BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB I PENDAHULUAN. Acara cerdas cermat atau kuis yang mengadu kecepatan dalam berfikir dan

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB IV UJI COBA ALAT DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

PENGONTROL ROBOT. Dosen : Dwisnanto Putro, S.T, M.Eng. Published By Stefanikha69

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK

Modul 3 : Rangkaian Kombinasional 1

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

COUNTER ASYNCHRONOUS

Jobsheet Praktikum DECODER

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

Membuat kontrol display seven segment Membuat program Counter baik Up Counter maupun Down Counter dengan media tampilan 7-Segment.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan terhadap 8 sensor photodioda. mendeteksi garis yang berwarna putih dan lapangan yang berwarna hijau.

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN Rancangan Mesin Panjang Terpal PUSH BUTTON. ATMega 128 (Kendali Kecepatan Motor Dua Arah)

Crane Hoist (Tampak Atas)

BAB IV VOLTMETER DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ICL7107

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

COUNTER ASYNCHRONOUS

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dewasa ini,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

ABSTRAK. Kata kunci : Sinyal analog, Motor servo, Mikrokontroler, LED RGB

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3

BAB III PERANCANGAN ALAT

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III PERANCANGAN ALAT

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

Papan Pergantian Pemain Sepak Bola Berbasis Digital Menggunakan IC4072 dan IC7447

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

Sistem Alarm dan Informasi Suara pada Indikator Volume Bahan Bakar Sepeda Motor

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

DAFTAR ISI. Daftar Pustaka P a g e

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SIMULATOR ALAT PEMOTONG KACA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLLER

DISPENSER PAKAN TERNAK AYAM OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

Transkripsi:

6 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Tombol Kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur sebagai berikut: 1. tombol pengolah nilai pada rangkaian operator, 2. tombol pada masing-masing grup, 3. penampil nilai msing-masing grup, 4. penampil nama grup, 5. penampil nilai pada rangkaian operator, 6. buzzer Untuk itu tombol kuis dirancang memiliki tiga bagian, yaitu rangkaian sistem minimum, rangkaian operator dan rangkaian penampil. Rangkaian sistem minimum pada alat ini menggunakan mikrokontroler ATmega16 sebagai pengendali utama. Karena pada rangkaian sistem minimum ini terdapat rangkaian buzzer, maka pada rangkaian ini terdapat transistor BD140 sebagai penguat. Rangkaian sistem minimum membutuhkan tegangan input 4,5-5,5 volt (V). Untuk itu, rangkaian ini dilengkapi dengan pengubah tegangan IC 7805 untuk mengubah tegangan 12 V menjadi 5 V. Rangkaian operator menggunakan enam push button dan tiga seven segment 0,5 in. Rangkaian ini juga menggunakan IC 74LS47 sebagai driver seven segment 6

7 dan IC 74LS139 sebagai multiplexer. Untuk penguat arus rangkaian ini juga menggunakan transistor A733. Rangkaian penampil menggunakan empat buah seven segment tiga in. dan sebuah push button. Rangkaian ini juga menggunakan tiga buah IC 74LS47, sebuah IC 74LS138 dan sebuah IC 74LS04. Untuk menghubungkan ketiga rangkaian diatas digunakan kabel dan konektor RJ 45 dan RJ 11. B. Hardware 1. Mikrokontroler AVR AVR singkatan dari Advanced Versatile RISC atau Alf and Vegard s Risc processor yang merupakan gabungan dua nama, yaitu Alf Egil Bogen dan Vegard Wollan. AVR memiliki kemampuan eksekusi program lebih cepat. Mikrokontroler AVR dapat diprogram menggunakan low level language dan high level language. Mikrokontroler AVR memiliki tiga kelompok, yaitu seri AT90Sxx, ATmega, dan ATtiny. Pada proyek akhir ini Mikrokontroler yang digunakan ATmega16. ATmega16 memiliki 32 Input/Output yang terdiri dari empat Port. (Heri Andrianto: 2008)

8 a. Arsitektur Mikrokontroler ATmega16 b. Konfigurasi Pin Atmega16 Gambar 1. Diagram blok ATmega16 Gambar 2. Susunan pin ATmega16

9 Susunan pin/kaki dari ATmega16, yaitu: a. Pin 1 8, PORT B ATmega16. b. Pin 9, merupakan pin RESET untuk me-reset mikrokontroler. c. Pin 10, VCC untuk masukan positif catu daya. d. Pin 11 dan 31, GND sebagai pin Ground e. Pin 12-13, XTAL merupakan masukan crystal eksternal jika diperlukan. f. Pin 14-21, PORT D ATmega16. g. Pin 22-29, PORT C ATmega16. h. Pin 30, AVCC i. Pin 32, AREF j. Pin 14-21, PORT A ATmega16. (Heri Andrianto: 2008) 2. Seven segment Seven segment display adalah rangkaian yang dapat menampilkan angka heksadesimal maupun desimal. Seven segment membutuhkan tujuh input untuk menghidupkannya. Seven segment terdapat dua jenis, yaitu seven segment common cathode dan common anoda. Seven segment common cathoda membutuhkan input high (1) untuk mengaktifkannya. Sedangkan seven segment common anoda membutuhkan input low (0). Seven segment yang digunakan dalam rangkaian ini menggunakan seven segment common anoda.

10 3. IC Decoder 74LS47 Salah satu cara untuk menghasilkan input pada seven segment display yaitu dengan menggunakan IC decoder. IC decoder membutuhkan empat input sebagai angka berbasis heksadesimal yang dinyatakan dalam biner, kemudian sinyal-sinyal masukan tersebut akan diterjemahkan decoder ke dalam sinyal-sinyal pengendali seven segment display. Sinyal-sinyal pengendali berisi tujuh sinyal yang setiap sinyalnya mengatur aktif-tidaknya setiap LED. IC ini mengubah data BCD sehingga dapat ditampilkan ke seven segment. BCD adalah data digital terdiri dari empat digit dan nilai desimalnya antara 0-9 sedangkan nilai di atas 9 digunakan sebagai tanda atau indikator lainnya. Gambar 3. Tabel Kebenaran IC 74LS47

11 Gambar 4. Konfigurasi pin IC 74LS47 4. IC 74LS139 Gambar 5. Konfigurasi pin IC 74LS139 Tabel 1. Tabel Kebenaran IC 74LS139

12 IC ini merupakan IC multiplexer yang memiliki dua kaki input dan empat output. IC ini digunakan pada rangkaian operator yang masuk ke kaki ATmega 16. 5. IC 74LS138 IC ini merupakan IC multiplexer yang memiliki tiga kaki input dan delapan output. IC ini digunakan pada rangkaian penampil yang masuk ke kaki ATmega 16. Gambar 6. Konfigurasi pin IC 74LS138 6. IC74LS04 IC 74LS139 dan 74LS138 keluarannya adalah 0, padahal IC decoder 74LS47 membutuhkan input 1. Pengubahan dari 0 ke 1 menggunakan IC 74LS04. Gambar 7. Diagram blok IC 74LS04

13 7. IC Regulator 7805 Gambar 8. Bentuk Fisik IC Regulator 7805 IC 74LS47,74LS138,74LS139, 74LS04 memerlukan tegangan input 5V, maka untuk mengubah tegangan dari 12V DC menjadi 5V DC diperlukan IC regulator 7805. 8. Dioda 1N4007 Dioda ini digunakan sebagai penyearah, supaya tidak ada arus AC yang masuk. 9. Resistor Untuk menahan arus yang masuk ke seven segment maka dibutuhkan resistor sebagai hambatan. Sehingga seven segment lebih aman jika terjadi short / hubung singkat. 10. Buzzer Gambar 9. Bentuk Fisik Buzzer Untuk mengeluarkan bunyi saat tombol grup ditekan digunakan buzzer. Buzzer yang digunakan memerlukan tegangan 5-12 volt.

14 11. Push-button Push button merupakan jenis saklar yang ditekan atau sering disebut tombol. Tombol berfungsi untuk memutus atau menghubungsingkatkan suatu rangkaian. Terdapat dua jenis, yaitu NO (Normally Open) dan NC (Normally Close). Pada rangkaian operator, push button yang digunakan adalah jenis NO sebagai tombol untuk mengatur pemilihan grup yang akan diberi nilai, menambah, mengurangi dan me-reset nilai. Pada penampil, button digunakan sebagai input dari tiap-tiap grup. Gambar 10. Bentuk Fisik dan Simbol Push button C. Bahasa C Bahasa C memiliki keunggulan dibanding bahasa assembler yaitu independent terhadap hardware serta lebih mudah untuk menangani project yang besar. Bahasa C memiliki keuntungan-keuntungan yang dimiliki oleh bahasa mesin (assembly), hampir semua operasi yang dapat dilakukan oleh bahasa mesin, dapat dilakukan oleh bahasa C dengan penyusunan program yang lebih sederhana dan mudah. Bahasa C sendiri sebenarnya terletak di antara bahasa pemrograman tingkat tinggi dan assembly.( Heri Andrianto, 2008:3)