Duta Kondom Ratu GWL GWL KAWANUA SULUT

dokumen-dokumen yang mirip
Pelibatan Komunitas GWL dalam Pembuatan Kebijakan Penanggulangan HIV bagi GWL

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti

Lokakarya LSL dalam Pengembangan SRAN. Integrasi program LSL dalam SRAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Homoseksual pertama kali ditemukan pada abad ke 19 oleh seorang psikolog

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN HIV DAN AIDS MELALUI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa homoseksual bukan penyakit/gangguan kejiwaan.di Indonesia

PEDOMAN WAWANCARA PERILAKU TRANSGENDER (WARIA) DALAM UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS DI PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

Kebijakan Program PMTS Paripurna KPA Nasional Dibawakan pada Lecture Series: Overview PMTS Kampus Atmajaya Jakarta, 7 November 2012

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DAN IMS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Bali, respon reaktif dan proaktif telah banyak bermunculan dari berbagai pihak, baik

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

PANRITA_ABDI Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat LP2M Universitas Hasanuddin

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. saling menonjolkan kecantikan dan kemampuan dirinya masing-masing.

SITUASI PENDANAAN PROGRAM HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA. Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta 2013

KERANGKA ACUAN KLINIK MS DAN VCT PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. commit to user. A. Latar Belakang

KESIMPULAN DAN SARAN. penderita dengan HIV/AIDS (ODHA). Dalam pelaksanaannya, KDS Metacom

BAB I PENDAHULUAN. akan mempunyai hampir tiga kali jumlah orang yang hidup dengan HIV dan AIDS

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. Jadi singkatnya Seks bisa disebut juga sebagai Jenis kelamin biologis.

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan Maret Kabar Menara Topas 9

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, salah satunya HIV/AIDS. Laporan kementerian kesehatan, sejak

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

Laporan Ketua Panitia Pelaksana Selaku Chief Rapporteur Dalam Acara Penutupan Pertemuan Nasional AIDS IV Pembukaan

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

Program Peningkatan Cakupan Tes HIV, Inisiasi Dini ART dan Kelangsungan ODHA Minum ARV pada Populasi Berisiko Tinggi di Kota Denpasar,

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

ASK Laporan Analisis Kebijakan

BAB 1. All About Remaja

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 4-A PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 4-A TAHUN 2008 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa sembuh, menimbulkan kecacatan dan juga bisa mengakibatkan kematian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siaran yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam memberi

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. gagasan serta berinteraksi dengan lingkungan. Bahasa memegang peranan yang

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

BAB 1 : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

BAB 1 PENDAHULUAN. belum ditemukan, yang dapat mengakibatkan kerugian tidak hanya di bidang

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

PROVINSI SULAWESI UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 194 TAHUN 2014

PROVINSI SULAWESI UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 93 TAHUN 2014 T E N T A N G PEMBENTUKAN KOMISI PENANGGULANGAN AIDS DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENYULUHAN MASYARAKAT PEDULI AIDS BAGI KELOMPOK PKK RT/DAWIS SE-KECAMATAN BRINGIN

TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Keberlanjutan program pada komunitas GWL. Mendorong komunitas GWL yang lebih berdaya. Pembentukan Kader Peduli AIDS Mappi Papua.

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMUNODEFICIENCY VIRUS/ ACQUIRED IMUNODEFICIENCY SYNDROME

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di berbagai belahan bumi mengalami masalah kesehatan

komisi penanggulangan aids nasional

BAB I PENDAHULUAN Pada Januari hingga September 2011 terdapat penambahan kasus sebanyak

NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

ABSTRAK PerananKomisiPenanggulangan AIDS (KPA) DalamUpayaMengurangi Stigma SosialBagi Orang Dengan HIV Dan AIDS (ODHA)di Kota Pontianak.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

sebuah tinjauan strategi dr. Abednego Dani N Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul PROGRAM PENGENDALIAN HIV&AIDS KABUPATEN BANTUL

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

Lokakarya HR petugas Puskesmas. Peningkatan kapasitas petugas. puskesmas untuk layanan HR. Pembentukan Kader Peduli AIDS Mappi Papua.

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

Revisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan. Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev

OPSI Provinsi DIY. 31 Januari 2017

KERANGKA ACUAN KEGIATAN CAPACITY BUILDING IBU RUMAH TANGGA DENGAN ODHA DAN PEDILA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Kabar Menara Topas 9

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 5 ayat 1, yang

Pengembangan Kurikulum HIV Mengembangkan kurikulum dan modul ajar HIV dan AIDS tingkat PT. (Hal 5)

Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

Supervisi Evaluasi Kurikulum HIV AIDS Persiapan penerapan kurikulum HIV. dan AIDS Perguruan Tinggi. Temu Media Lokal Provinsi Sulteng Kota Palu

Call for Proposal A. SR NASIONAL ADVOKASI & TA PROGRAM WPS LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

Pertemuan Evaluasi Program GWL. Untuk mendapatkan masukan dan rekomendasi pengembangan program

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2008

Sambutan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sambutan Ms. Angela Kearney, UNICEF Representative Pada Penganugerahan Pemimpin Muda Indonesia Jakarta, 23 Juli 2010

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam

Evaluasi Program GWL Evaluasi dan pengembangan buku pedoman kesehatan Waria. Sosialisasi HIV dan AIDS Sintang, Kalbar

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan April Kabar Menara Topas 9

PETUNJUK TEKNIS LOMBA EKSBISI PRAJA TRISMA III PMR SMAN 3 DENPASAR 2016

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai

Transkripsi:

Duta Kondom Ratu GWL GWL KAWANUA SULUT Tiara Vanessa Quiin, adalah sarjana teknik yang dikenal sebagai Ratu GWL Kawanua 2010. Tiara adalah sosok yang tidak asing lagi di komunitas GWL Kawanua Sulawesi Utara. Sederet prestasi yang diraihnya menjadikan Tiara inspirasi bagi teman-temannya, khususnya waria. Tentu semuanya itu tidak diperoleh dengan cara yang mudah. Perlu kerja keras dan loyalitas terhadap organisasi, kata Cris Roy, Ketua GWL Kawanua. Terpilihnya Tiara sebagai Ratu GWL KAWANUA tak lepas dari bakat seni seperti di bidang tari dan public speaking yang dimilikinya. Berkat kelebihan dan bakat tersebut, Tiara selalu percaya diri. Pada pertengahan 2010, Tiara mendapatkan informasi mengenai Pemilihan Pangeran dan Ratu (PPR) GWL Kawanua. Tanpa ragu-ragu, ia pun mendaftarkan diri untuk mengikuti pemilihan tersebut. GWL Kawanua yang menjadi panitia penyelenggara PPR, berdiri pada 16 November 2009. Peresmiannya dihadiri oleh perwakilan

komunitas dari Kabupaten/Kota se-sulawesi Utara dan dihadiri juga oleh perwakilan GWL-INA. Lewat pembentukan GWL Kawanua Sulut terpilihlah Pengurus inti yaitu Cris Roy Lengkong (Ketua), Feybi (wkl ketua), Samuel Rompas (Sekretaris) dan Indra (Bendahara). Setahun setelah terbentuk, GWL Kawanua langsung mengadakan PPR GWL Kawanua Sulut 2010 untuk pertama kalinya, ujar Cris Sejak kegiatan ini dilaksanakan, berbagai respon positif datang dari teman-teman komunitas gay, waria dan LSL. Terbukti dari tahun ke tahun PPR mengalami peningkatan baik dari kuantitas maupun kualitas peserta, materi seleksi dan sebagainya. Pada tahun ke-3 pelaksanaan PPR 2012 diikuti oleh 54 peserta, lalu terpilih 16 finalis waria (Ratu) dan 8 finalis gay/lsl (Pangeran). Padahal, setahun sebeumnya hanya 27 peserta yang mendaftarkan diri. Proses PPR GWL Kawanua yang diikuti oleh Tiara, dilaksanakan selama 3 hari dalam bentuk karantina di hotel. Hari pertama diisi dengan materi yang diberikan oleh perwakilan KPA propinsi tentang HIV-AIDS, IMS, Kondom, layanan kesehatan serta pemahaman tentang Stigma dan Diskriminasi di kalangan komunitas GWL. Selanjutnya diteruskan dengan materi pengetahuan umum dan tentu saja materi tentang kecantikan yang sering ditekuni oleh kebanyakan teman-teman anggota komunitas. Semua materi ini disampaikan oleh para sponsor. Hari ke-2 di isi dengan pertunjukan bakat yang di laksanakan di Manado Trade Center. Sambutan positif dari masyarakat Sulawesi Utara didapat setelah mereka menyaksikan berbagai kelebihan dari para peserta PPR yang menampilkan berbagai bakat mereka. Sore harinya dilanjutkan dengan test wawancara untuk menguji kemampuan peserta sekaligus untuk proses penjurian. Hari ke-3 adalah acara puncak yang ditunggu-tunggu. Acara ini dibuka secara langsung oleh Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundayang. Hal ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi komunitas GWL, karena lewat acara ini kami sudah

mendapatkan tempat di mata pemerintahan Sulawesi Utara. Sekitar 400 orang dari komunitas GWL dan para undangan hadir untuk menyaksikan final PPR ini. Persaingan di atas panggung yang begitu ketat membuat para juri kesulitan menentukan para pemenang. Setelah proses yang cukup panjang, akhirnya Tiara Vanessa Quiin dinobatkan sebagai Ratu GWL Kawanua, mendampingi Davin Laluyan yang dinobatkan sebagai Pangeran GWL Kawanua. Menurut Tiara dan Davin menjadi Ratu dan Pangeran GWL Kawanua bukanlah hal yang mudah, karena mereka otomatis menyandang gelar lain yaitu sebagai Duta HIV-AIDS propinsi Sulawesi Utara yang bertugas menyampaikan informasi yang tepat tentang HIV-AIDS, IMS, Kondom dan layanan kesehatan. Dalam program penanggulangan HIV-AIDS banyak temanteman komunitas GWL mulai sadar akan kesehatan. Ini merupakan tantangan bagi saya, ujar Tiara. Lewat kegiatan PPR ini GWL Kawanua memberikan pemberdayaan dan manfaat yang cukup besar untuk pemegang gelar dan finalis PPR GWL Kawanua. Bentuk pemberdayaan yang diberikan adalah kesempatan mengikuti Pelatihan Pendidik Sebaya Penanggulangan HIV-AIDS, Petugas Lapangan (PL) dan berbagai pelatihan lainnya. Baik di tingkat daerah maupun nasional. Pelatihan yang diberikan bukan hanya di bidang HIV/AIDS saja namun juga di bidang lainnya, seperti pelatihan psikososial tentang konsep pengenalan diri. Setelah mengikuti berbagai pelatihan ini, komunitas GWL semakin terbuka terhadap orientasi sexnya, sexualitas dan identitas gender mereka. Selain itu mereka juga semakin paham tentang hukum, terutama yang terkait Hak Asasi Manusia (HAM), kata Cris Sebagai pangeraan dan ratu, Tiara dan Davin selama satu tahun bertugas untuk memberikan penyuluhan tentang HIV-AIDS mewakili kelompok GWL Kawanua. Penyuluhan ini merupakan kegiatan utama organisasi ini. Selain kepada kelompok gay, waria dan lsl, organisasi ini juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat umum. Kegiatan penyuluhan kami lakukan setiap hari, ujar Tiara, Koordinator petugas penyuluhan.

Pertemuan dengan dinas dinas pemerintah seperti Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan, bahkan juga dengan Dinas Pariwisata merupakan kegiatan lain yang dilakukan oleh GWL Kawanua untuk keperluan advokasi. GWL Kawanua mengadakan berbagai pertemuan advokasi ini untuk memudahkan kerjasama antara organisasi masyarakat dengan instansi pemerintah. Cris mengatakan, selain menjalin hubungan dengan instansi pemerintah, GWL Kawanua juga melakukan advokasi dan penyuluhan kepada teman-teman komunitas GWL. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang HIV/AIDS, IMS, penggunaan kondom, HAM dan perubahan perilaku. Sejauh ini advokasi yang dilakukan kepada komunitas GWL telah mengalami keberhasilan. Buktinya, ada kesadaran teman-teman untuk memeriksakan kesehatan mereka sendiri lewat Voluntary Conseling and Testing (VCT) yang menunjukkan bahwa mereka sudah paham akan penanggulangan dan pencegahan infeksi HIV maupun IMS. Dengan demikian, mereka yang beresiko akan mampu melindungi diri dan pasangannya, katanya. Tiara dan Davin mengemban tanggung jawab yang sangat besar sebagai pemegang gelar. Karena GWL Kawanua akan bertindak tegas apabila pangeran dan ratu tidak menjalankan tugas yang telah di tetapkan oleh pengurus selama masa tugas mereka. Apabila mereka tidak menjalankan tanggung jawabnya dengan baik, maka pengurus berhak untuk mencabut gelar tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa PPR bukanlah sekedar kontes kecantikan dan ketampanan saja, tetapi ada misi sosial yang harus dilaksanakan. Inilah salah satu alasan mengapa PPR menjadi ajang yang diakui eksistensinya baik oleh komunitas GWL setempat, pemerintah daerah maupun oleh masyarakat Sulawesi Utara. Keberhasilan penyelenggaraan Pemilihan Pangeran dan Ratu GWL Kawanua Sulut ini telah diakui secara luas di Sulawesi Utara, kata Rhey ketua panitia PPR 2012.

Selain pemilihan pangeran dan ratu, sejumlah program lain juga dijalankan oleh GWL Kawanua. Misalnya, GWL Kawanua membangun jejaring dengan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Propinsi dan KPA Kota yang berada di tiga Kabupaten/kota (Manado, Bitung, Tomohon) di Sulawesi Utara untuk program penanggulangan HIV- AIDS. GWL Kawanua juga terlibat aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh GWL-INA sejak 2009. Melalui jaringan GWL nasional ini, GWL Kawanua akhirnya mulai ikut serta dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Insular South East Asian Nation (ISEAN) HIVOS Program. ISEAN-HIVOS Program menyelenggarakan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas organisasi berbasis komunitas khususnya komunitas gay, waria dan lsl. Pelatihan peningkatan kapasitas yang pertama kali diikuti oleh GWL Kawanua adalah pelatihan mobilisasi CBO, yang dirasakan berdampak positif terhadap perkembangan dan struktur organisasi GWL Kawanua. Tiara, sebagai Ratu GWL Kawanua, juga mengikuti pelatihan tersebut. Menurut Tiara, pelatihan itu tidak hanya bermanfaat bagi organisasi, namun juga bagi dirinya pribadi. Selepas mengikuti beberapa pelatihan yang diadakan oleh ISEAN HIVOS dan GWLmuda, Pada akhir 2012, Tiara akhirnya menjadi penggagas berdirinya GWLmuda Kawanua. Sebuah kelompok GWL yang fokus kepada waria dan LSL remaja di Sulawesi Utara. Gagasan ini disambut baik oleh pengurus GWL Kawanua dan komunitas GWL yang ada di Sulawesi Utara. GWLmuda Kawanua ini diharapkan menjadi wadah bagi waria dan LSL remaja yang kelak akan menjadi penerus GWL Kawanua yang berdedikasi, bertanggung jawab dan berwawasan luas. Kontak: gwlkawanua@gmail.com ***