Modifikasi Biogester Tipe Vertikal Menggunakan Pengaduk dengan Teknik Pengelasan

dokumen-dokumen yang mirip
BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

TINJAUAN LITERATUR. Biogas adalah dekomposisi bahan organik secara anaerob (tertutup dari

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

PENGARUH EM4 (EFFECTIVE MICROORGANISME) TERHADAP PRODUKSI BIOGAS MENGGUNAKAN BAHAN BAKU KOTORAN SAPI

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

Drs. Mamat Ruhimat, M.Pd. Drs. Dede Sugandi, M.Si. Drs. Wahyu Eridiana, M.Si. Ir. Yakub Malik Nanin Trianawati Sugito, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

Ketua Tim : Ir. Salundik, M.Si

BAB III PERANCANGAN ALAT

Analisis Kelayakan Ekonomi Alat Pengolah Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Biogas

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

I. PENDAHULUAN. sebagai salah satu matapencaharian masyarakat pedesaan. Sapi biasanya

1. Limbah Cair Tahu. Bahan baku (input) Teknologi Energi Hasil/output. Kedelai 60 Kg Air 2700 Kg. Tahu 80 kg. manusia. Proses. Ampas tahu 70 kg Ternak

MODUL PENERAPAN TEKNOLOGI BIOGAS MELALUI DAUR ULANG LIMBAH TERNAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

Chrisnanda Anggradiar NRP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hewani yang sangat dibutuhkan untuk tubuh. Hasil dari usaha peternakan terdiri

MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam negeri sehingga untuk menutupinya pemerintah mengimpor BBM

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

Agustin Sukarsono *) Eddy Ernanto **)

PEMBUATAN BIODIGESTER DENGAN UJI COBA KOTORAN SAPI SEBAGAI BAHAN BAKU

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL PENGEMBANGAN BIODIGESTER BERKAPASITAS 200 LITER UNTUK PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: BIOGAS DARI LIMBAH DAUN BAWANG MERAH SEBAGAI SUMBER ENERGI RUMAH TANGGA ALTERNATIF DI KABUPATEN BREBES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu gas yang sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar)

Adelia Zelika ( ) Lulu Mahmuda ( )

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk industri dan transportasi. Untuk mengurangi ketergantungan

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN (JERAMI) DAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bel akang

BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA. Kelompok Tani Usaha Maju II. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat S A R I

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

PANDUAN TEKNOLOGI APLIKATIF SEDERHANA BIOGAS : KONSEP DASAR DAN IMPLEMENTASINYA DI MASYARAKAT

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 3.2 Hukum Utama Termodinamika Penjelasan Umum

II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan. Limbah : Feses Urine Sisa pakan Ternak Mati

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN EKONOMIS BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA HOME INDUSTRY KRIPIK SINGKONG.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. kotoran manusia, dan tumbuhan) oleh bakteri metanogen. Untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

OUTLINE Prinsip dasar produksi biogas. REAKTOR BIOGAS SKALA KECIL (Rumah Tangga dan Semi-Komunal) 4/2/2017

Analisa Hasil Penyimpanan Energi Biogas Ke Dalam Tabung Bekas

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

KAJIAN KEPUSTAKAAN. ciri-ciri sapi pedaging adalah tubuh besar, berbentuk persegi empat atau balok,

BAB I PENDAHULUAN. energi yang salah satunya bersumber dari biomassa. Salah satu contoh dari. energi terbarukan adalah biogas dari kotoran ternak.

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

BAB II LANDASAN TEORI

METODOLOGI PENELITIAN

APROKSIMASI PERSAMAAN MAXWELL-BOLZTMANN PADA ENERGI ALTERNATIF

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota sekarang ini semakin pesat, hal ini berbanding

BIOGAS. KP4 UGM Th. 2012

PEMANFAATAN KOTORAN HEWAN (TERNAK SAPI) SEBAGAI PENGHASIL BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBUATAN INSTALASI UNTUK BIOGAS DARI ENCENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES ) YANG EFISIEN UNTUK LAHAN KECIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan

DESAIN ALAT BIOGAS DARI KOTORAN SAPI SKALA RUMAH TANGGA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

PEMANFAATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR TEPUNG IKAN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jenis Gas Volume (%)

PROGRAM EDUKASI PEMBUATAN BIOGAS DI KANDANG PEMULIABIAKAN SAPI BALI TAMAN SAFARI INDONESIA II

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERAN LIMBAH CAIR TAHU DALAM PRODUKSI BIOGAS

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

APLIKASI BIOTEKNOLOGI UNTUK ISI RUMEN SAPI, KERBAU DAN KAMBING SEBAGAI SUMBER ENERGI UNTUK BIOGAS YANG RAMAH LINGKUNGAN

PEMBUATAN BIOGAS dari LIMBAH PETERNAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SNTMUT ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kaya akan sumber daya alam dan terbatas ilmu. fosil mendapat perhatian lebih banyak dari kalangan ilmuan dan para

Pengembangan Desain dan Konstruksi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Sekam Padi

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

Macam macam mikroba pada biogas

SNTMUT ISBN:

Sepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

Sistem Integrasi Tanaman Ternak (SITT) di Lahan Sawah Tadah Hujan untuk Antisipasi Perubahan Iklim

Mengapa Air Sangat Penting?

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Modifikasi Biogester Tipe Vertikal Menggunakan Pengaduk dengan Teknik Pengelasan Ana S. 1, Dedi P. 2, M. Yusuf D. 3 1,2,3 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta E-mail: 1 annamesin@yahoo.com Abstrak Biomassa/biogas merupakan salah satu solusi teknologi energi untuk mengatasi kesulitan masyarakat akibat kenaikan harga BBM, teknologi ini bisa segera diaplikasikan terutama untuk kalangan peternak sapi. Dalam rangka pemenuhan keperluan energi rumah tangga, salah satu upaya terobosan yang dilakukan adalah melaksanakan program Bio Energi Pedesaan (BEP), yaitu suatu upaya pemenuhan energi secara swadaya (self production) oleh masyarakat khususnya di pedesaan. Permasalahan yang terjadi di pedesaan adalah belum mampu memanfaatkan limbah kotoran ternak sebagai penghasil energi alternatif pengganti kayu dan BBM, dimana kegiatan sehari-hari mereka sangat tergantung pada BBM/gas dan kayu baik untuk memasak maupun penerangan. Alat yang didisain sebagai digester biogas terbuat dari drum yang berukuran 200, 120 dan 35 liter. Pipa berukuran 2 inci dan berukuran 0,5 inci yang mudah didapat dengan biaya yang relatif murah. Pembuatan alat ini sangat mudah dengan proses pembuatan seperti pemotongan, pengelasan, gerinda dan pengecoran. Untuk satu ekor sapi rata-rata dapat menghasilkan 20 kg kotoran per hari, dan setara dengan 1 m 3-1,2 m 3. Pada proses penghitungan gas metana yang dihasilkan dari 20 kg kotoran sapi per hari, maka akan dihasilkan gas metana sebesar campuran 0,10285 kg dan gas metana murni sebesar 0,061714 kg. Kata kunci: biogester, modifikasi, pengaduk, pengelasan. Pendahuluan Biomassa/biogas merupakan salah satu solusi teknologi energi untuk mengatasi kesulitan masyarakat akibat kenaikan harga BBM, teknologi ini bisa segera diaplikasikan, terutama untuk kalangan masyarakat pedesaan yang memelihara hewan ternak sapi. Dalam rangka pemenuhan keperluan energi rumah tangga, khususnya di pedesaan, maka perlu dilakukan upaya yang sistematis untuk menerapkan berbagai alternatif energi yang layak bagi masyarakat. Sehubungan dengan hal ini, maka salah satu upaya terobosan yang dilakukan adalah melaksanakan program Bio Energi Pedesaan (BEP), yaitu suatu upaya pemenuhan energi secara swadaya (self production) oleh masyarakat khususnya di pedesaan. Permasalahan yang terjadi di pedesaan, terutama bagi masyarakat peternakan, belum mampu memanfaatkan limbah kotoran ternak sebagai penghasil energi alternatif (energi terbarukan) pengganti kayu dan BBM/gas, dimana kegiatan sehari-hari mereka sangat tergantung pada BBM/gas dan kayu baik untuk memasak maupun penerangan. Hal ini sangat berdampak terhadap pendapatan dari masyarakat desa (peternak) itu sendiri. Ada tiga hal yang melatarbelakangi pembuatan alat ini, antara lain: (1) Semakin menipisnya jumlah minyak dan gas bumi, terutama yang berada di negara kita. (2) Semakin tingginya harga BBM dan gas elpiji yang akan memberatkan masyarakat pedesaan. (3) Polusi yang diakibatkan dari penumpukan kotoran yang kurang dapat dimanfaatkan oleh peternak. Berdasarkan masalah di atas, untuk membantu pemerintah dalam mendiversifikasi energi bahan bakar minyak tanah ke energi biogas terutama untuk memasak di dapur, maka perlu dirancang alat biogas skala kecil (rumah tangga) yang 49

efisien, praktis, ramah lingkungan dan aman untuk meningkatkan nilai tambah dari limbah (kotoran) ternak tersebut. Adapun perumusan masalah penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan alat biogas skala kecil yang efisien, praktis, ramah lingkungan dan aman dengan bahan baku kotoran sapi. Rincian hasil yang ditarget pada penelitian ini yaitu merancang atau membuat dan menguji kelayakan alat biogas secara ekonomi untuk skala kecil (rumah tangga). Tujuan penelitian adalah merancang bangun biodigester yang mudah dirakit, murah dan berkinerja baik bagi peternak kecil (1-3 ekor sapi perah). Luaran yang Diharapkan Manfaat yang diharapkan adalah untuk meningkatkan nilai tambah dari kotoran sapi dan memberikan solusi untuk pemanfaatan energi alternatif yaitu sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak dan penerangan. Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman/budidaya pertanian. Kegunaan jangka pendek penelitian ini adalah untuk menghemat biaya pembuatan sistem biodigester dan mempermudah konstruksi pembuatan sistem biodigester, sehingga budaya pembuatan gas bio dapat memasyarakat. Kegunaan jangka panjangnya adalah dalam rangka diversifikasi sumber energi peternakan, mengurangi pencemaran lingkungan akibat kotoran hewan dan mencukupi pupuk organik di peternakan sebagai hasil sampingan produksi gas bio. Kajian Teori Gas Bio Gas bio yang didominasi oleh gas metana, merupakan gas yang dapat dibakar. Metana secara luas diproduksi di permukaan bumi oleh bakteri pembusuk dengan cara menguraikan bahan organik. Sekurangnya 10 tipe bakteri pembusuk yang berbeda dari bakteri methanogenesis yang berperan dalam pembusukan. Bakteri ini terdapat di rawa-rawa, lumpur sungai, sumber air panas (hot spring), dan perut hewan herbivora seperti sapi dan domba. Hewanhewan ini tidak dapat memproses rumput yang mereka makan, bila tidak ada bakteri anaerobik yang memecah selulosa di dalam rumput menjadi molekul yang dapat diserap oleh perut mereka. Gas yang diproduksi oleh bakteri ini adalah gas metana yang dikeluarkan oleh sapi melalui mulut. Tabel 1 Komposisi Jenis Gas dan Jumlahnya pada Suatu Unit Gas Bio. Jenis Gas Kandungan (%) Metana 60-70 Karbondioksida 30-40 Nitrogen 3 Hidrogen 1-10 Oksigen 3 Hidrogen Sulfida 5 Seperti terlihat pada Tabel 1 komposisi gas bio berkisar antara 60-70% metana dan 30-40% karbon dioksida. Gas bio mengandung gas lain seperti karbon monoksida, hidrogen, nitrogen, oksigen, hidrogen sulfida, kandungan gas tergantung dari bahan yang masuk ke dalam biodigester. Nitrogen dan oksigen bukan merupakan hasil dari digester, ini mengindikasikan adanya kelemahan dari sistem sehingga udara dapat masuk ke dalam digester. Hidrogen merupakan hasil dari tahap pembentukan asam, pembentukan hidrogen sulfida oleh bakteri sulfat disebabkan oleh konsentrasi ikatan sulfur. Walaupun hanya sedikit tetapi dapat mencapai 5% untuk beberapa kotoran. Karakteristik dari metana murni adalah mudah terbakar selain itu dapat mengakibatkan ledakan. Kandungan metana dengan udara akan menentukan pada kandungan berapa campuran yang mudah meledak dapat dibentuk. Pada LEL (lower explosive limit) 5,4% metana dan UEL (upper explosive limit) 13,9% basis volume. Di bawah 5,4% tidak cukup metana sedangkan di atas 14% terlalu sedikit oksigen untuk menyebabkan ledakan. Temperatur yang dapat menyebabkan ledakan sekitar 650-750 C, percikan api dan korek api cukup panas untuk menyebabkan ledakan. Proses Pembentukan Gas Bio Secara garis besar proses pembentukan gas bio dapat dilihat pada Gambar1 dan dibagi dalam tiga tahap yaitu: hidrolisis, asidifikasi (pengasaman) dan pembentukan gas metana. Tahap Hidrolisis Pada tahap hidrolisis, bahan organik dienzimatik secara eksternal oleh enzim ekstraselular (selulose, amilase, protease dan lipase) mikroorganisme. Bakteri memutuskan rantai panjang karbohidrat komplek, protein dan lipida menjadi senyawa rantai pendek. Sebagai contoh polisakarida diubah 50

menjadi monosakarida sedangkan protein diubah menjadi peptida dan asam amino. dalam keadaan cair dengan menggunakaan energi panas. Pengelasan GMAW (Gas Metal Arc Welding) adalah proses penyambungan logam dimana penyambungan dihasilkan oleh panas dari busur listrik antara elektroda logam pengisi yang kontinyu dan benda kerja dengan menggunakan gas sebagai pelindung busur dan daerah pengelasan. Gambar 1 Proses pembentukan gas bio. Tahap Asidifikasi (Pengasaman) Pada tahap ini bakteri menghasilkan asam, mengubah senyawa rantai pendek hasil proses pada tahap hidrolisis menjadi asam asetat, hidrogen (H 2 ) dan karbondioksida. Bakteri tersebut merupakan bakteri anaerobik yang dapat tumbuh dan berkembang pada keadaan asam. Untuk menghasilkan asam asetat, bakteri tersebut memerlukan oksigen dan karbon yang diperoleh dari oksigen yang terlarut dalam larutan. Pembentukan asam pada kondisi anaerobik tersebut penting untuk pembentuk gas metana oleh mikroorganisme pada proses selanjutnya. Selain itu bakteri tersebut juga mengubah senyawa yang bermolekul rendah menjadi alkohol, asam organik, asam amino, karbondioksida, H 2 S, dan sedikit gas metana. Tahap Pembentukan Gas Metana Pada tahap ini bakteri metanogenik mendekomposisikan senyawa dengan berat molekul rendah menjadi senyawa dengan berat molekul tinggi. Sebagai contoh bakteri ini menggunakan hidrogen, CO 2 dan asam asetat untuk membentuk metana dan CO 2. Bakteri penghasil asam dan gas metana bekerja sama secara simbiosis. Bakteri penghasil asam membentuk keadaan atmosfir yang ideal untuk bakteri penghasil metana. Sedangkan bakteri pembentuk gas metana menggunakan asam yang dihasilkan bakteri penghasil asam. Tanpa adanya proses simbiotik tersebut, akan menciptakan kondisi toksik bagi mikroorganisme penghasil asam. Pengertian Pengelasan Pengelasan adalah proses penyambungan logam dimana terjadi ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan Prinsip Pengelasan GMAW Pertama menggunakan elektroda terumpan, yang dilelehkan oleh busur listrik selama pengelasan. Lalu busur ditimbulkan antara kawat las dan benda kerja, mencairkan benda kerja dan busur ini dilindungi oleh gas. Kawat las diumpan oleh wire feeder dengan kecepatan yang konstan secara otomatis melalui conduit cable ke welding torch dan menerima arus las di sana. Gas pelindung mengalir dari tabung gas melalui gas regulator dan flow meter dan pipa ke torch untuk melindungi busur dari udara sekeliling. Sebagai sumber daya, digunakan mesin arus searah (DC), dari jenis transformerrectifier atau motor-generator. Metode Pelaksanaan Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada pembuatan alat biogas adalah seperangkat alat bengkel seperti, mesin las listrik, mesin gerinda, gergaji besi, palu, thermometer, meteran, anemometer. Sedangkan bahan yang digunakan adalah: (1) Drum ukuran 200 liter sebanyak 4 buah (2) Drum ukuran 120 liter sebanyak 1 buah (3) Drum ukuran 35 liter sebanyak 2 buah (4) Pipa besi ukuran 0,5 in sebanyak 2 batang (5) Pipa besi ukuran 2 in sebanyak 2 batang (6) Kompor biogas sebanyak 1 buah (7) Stop kran pipa 0,5 sebanyak 4 buah (8) Selang karet sebanyak 1 buah (9) Plat besi dengan d = 3 cm 50x30 sebanyak 3 buah Metode Gagasan Metode gagasan ini meliputi tahap-tahap perancangan, perakitan, pengujian hasil rancangan, pengamatan dan pengolahan data. Prosedur Perakitan (1) Menyiapkan material yang dibutuhkan dalam proses pemasangan instalasi. (2) Melakukan pemotongan drum, dua buah pada sisi bagian atas dan satu buah pada bagian tengah. 51

(3) Melakukan penyambungan kedua buah drum sebagai digester melalui teknik pengelasan dan diratakan melalui teknik penggerindaan. (4) Melubangi kedua sisi drum sebesar 2 in yang kemudian dihubungkan dengan pipa ukuran yang sama untuk inlet dan outlet kotoran. (5) Membuat pengaduk dengan plat untuk membuat batang dan sudu pengaduk melalui teknik pengelasan. (6) Pembuatan lubang reaktor, panjang 3 m, lebar 1,1 m, dan dalam 1 m. (7) Memasukkan digester ke dalam lubang yang telah dibuat sebelumnya. (8) Memasang instalasi lainnya berupa drum penampung gas dan kompor biogas yang dihubungkan dengan pipa dan selang berukuran 0,5 in lengkap dengan kran beserta pressure gauge. (9) Kotoran sapi (feses) awal sebanyak 200 liter campuran kotoran sapi dengan air dengan perbandingan 1:1 atau 1:2. Persiapan awal ini untuk mempercepat produksi gas yang siap untuk digunakan (dinyalakan). (10) Menunggu hasil fermentasi hingga menghasilkan gas metana (CH 4 ). (5) Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu sebanyak 40 liter setiap pagi dan sore hari. Sisa pengolahan bahan biogas berupa sludge (lumpur) secara otomatis akan keluar dari reaktor setiap kali dilakukan pengisian bahan biogas. Sisa hasil pengolahan bahan biogas tersebut dapat digunakan langsung sebagai pupuk organik, baik dalam keadaan basah maupun kering. Gambar 3 Flow chart penelitian. Gambar 2 Rangkaian komponen alat biogas. Cara Pengoperasian Biogas Skala Rumah Tangga (1) Buat campuran kotoran ternak dan air dengan perbandingan 1:1 (bahan biogas). (2) Masukkan bahan biogas ke dalam reaktor melalui tempat pengisian sebanyak 200 liter, selanjutnya akan berlangsung proses produksi biogas di dalam reaktor. (3) Kemudian diaduk terus menerus dalam 1 hari di dalam reaktor biogas dan penampung biogas akan terlihat tenggelam karena adanya biogas yang dihasilkan, jika jarang diaduk maka biogas yang dihasilkan dalam waktu 2 hari. Biogas sudah dapat digunakan sebagai bahan bakar, kompor biogas dapat dioperasikan. (4) Sekali-sekali reaktor biogas diaduk supaya terjadi penguraian yang sempurna dan gas yang terbentuk di bagian bawah naik ke atas, lakukan juga pada setiap pengisian reaktor. Hasil Perhitungan Gas metana yang dihasilkan oleh kotoran sapi dapat diketahui dari: (1) Satu ekor sapi menghasilkan rata-rata 23,59 kg kotoran per hari. (2) Tabung gas yang digunakan adalah tabung gas berukuran 12 kg. (3) Volume tabung gas adalah 0,032153 m 3. (4) Tekanan gas dalam tabung berkisar 0,40 Kg/cm 2. (5) Selama satu hari gas metana campuran didapat sebesar 0,10285 kg. (6) Gas metana murni dapat dikumpulkan setiap hari dengan asumsi 60% dari gas total, maka diperoleh 0,061714 kg. (7) Gas metana yang dihasilkan dari satu ekor sapi per hari 23,5 kg kotoran sapi di atas dapat digunakan untuk menyalakan jet pump selama 3 jam. Pengujian Alat Setelah alat di rakit, maka dilakukan pengujian dengan memasukan kotoran sapi ke dalam drum pencerna inlat (30 kg) dan akan menghasilkan 1 m 3 52

biogas, yang setara dengan 0,62 liter minyak tanah dan setara dengan 3,5 kg kayu bakar kering atau setara dengan 0,46 kg Elpiji lalu dimasukan ke dalam zenset atau jika api yang dihasilkan berwarna biru, tidak bau, dan tidak menghasilkan jelaga. Keunggulan Teknologi Dengan adanya alat biogas dari kotoran ternak ini, maka diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di pedesaan sebagai bahan pengganti minyak tanah dan gas yang harganya semakin mahal. Disamping untuk bahan bakar memasak, alat ini juga dapat dikembangkan menjadi alat penerangan. (1) Konstruksi sederhana, mudah dan cepat pemasangannya tidak sampai 1 hari. (2) Harga terjangkau, sekitar Rp2.445.000,00 sudah termasuk pemasangan dan satu unit kompor biogas. (3) Awet karena menggunakan material besi yang anti-bocor. (4) Mudah dalam perawatan dan penggunaan. (5) Produksi gas setara dengan 1,49 liter minyak tanah/hari, cukup untuk dijadikan bahan bakar memasak. (6) Menghasilkan kompos (pupuk organik) yang sangat bagus kualitasnya dan dapat langsung digunakan pada lahan/usaha budidaya pertanian. Analisis Ekonomi Biaya satu unit alat biogas adalah Rp 2.195.000,00. Untuk 3-5 orang anggota keluarga dibutuhkan BBM 1,5 liter. Sedangkan harga minyak tanah sekarang Rp8.500,00. Jadi kebutuhan BBM satu bulan adalah Rp510.000,00 ( Rp6.120.000,00 per tahun). Produksi biogas per hari 2,4 m 3 setara dengan 1,49 liter BBM @ Rp8.500,00 jika dikorelasikan produksinya dengan uang sejumlah Rp12.750,00 sehingga penghematan untuk satu bulan adalah Rp382.500,00 atau Rp4.890.000,00 per tahun. Maka dalam kurun waktu satu tahun, masyarakat dapat melakukan penghematan yang sangat luar biasa, jika dibandingkan dengan penggunaan BBM yang harganya semakin tinggi dan jumlahnya semakin langka. Selain itu, limbah hasil fermentasi (slurry) dapat dijadikan pupuk kompos yang nantinya juga dapat dijual hingga dapat bernilai ekonomis untuk masyarakat. Kesimpulan dan Saran Reaktor biogas adalah salah satu teknologi yang dapat dijadikan sebagai sebuah solusi mengenai kelangkaan bahan bakar minyak saat ini. Produknya yang berupa biogas merupakan gas bio yang dihasilkan dari proses fermentasi material organik oleh bakteri anaerob. Proses fermentasi ini terdiri dari empat tahap. Empat tahapan lengkap proses fermentasi yang dilakukan oleh bakteri anaerob ini, di antaranya hidrolisis, asidogenesis, asetagenesis, dan methanogenesis. Dalam pembuatan biogas memiliki banyak manfaat yang di dalamnya masih terdapat keunggulan lainnya. Biogas menjadi sumber energi alternatif berupa bahan bakar yang dapat diperbaharui. Selain itu, biogas memiliki nilai tambah di bidang ekonomi dan dalam hal menyejahterakan masyarakat. Walaupun begitu, tidak mudah untuk menerapkan teknologi baru kepada masyarakat terutama di pedesaan. Faktor utamanya adalah karena latar belakang pendidikan yang kurang. Untuk itu perlu adanya penyuluhan/pelatihan kepada masyarakat desa dengan sebuah program yang kontinyu. Referensi [a] Departemen Pertanian, Pengembangan Biogas Ternak Bersama Masyarakat (BATA- MAS) (Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia, Jakarta, 2006). [b] E. Hambali, Teknologi Bioenergi (Agro Media, Jakarta, 2007). [c] Y.S. Indartono, Reaktor Biogas Skala Kecil/Menengah, dokumen WWW, (http://beritaplanet.com). [d] T. Haryati, Jurnal Wartazoa 6 (3), 160 (2006). [e] S. Wahyuni, Biogas (Penebar Swadaya, Surabaya, 2009). 53