja tidak berada pada posisi 35 dari 57 negara. Sedangkan cukup untuk meningkatkan produktivitas, berdasarkan data World Economic Forum (WEF) perusahaan perlu memunculkan perilaku tahun 2012, tingkat produktivitas Indonesia produktif dari karyawan. Rekayasa dalam bentuk berada pada peringkat ke-50 dari 144 negara yang apapun apabila tidak menghasilkan perilaku disurvei, hal ini menurut Menteri Tenaga Kerja produktif, tidak akan memberikan kontribusi dan Transmigrasi RI Muhaimin Iskandar apapun terhadap perusahaan dan terhadap merupakan suatu kesempatan dan tantangan bagi karyawan itu sendiri (Suhariadi, 2001). Indonesia untuk terus melakukan inovasi dan kreativitas yang mengarah pada upaya-upaya Tujuan Penelitian k o n g k r i t p e n i n g k a t a n p r o d u k t i v i t a s Tujuan penelitian ini adalah untuk ( http://www.depnakertrans.go.id/news.html,972 menguji secara empiris hubungan antara,naker). employee engagement dengan perilaku produktif Selain itu, baru-baru ini Indonesia karyawan. menjadi tuan rumah Workshop Meeting of Heads of National Productivity Organization of Asian LANDASAN TEORI Productivity Organization (WSM APO) ke-53 Perilaku Produktif yang didakan pada tanggal 23-25 Oktober 2012 Perilaku produktif menurut Suhariadi di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur. Workshop (2001) mencerminkan dua model perilaku, yaitu yang merupakan agenda rutin tahunan dari Asian perilaku efektif dan perilaku efisien. Perilaku Productivity Organization (APO) yang dihadiri produktif efektif adalah perilaku karyawan yang oleh 80 perwakilan dari 20 negara anggota APO berorientasi pada pencapaian tujuan organisasi. ini dibuka oleh Menteri Tenaga Kerja dan Dimensi yang dilihat mencerminkan perilaku Transmigrasi RI Muhaimin Iskandar. Dalam produktif yang efektif adalah perilaku yang pidatonya Muhaimin Iskandar mengatakan mengarah pada pencapaian tujuan, melakukan bahwa produktivitas merupakan salah satu pertemuan-pertemuan koordinasi untuk program prioritas yang dalam implementasinya pencapaian tujuan dan ketepatan dalam dilakukan dalam kerangka gerakan produktivitas penyelesaian masalah. Sedangkan dimensi untuk 3

Fransiscus Aprilian Sri Widodo, Sami an, M.Psi melihat perilaku produktif yang efisien adalah 0,234 pada variabel employee engagement perilaku pemakaian seminimal mungkin setiap dengan perilaku produktif efektif dan sumber daya yang ada dalam usahanya untuk mendapatkan koefisien korelasi Spearman's Rho mencapai tujuan. sebesar 0,068 dengan taraf signifikansi sebesar 0,693 pada variabel employee engagement Employee Engagement dengan perilaku produktif efisien. Schaufeli (2002) mendefinisikan Berdasarkan hasil tersebut, hasil employee engagement sebagai keadaan penelitian mengungkapkan bahwa tidak terdapat motivasional yang positif yang mengandung hubungan antara employee engagement dengan karakteristik vigor, dedication dan absorption. perilaku produktif efektif dan perilaku produktif Vigor diartikan sebagai level energi dan resiliensi efisien. Hal ini berdasarkan pada taraf yang tinggi, terdapat kemauan untuk signifikansi yang berada pada kondisi p > 0,05. menginvestasikan tenaga, presistensi dan tidak Sehingga apabila hasil ini diaplikasikan terhadap mudah lelah. Dedication diartikan sebagai pengujian hipotesis, maka H0 diterima sehingga keterlibatan yang kuat ditandai oleh antusiasme dapat diartikan sebagai tidak ada hubungan antar dan rasa bangga dan inspirasi. Absorption variabel. diartikan sebagai keadaan terjun total pada Penjelasan employee engagement karyawan (sulitnya memisahkan karyawan dari sebagai salah satu penyebab munculnya perilaku pekerjaannya) (Saks, 2006). produktif sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan tidak sejalan dengan METODE PENELITIAN hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa Penelitian ini menggunakan pendekatan employee engagement tidak memiliki hubungan kuantitatif yang bersifat eksplanatif. Penelitian yang signifikan dengan perilaku produktif eksplanatif adalah penelitian yang bertujuan karyawan. untuk mengungkap hubungan antara variabel- Employee engagement bukan satuvariabel penelitian dan menguji hipotesis yang satunya faktor yang mempengaruhi munculnya telah dirumuskan sebelumnya (Kerlinger, 2006). perilaku produktif. Perilaku produktif Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa hal, tidak hanya faktor adalah survey, yaitu penelitian yang internal dari individu, namun juga faktor menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul eksternal atau faktor lingkungan. Selain data dari sekelompok orang atau sampel yang employee engagement yang merupakan faktor merupakan bagian dari populasi (Neuman, internal dari setiap individu, faktor eksternal 2000). seperti lingkungan kerja dapat juga Model penelitian yang digunakan dalam mempengaruhi seorang karyawan untuk penelitian ini adalah model korelasional yaitu melakukan pekerjaannya dengan baik atau tidak. penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki Drucker (dalam Suhariadi, 2001) sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan menyatakan bahwa perilaku produktif tidak akan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain muncul dan berkembang apabila pihak (Azwar, 2004). manajemen tidak menyediakan sarana dan prasarana bagi munculnya perilaku produktif. HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN Selanjutnya Caudron (dalam Suhariadi, Berdasarkan analisis statistik, peneliti 2001) menyatakan bahwa muncul atau tidaknya mendapatkan koefisien korelasi Spearman's Rho perilaku produktif karyawan pada dasarnya lebih sebesar 0,203 dengan taraf signifikansi sebesar dikarenakan faktor budaya. Apabila budaya di 4

Hubungan Employee Engagement dengan Perilaku Produktif Karyawan lingkungan kerja, masyarakat atau sekitarnya menghambat atau bahkan tidak mendukung munculnya perilaku produktif, maka dapat diperkirakan bahwa karyawan akan sulit atau bahkan tidak akan memunculkan perilaku produktif. Sejalan dengan hal diatas, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi munculnya perilaku produktif karyawan, dalam hal ini adalah pemberian upah, telah dianggap memuaskan oleh karyawan. Untuk karyawan yang baru masuk bekerja, sudah mendapat upah yang sesuai dengan UMR dan akan bertambah sekurang-kurangnya setelah tiga bulan bekerja, setelah menjalani program pelatihan di perusahaan dan lain sebagainya. Karyawan telah merasa puas dengan perlakuan perusahaan terhadap dirinya, dalam hal ini adalah upah yang diterimanya saat ini, hal ini belum tentu didapatkan di tempat/perusahaan lain. Sehingga dengan kondisi seperti ini, peneliti berasumsi bahwa hal ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi munculnya perilaku produktif karyawan yang tidak dikontrol dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan fokus penelitian terhadap employee engagement sebagai anteseden atas perilaku produktif karyawan, faktor-faktor eksternal yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya seperti budaya lingkungan kerja, masyarakat atau disekitar karyawan merupakan aspek yang tidak dikontrol oleh peneliti. Sedangkan saran yang dapat peneliti berikan dari penelitian tentang hubungan employee engagement dengan perilaku produktif efektif maupun perilaku produktif efisen adalah mempertimbangkan variabel lain yang dapat dijadikan sebagai prediktor bagi variabel perilaku produktif, seperti faktor lingkungan, faktor budaya dan lain sebagainya, mempertimbangkan faktor kepuasan sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku produktif karyawan dan teori mengenai perilaku produktif dalam penelitian ini dapat dikatakan masih kurang, oleh karena itu peneliti selanjutnya sebaiknya dapat menambah kajian teori tentang perilaku produktif. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil, antara lain adalah tidak ada hubungan yang signifikan dari variabel employee engagement dengan perilaku produktif efektif dan tidak ada hubungan yang signifikan dari variabel employee engagement dengan perilaku produktif efisien. 5

Hubungan Employee Engagement dengan Perilaku Produktif Karyawan PUSTAKA ACUAN Adnyani, Dewi. (2008). Membina Semangat Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan. Bulletin Studi Ekonomi Vol. 13 No.2. Azwar, S. (2004). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bogler, R., & Somech, A. (2005). Organizational Citizenship Behavior in School: How Does it Relate to Participation in Decision Making?. Volume 43 No. 5. Darmawan, Didit. Variabel Semangat Kerja dan Indikator Pengukurannya. Diakses pada tanggal 1 Maret 2013 di http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/jkw/article/viewfile/16809/16791. Depkominfo. (2012). Muhaimin Ajak 20 Negara APO Tingkatkan Produktivitas Kerja dan Daya Saing. Diakses pada tanggal 30 April 2013 di http://www.depnakertrans.go.id/news.html,972,naker. Kerlinger, F. N. (1995). Azas-azas Penelitian Behavioral. (edisi keetiga, terjemahan). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Neuman, W. L. (2000). Basic of Social Research (2nd ed). USA: Pearson Education, Inc. Saks, A. M. (2006). Antecedents and consequences of employee engagement. Journal of Managerial Psychology, 21 (7), 600-619. Schaufeli, W. B., Salanova, M., Gonza`lez-Roma`, V., & Bakker, A. (2002). The measurement of engagement and burnout: A two sample confirmatory factor analytic approach. Journal of Happiness Studies, 3: 71-92. Suhariadi, Fendy. (2001). Produktivitas Sebagai Bentuk Perilaku: (Sebuah Upaya Alternatif Pengukuran Psikologik). INSAN Media Psikologi, Vol.3, No.3, 119-137. Darmawan, Didit. Variabel Semangat Kerja dan Indikator Pengukurannya. Diakses pada tanggal 1 Maret 2013 di http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/jkw/article/viewfile/16809/16791. Depkominfo. (2012). Muhaimin Ajak 20 Negara APO Tingkatkan Produktivitas Kerja dan Daya Saing. Diakses pada tanggal 30 April 2013 di http://www.depnakertrans.go.id/news.html,972,naker. Kerlinger, F. N. (1995). Azas-azas Penelitian Behavioral. (edisi keetiga, terjemahan). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Neuman, W. L. (2000). Basic of Social Research (2nd ed). USA: Pearson Education, Inc. Saks, A. M. (2006). Antecedents and consequences of employee engagement. Journal of Managerial Psychology, 21 (7), 600-619. Schaufeli, W. B., Salanova, M., Gonza`lez-Roma`, V., & Bakker, A. (2002). The measurement of engagement and burnout: A two sample confirmatory factor analytic approach. Journal of Happiness Studies, 3: 71-92. Suhariadi, Fendy. (2001). Produktivitas Sebagai Bentuk Perilaku: (Sebuah Upaya Alternatif Pengukuran Psikologik). INSAN Media Psikologi, Vol.3, No.3, 119-137. 6