BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Letak Geografis Kabupaten Dairi Kabupaten Dairi merupakan salah satu kabupaten dari 18 kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara 9. Wilayah Kabupaten Dairi yang beribukotakan Sidikalang memiliki luas wilayah 3.146, 10 km 2 yaitu sekitar 4,39 % dari luas Provinsi Sumatera Utara (7.160.000 ha). Kabupaten Dairi terletak disebelah Barat Laut Provinsi Sumatera Utara 10. Jalan menanjak berliku dihiasi oleh pepohonan, kabut meliputi puncak-puncak gunung, hamparan sawah serta hutan membentang, menjadi pemandangan memesona bagi para penikmat alam untuk sampai ke kota Sidikalang ibukota Kabupaten dairi manakala kita bertolak dari Medan, Ibukota Provinsi SumateraUtara. Sebagai ibukota Kabupaten Dairi, Sidikalang merupakan pusat pemerintahan, pusat pasar, pusat pendidikan, pusat kesehatan dan pusat aktivitas lainya. Kabupaten Dairi berada di lintangan Bukit Barisan konsekuensinya adalah kedudukannya didataran tinggi dan berbukit-bukit yang menempati titik koordinat antara 98 0 00 98 0 30 BT dan 2 0 15 3 0 00 LU dengan posisi dekat dengan pantai barat. Beratmosfer pegunungan itulah Dairi konturnya bertekik-tekik disejumlah kawasan bahkan ektrim sehingga dingding-dingding bukit terjal dan jurang menjadi 9 18 Kabupaten yaitu Kabupaten Nias, mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Toba Samosir, Labuhan Batu, Asahan, Simalungun, Dairi, Karo, Deli Serdang, Nias Selatan, Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat, Samosir, dan Serdang bedagai. 10 Bappeda Kabupaten Dairi,2004. 27
pemandangan yang dominan rata-rata. Rata-rata ketinggian kawasan ini 700-1.250 meter di atas permukaan laut (dpl). Sebagian kecil kawasan sampai ketinggian 16.000 meter dpl. Iklim dairi mudah ditebak. Bukan berhawa panas dan lembab alias tropis, melainkan di bawahnya, bisa disebut subtropis. Hasil alamnya yang khas pun bercorak produk hutan pegunungan: kaburbarus, kemenyan, nilam, dan kopi, itu yang paling mansyur sejak dulu. Belakangan ada gambir, kemiri, dan jagung 11 Pegunungan Bukit Barisan melintang di sepanjang Pulau Sumatera dengan posisi yang jauh lebih dekat ke pantai barat. Kabupaten dairi terletak di lintangan ini. Kedudukannya : 1. Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Provinsi Nanggroe Darussalam) dan Kabupaten Tanah Karo, 2. Sebelah Timur dengan Kabupaten Toba Samosir, 3. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pakpak Bharat, 4. Sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Selatan ( Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam) 12. Kabupaten Dairi merupakan wilayah yang cukup luas untuk digunakan menjadi lahan pertanian. Namun Kabupaten Dairi tidak sepenuhnya menjadi wilayah yang menghasilkan tanaman pertanian yang sama. Hal itu karena kabupaten dairi memiliki kemiringan wilayah yang bervariasi sangat banyak ditemukan gununggunung dan bukit-bukit yang bergelombang sehingga sangat berpengaruh terhadap penghasilan masyarakat di Kabupaten dairi. 11 Flores Tanjung, dkk., Dairi Dalam Kilatan Sejarah, Cetakan pertama: Perdana Publishing, 2011, hal. 2 12 Bappeda Kabupaten Dairi,2004. 28
Luas lahan potensial di Kabupaten Dairi mencapai 182.780 hektar, yang terdiri dari tanah sawah 10.225 hektar ( pengairan setengah teknis 6.036 hektar, pengairan sederhana PU 2.756 hektar dan pengairan non-pu 1.433 hektar) ; tanah kering 172.555 hektar( tegal/kebun 30.908 hektar, ladang huma 18.641 hektar, padang rumput 3.833 hektar, kolam empang 87 hektar dan perkebunan 32.270 hektar). Di Kabupaten Dairi banyak ditemukan sungai-sungai yang dimanfaatkan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dengan tujuan keperluan masyarakat, diantaranya dipergunakan untuk irigasi teknis, di mana sebagian besar sudah dimanfaatkan menjadi pengairan sawah, perikanan, dan kebutuhan air minum. Adapun sungai terbesar dan terpanjang di Dairi antara lain adalah : 1. Sungai Lae Renun terbentang dari Kecamatan Parbuluan sampai Kecamatan Tanah Pinem yang selanjutnya menuju Aceh Tenggara. 2. Sungai Lae Kombih terbentang di Kecamatanan Kerajaan dan Kecamatan Salak yang selanjtnya mengalir menuju Aceh Selatan. 3. Sungai Lae Sinendang yang terletak dengan Kecamatan Sumbul dan bermuara ke Lae Renun 4. Sungai Lae Ordi terbentang mengalir menuju Aceh Selatan 5. Sungai Lae Simbelin yang terbentang dari Kecamatan Sidikalang Menuju perbatasan Kecamatan Siempat Nempu dan Kecamtan Silima Pungga-Pungga yang kemudian mengalir ke Provinsi Aceh 13. 13 Ibid 29
Dalam hal ini Kabupaten Dairi memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan berkembang lebih baik lagi jika dilihat dari letak geografisnya yang merupakan pertemuan jalur lalulintas bagi masyarakat dalam mengembangkan perekonomian yang didukung wilayah yang cocok dalam mengelola usaha-usaha masyarakat. Dari hal tersebut sehingga di Kabupaten Dairi terdapat berbagai macam corak kehidupan masyarakat dalam melengkapi dan memenuhi kebutuhan hidup. 2.2 Keadaan Penduduk Keanekaragaman penduduk Kabupaten Dairi terdiri dari berbagai suku etnis, diantaranya suku Pakpak, Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Nias, Jawa, Minangkabau, dan WNI keturunan Tionghoa. Keseluruhannya menyebar tidak merata di 12 kecamatan definitif, sampai ke daerah pegunungan dan hidup dari pertanian. Penduduk asli Dairi adalah Suku Pakpak, yang pada umumnya mendiami daerah pedalaman. Wilayah Kabupaten Dairi hingga tahun 2004 bertambah dalam jumlah pemekaran terbagi hingga menjadi 15 Kecamatan yaitu Kecamatan Sidikalang, Kecamatan Berampu, Kecamatan Parbuluan, Kecamatan Sumbul, Kecamatan Gunung Sitember, Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Kecamatan Nempu, Kecamatan Nempu Hulu, Kecamatan Nempu Hilir, Kecamatan Tiga Lingga, Kecamatan Pegagan Hilir, Kecamatan Lae Parira, Kecamatan Tanah Pinem, Kecamatan Silahisabungan, Kecamatan Sitinjo. Penduduk merupakan persyaratan utama bagi terbentuknya suatu daerah pemerintahan yang berbentuk sebuah Kabupaten. Sehingga pemerintah Kabupaten 30
menjadi wadah bagi masyarakat dalam mendapatkan akses dari pemerintah pusat yang bekerja dalam menjalankan tugasnya sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat. Adapun jumlah penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Dairi dapat dilihat dari tabel di bawah ini : 31
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Dairi 2004 14 No Kecamatan Desa / Kelurahan Jumlah Penduduk 1 Sidikalang 13 54.684 2 Berampu 5 7.979 3 Parbuluan 8 18.663 4 Sumbul 19 38.026 5 Lae Parira 9 15.290 6 Silima Pungga-Pungga 16 15.013 7 Siempat Nempu 11 20.931 8 Siempat Nempu Hulu 12 19.973 9 Siempat Nempu Hilir 9 12.255 10 Tigalingga 14 23.129 11 Pegagan Hilir 8 15.543 12 Tanah Pinem 12 20.638 13 Gunung Sitember 8 9.626 14 Silahisabungan 4 4.379 15 Sitinjo - - Jumlah/total 148 276.489 14 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, Kabupaten Dairi Dalam Angka, 2004. 32
Dari tabel diatas terlihat bahwa Kabupaten Dairi memiliki 15 kecamatan dari 148 desa/ kelurahan 15. Masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Dairi memiliki jumlah penduduk yang berbeda. Di Kecamatan Sidikalang misalnya terdiri 13 desa/kelurahan yaitu 56.684 jiwa memiliki jumlah penduduk terbanyak, sedangkan di Kecamatan Sitinjo untuk jumlah penduduknya masih belum dapat dipastikan karena daerah itu baru dimekarkan tahun 2005 hingga menjadi sebuah Kecamatan. Perkembangan jumlah penduduk tidak terlepas dari tingkat kelahiran dan tingkat migrasi penduduk yang masuk ke Kabupaten yang datang dari wilayah yang berbeda termasuk wilayah yang berdekatan. Penduduk Kabupaten Dairi terdiri dari beraneka ragam etnik, setiap tahun jumlahnya mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari tabel jumlah penduduk dibawah ini : Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Di Kabupaten Dairi Tahun 1971, 1985, 2000, dan 2004 NO Tahun Jumlah 1 1971 179.247 jiwa 2 1985 271.888 jiwa 3 2000 307.766 jiwa 4 2004 276.489 jiwa Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, Kabupaten Dairi Dalam angka 1985, 2000, 2004 15 Binjamin Tibalan : Statistik Tahunan, Kabupaten Dairi Dalam Angka 1985, 2000, 2004. 33
Berdasarkan tabel diatas terlihat jelas bahwa hasil sensus yang dilakukan pada tahun 1971, 1985, 2000 dan 2004 terjadi perubahan jumlah penduduk di Kabupaten Dairi. Di tahun 1971 jumlah penduduk hanya berkisar 179.247 jiwa jika dibandingkan dengan tahun 2000 jumlah penduduk meningkat hingga 307.766 jiwa. Hal ini karenakan pada tahun 1971 jumlah kecamatan di Kabupaten Dairi sebanyak 8 Kecamatan. Tahun 2004 mengalami penurunan menjadi 276.489 jiwa akibat dari jumlah kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kelahiran, meskipun jumlah Kecamatan sebanyak 15 Kecamatan. Kabupaten Dairi terdapat keberagaman suku bisa dilihat dari antara 15 wilayah yang dibentuk melalui proses pemekaran hingga menjadi sebuah kecamatan. Keberagaman suku diantaranya Pakpak, Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Aceh, Jawa, dan nias. Kemudian bisa dilihat secara gegrafis dan admistratif pemerintahan Kabupaten Dairi tampak dihuni oleh kelompok suku yang seolah-olah membentuk kelompok masyarakatnya sendiri atau pun stratifikasi sosial. Pengelompokan masyarakat ini dapat terlihat jelas di beberapa wilayah diantaranya suku Karo yang dulu mayoritas penduduknya berdiam didaerah Tanah Pinem dan Tiga Lingga, atau sekarang bisa disebut dengan Kampung Karo dan Suku lain misalnya sebagai suku asli orang Pakpak terlihat jelas banyak ditemui di daerah Vasi. Kemudian banyak juga ditemui suku Batak Toba di kecamatan Siempat Nempu. Namun banyak juga suku lain yang belum dapat dilihat karena faktor wilayah tersebut wilayah yang sangat akministratif untuk mengundang masuknya penduduk pendatang untuk tinggal dan menetap karena tuntutan ekonomi dan lain sebagainya. 34
Pada dasarnya penduduk asli di Kabupaten Dairi adalah suku Pakpak, sedangkan suku-suku pendatang seperti Toba, Karo, Simalungun dan suku-suku lainya merupakan penduduk yang pindah dari Berastagi, Samosir, dan daerah Simalungun. Akan tetapi meskipun suku Pakpak merupakan suku asli di Kabupaten Dairi peduduk ini terlihat menoritas jika dibandingkan dengan suku-suku pendatang lainya, dapat diketahui bahwa suku Batak Toba merupakan penduduk yang mayoritas mendiami Kabupaten Dairi. Hal ini disebabkan oleh adanya migrasi orang Batak Toba keberbagai wilayah dan mau bersaing untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup termasuk Kabupaten Dairi. Pertambahan jumlah penduduk pendatang yang terus berkembang di Kabupaten Dairi mampu menggeser penduduk asli hingga membentuk Kabupaten baru. Penduduk pendatang seperti Batak Toba tentu membawa pengaruh yang sangat banyak terhadap penduduk asli, dimana penduduk pendatang bahkan lebih banyak berkerja di birokrasi pemerintahan Kabupaten Dairi. Akan tetapi pengaruh yang muncul dari penduduk pendatang hanya untuk membawa persaingan dalam upaya mendapatkan pekerjaan dalam birokrasasi sekaligus membangun wilayah Kabupaten Dairi sehingga lebih maju dan jauh dari ketertinggalan. Selain itu juga penduduk pendatang tentu membawa pengaruh terhadap persaingan ekonomi dalam masyarakat. Persaingan ini muncul dikarenakan tuntutan bagi setiap masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup. Tabel dibawah ini sebagai presentase dari jumlah penduduk berdasarkan suku: 35
Tabel 1.3 Presentase Penduduk Menurut Suku di Kabupaten Dairi, Tahun 2004 16. No Suku Keterangan 1 Karo 15,11 2 Batak Toba 30,15 3 Pakapak 18,42 4 Simalungun 9,53 5 Mandailing 9,10 6 Jawa 8,22 7 Aceh 6,09 8 Nias 3,38 Jumlah/Total 100,00 Berdasarkan presentase penduduk menurut suku di Kabupaten Dairi. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa suku Batak Toba memiliki tingkat presentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan suku-suku yang lainya yaitu 30,15%, meskipun suku asli dari Kabupaten Dairi adalah suku Pakpak. Sedangkan suku nias memiliki tingkat presentase yang lebih rendah dibandingkan suku-suku yang lainnya yaitu 3,38%. Seperti yang telah dijelaskan di atas, hal ini dipengaruhi banyaknya suku Batak Toba yang bermigrasi dan tinggal menetap mendiami wilayah Kabupaten 16 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, Kabupaten Dairi Dalam Angka, Tahun 2004. 36
Dairi. Penyebaran suku Batak Toba yang berkembang dan pada akhirnya terlihat sangat jelas mayoritas penduduk wilayah Kabupaten Dairi. 2.3. Mata Pencaharian Segala kegiatan yang dilakukan manusia dalam sebuah aspek kehidupan guna untuk memenuhi segala kebutuhannya masing-masing itu sudah berlangsung sejak manusia itu ada. Namun cara yang dilakukan manusia itu tidak seutuhnya sama karena memang pada umumnya kemampuan yang dimiliki setiap orang diciptakan dengan talenta yang berbeda-beda. Meskipun segala cara yang berbeda dilakukan sebenarnya tujan mereka bekerja untuk mendapatkan kebutuhan yang lebih baik dalam kelangsungan hidup manusia. Banyak hal yang menjadi pendorong terhadap usaha memenuhi kebutuhan manusia baik itu secara kelompok maupun secara individu. Beberapa diantaranya dorongan yang bersifat alamiah, baik untuk mempertahankan diri, mengembangkan diri juga mempertahankan kelompok. Selain dari pada itu dorongan yang bersifat sosial juga ikut berperan karena manusia itu merupakan makluk sosial yang ingin hidup berkelompok. Pada umumnya wilayah Kabupaten Dairi memiliki potensi dibidang pertanian. Areal tanah yang cukup luas untuk dikembangkan sehingga tidak menutup kemungkinan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagi petani. Di samping itu, keadaan geografis dan iklimnya, menyebabkan daerah ini cocok di kembangkan sebagai daerah pertanian. Baik itu pertanian yang di kembangkan di persawahan maupun pertanian yang di kembangkan di tanah berbukit-bukit. 37
Kabupaten Dairi bahkan menghasilkan produk penghasilan yang bercorak hutan pegunungan. Jika dilihat dari kegiatan manusia yang tinggal di Kabupaten Dairi sejak Zaman dulu. Aktivitas nenek moyang dalam usaha mengelola tanah merupakan salah satu yang diwariskan secara turun-temurun. Warisan yang ditinggalkan nenek moyang ini merupakan salah satu modal bagi mereka yang bertani dapat memberikan keuntungan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Usaha mengelola tanah ini dalam mengembangkan pertanian bahkan menjadi sebuah warisan yang sangat berharga bagi masyarat yang mendiami wilayah Kabupaten Dairi hinga sampai sekarang. Ada bebera usaha pertanian yang dikembangkan masyarakat Kabupaten Dairi dalam memperoleh keuntungan untuk demi memenuhi kebutuhan bahkan untuk meningkatkan taraf hidup. 1. Tanaman perdangan ekspor serperti kopi, kelapa, kemenyan, cengkeh, tembakau, jahe dan nilam, dikembangkan oleh masyarakat yang mendiami Kabupaten Dairi mampu meningkatkan perekonomian. Tanaman ini bahkan berhasil dan menjadi khas penghasilan yang dikenal dan di nikmati penduduk indonesia bahkan sampai ke luar negeri. 2. Tanaman bahan pangan/makanan yaitu padi, jagung, ubi rambat, ketela pohon, kacang tanah, kacang kedelai, dan kacang hijau. Beberapa jenis tanaman pangan ini di tanami dalam bentuk sistim perladangan tanah kering dengan sintim perladangan tanah basah. 3. Tanaman buah-buahan, yang menonjol di Kabupaten Dairi yaitu durian. Hasil pertanian ini merupakan hasil dari tanaman tua, buah durian kemudian 38
dipasarkan keluar wilayah Kabupaten. Pertama dikirim kepusat pasar ataupun melalui agen yang menjemput dari masyarakat hingga dikirim lagi untuk dipasararkan ke daerah-daerah lain terutama kota Medan. Daerah pemasok durian di Kabupaten Dairi berada di kecamatan Parongil, Tigalingga. Tanaman buah lainnya yang di kelola petani yaitu pisang, nenas, pepaya, jambu air, alpokat, dan belakangan muncul tanaman jeruk. 4. Tanaman sayur-sayuran seperti kentang, tomat, cabe, buncis, terung, bayam, dan sayur-sayuran lainnya berkembang sangat baik di Kabupaten Dairi. Tanaman bawang merah dan bawang putih dapat berkembang dengan baik di kawasan Kecamatan sumbul tepatnya tepatnya di Desa Silalahi II dan Desa Paropo yang terletak dipinggiran Danau Toba. Tanaman ini dapat berkembang karena kondisi tanah dan alamnya yang dingin sangat mendukung untuk penanaman bawang. Mata pencaharian masyakat yang tinggal di Kabupaten Dairi tidak hanya bertani. Ada juga masyakat di Kabupaten Dairi bertenak dalam mendapatkan keuntungan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka biasanya berternak dilingkungan pekarangan rumah, membudidayakan ikan biasanya dilingkungan persawahan, sebagian lagi kusus berternak di ladang. Biasanya hasil dari peternakan itu dijual di pasar-pasar pada hari pekan, ada juga yang menjualnya kepada individu yang membutuhkannya. Kegiatan itu secara tidak langsung sudah melakukan perdagangan dalam mendapatkan keuntungan. Selain usaha yang dilakukan masyarakat di atas, sebagian masyakat di Kabupaten Dairi juga memiliki mata pencaharian lain seperti usaha jasa dan menjadi 39
pegawai di kantor-kantor baik itu milik swasta ataupun pemerintah. Usaha jasa yang dilakukan masyarakat di Kabupaten Dairi seperti supir, kuli bangunan, tukang jahit, bengkel, tukang penggiling kopi, membajak sawah dengan kerbau, dan lain sebaginya. Jasa yang dilakukan oleh masyarakat biasanya karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk bertani dan ada juga masyarakat memang mengembangkan bakatnya kemudian bisa mendapat keuntungan dari jasa-jasa yang dilakukan. 2.4. Agama Masyarakat Keberagaman suku yang mendiami Kabupaten Dairi tentu menggambarkan beragamnya agama yang dianut oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di Kabupaten Dairi merupakan masyarakat yang terbuka dan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap suku-suku yang bermigrasi dan menetap di Kabupaten Dairi. Setiap penduduk pendatang tentu miliki agama dan aliran kepercayaan yang berbeda-beda yang di bawak dari suku ataupun wilayah dimana sebelum penduduk berpindah dari wilayah atau suku aslinya menuju Kabupaten Dairi. Keanekaragaman Agama dan aliran kepercayaan tidak membuat masyarakat Kabupaten Dairi terpecah satu sama lain. Mereka saling menghargai sesama tanpa menimbulkan persoalan yang berkaitan dengan aliran kepercayaan. Persaingan yang di muncul malah lebih dominan terhadap persaingan masyarakat dalam usaha mempertahankan hidup dan mendapatkan keuntungan. Ada beberapa agama dan aliran kepercayaan yang dianut masyarakat yang tinggal di Kabupaten dairi seperti agama Islam, agama Kristen Protestan, agama 40
Katolik, dan agama Budha. Keragaman agama masyarakat yang datang bermigrasi ataupun agama yang dianut penduduk asli jarang sekali terdengar memunculkan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk pendatang disambut dan di terima penduduk asli untuk tinggal dan menetap untuk mempertahankan hidup di tanah Pakpak. Adapun presentase penduduk yang menganut agama tersebut, agar terlihat jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1.4 Presentase Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Dairi Tahun 2004 No Agama Keterangan (%) 1 Kristen Protestan 64,53 2 Katolik 15,07 3 Islam 20,28 4 Budha 0,12 Jumlah/Total 100,00 Tabel di atas menunjukkan bahwa presentase penduduk menurut agama di Kabupaten Dairi Tahun 2004, menunjukkan bahwa agama Kristen Protestan memiliki tingkat presentase yang jauh lebih tinggi yaitu 64,53% 17. Berarti dengan jelas bahwa masyarakat yang mendiami wilayah Kabupaten Dairi mayoritas memeluk agama Kristen Protestan. Sedangkan agama Budha memiliki tingkat presentase yang lebih 17 Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, Kabupaten Dairi Dalam Angka, 2004 41
rendah yaitu 0,12%. Hal tersebut dapat menjelaskan bahwa masyarakat yang mendiami Kabupaten Dairi minoritas memeluk agama Budha. Aliran agama yang dianut oleh masyarakat di Kabupaten Dairi jika dilihat dari presentase penduduk memang sangat berbeda jumlahnya. Akan tetapi perbedaan yang terjadi antara suku dan agama yang muncul di wilayah ini menimbulkan warna-warni kehidupan di setiap kelompok masyarakat. Perbedaan yang dalam setiap kelompok masyarakat menunjukkan bahwa bangsa Indonesia kaya akan keberagaman suku dan agamanya tetapi tetap menjungjung tinggi nilai satu kesatuan Negara republik Indonesia. 42