STUDI BEBERAPA KARAKTERISTIK KELUARGA DALAM PENGGUNAAN SUSU FORMULA UNTUK BALITA DI KOTA TASIKMALAYA Oleh : Jumli 1, Lilik Hidayanti 2, Nur Lina 3 ABSTRAK Walaupun telah diketahui begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan memberikan ASI, namun ada beberapa hal yang menyebabkan seorang ibu tidak bisa memberikan ASI kepada bayinya dan memberikan untuk bayinya. Latar belakang keluarga antara lain meliputi tingkat pendidikan, profesi atau pekerjaan, serta pendapatan keluarga sangat berpengaruh terhadap pemilihan susu formula untuk bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk engetahui hubungan karakteristik keluarga yang meliputi pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan pendapatan keluarga dengan penggunaan di Kota Tasikmalaya. Penelitian menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah ibu yang mempunyai balita di wilayah kota Tasikmalaya dengan Sampel diambil dengan cara quota sampling sebanyak 200 balita. Analisis bivariat menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja (78,0%), sebagian besar responden berpendidikan di bawah SMA yaitu sebesar 62,5%, setengah (50%) pendapatan keluarga responden masuk dalam kategori sedang dan sebagian besar (78,5%) responden menggunakan susu formula. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa karakteristik keluarga yang terbukti merupakan faktor risiko penggunaan adalah pendidikan, pekerjaan dan pendapatan dengan kategori tinggi dan rendah serta karakteristik keluarga yang tidak terbukti merupakan faktor risiko adalah pendapatan responden dengan kategori sedang dan rendah. Penelitian ini menyarankan untuk meningkan promosi pemberian asi eksklusif. Kata kunci : ASI eksklusif, Susu formula, bayi, pendidikan, pekerjaan, pendapatan ABSTRACT Exclusive breastfeeding has many advantage for babies growth, but there are many reason some people did nt do it and gave formula feeding. Family background like job status, education, and income can influence given formula feeding. This aim of this research was to evaluated correlation between family character with using formula feeding. Survey method with cross sectional desaign was used in this paper. Population is mother whose has underfive child in Tasikmalaya City, with 200 sample was taken by quota sampling. Chi square test was used in bivariat analys. Result of this research shown almost of the responden are unwork womens, bellow senior high school, a half of family income are midlle chategory, and almost of the responden used formula feeding. Chi square test shown there were statistical correlation between mother s education, mother s job status and family middle income with using formula feeding, and there was no statistical correlation between high and low family income with using formula feeding. this research suggestion is improving exclusive brestfeeding promotion. Key word : Exclusive breastfeeding, Formula feeding, Baby, Education, Job status, Income PENDAHULUAN Memberikan ASI eksklusif kepada bayi sampai dengan usia 6 bulan dapat menjamin kesehatan dan status gizi yang optimal pada bayi. Hal ini disebabkan
karena ASI merupakan satu-satunya makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi sampai umur 6 bulan dengan jumlah dan komposisi yang tepat. Di samping itu ASI dapat dicerna dengan sempurna oleh system pencernaan bayi karena di dalam ASI telah dilengkapi oleh enzim-enzim pencernaan yang pada usia 6 bulan belum terbentuk secara sempurna. Hal ini memberikan keuntungan sisa-sisa pencernaan yang terbentuk tidak akan memperberat kerja ginjal yang fungsinya belum optimal seratus persen. Bayi yang diberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan juga lebih tahan terhadap serangan infeksi karena di dalam ASI terdapat antibodi yang dapat melindungi bayi dan ASI juga terjamin kebersihannya sehingga bayi dapat terhindar dari kejadian diare. Kecerdasan anak juga dapat dioptimalkan dengan memberikan ASI secara eksklusif, karena kandungan DHA dalam ASI yang berfungsi memaksimalkan perkembangan otak bayi. Walaupun telah diketahui begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan memberikan ASI, namun ada beberapa hal yang menyebabkan seorang ibu tidak bisa memberikan ASI kepada bayinya. Faktor ini antara lain karena ibu sakit, ibu telah kembali bekerja, alasan estetika dan gaya hidup, serta merepotkan. Hal ini menyebabkan ibu memberikan penganti ASI (PASI) kepada bayinya berupa susu formula. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan antara lain adalah pilihan yang humanized milk, atau yang komposisi dan jumlah kandungan zat gizinya telah dibuat mendekati komposisi ASI, serta diberi tambahan zat gizi yang berfungsi untuk meningkatkan kecerdasan seperti AA dan DHA, zat-zat non gizi yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi seperti laktoferin, serta zat yang dapat membantu pencernaan bayi seperti FOS. Alasan yang lain adalah faktor harga dari, kepercayaan terhadap merk tertentu serta kemudahan dalam mendapatkan produk. Alasan-alasan penentuan kriteria pemilihan sangat dipengaruhi oleh latar belakang keluarga konsumen dan gencarnya iklan produk. Latar belakang keluarga sangat mempengaruhi kriteria pemilihan susu formula. Latar belakang keluarga ini antara lain meliputi tingkat pendidikan, profesi atau pekerjaan, serta pendapatan keluarga. Pendidikan yang rendah dapat menyebabkan seseorang kesulitan menyerap informasi atau gagasan baru, sebaliknya seseorang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan lebih terbuka menerima gagasan baru (Kusnodiharjo, et al. 1994). Pendidikan akan membuka jalan kepada orang untuk membuka jalan pikiran dalam menerima ide-ide atau nilainilai baru (Soejono Soekanto, 1982). Pendidikan yang baik dapat meningkatkan kecerdasan intelektual seseorang dan merupakan faktor penting dalam proses penyerapan informasi, peningkatan wawasan dan cara berfikir yang selanjutnya akan
memberikan dampak terhadap pengetahuan, persepsi, dan sikap yang menentukan seseorang mengambil keputusan untuk bertindak. Tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap pemilihan kualitas dan kuantitas makanan yang akan dikonsumsi untuk keluarganya termasuk dalam pemilihan untuk anakanak mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk engetahui hubungan karakteristik keluarga yang meliputi pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan pendapatan keluarga dengan penggunaan di Kota Tasikmalaya METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam survei ini adalah ibu yang mempunyai balita di wilayah kota Tasikmalaya. Sampel diambil dengan cara quota sampling dari 10 kecamatan yang terdapat di kota Tasikmalaya. Sampel dalam survei ini sebanyak 200 responden, yang diambil secara merata masing-masing kecamatan sebanyak 20 balita Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Karakteristik keluarga yaitu ciri khusus atau spesifik yang melekat pada suatu keluarga yang menjadi pembeda dengan keluarga lain karakteristik keluarga terdiri dari pendapatan keluarga, pendidikan ibu dan pekerjaan ibu. Pendapatan keluarga adalah jumlah uang dalam rupiah yang dihasilkan oleh seluruh anggota keluarga dalam jangka waktu satu (1) bulan. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner terstruktur., Pendidikan ibu adalah jenis pendidikan formal yang berhasil diselesaikan atau ditamatkan oleh ibu yang dibuktikan dengan adanya ijazah. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Pekerjaan ibu adalah aktivitas yang dilakukan oleh ibu sehingga menyebabkan ibu harus meninggalkan rumah. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Variable terikat adalah Penggunaan susu formula yaitu praktek responden dalam pemakaian untuk anaknya pada saat penelitian. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner terstruktur ANALISIS DATA Analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan karakteristik keluarga, penggunaan dan penentuan kriteria untuk balita dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan karakteristik keluarga dengan penggunaan dan penentuan kriteria susu formula untuk balita dengan menggunakan uji statistik chi square. Analisis data menggunakan program SPSS for Windows Release Versi 13.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kota tasikmalaya terdiri dari 10 kecamatan dan 20 puskesmas, dengan responden dalam penelitian ini adalah ibu 1. Karakteristik keluarga a. Umur responden Tabel 1 Distribusi frekuensi umur responden Kategori Umur responden N Persentase Di bawah 20 tahun 6 3,0 20 tahun sampai 35 tahun 147 73,5 Di atas 35 tahun 47 23,5 Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu berumur antara 20 sampai 35 tahun. Sisanya sebanyak 23,5 % berumur di atas 35 tahun dan hanya 3,0 % responden yang berumur di bawah 20 tahun. b. Umur anak Tabel 2 Distribusi frekuensi umur anak Kategori umur anak N Persentase 0-6 bulan 42 21,0 6 bulan 1 tahun 38 19,0 Di atas 1 tahun 3 tahun 78 39,0 Di atas 3 tahun 5 tahun 42 21,0 Tabel 2 menunjukkan bahwa hamper setengah (39 %) ibu memiliki anak yang umur di atas 1 tahun sampai 3 tahun. Jumlah responden yang memiliki anak berumur 0-6 bulan (21,0%) sama dengan responden yang memiliki anak berumur di atas 3 tahun sampai 5 tahun (21%), dan hanya 19,0 % responden yang memiliki anak di atas 3 tahun sampai 5 tahun. c. Pekerjaan responden Tabel 3 Distribusi frekuensi pekerjaan responden Pekerjaan ibu N Persentase (100 %) Tidak bekerja 156 78,0
Bekerja 44 22,0 Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar tidak bekerja (78,0%) dan hanya 22,0% responden yang bekerja Tabel 4 Distribusi frekuensi jenis pekerjaan ibu Jenis pekerjaan ibu N Persentase Pekerja kantor/pns 22 50,0 Buruh pabrik 5 11,4 Wiraswasta/pedagang 12 27,4 Guru honorer 2 4,5 Pelayan toko/restoran 1 2,2 Buruh serabutan 2 4,5 Total 44 100,0 Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 44 responden yang bekerja setengahnya (50%) adalah pekerja kantor atau PNS d. Pendidikan ibu Tabel 5 Distribusi frekuensi pendidikan ibu Kategori pendidikan ibu N Persentase Tinggi 75 37,5 Rendah 125 62,5 Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa sebagian besar responden (62,5 %) berpendidikan rendah dan hanya 37,5 % responden yang berpendidikan tinggi Tabel 6 Distribusi frekuensi jenis pendidikan ibu Jenis pendidikan ibu N Persentase Di bawah SMA 125 62,5 SMA 47 23,5 Akademi/perguruan tinggi 28 14,0
Berdasarkan tabel 6 diketahaui bahwa sebagian besar responden berpendidikan di bawah SMA yaitu sebesar 62,5%, dan hanya 14 % yang berpendidikan akademi/perguruan tinggi. e. Pendapatan keluarga Tabel 7 Distribusi frekuensi pendapatan keluarga responden Pendapatan Keluarga N Persentase Rendah 37 18,5 Sedang 100 50,0 Tinggi 63 31,5 Tabel 7 menunjukkan bahwa setengah (50%) pendapatan keluarga responden masuk dalam kategori sedang, 31,5 % masuk dalam kategori pendapatan tinggi, dan hanya 18,5% responden yang mempunyai pendapatan rendah. 2. Penggunaan a. Pemberian ASI Tabel 8 Distribusi frekuensi Pemberian ASI Pemberian ASI N Persentase (%) Ya 188 94 % Tidak 12 6 % Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar (94%) responden memberikan ASI kepada bayinya. b. Penggunaan Tabel 9 Distribusi frekuensi Penggunaan Penggunaan N Persentase (%) Tidak 43 21,5 Ya 157 78,5 Tabel 9 menunjukkan bahwa sebagian besar (78,5%) responden menggunakan.
c. Usia pertama kali anak diberikan Tabel 10 Distribusi Frekuensi usia pertama kali anak diberikan Usia pertama kali anak diberikan N Persentase (%) Sejak Lahir 40 25,5 1-4 bulan 54 34,4 4-6 bulan 57 36,3 Di atas usia 6 bulan 6 3,8 Total25,5 157 100,00 Tabel 10 menunjukkan bahwa seperempat (25,5%) responden memberikan sejak bayi lahir. Jumlah responden yang memberikan pertama kali pada bayinya mulai umur 1-4 bulan (34,4%) hampir sama dengan umur 4-6 bulan (36,3%), 3. Kaitan karakteristik keluarga dengan penggunaan a. Kaitan pendidikan dengan penggunaan Tabel 13 Tabel silang antara pendidikan dengan penggunaan Pendidikan responden Penggunaan pvalue OR (95% CI) Menggunakan Tidak menggunakan n % n % Tinggi 8 18,6 67 42,7 0,007 0,307(0,134-0,705) Rendah 35 81,4 90 57,3 Total 43 100,0 157 100,0 Tabel 13 menunjukkan bahwa pada responden yang berpendidikan tinggi, sebagian besar (42,7%) menggunakan, sedangkan pada ibu yang berpendidikan rendah sebagian besar (81,4%) tidak menggunakan. Hasil uji chi square diperoleh hasil nilai pvalue 0,007 dengan nilai OR 0,307 (0,134-0,705) artinya ada hubungan antara pendidikan ibu dengan penggunaan untuk bayinya. nilai OR menunjukkan bahwa Ibu-ibu yang berpendidikan rendah berpeluang sebesar 0,307 kali lebih kecil dalam penggunaan daripada ibu-ibu yang berpendidikan tinggi. Pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan orang tersebut. Penelitian ini sesuai dengan penelitian siregar (2004) yang menyatakan bahwa pendidikan ibu yang tinggi membuat ibu lebih memahami pentingnya memberikan ASI kepada
bayinya sehingga penggunaan pada ibu yang berpendidikan tinggi angka relative rendah. b. Kaitan pekerjaan dengan penggunaan Tabel 14 Tabel silang antara pekerjaan ibu dengan penggunaan Pekerjaan responden Penggunaan pvalue OR (95 % CI) Menggunakan Tidak menggunakan n % N % Tidak bekerja 39 90,7 67 74,5 0,039 3,333 (1,121-9,913) Bekerja 4 9,3 90 25,5 Total 43 100,0 157 100,0 Tabel 14 menunjukkan bahwa responden yang tidak bekerja sebagian besar tidak menggunakan, sedangkan responden yang bekerja sebagian besar menggunakan. Hasil uji chisquare diperoleh bilai pvalue 0,039 dengan nilai OR 3,333 (1,121-9,913) artinya ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan penggunaan, dan Ibu-ibu yang bekerja berisiko 3,33 kali lebih besar untuk memberikan dibandingkan ibu-ibu yang tidak bekerja. Penelitian sesuai dengan pendapat soenardi (1996), bahwa bekerja di luar rumah lebih dari enam jam sehari, menyebabkan seorang ibu mengalami kesulitan dalam menyusui bayinya. Oktavia (2002) juga mengemukakan bahwa factor pekerjaan ibu menjadi alas an para ibu memberikan pada bayinya. Penelitian ira puspa (2007) juga memberikan hasil bahwa wanita yang bekerja kebanyakan kekurangan waktu untuk berinteraksi dengan anak, dan terpaksa tidak menyusui anaknya karena alas an tidak sempat atau anaknya mau dan akhirnya memberikan. c. Kaitan pendapatan dengan penggunaan 1) Kaitan pendapatan kategori tinggi dan rendah dengan penggunaan Tabel 15 Tabel silang pendapatan keluarga kategori tinggi dan rendah dengan penggunaan Pendapatan Penggunaan pvalue OR (95 % CI) Tidak menggunakan Menggunakan
n % N % Rendah 14 73,7 24 28,4 0,001 7,061 (2,282-21,849) Tinggi 5 26,3 58 71,6 Total 19 100,0 81 100,0 Tabel 15 menunjukkan bahwa pada keluarga responden yang berpendapatan rendah sebagian besar (73,7%) tidak menggunakan, sedangkan pada keluarga yang berpendapatan tinggi sebagian besar menggunakan. Hasil uji chi square diperoleh nilai pvalue 0,001 dan nilai OR 7,061(2,282-21,849)yang artinya ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan penggunaan pada bayi. Nilai OR menunjukkan bahwa keluarga dengan pendapatan tinggi berisiko 7,061 kali lebih tinggi untuk memberikan dibandingkan keluarga dengan pendapatan rendah. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Adiningsih (2003), yang menyatakan bahwa bertambahnya pendapatan keluarga berhubungan erat dengan kecepatan dimulainya pemberian susu formula. Amirudin (2007), mengemukakan bahwa pendapatan tinggi mempunyai kecenderungan memberikan karena adanya kemampuan untuk membeli. Sebaliknya keluarga yang berpendapatan rendah cenderung memberikan ASI karena adanya ketidakmampuan untuk membeli. 2) Kaitan pendapatan kategori sedang dan rendah dengan penggunaan Tabel 16 Tabel silang pendapatan keluarga kategori tinggi dan rendah dengan penggunaan Pendapatan Penggunaan pvalue Tidak menggunakan Menggunakan susu formula N % N % Rendah 14 36,8 23 23,2 0,164 Sedang 24 63,2 76 76,8 Total 38 100,0 99 100,0
Tabel 16 menunjukkan bahwa pada responden yang berpendapatan rendah lebih banyak (36,8%) ibu yang tidak menggunakan susu formula, sedangkan pada responden yang berpendapatan sedang lebih banyak (76,8%) yang memberikan pada bayinya. hasil uji chi square diperoleh nilai pvalue 0,164 yang artinya tidak ada hubungan antara pendapatan responden yang sedang dan rendah dengan penggunaan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagian besar (78,5%) responden menggunakan untuk bayinya, karakteristik keluarga yang terbukti merupakan faktor risiko penggunaan adalah pendidikan, pekerjaan dan pendapatan dengan kategori tinggi dan rendahserta karakteristik keluarga yang tidak terbukti merupakan faktor risiko adalah pendapatan responden dengan kategori sedang dan rendah. Saran yang diusulkan dalam penelitian ini adalah meningkatkan promosi penggunaan ASI pada masyarakat
DAFTAR PUSTAKA Adiningsih,2003., Gerakan kembali ke ASI, www. Pdpersi. Diakses tanggal 2 desember 2008 Amirudin, Ridwan, 2007., Promosi Susu Formula Menghambat Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur 0-12 Bulan, www.wordpress.com. Diakses tanggal 18 Oktober 2008 Dowshen, 2002., Petunjuk Lengkap untuk Orang Tua dari Masa Kehamilan Sampai Usia Anak 5 Tahun. Rajagrafindo, Jakarta Husaeni, MA, 1999., Makanan Bayi bergizi, UGM Press, yoyakarta,2000., menyusui bayi Anda, Dian Rakyat, Jakarta Roesli, utami, 2006., Mengenal ASI EKsklusif, Trubus Agriwijaya, Jakarta Puspadewi, Ira, 2007., Kendati bekerja wanita harus memberikan ASI Eksklusif. www. Irapuspa.com. diakses tanggal 5 September 2009