1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

dokumen-dokumen yang mirip
KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

KERANGKA ACUAN KLINIK MS DAN VCT PENDAHULUAN

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. commit to user. A. Latar Belakang

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

ANALISIS EPIDEMIOLOGI HIV AIDS DI KOTA BANDUNG DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang. Timur yang teridentifikasi menjadi wilayah terkonsentret HIV dan AIDS selain Malang

MEMBEBASKAN KULONPROGO DARI BAHAYA NARKOBA

komisi penanggulangan aids nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN HIV DAN AIDS MELALUI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NOMOR : KEP- 75 /DJ-PPK / IX /2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB II LETAK GEOGRAFIS. Komisi Penanggulangan AIDS Kota Pekanbaru terletak di Jl. Melur No. 103, Adapun Visi KPA

BAB I PENDAHULUAN. (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang akan disampaikan (Azrul & Azwar, 1983). Sedangkan Glanz, dkk.,

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENYULUHAN MASYARAKAT PEDULI AIDS BAGI KELOMPOK PKK RT/DAWIS SE-KECAMATAN BRINGIN

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang berbunyi Setiap orang berhak

BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun

Peningkatan Kemandirian Penanggulangan AIDS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

Sambutan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

POINTER ARAHAN KETUA KPA NASIONAL UNTUK PENINGKATAN KEMANDIRIAN PENANGGULANGAN AIDS

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

SITUASI PENDANAAN PROGRAM HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA. Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi berisiko

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. HIV/AIDS menjadi epidemik yang mengkhawatirkan

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB 1 : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB?

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pelaku transeksual atau disebut waria (Wanita-Pria) belum

Pelibatan Komunitas GWL dalam Pembuatan Kebijakan Penanggulangan HIV bagi GWL

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB I PENDAHULUAN. pada sejarah, United National HIV/AIDS (UNAIDS) & Word Health. diperkirakan sebanyak 1.6 juta orang diseluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Bali, respon reaktif dan proaktif telah banyak bermunculan dari berbagai pihak, baik

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

PENANGGULANGAN HIV / AIDS

Revisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan. Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev

Transkripsi:

Artikel 1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya Tidak dapat dipungkiri, epidemi HIV/AIDS telah berkembang begitu pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kasus ini paling tidak telah mengakibatkan kematian 25 juta orang dan saat ini terdapat lebih dari 33 juta orang yang hidup dengan HIV/AIDS. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru menyebabkan kematian sekitar 3 juta orang dengan 12 juta orang yang masih hidup. Sekarang ini, setiap hari terdapat 7.400 kasus baru HIV/AIDS atau 5 orang per menit dan 96 persen di antaranya terjadi di negara berkembang. Di Indonesia sendiri, belakangan hampir tidak ada provinsi yang bebas dari HIV/AIDS. Bahkan diperkirakan, saat ini penyakit yang belum ada obatnya ini sudah terdapat pada lebih dari separuh kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Berdasarkan data resmi dari Departemen Kesehatan RI, hingga akhir Juni 2010, secara kumulatif tercatat 21.770 kasus AIDS. Bandingkan dengan kondisi bulan Juni 2009 yang baru terdapat 17.699 kasus AIDS. Ini berarti, dalam satu tahun berjalan saja sudah terdapat penambahan 4.071 kasus. Sementara jumlah kasus sesungguhnya dengan menganut konsep fenomena gunung es diperkirakan berpuluh-puluh kali lipat dari yang terdata. Ini tentu sebuah fakta yang luar biasa, mengingat kasus HIV/AIDS di Indonesia pertama kali baru ditemukan 1987 lalu di Pulau Bali. Atas dasar itu, tidaklah terlalu salah bila Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam pembukaan Kongres AIDS Internasional se-asia Pasifik ke-9 di Bali, Agustus 2009 lalu menegaskan bahwa jika kasus HIV/AIDS 1

tidak tertangani dengan baik, kemungkinan akan terjadi kepunahan generasi atau lost generation. Untuk itu, perkembangan kasus HIV/AIDS harus dicegah dengan strategi penanggulangan yang efektif. Menurut presiden, beberapa hal penting yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan penanggulangan HIV/AIDS adalah kepemimpinan, pentingnya keterlibatan masyarakat, pentingnya kerjasama regional dan internasional serta investasi yang lebih besar dan berkelanjutan untuk menemukan vaksin dan pengobatan. Melalui tema peringatan Hari AIDS Se-Dunia (HAS) 2010 Universal Access and Human Right yang kita terjemahkan sebagai Akses Universal dan Hak Asasi Manusia dan slogan Stop AIDS: Akses untuk Semua! kita berharap setiap anggota masyarakat dari berbagai latar belakang ekonomi, budaya, pendidikan, profesi, tempat tinggal, orientasi seksual, khususnya mereka yang membutuhkan, berhak memperoleh informasi, pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan tentang HIV/AIDS. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia yang utama (health is the first human right). Sehingga setiap orang, termasuk orang yang terinveksi HIV berhak hidup sehat dan memperoleh layanan kesehatan yang memadai, jauh dari stigma dan diskriminasi. Pemaknaan dari tema ini adalah bahwa semua warga dengan berbagai latar belakang di atas harus mendapatkan akses informasi HIV/AIDS yang sama, akses pencegahan yang sama, serta akses perawatan, dukungan dan pengobatan yang sama. Dengan demikian, penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam rangka peringatan Hari AIDS Sedunia tahun ini, diarahkan agar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melindungi dirinya dari infeksi HIV serta meningkatkan kepedulian dan komitmen pemerintah dan masyarakat untuk secara bersama melakukan upaya penanggulangan HIV 2

dan AIDS di Indonesia. Lebih dari itu, khusus untuk mereka yang membutuhkan, mampu memperoleh akses universal terhadap informasi, pencegahan, dukungan dan pengobatan terkait HIV dan AIDS. Dengan meningkatnya akses tersebut, diharapkan akan dapat menurunkan resiko penularan dan mengurangi laju epidemi penyakit yang belum ada obatnya tersebut. Sebenarnya, berbagai upaya penanggulangan dan pencegahan penyebaran HIV/AIDS telah dilakukan oleh pemerintah bersama swasta, LSM, lembaga donor, maupun masyarakat peduli AIDS sesuai proporsinya masing-masing. Bahkan pemerintah sendiri melalui Perpres No 75 Tahun 2006 telah berupaya mengaktifkan kembali Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) yang selanjutnya menyusun Rencana Aksi Nasional 2007 2010. Target yang ditetapkan rencana aksi tersebut mengacu pada target universal (universal access) 2010 yaitu menjangkau 80 persen populasi yang paling beresiko (pekerja seks, pengguna narkoba suntik, pelanggan pekerja seks, waria, lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki) dengan perubahan perilaku sebesar 60 persen. Sebagaimana diketahui, di tahun 1994, pemerintah melalui Keppres No 36 Tahun 1994 telah membentuk Komisi Penanggulangan AIDS dalam rangka pencegahan dan penanggulangan secara menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi. Saat itu, dalam rangka menjabarkan Keppres tersebut, telah disusun Kebijakan dan Strategi Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia melalui SK Menko Kesra No. 8 dan 9 Tahun 1994 di mana tujuan penanggulangan HIV/AIDS saat itu adalah mencegah penularan virus HIV, mengurangi sebanyak mungkin penderitaan dari dampak sosial dan ekonomi HIV/AIDS serta menyatukan upaya-upaya nasional untuk penanggulangan HIV/AIDS. 3

Namun demikian, upaya-upaya tersebut saat ini masih perlu ditingkatkan, baik kualitas, kuantitas, keterpaduan maupun kebersamaannya. Apalagi Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Dr. Nafsiah Mboi, SpA mengakui bahwa Indonesia termasuk negara yang gagal dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS karena kurangnya intensitas sosialisasi, rendahnya partisipasi masyarakat dan lemahnya koordinasi dengan berbagai pihak. Untuk itu, diharapkan kegiatan-kegiatan HAS Tahun 2010 dilakukan oleh berbagai sektor terkait secara komprehensif, terpadu dan berkesinambungan. Itulah sebabnya, sub tema yang ditetapkan di Indonesia adalah Peningkatan hak dan akses pendidikan untuk semua, guna menekan laju epidemi HIV di Indonesia menuju tercapainya tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) dengan slogan Stop AIDS, Tingkatkan Hak dan Akses Pendidikan untuk Semua. Hal ini didasarkan atas kesadaran bahwa dalam rangka meningkatkan akses universal maka diperlukan kerjasama yang sinergis antara masyarakat dan pemerintah. Kerjasama tersebut diharapkan mampu mengarusutamakan upaya penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia sehingga dapat mempercepat pencapaian akses informasi, pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan untuk mereka yang membutuhkan. Di sinilah kita dituntut untuk memiliki rasa kepedulian yang tinggi dalam penanggulangan HIV/AIDS yang nyata-yata menjadi ancaman global bagi penduduk di muka bumi ini. Kita tidak boleh berdiam diri, apalagi bersikap apriori dan mengedepankan stigma. Kini saatnya kita harus membuat karya nyata untuk mencegah laju epidemi HIV/AIDS yang begitu cepat. Sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing, kita wajib menyosialisasikan berbagai informasi yang benar tentang HIV/AIDS, bahaya dan upaya pencegahannya pada masyarakat luas. Tidak hanya pada 4

kelompok beresiko saja, tetapi juga masyarakat umum, organisasi profesi, tokoh agama, pemuda dan remaja pada umumnya. Termasuk di dalamnya ibu-ibu rumah tangga dan para suami yang masih aktif berhubungan seks. Caranya dapat melalui pertemuan penyuluhan, ceramah keagamaan, seminar, dialog, penyelenggaraan lomba, bakti sosial, pemeran, kunjungan pembinaan orang per orang, publikasi melalui media cetak/elektronik atau promosi melalui pencetakan sticker, pin, topi, tas, dan lain-lain. Dengan karya nyata tersebut, apabila semuanya disinergikan untuk satu tujuan, yakni pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, kita dapat menyakini bahwa dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, kasus HIV/AIDS di Indonesia akan segera dapat ditekan, diturunkan bahkan dikurangi dalam jumlah yang cukup signifikan. Terlebih bila para ahli kesehatan kita juga mau berjuang tanpa mengenal lelah untuk menemukan formula penyembuhan yang efektif bagi orang yang terinfeksi HIV/AIDS yang selama ini memang belum ditemukan obatnya, kecuali sekedar penghambat pertumbuhan virus dan pemelihara stamina penderita. Jadi, sudah saatnya kita stop AIDS dengan memberi akses untuk semua. Drs. Mardiya, Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan PMPDP dan KB Kabupaten Kulonprogo. 5