Judul Kegiatan : Penggunaan pakan berbasis produk samping industri sawit pada sistem perbibitan sapi model Grati dengan tingkat kebuntingan 65%

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dalam usaha meningkatkan penyediaan protein hewani dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. khususnya daging sapi dari tahun ke tahun di Indonesia mengalami peningkatan

Perkawinan Sapi Potong di Indonesia

PEMBIBITAN SAPI BRAHMAN CROSS EX IMPORT DIPETERNAKAN RAKYAT APA MUNGKIN DAPAT BERHASIL?

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi PO adalah sapi persilangan antara sapi Ongole (Bos-indicus) dengan sapi

JURNAL INFO ISSN :

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi Provinsi Jambi salah satunya adalah pemenuhan

logo lembaga [ X.291] Ir. Annas Zubair, M.Si Serli Anas, S.Pt Dwi Rohmadi, S.Pt Jaka Sumarno, STP Sukarto

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dibagikan. Menurut Alim dan Nurlina ( 2011) penerimaan peternak terhadap

PENDAHULUAN. Latar Belakang. kelahiran anak per induk, meningkatkan angka pengafkiran ternak, memperlambat

I. PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk menghasilkan daging, susu, dan sumber tenaga kerja sebagai

I. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PADA KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROVINSI JAMBI

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/Permentan/PK.210/10/2016

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat 2012

KAJIAN MENGURANGI KEMATIAN ANAK DAN MEMPERPENDEK JARAK KELAHIRAN SAPI BALI DI PULAU TIMOR

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus

INTEGRASI SAPI-SAWIT DI KALIMANTAN TENGAH (Fokus Pengamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat)

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat

I. PENDAHULUAN. Selatan. Sapi pesisir dapat beradaptasi dengan baik terhadap pakan berkualitas

Pembibitan dan Budidaya ternak dapat diartikan ternak yang digunakan sebagai tetua bagi anaknya tanpa atau sedikit memperhatikan potensi genetiknya. B

I. PENDAHULUAN. Kinali dan Luhak Nan Duomerupakandua wilayah kecamatan dari. sebelaskecamatan yang ada di Kabupaten Pasaman Barat. Kedua kecamatan ini

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI PERFORMAN SAPI POTONG TAHUN 2012

KAJIAN PERCEPATAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PAKAN SAPI POTONG MELALUI PEMANFAATAN HASIL IKUTAN TANAMAN PENSEJAHTERAAN PETANI (GPP) DI SUMATERA BARAT

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

I. PENDAHULUAN. jika ditinjau dari program swasembada daging sapi dengan target tahun 2009 dan

X.250 KAJIAN MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT UNTUK PENGOLAHAN PAKAN TERNAK MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI SAWIT-TERNAK (SISKA) DI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. tentang pentingnya protein hewani untuk kesehatan tubuh berdampak pada

BAB III MATERI DAN METODE. Ongole (PO) dan sapi Simmental-PO (SIMPO) dilaksanakan pada tanggal 25 Maret

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

Adrial dan B. Haryanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah Jalan G. Obos Km.5 Palangka Raya

PENGANTAR. Latar Belakang. khususnya masyarakat pedesaan. Kambing mampu berkembang dan bertahan

Budidaya Sapi Potong Berbasis Agroekosistem Perkebunan Kelapa Sawit ANALISIS USAHA Seperti telah dikemukakan pada bab pendahuluan, usaha peternakan sa

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

[ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU ]

LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

X.156 PENGEMBANGAN MODEL NERACA AIR LAHAN KERING BERIKLIM KERING UNTUK PENGEMBANGAN PETERNAKAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016

MATERI DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 1999 sampai dengan

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

PENDAHULUAN. kebutuhan susu nasional mengalami peningkatan setiap tahunnya.

I. PENDAHULUAN. Propinsi Lampung memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar untuk

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Laju permintaan daging sapi di Indonesia terus meningkat seiring

RENCANA KINERJA TAHUNAN

penampungan [ilustrasi :1], penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencat

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

KAJIAN MENGURANGI ANGKA KEMATIAN ANAK DAN MEMPERPENDEK JARAK KELAHIRAN SAPI BALI DI PULAU TIMOR. Ati Rubianti, Amirudin Pohan dan Medo Kote

KEGIATAN SIWAB DI KABUPATEN NAGEKEO

SISTEM INTEGRASI SAPI DI PERKEBUNAN SAWIT PELUANG DAN TANTANGANNYA

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Pedaging

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. kebutuhan sehingga sebagian masih harus diimpor (Suryana, 2009). Pemenuhan

Oleh : R. Kurnia Achjadi Dosen FKH IPB/Komisi Bibit dan,keswan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak pemanfaatan sumberdaya pakan berupa limbah pert

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Flemish giant dan belgian hare dan berasal dari Amerika. Kelinci ini mempunyai

Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Bahan Kering (BK) 300, ,94 Total (g/e/hr) ± 115,13 Konsumsi BK Ransum (% BB) 450,29 ± 100,76 3,20

PENINGKATAN EFISIENSI REPRODUKSI SAPI PERAH MELALUI KAWIN TEPAT WAKTU

UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI REPRODUKSI TERNAK DOMBA DI TINGKAT PETAN TERNAK

I. PENDAHULUAN. yang mayoritas adalah petani dan peternak, dan ternak lokal memiliki beberapa

HUBUNGAN BODY CONDITION SCORE TERHADAP SERVICE PER CONCEPTION DAN CALVING INTERVAL SAPI POTONG PERANAKAN ONGOLE DI KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/Permentan/PD.300/8/2014 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN

CARA MUDAH MENDETEKSI BIRAHI DAN KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI INSEMINASI BUATAN(IB).

SISTEM PEMELIHARAAN TERNAK KERBAU DI PROPINSI JAMBI

PREFERENSI DAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK TENTANG TEKNOLOGI IB DI KABUPATEN BARRU. Syahdar Baba 1 dan M. Risal 2 ABSTRAK

PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI PROVINSI JAMBI

POKOK BAHASAN I I. PENDAHULUAN. Mengetahui peranan ternak potong dan peluang bisnis pada ternak potong.

PENERAPAN SIDa UNTUK PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN DI SUMATERA UTARA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

INDEK FERTILITAS SAPI PO DAN PERSILANGANNYA DENGAN LIMOUSIN

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

I. PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan daging di

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

PENDAHULUAN. Hasil sensus ternak 1 Mei tahun 2013 menunjukkan bahwa populasi ternak

Rini Ramdhiani Muchtar, Bandiati, S K P, Tita D. Lestari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang ABSTRAK

BAB VI TEKNOLOGI REPRODUKSI

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

Komparasi Kelayakan Finansial Usaha Perkebunan Sawit Rakyat dengan Sistem Integrasi Sawit-Sapi dengan Usaha Perkebunan Sawit Tanpa Sistem Integrasi

PENDAHULUAN. pangan hewani. Sapi perah merupakan salah satu penghasil pangan hewani, yang

Prosiding Seminar Nasional Kebangkitan Peternakan II Membangun Kewirausahaan Dalam Pengelolaan Kawasan Peternakan Berbasis Sumberdaya Lokal

PEMANFAATAN PAKAN KOMPLIT DAN PAKAN IKAN UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TERNAK RUMINANSIA DAN IKAN

KAJIAN MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT UNTUK PENGOLAHAN PAKAN TERNAK MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI SAWIT-TERNAK (SISKA) DI KALIMANTAN BARAT PENDAHULUAN

ANALISIS KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN PADA TERNAK KERBAU LUMPUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

Transkripsi:

Kode Kegiatan : 1.02.02. (X.3) Judul Kegiatan : Penggunaan pakan berbasis produk samping industri sawit pada sistem perbibitan sapi model Grati dengan tingkat kebuntingan 65% Nama Peneliti : Umi Adiati Nama Lembaga : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian

LATAR BELAKANG Salah satu sumber bahan pakan Ternak alternatif adalah yang berasal dari perkebunan sawit Ketersediaan bahan pakan alternatif asal industri sawit cukup banyak dan tersedia sepanjang tahun Untuk setiap Ha perkebunan sawit dapat menyediakan lebih dari 13 ton/tahun bahan kering (cukup untuk 2 ST) Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa produk samping industri sawit dapat sepenuhnya dijadikan sumber utama bahan baku pakan sapi Tanpa sentuhan teknologi dan dengan imbangan yang sesuai mampu memberikan PBBH 0,3 kg (lebih dari cukup untuk hidup pokok Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1

PERMASALAHAN Sangat Kurus (BCS 1,5) Problem utama yang dihadapi adalah sapi betina BX yang didatangkan memiliki tingkat reproduktivitas yang rendah dengan perkataan lain sulit untuk dapat bunting kembali Dugaan penyebabnya adalah setelah beranak pertama induk belum siap untuk kawin kembali disebabkan kondisi tubuh yang kurang mendukung karena penyediaan dan pemberian pakan yang kurang sesuai dengan kebutuhan ternak Akumulasi pemberian pakan yang kurang sesuai selama bunting tua dan pra sapih, menyebabkan kondisi induk menjadi kurus dan tidak siap kawin kembali Berahi terjadi pada malam hari dan tenang (silent heat) Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2

METODOLOGI Kegiatan dilakukan di perkebunan sawit Bukit Sentang, Sumatera Utara dengan menggunakan ternak sapi BX yang diberi pakan produk samping industri kelapa sawit Ternak dikelompokkan dalam kandang kelompok yang terdiridari20 25 ekor sapi betina. Ternak dikawinkan secara alami dan IB. Ternak yang belum bunting bunting dilakukan perlakuan sinkronisasi estrus dengan menggunakan PGF2α dua kali dengan interval 11 hari. kemudian 48 jam setelah injeksi PGF2α yang terakhir, di injeksi dengan HCG dengan harapan membantu LH surge dan ovulasi sehingga pada saat diinseminasi dengan semen beku dapat terjadi fertilisasi. Inseminasi buatan (IB) dilakukan 12 jam setelah di injeksi HCG. Dua bulan setelah inseminasi di palpasi rektal, untuk melihat keberhasilan inseminasi buatan. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 3

METODOLOGI Tabel 1. Perkembangan Populasi sapi BX di Perkebunan Bukit Sentang 2009 2010 2011 2012 Induk (ekor) 120 120 120 120 Pejantan (ekor) 5 5 5 5 Dara/lepas sapih (ekor) 2 46 Jantan Muda/lepas sapih (ekor) 6 37 Anak Betina (ekor) 2 44 39 Anak Jantan (ekor) 6 31 27 Total 125 133 208 274 Tabel 2. Perkembangan BCS dan Bobot Badan Induk sapi BX 2009 2010 2011 2012 Umur (tahun) 2 2.5 3,5 4,5 Skore Tubuh (BSC) 2,45 2,57 2,75 3,13 Rataan BB Induk (kg) 282,18 319,72 344,15 380,09 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 4

SINERGI KOORDINASI Lingkup dan bentuk pelaksanaan koordinasi yang dilakukan melalui surat, telepon dan sms Lembaga yang diajak koordinasi : PPKS dan Dinas Peternakan Kabupaten Langkat Strategi pelaksanaan koordinasi yaitu dengan cara menghubungi instansi yang terkait untuk menentukan waktu yang tersedia untuk dapat melakukan pertemuan baik di pusat maupun di lapang Selama pelaksanaan kegiatan tidak ada hambatan dalam koordinasi kegiatan yang dilakukan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 5

PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Strategi pemanfaatan hasil kegiatan adalah tersedianya pakan ternak yang tercukupi sepanjang tahun dengan kualitas yang meningkat Bentuk pemanfaatan hasil kegiatan adalah pakan ternak yang berasal dari produk samping kebun dan pengolahan buah sawit (pelepah dan bungkil inti sawit) Manfaat hasil kegiatan adalah produk samping perkebunan sawit dapat menggantikan pakan ternak sapi yang utama yaitu rumput dan dapat tersedia sepanjang tahun Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 6

POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Rancangan pengembangan ke depan semoga kegiatan ini dapat diadopsi di tempat tempat lain Strategi pengembangan ke depan adalah perlu diuji cobakan hasil integrasi ternak sapi di lahan perkebunan ini ke lahan perkebunan sawit lainnya (PTPN) Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 7

FOTO KEGIATAN Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 8

TERIMA KASIH Tim Peneliti : 1. I. Wayan Mathius 2. Susana IWR 3. Achmad Fanindi