PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS BAHAN BAKU KAYU DI MALANG-JATIM. Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang 3

dokumen-dokumen yang mirip
INDUSTRI KREATIF PAPAN SURFING BERBAHAN BAKU KAYU

Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVII, NO. 1 Januari 2017

PENINGKATAN USAHA KLASTER INDUSTRI KECIL KERAJINAN SEROK DARI BAHAN KAYU DI MAGELANG

IBM PENGRAJIN SEPATU DAN SANDAL KULIT

PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK PENGEMBANGAN USAHA PRODUK PERAK

PELATIHAN KETRAMPILAN DAN PENJUALAN ONLINE HASIL KERAJINAN KAYU BAGI USAHA MIKRO BJ WOOD PROCESSING DAN RAKA JAYA MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI EKSPORT KERAJINAN BATIK LUKIS DAN KAYU LUKIS DI KABUPATEN BANTUL PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM IPTEKS BAGI PRODUK EKSPOR

PENINGKATAN EFISIENSI INDUSTRI KECIL POLA PENGECORAN LOGAM CEPER

IMPLEMENTASI IPTEKS DALAM PENGEMBANGAN USAHA MEUBEL KAYU. Ishak Universitas Negeri Makassar

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POTENSI PERKEMBANGAN INDUSTRI KECIL Kasus Industri Kecil Mebel Kayu di Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUK MELALUI PERBAIKAN TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI PADA USAHA KERAJINAN BATU PUTIH GUNUNGKIDUL

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

PENGEMBANGAN USAHA BATIK MELALUI MESIN PEWARNAAN BATIK DI DESA PILANG KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN. Universitas Sebelas Maret

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

PENINGKATAN KAPASITAS PENGUSAHA SEPATU DAN TAS KULIT DI MALANG UNTUK TEMBUS PASAR LUAR NEGERI Istutik 1, Bunyamin 211

IbM KELOMPOK PENGRAJIN GERABAH MELALUI PENGEMBANGAN DESAIN, ALAT PRODUKSI DAN MANAJEMEN PEMASARAN DI KABUPATEN KLATEN

MANAJEMEN PRODUKSI. Drh. Isnardono MM LEMBAGA PELATIHAN KERJA MANAJEMEN WIRAUSAHA DAN PRODUKTIVITAS PBM TAHUN 2015

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

PEMBELAJARANMULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH INKLUSI ABK RIVER KIDS DAN PUSAT TERAPIS INSAN MANDIRI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM MANAJEMEN MUTU PADA PERGURUAN TINGGI. Dudung Juhana STIE Pasundan Bandung

BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR

PENERAPAN SISTEM PEMBIAYAAN BERBASIS AKTIVITAS PADA PEMBUATAN SEGMEN PRECAST JEMBATAN DAN JALAN LAYANG PASUPATI

Pengantar Manajemen Produksi & Operasi

IPTEK BAGI MASYARAKAT INDUSTRI KECIL ROBOT LINE FOLLOWER DI KELURAHAN WEDOMARTANI KABUPATEN SLEMAN

HUBUNGAN ANTARA PERMINTAAN PRODUK MEUBEL KURSI DAN PERMINTAAN KAYU JATI PADA INDUSTRI UD. MITRA USAHA DI WANGKANAPI, KOTA BAUBAU

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

Introduction to. Chapter 9. Production Management. MultiMedia by Stephen M. Peters South-Western College Publishing

PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF PIGURA KALIGRAFI MENUJU PASAR GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Siliwangi Vol. 2 No. 1 Mei 2016 ISSN Seri Pengabdian Pada Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

PENERAPAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DI PURWOKERTO. Arini Hidayah Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Perekonomian Indonesia

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

I. T U J U A N Memperkuat basis produksi usaha IKM Memastikan bahwa produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat luas dilihat dari aspek

Perekonomian Indonesia

PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) WORKSHOP DESAIN IKM BATU MULIA DI JAWA TENGAH

PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS KRIPIK PISANG DENGAN MESIN PERAJANG DI DESA JATI KECAMATAN UDANAWU KABUPATEN BLITAR

METODE HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DP2M DIKTI

PROJECT AY0 EKSPOR MEMBANTU UKM DI INDONESIA UNTUK BISA MENGEKSPOR PRODUK KE LUAR

DAYA SAING PRODUK-PRODUK INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (KELOMPOK BARANG KAYU DAN HASIL HUTAN) DI KOTA TARAKAN


LAPORAN TAHUNAN PROGRAM IPTEKS BAGI PRODUK EKSPOR

PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS

ABSTRACT. (Key words: Cost of goods production, Standard Cost, Production Cost Efficiency) Universitas Kristen Maranatha

PEREKONOMIAN INDONESIA

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Analisis Biaya kualitas Dalam Meningkatan Penjualan Pada Divisi Tempa dan Cor PT PINDAD

Kata kunci: kerajinan berbahan kulit, produk ekspor

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI MENUJU GLOBAL COOP

ABSTRAK. Kata Kunci : Enterprise architecture, TOGAF, document solution, PT.Astragraphia, Tbk. Universitas Kristen Maranatha

KAJIAN STRATEGIS PENGEMBANGAN TAHAP LANJUT SENTRA BISNIS UKM PASCA DUKUNGAN PROGRAM PERKUATAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Usaha Kecil 50 Juta 500 Juta Maksimal 300 Juta

Pengembangan Model Quality Management System (QMS) pada Industri Kecil dan Menengah

Tata Letak Fasilitas

Muhammad Tahwin 1 dan A. Aviv Mahmudi 2 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPPI Rembang

KERAJINAN BERBAHAN LIMBAH KAYU (DRIFTWOOD) DAN EVALUASI TATA LETAK FASILITAS KERJA

PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI. ETIKA MUSLIMAH, ST, MT

ABSTRACT. Key Words: Total Quality Management, financial performance, return on assets, champion. Universitas Kristen Maranatha

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK PERAJIN SANGKAR BURUNG GRIYAKUKILA KADIPIRO MELALUI DIVERSIVIKASI PRODUK

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak krisis moneter. tahun 1998 mengalami percepatan terutama dalam periode

ABSTRACT. Key words: standard operating procedure, procedure, form, ISO 9001:2000, quality management system, quality manual, ISO 9001:2000 clause 4

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan (4) menjadi basis

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan adalah dengan melakukan pengukuran kinerja. Saat ini

Pendahuluan. Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: E-ISSN:

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

Abstract. Keywords : Agriculture, GIS, spatial data and non-spatial data, digital map. Abstrak

BAB V KEMITRAAN ANTAR STAKEHOLDERS DAN ARAHAN PENINGKATANNYA DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KERAJINAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

ANALISA PROSES BISNIS

INDUSTRIAL INTELLIGENCE 2017

Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2010). Management Information Systems : Managing the Digital Firm, 11th Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, sehingga

SISTEM MANUFAKTUR FLEKSIBEL (SISMANFLEX) MODUL 01 PENGANTAR SISTEM MANUFAKTUR FLEKSIBEL

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Upaya Peningkatan Output Produksi Pada Fasilitas Kerja Departemen Preparation Di PT. Integra Indocabinet

DIRECT & DATABASE MARKETING

PENINGKATAN KAPASITAS ENTREPRENEURSHIP MELALUI PELATIHAN DAN MAGANG BAGI TENANT DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAYA SAING GLOBAL USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DI KOTA BATU MENGGUNAKAN SME DEVELOPMENT INDEX

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii

IBM KELOMPOK USAHA HASIL LAUT PULAU LAE-LAE MAKASSAR

Evaluasi Sistem Bisnis Lean Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma master Black Belt

IbM Pengrajin Anyaman Rotan di Kabupaten Jember: Upaya Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Produksi

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha

VI. STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI AGRO INDONESIA

IbM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) SULAM PITA DI KOTA SEMARANG

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 1, APRIL 2014 71 PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS BAHAN BAKU KAYU DI MALANG-JATIM Oleh: M. Alfian Mizar 1, Tuwoso 2, Priyono 3, Agus Hermawan 4, dan Iriaji 5 1, 2 Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang 3 Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang 4 Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang 5 Dosen Seni Kerajinan Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang E-mail: fianmz@yahoo.com Abstract. Ipteks Program for Export Products (IbPE) is focused on two areas of industrial activity: (1) production activities in NS. workshops CV. MAKMUR JAYA ABADI (SMEs 1) located in the village of Jatikero, Kec. Kromengan, Kab. Malang that the creative industries are producing electric guitar, semi electric guitar, and acoustic guitar, and (2) UD. ADI ANUGERAH (SMEs 2) located in the city of Malang-Batu Junrejo with the production of a wide range of crafts/products made of wood and its derivatives (such as MDF). Problems of SMEs in partner program IbPE this is an increase in the quality of product design, production capacity and product quality according to the requirements of the product (including do not contain toxic/poison and fungus/mushrooms), sharpening the vision of production (always oriented towards the needs of the market), improvement of technical skill and management skills, as well as the arrangement of the Lay-out of production, increased safety and comfort work. From the results of this IbPE program activities have been carried out and the impact of external in the form of: (1) Ipteks application by engineering, manufacturing and procurement of planner machine, finishing products machine, and sender machine, (2) the implementation of science and technology through the development of a national market and potentially products export, (3) mentoring to entrepreneurs in order to improve the quality of design, product quality, increased production capacity, and business management (4) Lay out the machine/equipment Setup and production management, (5) stub expansion of market share, (6) an increase in the number of employees and an increase in turn over of 20%. Key words: Improved export product, creative industries, wood raw materials, SMEs machinery Abstrak. Program Ipteks bagi Produk Ekspor (IbPE) ini difokuskan pada dua tempat kegiatan industri, yaitu: (1) kegiatan produksi di workshop CV. NS. MAKMUR JAYA ABADI (UKM 1) terletak di Desa Jatikero, Kec. Kromengan, Kab. Malang yang merupakan industri kreatif memproduksi gitar elektrik, gitar semi elektrik dan gitar akustik; dan (2) UD. ADI ANUGERAH (UKM 2) yang terletak di Junrejo Kota Batu-Malang dengan produksi aneka kerajinan/produk berbahan baku kayu dan turunannya (seperti MDF). Permasalahan UKM mitra dalam program IbPE ini adalah peningkatan kualitas desain produk, peningkatan kapasitas produksi dan kualitas produk sesuai dengan persyaratan produk, penajaman visi produksi (selalu berorientasi pada kebutuhan pasar), peningkatan teknikal skill dan manajemen skill, serta penataan Lay-out produksi, peningkatan keselamatan dan kenyamanan kerja. Dari hasil program IbPE ini telah dilakukan kegiatan-kegiatan dan dampak luaran berupa: (1) penerapan Ipteks melalui rekayasa, manufaktur dan pengadaan mesin planner, perangkat finishing produk, dan mesin sender, (2) implementasi Iptek melalui pengembangan produk berpotensi pasar nasional dan ekspor, (3) pendampingan kepada para pengusaha guna peningkatan kualitas desain, kualitas produk, peningkatan kapasitas produksi, dan manajemen usaha, (4) penataan Lay out mesin/peralatan produksi dan penataan manajemen, (5) perluasan pangsa pasar, (6) terjadi peningkatan jumlah karyawan dan peningkatan omzet 20%. Kata-kata kunci: peningkatan produk ekspor, industri kreatif, bahan baku kayu, mesin UKM

72 M. Alfian Mizar, Tuwoso, Priyono, Agus Hermawan, Iriaji, Pengembangan Industri Kreatif... Percepatan pembangunan melalui program implementasi Ipteks bagi pengrajin, industri kecil atau masyarakat usaha kecil dan menengah (UKM), dilakukan melalui penyediaan sarana prasarana, pengembangan sistem kelembagaan, penguasaan teknologi, serta pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan bertanggung jawab. Dalam situasi global saat ini, hampir semua negara mengandalkan peran dominan industri kecil dan menengah (IKM)/ UKM dalam pertumbuhan ekonominya. Pertimbangannya, selain IKM membutuhkan kapital rendah, memanfaatkan sumber-sumber lokal, mampu berkomunikasi dengan baik, mempunyai target spesifik, juga responsif terhadap perubahan permintaan (Lalkaka, 1997). Di negara maju dan negara berkembang, pengembangan IKM menjadi titik perhatian (the attention point), karena IKM memiliki peran ekonomi-sosial-politik berupa kesempatan kerja, pendayagunaan sumber, dan peningkatan pendapatan. Program pengembangan IKM tersebut dilakukan untuk membendung turunnya aktivitas ekonomi (untuk Negara industri), meningkatkan pembangunan ekonomi nasional (untuk Negara berkembang), dan merupakan bagian dari industrialisasi dan penyediaan kesempatan kerja (Neck dan Nelson, 1987). Sedangkan di Indonesia, sektor IKM memegang peranan sangat penting, terutama apabila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh IKM. Untuk itu, pembangunan IKM di Indonesia diharapkan menjadi sektor penggerak pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil pembangunan. Menurut Dirjen IKM (Jawa Pos, 25 Desember 2006), IKM mempunyai kedudukan penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Jumlah unit usaha IKM saat ini mencapai lebih dari 98% dari total industri nasional, beragam jenis produk dan populasi penyebarannya, dan banyak menyerap tenaga kerja (padat karya). Pada akhir tahun 2006 jumlah IKM tercatat 3,43 juta dengan menyerap tenaga kerja 8,85 juta, terjadi peningkatan pertumbuhan IKM dari 3,48% (pada 2005) menjadi 4,6% pada 2006. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya eksistensi IKM dalam mendukung perekonomian nasional. Apabila IKM berhasil ditumbuhkembangkan, akan memberikan andil dalam mewujudkan perekonomian nasional. Untuk itu, peningkatan pertumbuhan dan peran IKM perlu terus diupayakan melalui pembinaan yang terprogram, terarah, berdaya guna dan berhasil guna. Strategi pengembangan industri nasional mengindikasikan pentingnya peran IKM sebagai industri pendukung. Pengembangan IKM yang handal sebagai industri pendukung dan berorientasi ekspor, disyaratkan pemanfaatan teknologi secara intensif. Pemanfaatan teknologi dapat berdampak pada unsur cost, quality, delivery dan flexibility. Kontribusi utama dari IKM yang berorientasi teknologi, akan menghasilkan produk dengan nilai tambah yang tinggi, mampu meningkatkan produktivitasnya melalui perbaikan produk dan proses, dan dapat menjawab kebutuhan konsumen (JICA,

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 1, APRIL 2014 73 1999). Mengingat begitu besar potensi IKM baik dilihat dari jumlah maupun penyerapan tenaga kerja serta masih sarat dengan kompleksitas permasalahan yang dihadapi, agar IKM dapat berkembang menjadi industri tangguh, diperlukan bantuan dan pembinaan berkelanjutan (Lalkaka, 1997). Program Ipteks bagi produk Ekspor (IbPE) ini mendukung pengembangan UKM produk berbasis kayu, secara umum bertujuan untuk: (1) memacu pertumbuhan ekspor produk berbasis kayu melalui pertumbuhan pasar yang kompetitif, (2) meningkatkan pengembangan UKM dalam merebut peluang ekspor melalui peningkatan kualitas produk berbasis kayu dan pemasarannya, dan (3) melakukan implementasi teknologi dan manajemen ke UKM mitra. Program Ipteks bagi Produk Ekspor (IbPE) ini difokuskan pada dua tempat kegiatan industri, yaitu: (1) kegiatan produksi di workshop CV. NS. MAKMUR JAYA ABADI (UKM 1) terletak di Desa Jatikero, Kec. Kromengan, Kab. Malang yang merupakan industri kreatif memproduksi gitar elektrik, gitar semi elektrik dan gitar akustik, dan (2) UD. ADI ANUGERAH (UKM 2) yang terletak di Junrejo Kota Batu- Malang dengan produksi aneka kerajinan/ produk berbahan baku kayu dan turunannya (seperti MDF). Permasalahan utama UKM mitra dalam program Ipteks bagi produk ekspor ini adalah: 1. Peningkatan kualitas desain produk (sesuai tuntutan perkembangan Ipteks yang berpotensi pasar antar propinsi/pulau dan ekspor), dan penganeka ragaman produk. 2. Peningkatan kapasitas produksi dan kualitas produk sesuai dengan persyaratan produk 3. Penajaman visi produksi (selalu berorientasi pada kebutuhan pasar). 4. Peningkatan teknikal skill dan manajemen skill berupa pengetahuan dan keterampilan dalam hal manajemen produksi dan personalia, permodalan dan perluasan pasar ekspor. 5. Penataan Lay-out produksi, peningkatan keselamatan dan kenyamanan kerja. Untuk lebih meningkatkan kemampuan produksi dan akses pasar pada jenis usaha produk gitar elektrik dan gitar aksutik serta pada jenis usaha media pembelajaran, alat-alat permainan dan perangkat pendukung pembelajaran tersebut, maka di kedua industri tersebut, masih diperlukan penyelesaian masalah dan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi, terutama dalam hal desain produk, pengembangan dan finishing produk secara kreatif-inovatif, serta peningkatan kualitas produk menjadi lebih ramping, ergonomik, non-toxic dan anti jamur. Percepatan akses pemasaran juga masih menjadi masalah di kedua UKM ini, sehingga diperlukan katalog produk dan website produk yang lebih komunikatif dan mudah diakses. Kebutuhan pokok usaha kecil/ menengah mitra yang disepakati bersama untuk diselesaikan dan menjadi target kegiatan selama tiga tahun diuraikan sebagai berikut: 1. Bahwa permasalahan yang ada di industri CV. NS. MAKMUR JAYA ABADI (UKM 1), yaitu diperlukan penataan (lay

74 M. Alfian Mizar, Tuwoso, Priyono, Agus Hermawan, Iriaji, Pengembangan Industri Kreatif... out peralatan/ mesin produksi), karena tata letak mesin-mesin produksinya belum sepenuhnya memperhatikan kenyamanan dan keselamatan kerja. Dalam produksinya diperlukan mesin yang mendesak untuk kepentingan mengatasi masalah produksi agar produk lebih presisi dan simetri, berupa: mesin routercutter copy, mesin planer, mesin sender (mesin gosok), kompresor, mesin pengering, perangkat finishing produk, mesin/ perangkat eliminasi limbah produksi, peningkatan pengetahuan desain produk agar diperoleh desain pengembangan produk yang bervariasi, teknologi finishing, katalog produk, website, serta manajemen usaha dan pembukuan yang masih belum menerapkan azas pengelolaan usaha yang benar. 2. Bahwa permasalahan yang ada di industri UD ADI ANUGERAH (UKM 2), diperlukan penataan (lay out) peralatan/ mesin produksi karena tata letak mesinmesin produksinya belum sepenuhnya memperhatikan unsur-unsur kenyamanan dan keselamatan kerja. Dalam proses produksinya diperlukan peralatan/ mesin kepresisian dan kesimetrian produk berupa mesin router, gergaji pembentuk jig saw lengan panjang, mesin gergaji sudut yang dapat diatur (Angle circle saw), mesin asah dan perangkat finishing produk, dan mesin/perangkat eliminasi limbah produksi. Di pihak lain peningkatan pengetahuan tentang desain produk sangatlah diperlukan agar diperoleh desainpengembangan produk yang bervariasi (tidak monoton) dan sesuai dengan selera konsumen, teknologi finishing yang kurang menarik dan tidak lengkap (tidak ada lembar manual), serta manajemen usaha dan pembukuan masih sederhana sehingga belum menerapkan prinsipprinsip pengelolaan industri yang benar. METODE Metode penyelesaian masalah yang menjadi target dalam kegiatan IbPE ini diselesaikan dalam waktu tiga tahun, penyelesaian pada tahun kedua ini terwujud dalam uraian pada karya utama tahun kedua, sedangkan secara utuh metodenya dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Penerapan Ipteks melalui rekayasa, manufaktur dan pengadaan: mesin router cutter copy, mesin router, mesin planer, mesin sender (mesin gosok), kompresor, gergaji pembentuk (jig saw lengan panjang), mesin gergaji sudut (angle circle saw), mesin pengering, perangkat finishing produk, dan mesin/ perangkat eliminasi limbah produksi. 2. Pengembangan produk berpotensi pasar nasional dan ekspor, meliputi: penganeka ragaman produk, kualitas desain produk sesuai dengan perkembangan Ipteks dan filosofi masyarakat tujuan pemasaran, teknologi finishing produk. 3. Perluasan pangsa pasar: pengembangan website dan katalog produk, pengembangan pasar dalam negeri, dan menjalin kerjasama/ kemitraan yang lebih luas, terutama dengan mitra eksportir.

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 1, APRIL 2014 75 4. Pengajuan kredit usaha: pendampingan proposal pengajuan kredit permodalan kepada perbankan dan BUMN. 5. Penataan manajemen: (a) penerapan manajemen produksi, (b) manajemen pengembangan sumber daya manusia (penguasaan desain produksi dan sekaligus bertindak sebagai quality controle, (c) manajemen keuangan dan penerapan prinsip akutansi secara benar. 6. Penataan legalisasi usaha terutama pada UKM 2, direncanakan dilakukan bersama-sama UKM pada tahun kedua. 7. Pendampingan kepada para pengusaha guna peningkatan kualitas desain, kualitas produk, peningkatan kapasitas produksi, dan manajemen usaha. HASIL DAN PEMBAHASAN Uraian karya utama ini berisi hasil kegiatan pada tahun kedua IbPE, diuraikan sebagai berikut: 1. Penerapan Ipteks melalui rekayasa, manufaktur dan pengadaan mesin mesin Planner, perangkat peralatan finishing produk, dan 2 unit mesin sender. 2. Implementasi Iptek melalui pengembangan produk berpotensi pasar nasional dan ekspor, meliputi: penganeka ragaman produk, kualitas desain produk sesuai dengan perkembangan Ipteks dan filosofi masyarakat tujuan pemasaran, serta teknologi finishing produk. Untuk keperluan itu dilakukan pengembangan desain produk unggulan secara kreatif, inovatif dan berorientasi ekspor, serta penajaman visi produksi dan kejelasan segmen pasarnya. 3. Pendampingan kepada para pengusaha guna peningkatan kualitas desain, kualitas produk, peningkatan kapasitas produksi, dan manajemen usaha. 4. Penataan lay out mesin/ peralatan produksi yang dilakukan bersama-sama dengan pihak UKM untuk memudahkan alur penyiapan bahan dan alur proses produksi sampai dengan finishing produk. 5. Penataan manajemen: (a) penerapan manajemen produksi, (b) manajemen pengembangan sumber daya manusia (penguasaan desain produksi dan sekaligus bertindak sebagai quality controle, (c) manajemen keuangan dan penerapan software akutansi dan administrasi usaha. 6. Perluasan pangsa pasar dengan pembuatan katalog dan website produk, pengembangan pasar dalam negeri, dan menjalin kerjasama/ kemitraan yang lebih luas, terutama dengan mitra eksportir. 7. Terjadi peningkatan omzet 20% pada UKM 1 dan UKM 2. Untuk jumlah karyawan terjadi peningkatan pada UKM 1 dari 15 menjadi 18 sedangkan pada UKM 2 dari 14 menjadi 20 orang. Berikut dokumentasi hasil kegiatan berupa mesin dan peralatan serta produk UKM mitra.

76 M. Alfian Mizar, Tuwoso, Priyono, Agus Hermawan, Iriaji, Pengembangan Industri Kreatif... UKM 1: CV. NS. MAKMUR JAYA ABADI, Jatikerto Malang Gambar 1 Uji Kinerja Produksi dengan Mesin Planner Gambar 2 Uji Kinerja Produksi dengan Mesin Sender Gambar 3 Kegiatan Penataan Ruang Produksi

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 1, APRIL 2014 77 Gambar 4 Proses Produksi Gitar Elektrik Gambar 5 Display Produk Gitar siap di Pasarkan Gambar 6 Produk Gitar (Hasil Pengembangan) Gambar 7 Web site Produk UKM 1: darieos.com

78 M. Alfian Mizar, Tuwoso, Priyono, Agus Hermawan, Iriaji, Pengembangan Industri Kreatif... UKM 2: UD. ADI ANUGERAH Batu Malang Gambar 8 Uji Kinerja Produksi dengan Mesin/Peralatan Finishing Produk Gambar 9 Uji Kinerja Produksi dengan Mesin/Peralatan Finishing Produk Gambar 10 Proses Produksi di UKM 2

JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 1, APRIL 2014 79 Gambar 11 Web UKM 2: anugerahkayu.com DAMPAK DAN MANFAAT Dampak dan manfaat kegiatan IbPE ini adalah: 1. Dapat mengatasi permasalahan peningkatan kuantitas dan kualitas produk, melalui implementasi mesin dan peralatan produksi. 2. Pengembangan produk berpotensi pasar nasional dan ekspor, melalui peningkatan technical skill dan manajemen skill. 3. Memudahkan alur proses produksi dan meningkatkan keselamatan dan kenyamanan kerja. 4. Dapat melakukan perluasan pangsa pasar nasional dan ekspor. 5. Terjadi peningkatan jumlah karyawan, dan peningkatan omzet produk 20%. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari hasil program IbPE ini adalah: 1. Untuk mengatasi permasalahan peningkatan kuantitas dan kualitas produk, telah diimplementasikan Ipteks melalui rekayasa, manufaktur dan pengadaan mesin Planner, perangkat peralatan finishing produk, dan 2 unit mesin sender. 2. Implementasi Iptek melalui pengembangan produk berpotensi pasar nasional dan ekspor, dilakukan dengan cara peningkatan technical skill dan manajemen skill dalam bentuk pelatihan dan pendampingan kepada para pengusaha guna peningkatan kualitas desain, kualitas produk, peningkatan kapasitas produksi, dan aplikasi software manajemen usaha, serta desain web on-line untuk pemasaran produk UKM mitra. 3. Perluasan pangsa pasar nasional dan ekspor, melalui mitra pemasaran. 4. Terjadi peningkatan jumlah karyawan, dan peningkatan omzet sekitar 20% baik pada UKM 1 maupun UKM 2.

80 M. Alfian Mizar, Tuwoso, Priyono, Agus Hermawan, Iriaji, Pengembangan Industri Kreatif... DAFTAR PUSTAKA ----------, Ekspor Industri Kecil Menengah (IKM) capai USD 8,65 M, Jawa Pos, Senin 25 Desember 2006. JICA, 1999. The follow up study on the Development of supporting industries in the Republic of Indonesia. Draft Final Report. Japan: JRI Ltd.&YE Co. Ltd. Lalkaka, R.1997, Lesson from International experience for the Promotion of Business Incubation Systems in Emerging Economies. Austria: Small Medium Enterprises. Mizar, M. Alfian., 2013. Laporan Akhir Program IbPE Tahun Ke-2. Malang: LP2M Universitas Negeri Malang. Neck, P.A., dan Nelson, R.E. 1987. Small Entreprise Development: Policies & programmes, 2nd (revised) edition, Geneva: International Labour Office.