Jurnal FASILKOM Vol.2 No.2, 1 Oktober 2004 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI PIRANTI LUNAK BERBASIS CMM DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)

Teknik Informatika S1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Requirement? Teknik Informatika S1. Definisi. Rekayasa Perangkat Lunak. Pengertian Requirement. Pengertian Requirement Engineering

Software Proses. Model Proses Perangkat Lunak. Pengembangan Perangkat Lunak. Framework activities 3/20/2018. System Development Life Cycle (SDLC)

Software Development Life Cycle (SDLC)

USULAN PENELITIAN KEMITRAAN

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran


Proses Pengembangan 1

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP)

Rekayasa Perangkat Lunak

SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR TABEL... xvi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR. Oleh. Program Studi

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK KODE/SKS : TI11. C342 / 2 SKS

REKAYASA PERANGKAT LUNAK I

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

PENGENALAN. Perancangan Perangkat Lunak. (Software Engineering) Bertalya Program Pascasarjana Univesitas Gunadarma

BAB II LANDASAN TEORI

Proyek Pengembangan Sistem Informasi

Rekayasa Perangkat Lunak

System Development Life Cycle [SDLC]

BAB II KONSEP PEMBANGUNAN SISTEM DARI PERSPEKTIF SOFTWARE ENGINEERING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SILABUS. : Mahasiswa mampu menganalisa sistem untuk menghasilkan dokumen kebutuhan sistem sesuai standar (System proposal)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

Nilai Partisipasi Rata-rata (NPR) adalah rata-rata dari NPI dalam satu kelompok. Rumusan NIPK adalah sebagai berikut:

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan

Rational Unified Process (RUP)

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK

REKAYASA PERANGKAT LUNAK I ALIF FINANDHITA, M.T. - TEKNIK INFORMATIKA UNIKOM 1

Development Lifecycles and Approaches

Pengembangan Sistem Informasi

THE SOFTWARE PROCESS

FAKULTAS FTKI UNIVERSITAS NASIONAL RENCANA PEMBELAJARAN

PEMBUATAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK DALAM MENGELOLA PROYEK DI PT. X

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

SOFTWARE PROCESS & METHOD

1 BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STRATEGI DALAM MENENTUKAN HARGA DALAM PEMBANGUNAN APLIKASI

BAB 3 Analisa dan Perancangan Sistem

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University

Produk perangkat lunak tersebut:

SOFTWARE PROCESS MODEL I Disiapkan oleh: Umi Proboyekti, S.Kom, MLIS

Analisis dan Pemodelan Perangkat Lunak. Week 1 Setyo Ariane Ibnusantosa

Review of Process Model. SE 3773 Manajemen Proyek Teknologi Informasi *Imelda Atastina*

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Teknik Informatika S1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peranan Keuangan dalam suatu perusahaan sangat penting dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERAN PENTING TESTING DAN QUALITY ASSURANCE DALAM SIKLUS PENGEMBANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencari referensi berkenaan tugas yang diberikan oleh dosen atau pun

Pertemuan 4. Pelaksanaan dan Pengembangan Sistem Informasi

Tujuan Perkuliahan. PENGANTAR RPL (Pert. 2 chapter 1 Pressman) Agenda. Definisi Software (Perangkat Lunak) Lunak) 23/09/2010

CHAPTER 12. DEVELOPING BUSINESS SYSTEM (SUMMARY)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR TABEL... xxiii BAB I PENDAHULUAN... 1

PERANAN TEAM SOFTWARE PROCESS PADA REKAYASA PERANGKAT LUNAK

PROSES DESAIN. 1. Metodologi Pengembangan Sistem

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan Sistem Informasi Penyusutan Mesin Fotokopi Rekondisi dan Analisis Break Even Point Menggunakan Model Waterfall pada Toko Utama

SDLC Concepts. Muhammad Yusuf D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 2 KETERKAITAN PENGEMBANGAN DENGAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendukungnya, seperti rumah makan, tempat penginapan, biro perjalanan, penjual oleh-oleh dan penjual cinderamata.

DESAIN DAN PEMBUATAN PURWARUPA SISTEM INFORMASI PENDAPATAN DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI

Systems Development Life Cycle (SDLC)

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah

PEMBUATAN TATA LAKSANA PROYEK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS X BERDASARKAN CMMI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan informasi yang akurat, handal serta up to date, dealer selaku wakil

System Development Life Cycle (SDLC)

KELOMPOK 1. Metode Pengembangan Sistem Informasi. Imelda Florensia Stefani. P.

TAKE HOME TEST NOMOR 2

Sistem Informasi Pemasaran Berbasis Web Pada UMKM Binaan PT.ASABRI Bandung (Studi Kasus : Bandeng Isi KHANSA )

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Perhitungan Penjualan PT Panca Patriot Prima

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIKLUS HIDUP PERANGKAT LUNAK

3. The Software Process

Perancangan Sistem Informasi Pembayaran Administrasi SMK Negeri 1 Jiwan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan Rekayasa Perangkat Lunak

PENGENDALIAN SISTEM KOMPUTERISASI PERSPEKTIF MANAJEMEN. DOSEN : Ir. I. Joko Dewanto & H. Febriana Hendiono, SE, MM

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun data

Implementasi dan Maintenance Sistem. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma PTA 2015/2016

Rekayasa Perangkat Lunak

KELOMPOK 1. Metode Pengembangan Sistem Informasi. Imelda Florensia Stefani. P. 1

Pertemuan 2 Muhamad Alif, S.Kom

Transkripsi:

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI PIRANTI LUNAK BERBASIS CMM DI INDONESIA Dodi Wisaksono Sudiharto dodi_ws@hotmail.com ABSTRAK Penulisan ini adalah mengenai kebijakan dan strategi bagi industri piranti lunak secara umum, dan khususnya industri piranti lunak dalam negeri.adapun standar yang diterapkan adalah standar minimal sehingga memicu para pengembang piranti lunak untuk terus meningkatkan kualitas produknya. Dengan adanya kebijakan dan strategi ini diharapkan dapat memberi arahan untuk pengembangan lebih lanjut terhadap produksi industri piranti lunak untuk dapat memenuhi standar yang diakui di dunia internasional dengan menggunakan CMM, Software. Kata Kunci : CMM,Software,Industri PENDAHULUAN Industri piranti lunak menunjukkan keuntungan bagi perekonomian Indonesia dalam rentang waktu 5 tahun (1996-2001). Hal ini bukan hanya memberikan dampak keuntungan bagi perekonomian, namunjuga membuka lapangan kerja baru di Indonesia Ironisnya, Business Software Associate (BSA) mencatat bahwa pembajakan piranti lunak di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia. Hal ini dapat merusak citra dari industti piranti Lunak Indonesia di masamasa yang akan datang. Padahal tidak sedikit industn piranti lunak yang berdiri di Indonesia menghasilkan aplikasi yang berkualitas (bila ditinjau dari kemudahan pemakaian dan penggunaannya oleh end-user). Namun karena tidak adanya acuan baku yang dapat digunakan sebagai standar yang bisa diakui dunia internasional, sebagai bukti bahwa piranti lunak produksi dalam negeri cukup layak untuk digunakan dan berkualitas internasional (seperli standar ISO untuk kualitas produk), karena seringnya user-requiretnetti yang berubah-ubah baik karena kurangnya kemampuan system dari fevetoper maupun itser yang tidak mengetahui secara detail mengenai process maupun deliverable dari piranti lunak yang diinginkan, dan tidak adanya dokumen 24

resmi yang bisa diakui bersama oleh pihak developer maupun user atau pemakai, yang bisa dijadikan dasar software-acceptance, sehingga banyak terjadi kegagalan dalam memproduksi suatu piranti lunak. Untuk itu, adanya standarisasi di bidang software menjadi sangat penting. Ini tidak hanya rnenyangkut hasil akhir dari peranti lunak, tetapi juga mencakup proses pembuatannya Sehingga semenjak awal siklus piranti lunak tersebut, sejak pendefnisian userrequirement sampai dengan realisasinya, semuanya terangkum dalam suatu dokumen baku yang disepakati bersama (atau disebut juga sebagai dokumen standar). Dokumen tersebut harus detail dan menggambarkan deliverable yang akan dihasilkan, karena akan menjadi acuan dalam realisasi peranti lunak sekaligus sebagai dasar traceability bila ada kesalahan dalam pengembangan peranti lunak tersebut Standarisasi yang kami usulkan mengacu pada Software Life Cycle Development secara umum dan standar Capability Maturity Model (CMM) dari Software Engineering Institute (SEI) Mengingat tujuan dan kebijakan dan standarisasi ini adalah agar piranti lunak buatan industri dalam negeri dapat diakui di dunia internasional, dapat bersaing dengan industri-industri piranti lunak dari luar negeri, maka diambil standar minimal yang bisa diterima oleh standar international umuk menghasilkan piranti lunak yang berkualilas PEMBAHASAN Terminologi Capability Maturity Model (CMM) yang dikembangkan Software Enigineering Institute (SEI) digunakan dalam pengembangan proses piranti lunak di dunia. untuk menjabarkan kesatuan antara orang, metode serta alat bantu yang digunakan untuk menghasilkan piranti lunak CMM sendiri bukanlah software life cycle model, melainkan tingkatan yang bisa dicapai secara bertahap oleh pengembang piranti lunak Untuk menghasilkan piranti lunak yang berkualitas dan berdaya saing serta berdaya jual, baik dari segi mutu maupun orang-orang yang terlibat didalam pengembangannya, maka kebijakan yang diusulkan tidak dikotakkotakkan dalam beberapa level seperti CMM yang kita kenal, tetapi 25

menetapkan standar minimal yang diambil dari aktivitas-aktivitas maupun metode terbaik yang ada di tiap level dari CMM dengan tidak adanya pengkotak-kotakan tersebut, diharapkan industri piranti lunak Indonesia tidak berpuas diri dengan melakukan pencapaian di suatu level tertentu. Dan nilai minimun lerbaik dari level CMM yang bisa dijadikan dasar acuan adalah nilai dari define level Pengadaan kebijakan standarisasi ini disebabkan adanya perbedaan mendasar antara standarisasi untuk produksi industri piranti lunak umumnya dengan produksi perangkat keras yang menggunakan standarisasi ISO. Selain itu, juga berkaitan dengan manajemen IT yang berbeda dengan manajemen yang digunakan untuk IT. Standar Software Life Cycle Development Software Life Cycle Development adalah aktivitas yang terjadi selama pengembangan, pemakaian dan pemeliharaan sistem perangkat lunak. Menurut Pressman (2001), life cycle atau proses iterasi atau rangkaian aktiitas dalam software engineering dapat disebut juga sebagai suatu evolusi dalam software process. Ada beberapa jenis software life cycle material, tetapi beberapa aktvitas yang mutlak perlu dalam pengembangan suatu perangkat lunak dan dianjurkan sebagai standar adalah sebagai berikut : Gather/rig Software Requirement Software Destgn Construction Software Testing Software Maintenance or Implementation Adapun untuk masing-masing aktivitas di atas juga hatus diakhiri dengan adanya user documentation acceptance dan user phase approval. Bertujuan agar akhir dan deliverable dari tiap-tiap fase disadari tidak hanya oleh pengembang peranti lunak, tapi juga oleh pemakai agar masing-masing pihak menyadari dan aware bahwa hasil dari piranti lunak yang berkualitas juga dapat tergantung oleh orang-orang di sekitar pcngembangan peranti lunak tersebut, yang dalam hal ini adalah pengembang dan user atau pemakai. Gathering Software Requirement 26

Gathering Software Requirement adalah aktivitas mengumpulkan semua informasi dan dokumen yang dibutuhkan untuk meng-captare kebutuhan user akan piranti lunak yang dibuat Dalam hal ini item-item yang perlu didapat, dipahami bersama baik oleh pengembang maupun pemakai di antaranya adalah. Huwiie A process, flow process, flow document dan user interface yang diinginkan Sedangkan deliverable dokumen yang dihasilkan pada fase gathering software requirement adalah : Software Development Plan (SDP) Software Standar and Procedure Manual Software Configuration Management Project Software Requirement Specification Interfax Requirement Specfication Operational Concept Document Setelah pengumpulan software requirement aktivitas selanjutnya adalah mendesain piranti lunak tersebut. fase ini terbagi dua, yaitu fase preliminary design dan fase detail design. Deliverable dari fase preliminary design adalah : Software lest pc-ian Operator s manual User s manual Diagnostic manual Sedangkan deliverable dari detail desain adalah : Software Detail Design Document Interface Design Document Database Design Document Software DevelopmentFiles Integration Test Cases Software Test Description Coding Construction Coding construction adalah tahap transition dari piranti lunak Pada tahap ini, yang menjadi acuan dari pengembangan oleh pihak pengembang adalah dokumen-dokumen yang dihasilkan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini, bila ada perubahan yang diminta oleh end-user, maka pihak pengembang akan mengacu pada dokumen yang sudah disepakati bersama Bila perubahan tersebut hanya merupakan tambahan kecil yang belum berkembang dapat merealisasikannya dan mencantumkan perubahan yang ada di setiap dokumen. 27

Kesimpulan Tidak ada proses pengulangan di setiap pengembangan sistem / perangkat lunak adalah harapan semua pengembang, sehingga tidak ada waktu dan effort yang terbuang percuma. Dengan metode CMM ini diharapkan di setiap level pengembangan yang ada pada Software Life Cycle Development memeiliki nilai atau kualitas yang terbaik. DAFTAR PUSTAKA Jeffery L. Whitten, Lonnie D. Bentley, System Analysis and Design Methods 5 th Edition, Mc Graw Hill, 1997 Roger R. Presman, Software Engineering A Practitioner s Approach, Fifth Edition, Mc Graw Hill, 2000 28