STUDI BEBERAPA KARAKTERISTIK KELUARGA DALAM PENGGUNAAN SUSU FORMULA UNTUK BALITA DI KOTA TASIKMALAYA Oleh : Jumli 1, Lilik Hidayanti 2, Nur Lina 3

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

DAMPAK PAPARAN IKLAN SUSU FORMULA TERHADAP CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN STATUS EKONOMI ORANGTUA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

Citra Puspitaningrum * Yuni Sapto Edhy Rahayu** Rusana** Abstract

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2010 SKRIPSI.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Anestesia Wulandari 1), Wulandari Meikawati 2), Novita Kumalasari 3)

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Nisa khoiriah INTISARI

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA BAYI USIA DIBAWAH 6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG ABSTRACT

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

BAB V PEMBAHASAN. kesehatan ibu, yang akhirnya akan memengaruhi perilaku hidup sehat (Rossen et

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015)

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Hamil Menyusui secara Eksklusif di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Muh. Jusman Rau, Nikmah Utami, Mufyda: 8-17) 8

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI PERTAMA (KOLOSTRUM) Dl RUMAH BERSALIN AN-NISSA SURAKARTA

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6-12 BULAN DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP ASI EKSKLUSIF DI RSKIA X KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus sumberdaya manusia untuk. bagi anak sejak lahir hingga usia dua tahun (Depkes RI, 2011).

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

Ika Endar Ariyana 1,Machmudah 2,

ABSTRAK PENGARUH ASI EKSKLUSIF TERHADAP MORBIDITAS BAYI SAMPAI USIA 6 BULAN

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN DAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

ANALISIS PERILAKU IBU MENYUSUI DI KELURAHAN PAROPO KECAMATAN PANAKUKKANG KOTA MAKASSAR. * Ignata Apolonia B * Dosen tetap Prodi Kebidanan Sandi Karsa

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2015

PERBEDAAN STATUS GIZI ANTARA BAYI YANG DIBERI ASI DENGAN BAYI YANG DIBERI PASI PADA BAYI KURANG DARI 6 BULAN DI DESA KATEGUHAN KECAMATAN SAWIT

ASTRID FARMAWATI SINIPAR

ABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS CILACAP UTARA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Gambaran Pengetahuan Wanita pada Usia Produktif tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. Oleh : Daniel

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima bahan makanan dari lingkungan hidupnya dan. menggunakan bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktifitas

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6 BULAN-12 BULAN TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SUKAWARNA

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

Transkripsi:

STUDI BEBERAPA KARAKTERISTIK KELUARGA DALAM PENGGUNAAN SUSU FORMULA UNTUK BALITA DI KOTA TASIKMALAYA Oleh : Jumli 1, Lilik Hidayanti 2, Nur Lina 3 ABSTRAK Walaupun telah diketahui begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan memberikan ASI, namun ada beberapa hal yang menyebabkan seorang ibu tidak bisa memberikan ASI kepada bayinya dan memberikan untuk bayinya. Latar belakang keluarga antara lain meliputi tingkat pendidikan, profesi atau pekerjaan, serta pendapatan keluarga sangat berpengaruh terhadap pemilihan susu formula untuk bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk engetahui hubungan karakteristik keluarga yang meliputi pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan pendapatan keluarga dengan penggunaan di Kota Tasikmalaya. Penelitian menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah ibu yang mempunyai balita di wilayah kota Tasikmalaya dengan Sampel diambil dengan cara quota sampling sebanyak 200 balita. Analisis bivariat menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja (78,0%), sebagian besar responden berpendidikan di bawah SMA yaitu sebesar 62,5%, setengah (50%) pendapatan keluarga responden masuk dalam kategori sedang dan sebagian besar (78,5%) responden menggunakan susu formula. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa karakteristik keluarga yang terbukti merupakan faktor risiko penggunaan adalah pendidikan, pekerjaan dan pendapatan dengan kategori tinggi dan rendah serta karakteristik keluarga yang tidak terbukti merupakan faktor risiko adalah pendapatan responden dengan kategori sedang dan rendah. Penelitian ini menyarankan untuk meningkan promosi pemberian asi eksklusif. Kata kunci : ASI eksklusif, Susu formula, bayi, pendidikan, pekerjaan, pendapatan ABSTRACT Exclusive breastfeeding has many advantage for babies growth, but there are many reason some people did nt do it and gave formula feeding. Family background like job status, education, and income can influence given formula feeding. This aim of this research was to evaluated correlation between family character with using formula feeding. Survey method with cross sectional desaign was used in this paper. Population is mother whose has underfive child in Tasikmalaya City, with 200 sample was taken by quota sampling. Chi square test was used in bivariat analys. Result of this research shown almost of the responden are unwork womens, bellow senior high school, a half of family income are midlle chategory, and almost of the responden used formula feeding. Chi square test shown there were statistical correlation between mother s education, mother s job status and family middle income with using formula feeding, and there was no statistical correlation between high and low family income with using formula feeding. this research suggestion is improving exclusive brestfeeding promotion. Key word : Exclusive breastfeeding, Formula feeding, Baby, Education, Job status, Income PENDAHULUAN Memberikan ASI eksklusif kepada bayi sampai dengan usia 6 bulan dapat menjamin kesehatan dan status gizi yang optimal pada bayi. Hal ini disebabkan

karena ASI merupakan satu-satunya makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi sampai umur 6 bulan dengan jumlah dan komposisi yang tepat. Di samping itu ASI dapat dicerna dengan sempurna oleh system pencernaan bayi karena di dalam ASI telah dilengkapi oleh enzim-enzim pencernaan yang pada usia 6 bulan belum terbentuk secara sempurna. Hal ini memberikan keuntungan sisa-sisa pencernaan yang terbentuk tidak akan memperberat kerja ginjal yang fungsinya belum optimal seratus persen. Bayi yang diberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan juga lebih tahan terhadap serangan infeksi karena di dalam ASI terdapat antibodi yang dapat melindungi bayi dan ASI juga terjamin kebersihannya sehingga bayi dapat terhindar dari kejadian diare. Kecerdasan anak juga dapat dioptimalkan dengan memberikan ASI secara eksklusif, karena kandungan DHA dalam ASI yang berfungsi memaksimalkan perkembangan otak bayi. Walaupun telah diketahui begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan memberikan ASI, namun ada beberapa hal yang menyebabkan seorang ibu tidak bisa memberikan ASI kepada bayinya. Faktor ini antara lain karena ibu sakit, ibu telah kembali bekerja, alasan estetika dan gaya hidup, serta merepotkan. Hal ini menyebabkan ibu memberikan penganti ASI (PASI) kepada bayinya berupa susu formula. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan antara lain adalah pilihan yang humanized milk, atau yang komposisi dan jumlah kandungan zat gizinya telah dibuat mendekati komposisi ASI, serta diberi tambahan zat gizi yang berfungsi untuk meningkatkan kecerdasan seperti AA dan DHA, zat-zat non gizi yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi seperti laktoferin, serta zat yang dapat membantu pencernaan bayi seperti FOS. Alasan yang lain adalah faktor harga dari, kepercayaan terhadap merk tertentu serta kemudahan dalam mendapatkan produk. Alasan-alasan penentuan kriteria pemilihan sangat dipengaruhi oleh latar belakang keluarga konsumen dan gencarnya iklan produk. Latar belakang keluarga sangat mempengaruhi kriteria pemilihan susu formula. Latar belakang keluarga ini antara lain meliputi tingkat pendidikan, profesi atau pekerjaan, serta pendapatan keluarga. Pendidikan yang rendah dapat menyebabkan seseorang kesulitan menyerap informasi atau gagasan baru, sebaliknya seseorang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan lebih terbuka menerima gagasan baru (Kusnodiharjo, et al. 1994). Pendidikan akan membuka jalan kepada orang untuk membuka jalan pikiran dalam menerima ide-ide atau nilainilai baru (Soejono Soekanto, 1982). Pendidikan yang baik dapat meningkatkan kecerdasan intelektual seseorang dan merupakan faktor penting dalam proses penyerapan informasi, peningkatan wawasan dan cara berfikir yang selanjutnya akan

memberikan dampak terhadap pengetahuan, persepsi, dan sikap yang menentukan seseorang mengambil keputusan untuk bertindak. Tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap pemilihan kualitas dan kuantitas makanan yang akan dikonsumsi untuk keluarganya termasuk dalam pemilihan untuk anakanak mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk engetahui hubungan karakteristik keluarga yang meliputi pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan pendapatan keluarga dengan penggunaan di Kota Tasikmalaya METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam survei ini adalah ibu yang mempunyai balita di wilayah kota Tasikmalaya. Sampel diambil dengan cara quota sampling dari 10 kecamatan yang terdapat di kota Tasikmalaya. Sampel dalam survei ini sebanyak 200 responden, yang diambil secara merata masing-masing kecamatan sebanyak 20 balita Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Karakteristik keluarga yaitu ciri khusus atau spesifik yang melekat pada suatu keluarga yang menjadi pembeda dengan keluarga lain karakteristik keluarga terdiri dari pendapatan keluarga, pendidikan ibu dan pekerjaan ibu. Pendapatan keluarga adalah jumlah uang dalam rupiah yang dihasilkan oleh seluruh anggota keluarga dalam jangka waktu satu (1) bulan. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner terstruktur., Pendidikan ibu adalah jenis pendidikan formal yang berhasil diselesaikan atau ditamatkan oleh ibu yang dibuktikan dengan adanya ijazah. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Pekerjaan ibu adalah aktivitas yang dilakukan oleh ibu sehingga menyebabkan ibu harus meninggalkan rumah. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Variable terikat adalah Penggunaan susu formula yaitu praktek responden dalam pemakaian untuk anaknya pada saat penelitian. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner terstruktur ANALISIS DATA Analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan karakteristik keluarga, penggunaan dan penentuan kriteria untuk balita dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan karakteristik keluarga dengan penggunaan dan penentuan kriteria susu formula untuk balita dengan menggunakan uji statistik chi square. Analisis data menggunakan program SPSS for Windows Release Versi 13.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kota tasikmalaya terdiri dari 10 kecamatan dan 20 puskesmas, dengan responden dalam penelitian ini adalah ibu 1. Karakteristik keluarga a. Umur responden Tabel 1 Distribusi frekuensi umur responden Kategori Umur responden N Persentase Di bawah 20 tahun 6 3,0 20 tahun sampai 35 tahun 147 73,5 Di atas 35 tahun 47 23,5 Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu berumur antara 20 sampai 35 tahun. Sisanya sebanyak 23,5 % berumur di atas 35 tahun dan hanya 3,0 % responden yang berumur di bawah 20 tahun. b. Umur anak Tabel 2 Distribusi frekuensi umur anak Kategori umur anak N Persentase 0-6 bulan 42 21,0 6 bulan 1 tahun 38 19,0 Di atas 1 tahun 3 tahun 78 39,0 Di atas 3 tahun 5 tahun 42 21,0 Tabel 2 menunjukkan bahwa hamper setengah (39 %) ibu memiliki anak yang umur di atas 1 tahun sampai 3 tahun. Jumlah responden yang memiliki anak berumur 0-6 bulan (21,0%) sama dengan responden yang memiliki anak berumur di atas 3 tahun sampai 5 tahun (21%), dan hanya 19,0 % responden yang memiliki anak di atas 3 tahun sampai 5 tahun. c. Pekerjaan responden Tabel 3 Distribusi frekuensi pekerjaan responden Pekerjaan ibu N Persentase (100 %) Tidak bekerja 156 78,0

Bekerja 44 22,0 Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar tidak bekerja (78,0%) dan hanya 22,0% responden yang bekerja Tabel 4 Distribusi frekuensi jenis pekerjaan ibu Jenis pekerjaan ibu N Persentase Pekerja kantor/pns 22 50,0 Buruh pabrik 5 11,4 Wiraswasta/pedagang 12 27,4 Guru honorer 2 4,5 Pelayan toko/restoran 1 2,2 Buruh serabutan 2 4,5 Total 44 100,0 Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 44 responden yang bekerja setengahnya (50%) adalah pekerja kantor atau PNS d. Pendidikan ibu Tabel 5 Distribusi frekuensi pendidikan ibu Kategori pendidikan ibu N Persentase Tinggi 75 37,5 Rendah 125 62,5 Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa sebagian besar responden (62,5 %) berpendidikan rendah dan hanya 37,5 % responden yang berpendidikan tinggi Tabel 6 Distribusi frekuensi jenis pendidikan ibu Jenis pendidikan ibu N Persentase Di bawah SMA 125 62,5 SMA 47 23,5 Akademi/perguruan tinggi 28 14,0

Berdasarkan tabel 6 diketahaui bahwa sebagian besar responden berpendidikan di bawah SMA yaitu sebesar 62,5%, dan hanya 14 % yang berpendidikan akademi/perguruan tinggi. e. Pendapatan keluarga Tabel 7 Distribusi frekuensi pendapatan keluarga responden Pendapatan Keluarga N Persentase Rendah 37 18,5 Sedang 100 50,0 Tinggi 63 31,5 Tabel 7 menunjukkan bahwa setengah (50%) pendapatan keluarga responden masuk dalam kategori sedang, 31,5 % masuk dalam kategori pendapatan tinggi, dan hanya 18,5% responden yang mempunyai pendapatan rendah. 2. Penggunaan a. Pemberian ASI Tabel 8 Distribusi frekuensi Pemberian ASI Pemberian ASI N Persentase (%) Ya 188 94 % Tidak 12 6 % Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar (94%) responden memberikan ASI kepada bayinya. b. Penggunaan Tabel 9 Distribusi frekuensi Penggunaan Penggunaan N Persentase (%) Tidak 43 21,5 Ya 157 78,5 Tabel 9 menunjukkan bahwa sebagian besar (78,5%) responden menggunakan.

c. Usia pertama kali anak diberikan Tabel 10 Distribusi Frekuensi usia pertama kali anak diberikan Usia pertama kali anak diberikan N Persentase (%) Sejak Lahir 40 25,5 1-4 bulan 54 34,4 4-6 bulan 57 36,3 Di atas usia 6 bulan 6 3,8 Total25,5 157 100,00 Tabel 10 menunjukkan bahwa seperempat (25,5%) responden memberikan sejak bayi lahir. Jumlah responden yang memberikan pertama kali pada bayinya mulai umur 1-4 bulan (34,4%) hampir sama dengan umur 4-6 bulan (36,3%), 3. Kaitan karakteristik keluarga dengan penggunaan a. Kaitan pendidikan dengan penggunaan Tabel 13 Tabel silang antara pendidikan dengan penggunaan Pendidikan responden Penggunaan pvalue OR (95% CI) Menggunakan Tidak menggunakan n % n % Tinggi 8 18,6 67 42,7 0,007 0,307(0,134-0,705) Rendah 35 81,4 90 57,3 Total 43 100,0 157 100,0 Tabel 13 menunjukkan bahwa pada responden yang berpendidikan tinggi, sebagian besar (42,7%) menggunakan, sedangkan pada ibu yang berpendidikan rendah sebagian besar (81,4%) tidak menggunakan. Hasil uji chi square diperoleh hasil nilai pvalue 0,007 dengan nilai OR 0,307 (0,134-0,705) artinya ada hubungan antara pendidikan ibu dengan penggunaan untuk bayinya. nilai OR menunjukkan bahwa Ibu-ibu yang berpendidikan rendah berpeluang sebesar 0,307 kali lebih kecil dalam penggunaan daripada ibu-ibu yang berpendidikan tinggi. Pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan orang tersebut. Penelitian ini sesuai dengan penelitian siregar (2004) yang menyatakan bahwa pendidikan ibu yang tinggi membuat ibu lebih memahami pentingnya memberikan ASI kepada

bayinya sehingga penggunaan pada ibu yang berpendidikan tinggi angka relative rendah. b. Kaitan pekerjaan dengan penggunaan Tabel 14 Tabel silang antara pekerjaan ibu dengan penggunaan Pekerjaan responden Penggunaan pvalue OR (95 % CI) Menggunakan Tidak menggunakan n % N % Tidak bekerja 39 90,7 67 74,5 0,039 3,333 (1,121-9,913) Bekerja 4 9,3 90 25,5 Total 43 100,0 157 100,0 Tabel 14 menunjukkan bahwa responden yang tidak bekerja sebagian besar tidak menggunakan, sedangkan responden yang bekerja sebagian besar menggunakan. Hasil uji chisquare diperoleh bilai pvalue 0,039 dengan nilai OR 3,333 (1,121-9,913) artinya ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan penggunaan, dan Ibu-ibu yang bekerja berisiko 3,33 kali lebih besar untuk memberikan dibandingkan ibu-ibu yang tidak bekerja. Penelitian sesuai dengan pendapat soenardi (1996), bahwa bekerja di luar rumah lebih dari enam jam sehari, menyebabkan seorang ibu mengalami kesulitan dalam menyusui bayinya. Oktavia (2002) juga mengemukakan bahwa factor pekerjaan ibu menjadi alas an para ibu memberikan pada bayinya. Penelitian ira puspa (2007) juga memberikan hasil bahwa wanita yang bekerja kebanyakan kekurangan waktu untuk berinteraksi dengan anak, dan terpaksa tidak menyusui anaknya karena alas an tidak sempat atau anaknya mau dan akhirnya memberikan. c. Kaitan pendapatan dengan penggunaan 1) Kaitan pendapatan kategori tinggi dan rendah dengan penggunaan Tabel 15 Tabel silang pendapatan keluarga kategori tinggi dan rendah dengan penggunaan Pendapatan Penggunaan pvalue OR (95 % CI) Tidak menggunakan Menggunakan

n % N % Rendah 14 73,7 24 28,4 0,001 7,061 (2,282-21,849) Tinggi 5 26,3 58 71,6 Total 19 100,0 81 100,0 Tabel 15 menunjukkan bahwa pada keluarga responden yang berpendapatan rendah sebagian besar (73,7%) tidak menggunakan, sedangkan pada keluarga yang berpendapatan tinggi sebagian besar menggunakan. Hasil uji chi square diperoleh nilai pvalue 0,001 dan nilai OR 7,061(2,282-21,849)yang artinya ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan penggunaan pada bayi. Nilai OR menunjukkan bahwa keluarga dengan pendapatan tinggi berisiko 7,061 kali lebih tinggi untuk memberikan dibandingkan keluarga dengan pendapatan rendah. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Adiningsih (2003), yang menyatakan bahwa bertambahnya pendapatan keluarga berhubungan erat dengan kecepatan dimulainya pemberian susu formula. Amirudin (2007), mengemukakan bahwa pendapatan tinggi mempunyai kecenderungan memberikan karena adanya kemampuan untuk membeli. Sebaliknya keluarga yang berpendapatan rendah cenderung memberikan ASI karena adanya ketidakmampuan untuk membeli. 2) Kaitan pendapatan kategori sedang dan rendah dengan penggunaan Tabel 16 Tabel silang pendapatan keluarga kategori tinggi dan rendah dengan penggunaan Pendapatan Penggunaan pvalue Tidak menggunakan Menggunakan susu formula N % N % Rendah 14 36,8 23 23,2 0,164 Sedang 24 63,2 76 76,8 Total 38 100,0 99 100,0

Tabel 16 menunjukkan bahwa pada responden yang berpendapatan rendah lebih banyak (36,8%) ibu yang tidak menggunakan susu formula, sedangkan pada responden yang berpendapatan sedang lebih banyak (76,8%) yang memberikan pada bayinya. hasil uji chi square diperoleh nilai pvalue 0,164 yang artinya tidak ada hubungan antara pendapatan responden yang sedang dan rendah dengan penggunaan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagian besar (78,5%) responden menggunakan untuk bayinya, karakteristik keluarga yang terbukti merupakan faktor risiko penggunaan adalah pendidikan, pekerjaan dan pendapatan dengan kategori tinggi dan rendahserta karakteristik keluarga yang tidak terbukti merupakan faktor risiko adalah pendapatan responden dengan kategori sedang dan rendah. Saran yang diusulkan dalam penelitian ini adalah meningkatkan promosi penggunaan ASI pada masyarakat

DAFTAR PUSTAKA Adiningsih,2003., Gerakan kembali ke ASI, www. Pdpersi. Diakses tanggal 2 desember 2008 Amirudin, Ridwan, 2007., Promosi Susu Formula Menghambat Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur 0-12 Bulan, www.wordpress.com. Diakses tanggal 18 Oktober 2008 Dowshen, 2002., Petunjuk Lengkap untuk Orang Tua dari Masa Kehamilan Sampai Usia Anak 5 Tahun. Rajagrafindo, Jakarta Husaeni, MA, 1999., Makanan Bayi bergizi, UGM Press, yoyakarta,2000., menyusui bayi Anda, Dian Rakyat, Jakarta Roesli, utami, 2006., Mengenal ASI EKsklusif, Trubus Agriwijaya, Jakarta Puspadewi, Ira, 2007., Kendati bekerja wanita harus memberikan ASI Eksklusif. www. Irapuspa.com. diakses tanggal 5 September 2009