NOTARIS DAN BADAN HUKUM (STUDY TENTANG TANGGUNG JAWAB NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN BADAN HUKUM)

dokumen-dokumen yang mirip
NOTARIS DAN PERBANKAN

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERALIHAN HAK ATAS TANAH KARENA WARISAN ( STUDI KASUS DI KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI )

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

BAB I PENDAHULUAN. Oleh : Baskoro Adi Nugroho NIM. E

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara yang berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

SKRIPSI KEDUDUKAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN DAN PENCABUTAN TESTAMENT (SURAT WASIAT)

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh Ariwisdha Nita Sahara NIM : E BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu wadah yang disebut masyarakat, dan untuk memenuhi kebutuhan

PENGGUNAAN METODE SKETSA WAJAH DALAM MENEMUKAN PELAKU TINDAK PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERANAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERUSAHAAN. (Studi Pada Kantor Notaris Sri Hartini, SH di Surakarta)

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sidoarjo sebagai obyek penelitian karena lokasi obyek penelitian dekat dengan

BAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan)

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Kabupaten

: EMMA MARDIASTA PUTRI NIM : C.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB III METODE PENELITIAN. ini desainnya termasuk jenis penelitian kualitatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I. Pembangunan perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan. demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi yang berkeadilan,

TENAGA KERJA DAN ASURANSI. ( Studi Tanggung Jawab Karyawan Terhadap Tertanggung Di Perusahaan. AJB BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Sukoharjo ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. menentukan bahwa dalam menjalankan tugas jabatannya, seorang

BAB I PENDAHULUAN. penting dan paling utama. Karena pada kehidupan manusia sama sekali tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kota Surakarta. Alasan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, ctk Ketiga, UI Press, Jakarta, 2012, hlm. 42 2

SKRIPSI PROSES BERPERKARA PERDATA SECARA PRODEO DALAM PRAKTEK (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI PURWODADI )

PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH HAK MILIK SEBAGAI JAMINAN KREDIT DI KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur analisis data dan metode verifikasi data.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga notaris memegang peran yang cukup penting dalam setiap proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PERJANJIAN BERBAGAI PIHAK ANTARA CV. SARI REJEKI SUKOHARJO DAN TOKO JEMPOL BARU DALAM USAHA FURNITURE DI SUKOHARJO

Pembuktian penuntut umum dalam perkara tindak pidana korupsi oleh kejaksaan Sukoharjo. Oleh : Surya Abimanyu NIM: E BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar.

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. 1. Hal itu

GUGAT BALIK (REKONVENSI) SEBAGAI SUATU ACARA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DALAM PERADILAN DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. tanah.tanah sendiri merupakan modal utama bagi pelaksanaan pembangunan

SKRIPSI PERANAN PPAIW DALAM MENCEGAH TERJADINYA SENGKETA TANAH WAKAF. (Study Kasus di Kecamatan Pasar Kliwon )

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

BAB I PENDAHULUAN. sehingga munculah sengketa antar para pihak yang sering disebut dengan

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI PELAKSANAAN JUAL BELI DAN STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH APARTEMEN DI SOLO PARAGON

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA TANAH KAS DESA DI DESA KENAIBAN KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia

PROPOSAL STUDI KASUS (Pendekatan Kualitatif)

SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara Hukum. Prinsip dari negara hukum tersebut antara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami berbagai peristiwa hukum.

TINJAUAN HUKUM TENTANG HADLANAH (HAK ASUH ANAK) AKIBAT PERCERAIAN. (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta )

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENGAKUAN TERGUGAT SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA SKRIPSI

PERUBAHAN STATUS TANAH HAK MILIK MENJADI HAK GUNA BANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN PT (PERSEROAN TERBATAS) MELALUI KANTOR PERTANAHAN KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mempunyai peran paling pokok dalam setiap perbuatan-perbuatan

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

B A B V P E N U T U P

BAB III METODE PENELITIAN. Boyolali yang terletak di jantung Kota Boyolali merupakan salah satu pasar

BAB I PENDAHULUAN. di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang amat penting untuk membangun masyarakat yang adil dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hal 1.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah luas tanah yang dapat dikuasai oleh manusia terbatas

PEMBATALAN PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM FAKTOR PENYEBAB SERTA AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. dan ahli dalam menyelesaikan setiap permasalahan-permasalahan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kadang-kadang naluri ini terbentur pada Takdir Illahi, di mana kehendak

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kedudukan notaris dianggap sebagai suatu fungsionaris dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan peningkatan pembangunan nasional pada umumnya dan. perkembangan kegiatan ekonomi pada khususnya, menyebabkan pula

Transkripsi:

NOTARIS DAN BADAN HUKUM (STUDY TENTANG TANGGUNG JAWAB NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN BADAN HUKUM) Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh Fera Desvi Efendi Putri C100050145 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pergaulan hukum, manusia ternyata bukan satu-satunya pendukung hak-hak dan kewajiban, masih ada lagi pendukung hak dan kewajiban yaitu badan hukum yang dapat mempunyai hak-hak, kawajibankewajiban hukum dan dapat mengadakan bimbingan hukum. Hukum tidak lain dari pemberian hak-hak kepada subyek dalam perhubungan hukumnya dengan subyek lain. Kebalikan dari hak suatu subyek adalah kewajiban dari subyek lain. Yang mendukung hak adalah pendukung hak atau lazim disebut subyek hukum. Manusia mempunyai kepentingan perseorangan dan karena itu untuk melindunginya perlu adanya hak. Disamping itu seringkali pula manusia mempunyai kepentingan bersama. Manusia-manusia yang mempunyai kepentingan bersama, memperjuangkan suatu tujuan tertentu, berkumpul dan mempersatukan diri. Mereka menciptakan suatu organisasi, mereka memilih pengurusnya yang akan mewakili mereka. Mereka memasukkan dan mengumpulkan harta kekayaan, mereka menetapkan peraturan-peraturan tingkah laku untuk mereka dalam hubungannya satu sama lain. Pergaulan antara manusia dalam kehidupannya menganggap perlu, bahwa dalam suatu kerjasama itu semua anggota-anggotanya bersama

3 merupakan suatu kesatuan yang baru. Suatu kesatuan yang mempunyai hakhak sendiri terpisah dari hak-hak para anggota-anggotanya, kesatuan yang mempunyai kewajiban sendiri terpisah dari kewajiban-kewajiban para anggota-anggotanya yang dapat bertindak hukum sendiri di dalam dan di luar hukum. Yang mendorong terbentuknya suatu pengertian badan hukum adalah sudah tentu pertama-tama, bahwa manusia juga di dalam hubungan hukum privat tidak hanya berhubungan terhadap manusia saja, tetapi juga terhadap persekutuan. Dan jika sekarang kepada sesuatu golongan hak milik atau suatu hak lain di akui, sama seperti halnya yang berlaku bagi suatu individu, maka golongan itu menampakkan kepada hukum itu sebagai suatu obyek baru, sebagai suatu badan hukum. Peran notaris sebagai pejabat umum yang diangkat oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk semakin besar terkait dengan semakin maraknya orangorang membuat suatu badan hukum. Hal ini terjadi karena notaris berwenang untuk membuat suatu bentuk akta otentik yang mampu memberikan perlindungan kepada pihak-pihak yang melakukan perjanjian dikemudian hari undang-undang mengatakan bahwa notaris sebagai pejabat umum yang diberi mandat untuk membuat akta otentik merupakan syarat sahnya dalam membuat suatu akta pendirian badan hukum, sebab akta yang dibuat notaris memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna, dikarenakan sifat keotentikan yang dimiliki notaris tersebut atas akta yang dibuatnya.

4 Notaris merupakan suatu profesi yang dilatar belakangi dengan keahlian khusus yang ditempuh dalam suatu pendidikan dan pelatihan khusus. Hal ini menuntut notaris untuk memiliki pengetahuan yang luas dan tanggung jawab untuk melayani kepentingan umum. Pada saat notaris menjalankan tugasnya, notaris harus memegang teguh dan menjunjung tinggi martabat profesinya sebagai jabatan kepercayaan dan terhormat. Dalam melayani kepentingan umum, notaris dihadapkan dengan berbagai macam karakter manusia serta keinginan yang berbeda-beda satu sama lain dari tiap pihak yang datang kepada notaris untuk dibuatkan suatu akta otentik atau sekedar legalisasi untuk penegas atau sebagai bukti tertulis atas suatu perjanjian yang dibuatnya. Notaris dibebankan tanggung jawab yang besar atas setiap tindakan yang dilakukan berkaitan dengan pekerjaannya, dalam hl ini berkaitan dengan pembentukan akta otentik. Undang-undang No. 30 tahun 2004 tentang notaris dapat secara tegas memberikan pengertian yang spesifik dalam pembedaan jenis yang terdapat dalam akta otentik. Masyarakat hanya mengetahui bahwa notaris merupakan pejabat yang membuat akta otentik. Masyarakat tidak pernah mengetahui secara spesifik jenis akta yang dibuat oleh notaris. Dalam kenyataannya suatu akta adalah otentik dikarenakan akta itu dibuat oleh pejabat dan dihadapan pejabat umum seperti yang dimaksud dalam pasal 1868 KUH Perdata. Kabupaten Pati merupakan salah satu Kabupaten yang menunjukkan perkembangan pesat di bidang ekonomi dan perindustrian. Notaris sebagai pejabat umum yang memiliki wewenang untuk membuat akta otentik

5 memiliki tugas yang harus dikerjakan untuk melindungi pihak-pihak yang berkepentingan atas kemungkinan perjanjian yang dibuat. Notaris dihadapkan pada tanggung jawab yang besar di pundak mereka atas akta yang dibuat para notaris atas permintaan para pihak yang menghadap kepada notaris tersebut. Pihak yang akan mengadakan atau mendirikan Badan Hukum dengan menggunakan akta, maka mereka diharuskan oleh undang-undang untuk menghadap kepada pejabat tertentu yang diberi kewenangan khusus yaitu notaris. Pihak-pihak yang menghadap kepada notaris untuk dibuatkan akta badan hukum merupakan masyarakat majemuk dengan tingkat pendidikan dan memiliki keinginan yang berbeda-beda baik keinginan positif atau keinginan negatif yang bisa menimbulkan permasalahan di kemudian hari atas akta yang akan dibuat. Disinilah profesi notaris dituntut untuk mampu menghadapi setiap kemungkinan yang terjadi dan siap mempertanggung jawabkan profesinya atas segala keadaan yang timbul seiring tugas dan jabatannya sebagai seorang notaris yang mungkin terjadi di kemudian hari atas akta yang dibuatnya. Notaris di dalam menjalankan tugas dan jabatannya harus memerankan 4 fungsi yaitu: 1 1. Notaris sebagai pejabat yang membuat akta-akta bagi pihak yang datang kepadanya baik itu berupa akta partij maupun akta relaas. 2. Notaris sebagai hakim dalam hal menentukan pembagian warisan. 1 www.pontianakpost.com

6 3. Notaris sebagai penyuluh hukum dengan memberikan keteranganketerangan bagi pihak dalam hal pembuatan suatu akta. 4. Notaris sebagai pengusaha yang dengan segala pelayanannya berusaha mempertahankan klien atau relasinya agar operasional kantornya berjalan. Fungsi terakhir ini dalam prakteknya yang kerap menimbulkan polemik intern notaris dan antar notaris. Saat ini sudah banyak notaris yang menjadi saksi di Pengadilan atas akta yang dibuatnya, bahkan sudah banyak yang digugat atau dituntut. 2 Di satu sisi notaris dihadapkan atas kewajiban untuk tidak boleh menolak klien yang meminta pertolongan selama tidak bertentangan dengan undang-undang, tetapi di sisi lain notaris harus memiliki profesionalisme dalam tugas jabatannya untuk mengerjakan setiap tugas yang berkaitan dengan fungsi dan jabatan notaris tersebut. Dari uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengerti tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan profesi notaris dalam pembuatan akta badan hukum yang dibuatnya, sebab dalam konteks ini para pihak datang kepada notaris untuk dibuatkan akta. Di sisi lain, notaris dihadapkan atas tuntutan profesi sebagai pihak yang diberi mandat secara khusus dan istimewa untuk membuat dan menjaga kepastian hukum dari setiap akta yang dibuat. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan hukum dengan judul: 2 http://www.ugm.ac.id/index.php

7 NOTARIS DAN BADAN HUKUM (STUDY TENTANG TANGGUNG JAWAB NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN BADAN HUKUM) B. Pembatasan Masalah Permasalahan penulisan skripsi ini dibatasi pada pembuatan pendirian akta Badan Hukum dan difokuskan pada pendirian Koperasi di wilayah Kabupaten Pati, Kantor Notaris Mirah Setyani SH yang beralamat di Jl. Panglima Sudirman no. 203 A Pati, dan Koperasi Serba Usaha Arta Lestari beralamatkan di Desa Bulungan RT I / RW I Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati. C. Perumusan Masalah Untuk membatasi adanya perluasan masalah, pengertian yang kabur, dan pembahasan masalah yang tidak sesuai dengan persoalan, maka diperlukan suatu rumusan masalah. Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tugas dan wewenangan notaris atas pembuatan akta pendirian badan hukum? 2. Bagaimana tanggung jawab profesi notaris atas pembuatan akta pendirian badan hukum? 3. Permasalahan apa yang timbul dalam pembuatan akta pendirian badan hukum dan bagaimana solusinya?

8 D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui tugas dan wewenang notaris dalam pembuatan akta pendirian badan hukum. b. Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab profesi notaris dalam pembuatan akta pendirian badan hukum. c. Untuk mengetahui permasalahan yang timbul dalam pembuatan akta pendirian badan hukum dan bagaimana solusinya. 2. Tujuan Subjektif a. Menambah pengetahuan peneliti di bidang hukum perdata, terutama yang berkaitan dengan profesi notaris; b. Melatih kemampuan peneliti dalam menerapkan teori ilmu hukum yang didapat selama perkuliahan guna menganalisis permasalahanpermasalahan yang muncul berkaitan dengan tanggung jawab notaris dalam menjalankan tugas dan wewenangnya; E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum perdata khususnya mengenai tanggung jawab profesi notaris atas pembuatan akta pendirian badan hukum;

9 b. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan terhadap penelitian sejenis untuk tahapan berikutnya. 2. Manfaat Praktis a. Menambah pengetahuan dan kemampuan penyusun dalam menganalisa dan memecahkan masalah hukum khususnya analisis mendalam mengenai masalah tanggung jawab profesi notaris; b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberikan masukan kepada semua pihak yang membutuhkan mengenai pertanggung jawaban profesi notaris berkaitan dengan akta pendirian badan hukum. F. Metode Penelitian Setiap melakukan penelitian harus menggunakan metode-metode tertentu. Metode penelitian pada hakekatnya memberi pedoman mengenai tata cara mempelajari dan memahami lingkungan yang dihadapi. 3 Adapun metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian empiris. Ditinjau dari sifatnya termasuk penelitian hukum yang bersifat deskriptif yang maksudnya adalah suatu penelitian yang dimaksudkan untuk 3 Soerjono Soekamto, Pengatar Penelitian Hukum, 1994, Hal. 6

10 memberikan data-data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala lainnya. 4 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Soerjono Soekanto pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis yaitu apa yang dinyatakan responden secara tertulis atau lisan dan juga perilaku nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. 5 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kantor notaris di Kabupaten Pati yaitu kantor notaris Mirah Setyani, SH yang beralamat di Jl. Panglima Sudirman No. 203 A Pati. 3. Jenis Data dan Sumber Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama atau melalui penelitian di lapangan dengan mengadakan wawancara terhadap notaris termasuk diantaranya seorang majelis pengawas daerah notaris dan ketua Ikatan Notaris di Indonesia Wilayah Kabupaten Pati. b. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh secara langsung di lapangan, melainkan diperoleh dari studi kepustakaan berbagai buku, arsip, dokumen, peraturan perundang-undangan, hasil penelitian ilmiah 4 Ibid, Hal. 10 5 Ibid, Hal. 250

11 dan bahan-bahan kepustakaan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah: a. Sumber data primer Sumber data primer mencakup para pihak yang terkait secara langsung dengan permasalahan yang diteliti yang diperoleh dari lokasi penelitian yakni notaris termasuk diantranya seorang Majelis Pengawas Daerah dan Ketua Ikatan Notaris Indonesia Wilayah Kabupaten Pati. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder digunakan untuk melengkapi dan mendukung sumber data primer, meliputi dokumen, arsip, laporan, buku-buku, peraturan perundang-undangan, hasil penelitian serta bahan kepustakaan lain yang menunjang. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Penelitian lapangan Dalam penelitian lapangan ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut: 1) Pengamatan Pengamatan merupakan tindakan di dalam penelitian untuk memperoleh keyakinan tentang keabsahan data dengan cara

12 mengamati dan mengalami secara langsung obyek yang hendak diteliti. 2) Interview atau wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh 2 (dua) pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 6 Penulis melakukan wawancara terstruktur dan mendalam dengan notaris yang bersangkutan dan beberapa anggota majelis pengawas daerah Notaris di Kabupaten Pati. Peneliti menggunakan metode sampling untuk mendapatkan kualitas data yang diharapkan dari responden yang dipilih. Sampling adalah suatu bentuk khusus atau suatu proses yang umum dalam memfokuskan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi. 7 b. Studi Pustaka Penulis mengkaji dan mempelajari buku-buku, arsip, dan dokumen maupun praturan-peraturan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. 5. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan tahap yang paling penting, karena menentukan kualitas hasil penelitian. Mengingat pentingnya analisis data, 6 Lexy, J. Moeleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, 2007, Hal.186 7 HB Sutopo, Pengantar Penelitian Kualitatif, 1988, Hal. 21

13 maka untuk penelitian ini penyusun memilih analisis kualitatif. Adapun yang dimasud dengan analisis kualittif adalah suatu tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis yaitu apa yang dinyatakan responden secara tertulis atau lisan dan juga perilaku nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh 8 Dalam penelitian ini penyusun menggunakan model analisis interactive maksudnya adalah data yang terkumpul dan dianalisis melalui 3 (tiga) tahap yaitu mereduksi, mengkaji dan kemudian menarik kesimpulan. Selain itu dilakukan pula suatu proses siklus antara tahaptahap tersebut, sehingga data yang terkumpul berhubungans atu sama lain secara sistematis. 9 Sehubungan dengan model interaktif di atas, HB Sutopo menyajikan skema analisis data sebagai berikut: Gambar: Model Analisis Interaktif 8 Soerjono Soekanto, Log.Cit 9 HB Soetopo, Op.Cit Hal. 37

14 Dari bagan tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut: a. Reduksi data Reduksi data merupakan seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data (kasar) yang ada dalam fieldnote. Reduksi data juga merupakan bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan. Sajian data b. Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan research dapat dilakukan. c. Penarikan kesimpulan Kegiatan analisis yang paling penting adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari awal pengumpulan data penulis sudah harus memahami apa arti dari berbagai hal yang ditemui dengan pencattan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin. Pada dasarnya makna data harus diuji kebenarannya supaya kesimpulan yang diambil menjadi lebih kokoh. G. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Dalam hal ini, antara lain berisi A. Latar belakang masalah B. Pembatasan masalah C. Perumusan masalah

15 D. Tujuan penelitian E. Manfaat penelitian F. Metode penelitian, G. Sistematika penulisan hukum BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan umum tentang notaris 1. Pengertian notaris 2. Tanggung jawab profesi notaris menurut UU No. 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris 3. Kewenangan dan kewajiban notaris B. Tinjauan tentang akta 1. Pengertian akta 2. Macam-macam akta C. Tinjauan tentang Badan Hukum 1. Pengertian Badan Hukum 2. Macam-macam Badan Hukum 3. Syarat-syarat yang harus ada pada badan hukum D. Tinjauan tentang Koperasi 1. Pengertian koperasi 2. Landasan hukum koperasi 3. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pendirian Koperasi

16 BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tugas dan wewenang notaris dalam pembuatan akta pendirian koperasi B. Tanggung jawab notaris atas pembuatan akta pendirian koperasi BAB IV : C. Permasalahan yang timbul dalam pembuatan akta pendirian koperasi. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN