Efisiensi Penggunaan Beton Precast pada Gedung Kantor Pelayanan Pajak Tebet Jakarta ABSTRAK Pembangunan Gedung Kantor Pelayanan Pajak Tebet Jakarta memodifikasi metode pelaksanaan yang ada (konvensional) dengan metode yang lebih efektif pelaksanaannya, mengaplikasikan sistem precast pada kolom, balok dan pelat atau dikenal dengan JHS column beam slab system, yang pada hakekatnya mengurangi waktu pelaksanaan karena kolom, balok dan pelat telah terlebih dahulu dicetak di pabrik. Diperoleh pengurangan biaya pada penggunaan metode konvensional dibanding menggunakan metode Precast JHS column beam slab sebesar Rp. 330,770,392.24,- atau 11,19%. Penggunaan metode precast sangat efektif bila proyek mengalami keterlambatan waktu akhir penyelesaian, atau proyek yang menuntut schedule pelaksanaan dengan akselerasi tinggi. Kata Kunci : sistem precast, JHS column beam slab system, schedule pelaksanaan PENDAHULUAN Pembangunan Gedung Kantor Pelayanan Pajak Tebet Jakarta bertujuan untuk meningkatkan jumlah wilayah layanan seiring penambahan jumlah wajib pajak dan obyek kena pajak di wilayah Jakarta Selatan. Proyek tersebut memodifikasi metode pelaksanaan yang ada (konvensional) dengan metode yang lebih efektif pelaksanaannya. Proyek ini mengaplikasikan sistem precast pada kolom, balok dan pelat atau dikenal dengan JHS column beam slab system, yang pada hakekatnya mengurangi waktu pelaksanaan karena kolom, balok dan pelat telah terlebih dahulu dicetak di pabrik. Problem yang dianalisis adalah desain struktur atas Gedung KPP Jakarta yang berupa tampang dan kebutuhan tulangan perkuatan pada pelat lantai, balok, kolom dengan sistem konvensional, guna memperoleh perbandingan ditinjau dari segi biaya terhadap sistem JHS, berbasiskan pada standar SK SNI T-15-1991-03. DESAIN STRUKTUR GEDUNG Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987 memberikan definisi beban mati, beban hidup, beban angin, beban gempa dan beban khusus sebagai berikut ini. a. Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian penyelesaian, mesin mesin, serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu. b. Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung dan kedalamnya termasuk beban beban pada lantai
yang berasal dari barang barang yang dapat berpindah, mesin mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap tersebut. c. Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. d. Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam hal pengaruh gempa pada struktur gedung ditentukan berdasar suatu analisa dinamik, maka yang diartikan dengan beban gempa disini adalah gaya gaya didalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu. e. Beban khusus adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang terjadi akibat selisih suhu, pengangkatan dan pemasangan, penurunan fondasi, susut, gaya gaya tambahan yang berasal dari beban hidup seperti gaya rem yang berasal dari keran, gaya sentrifugal dan gaya dinamis yang berasal dari mesin mesin, serta pengaruh pengaruh khusus lainnya. SK SNI T-15-1991-03 pada pasal 3.2.2 memberi ketentuan mengenai kuat perlu, agar struktur dan komponen struktur memenuhi syarat kekuatan dan laik pakai terhadap bermacam macam kombinasi beban. a. Kuat perlu U yang menahan beban mati D dan beban hidup L U 1.2 D + 1.6 L...(1) b. Kuat perlu U yang menahan kombinasi beban mati D, beban hidup L dan beban angin W, dengan memperhitungkan kemungkinan beban hidup L yang penuh dan kosong untuk mendapat kondisi yang paling berbahaya. U 0.75 (1.2 D + 1.6 L + 1.3 W)...(2) U 0.9 D + 1.3 W...(3) dengan catatan nilai U persamaan 2 dan 3 tidak lebih kecil dari nilai U pada persamaan 1 diatas. c. Kuat perlu U yang menahan kombinasi beban mati D, beban tereduksi LR, dan beban gempa E. U 1.05 (D + LR ± E)...(4) Atau U 0.9 (D ± E)...(5) d. Kuat perlu U yang menahan kombinasi beban mati D, beban hidup L dan tekanan tanah H. U 1.2 D + 1.6 L + 1.6 H...(6) e. Kuat perlu U yang menahan kombinasi beban mati D, beban hidup L dan memasukkan pengaruh struktural T dari perbedaan penurunan, rangkak, susut atau perubahan suhu yang menentukan dalam perencanaan. U 0.75 (1.2 D + 1.6 T + 1.3 L)...(7) U 1.2 (D + T)...(8) SK SNI T-15-1991-03 pada pasal 3.2.3 memberikan ketentuan mengenai kuat rencana suatu komponen struktur. Kuat minimal harus direduksi dengan faktor reduksi kekuatan yang sesuai dengan sifat beban. Adapun faktor reduksi kekuatan Ø ditentukan sebagai berikut ini. a. Lentur, tanpa beban aksial 0.8
b. Aksial tarik dan aksial tekan dengan lentur 0.8 c. Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur a) dengan tulangan spiral maupun sengkang ikat 0.7
b) dengan tulangan sengkang biasa d. Geser dan Torsi e. Tumpuan pada beton 0.65 0.6 0.7 Metode Analisis Struktur atas gedung pada analisis gempa menggunakan analisis statik ekivalen menurut PPKGRG 1987. Hal ini didasari tinggi total gedung < 40 m. Digunakan program SAP 2000 ver. 7.42 sebagai alat bantu untuk analisis struktur. Dimana analisis pada struktur (modeling, input, penugasan input dan beban) dilakukan secara tiga dimensi. Output program SAP ini digunakan untuk perancangan elemen struktur yang berupa balok, balok anak dan kolom. Sedangkan pelat dihitung secara manual. Kolom SK SNI T-15-1991-03 mengatur mengenai momen rencana (Mu,k) pada kolom berdaktilitas penuh. Mu,k 0.7 ωd Mkap,b...(9) tetapi dalam segala hal : Mu,k > 1.05 (MD,k + ML,k + dan 4.0 ME,k)...(10) K Mkap,b Øo Mnak,b...(11) keterangan : Mu,k jumlah momen rencana kolom, pada pusat joint. ωd koefisien pembesar dinamis. Mkap,b jumlah momen kapasitas balok pada pusat joint. momen pada kolom akibat beban mati. MD,k momen pada kolom akibat beban hidup. ML,k ME,k momen pada kolom akibat beban mati. K faktor jenis struktur. Ø overstrength factor (faktor penambahan kekuatan). Mnak,b kuat momen lentur nominal aktual balok. SK SNI T-15-1991-03 mengatur mengenai gaya aksial rencana (Nu,k) pada kolom berdaktilitas penuh. Nu,k 0.7 R V M kap,b lb 1.05 Ng,k...(12) tetapi dalam segala hal : Nu,k 1.05 (Ng,k + Keterangan : faktor reduksi. Rv 1 Rv 1.1 0.025n Rv 0.6 Rv 4.0 NE,k)...(13) K untuk 1 < n < 4 untuk 4 < n < 20 untuk n >20
n Mkap,b lb Ng,k NE,k jumlah lantai tingkat diatas kolom yang ditinjau. momen kapasitas balok pada pusat joint, dengan memperhitungkan kombinasi momen positif dan momen negatif. bentang balok, diukur dari pusat joint. gaya aksial akibat beban gravitasi terfaktor pada pusat joint. gaya aksial akibat beban gempa pada pusat joint. SK SNI T-15-1991-03 mengatur mengenai gaya geser rencana (Vu,k) pada kolom berdaktilitas penuh. Vu,k M u, k,a M u, k, b hn...(14) tetapi dalam segala hal : Vu,k > 1.05 (VD,k + VL,k + Mu,k,a Mu,k,b hn VD,k VL,k VE,k 4.0 VE,k)...(15) K momen rencana kolom, pada ujung atas kolom pada bidang muka balok. momen rencana kolom, pada ujung bawah kolom pada bidang muka balok. tinggi bersih dari kolom rangka yang ditinjau. gaya geser pada kolom akibat beban mati. gaya geser pada kolom akibat beban hidup. gaya geser pada kolom akibat beban gempa. SK SNI T-15-1991-03 mengatur mengenai perencanaan tampang akibat geser. Vu Ø Vn...(16) dengan : Vn Vc + Vs...(17) sehingga : Vu Ø (Vc + Vs)...(18) keterangan : Vu gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau. Vc kuat geser nominal beton. Vs kuat geser nominal tulangan geser. SK SNI T-15-1991-03 mengatur mengenai Vc untuk komponen struktur non-pratekan yang dibebani tekan aksial. Vc 2 (1 + Nu ) ( 14 A g ' f c / 6 ) bw d...(19) keterangan : Ag luas bruto penampang. d jarak dari serat tekan terluar terhadap titik berat dari tulangan tarik longitudinal. lebar badan balok. bw ' kuat tekan beton yang diisyaratkan. fc SK SNI T-15-1991-03 mengatur mengenai kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan geser.
Vs AV fy d s...(20) keterangan : Av luas tulangan geser. s spasi tulangan geser. kuat leleh yang diisyaratkan dari tulangan non-pratekan. fy SK SNI T-15-1991-03 mengatur mengenai rasio tulangan ρ untuk kolom berdaktilitas penuh rasio tulangan ρ tidak boleh kurang dari 0.01 dan tidak boleh lebih dari 0.06 dan pada daerah sambungan tidak boleh lebih dari 0.08. SK SNI T-15-1991-03 mengatur mengenai spasi tulangan transversal kolom berdaktilitas penuh dan mengatur mengenai lokasi pemasangan tulangan transversal akibat leleh lentur yang disebabkan perpindahan lateral inelastic dari rangka, yaitu sepanjang lo sepanjang muka kolom. Spasi tulangan transversal dipasang : s ¼ (dimensi komponen struktur terkecil) s 8 (diameter tulangan memanjang) s 100 mm panjang lo : lo (tinggi komponen dimensi struktur) untuk Nu,k 0.3 Ag fc lo 1.5 (tinggi komponen dimensi struktur) untuk Nu,k > 0.3 Ag fc lo 1/6 (bentang bersih dari komponen struktur) lo 450 mm Balok. SK SNI T-15-1991-03 pada pasal 3.2.2. mengatur mengenai kuat perlu. Momen rencana balok berdaktilitas penuh dihitung berdasarkan ketentuan tersebut serta memperhatikan pembatasan yang telah dijelaskan pada bab 1. Mu,b 1.2 MD,b + 1.6 ML,b...(21) Mu,b 1.05 (MD,b ± ML,bR ± ME,b)...(22) Mu,b 0.9 (MD,k ± ML,k)...(23) dengan : Mu,b momen rencana balok. Mu,b momen pada balok akibat beban mati. Mu,b momen pada balok akibat beban hidup. Mu,b momen pada balok akibat beban gempa. SK SNI T-15-1991-03 mengatur gaya geser rencana balok berdaktilitas penuh. Vu,b 0.7 ( M kap M kap' ln ) + 1.05 Vg...(24) keterangan : Mkap momen nominal aktual ujung komponen dengan memperhitungkan kombinasi momen positif dan negatif. Mkap' momen kapasitas balok di sendi plastis pada bidang muka kolom disebelahnya.
Ln bentang bersih balok. Vc gaya geser balok akibat beban gravitasi. Tetapi : Keterangan : Vu,b > 1.05 (VD,b + VL,b + K 4 VE,b)...(25) VD,k gaya geser pada balok akibat beban mati. VL,k gaya geser pada balok akibat beban hidup. VE,k gaya geser pada balok akibat beban gempa. K faktor jenis struktur.
SK SNI T-15-1991-03 mengatur mengenai geser yang disumbangkan beton untuk komponen struktur non pratekan yang hanya dibebani oleh geser dan lentur. ' Vc ( f c / 6) b w d...(26) Keterangan : fc ' kuat tekan beton. bw lebar badan balok. d jarak dari serat tekan terluar terhadap titik berat dari tulangan tarik longitudinal. SK SNI T-15-1991-03 mengatur bahwa jumlah tulangan komponen lentur daktilitas penuh. tidak boleh kurang 1.4 fy bw d tidak boleh melampaui 7 fy bw d SK SNI T-15-1991-03 mengatur mengenai spasi maksimal sengkang dari komponen lentur balok berdaktilitas penuh tidak lebih d/4 8 (diameter tulangan longitudinal terkecil) 24 (diameter batang sengkang) 1600 A s, t f y,t A s,l f y,l 200 mm keterangan : As,t luas 1 tulangan transversal (sengkang). kuat leleh tulangan sengkang. fy,t luas 1 tulangan longitudinal (tulangan pokok). As,t fy,t kuat leleh tulangan longitudinal. Pelat Lantai. SK SNI T-15-1991-03 mengatur mengenai tebal minimal pelat dengan balok yang menghubungkan tumpuan pada semua sisinya, tidak boleh kurang dari nilai : h l n (0.8 fy 1500 ) 1 36 5 ( m - 0.12 (1 ))...(27) dan tidak perlu lebih dari : h l n (0.8 36 fy ) 1500...(28) dalam segala hal tebal minimum pelat tidak boleh kurang dari harga berikut : a. untuk αm < 2 : 120 mm. b. untuk αm 2 : 90 mm. keterangan : h tebal pelat. panjang dari bentang bersih dalam arah memanjang dari konstruksi dua ln arah.
f y kuat leleh tulangan lentur pelat. β rasio dari bentang bersih dalam arah memanjang terhadap bentang bersih dalam arah lebar / pendek pelat dua arah.
SK SNI T-15-1991-03 mengatur mengenai tulangan minimum dari komponen struktur lentur. ρ 1.4...(29) fy DATA DAN METODE Nama Proyek Lokasi Tinggi bangunan Konstruksi Mutu beton Mutu baja : : : : : : Gedung Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Tebet. Jl. Tebet Raya No. 2 Jakarta Selatan. 20.2 m. Beton bertulang. K300 BJTP 240 & BJTD 400 Hal terbaik yang dilakukan untuk menentukan dimensi struktur adalah dengan melakukan hitungan desain pendahuluan. Diharapkan dengan dilakukan hitungan desain pendahuluan, dimensi elemen elemen struktur yang ditentukan telah mampu menahan beban beban serta kombinasi beban yang bekerja pada tampang elemen elemen struktur tersebut. Menurut Vis dan Kusuma (1994), secara umum ukuran balok cukup diperkirakan dengan h 1/10 sampai 1/15 l. Pemilihan lebar balok sangat tergantung dari besarnya gaya lintang, sering dengan mengambil b ½ sampai ¾ h ternyata cukup memadai. Balok Induk. h 1/14 720 48 cm dipakai tinggi balok 50 cm. b 1/2 48 24 cm dipakai lebar balok 30 cm. Terpakai dimensi balok induk 30 X 50. Balok Anak. h 1/16 720 45 cm dipakai tinggi balok 45 cm. b 1/2 45 22.5 cm dipakai lebar balok 25 cm. Terpakai dimensi balok anak 25 X 45. Pelat h min menurut tabel 10 Dasar Dasar Perencanaan Beton Bertulang hal 61 : untuk fy 240 dan bentang terpendek lx 3.6 m : h min 1 3600 112.5 mm 120 mm 32 Dimensi Kolom Dimana : 1200 A h 0.33 bk A Luas Tributari area kolom. h Jumlah lantai diatas kolom. bk Mutu beton. Ly Lx
Gambar 1. Tributari Area Kolom
Tabel 1. Dimensi Kolom KOLOM LANTAI DIMENSI T1 LT. 1 LT. 2 LT. 3 LT. 4 LT. 5 60 60 50 50 T2 T3 T4 LT. 1 LT. 2 LT. 3 LT. 4 LT. 5 LT. 1 LT. 2 LT. 3 LT. 4 LT. 5 LT. 1 LT. 2 LT. 3 LT. 4 LT. 5 60 60 50 50 Tabel 2. Berat Bangunan Total ( Wt ) Lantai Beban Mati Beban Hidup Beban Total (KG) (KG) (KG) Atap 55,063.6 32,875.9 87,939.5 Lantai 4 652,666.6 90,720 743,386.6 Lantai 3 720,865 90,720 811,585 Lantai 2 733,997.8 90,720 824,717.8 Lantai 1 875,204.2 90,720 965,924.2 TOTAL 3,037,797.20 395,755.90 3,433,553.10 Tabel 3. Distribusi Gaya Gempa Tingkat h Wi Wi hi Fi x,y Untuk Tiap Portal 1/6 Fi,x 1/6 Fi,y Atap 20.2 87.94 1776.39 8.406 1.401 1.401 4 16.4 743.39 12191.59 57.689 9.615 9.615 3 12.6 811.58 10225.91 48.388 8.065 8.065 2 8.8 824.72 7257.54 34.342 5.724 5.724 1 5 965.92 4829.6 22.853 3.809 3.809 36281.03 171.678
1.401 9.615 8.065 5.724 3.809 Gambar 2 Distribusi beban gempa untuk portal arah x, y. Tabel 4 Rencana Pembebanan Lantai Kantor, t12 cm Dead Load PELAT GEMPA 0.12 x 2400 288 288 Finishing 100 100 100 Plafond (Ducting, AC) 20 20 20 408 408 250 250 75 Total 658 483 Berat Sendiri Live Load B. Pekerja Tabel 5. Momen Nominal Aktual Balok Tumpuan. Lantai n tul. lokasi As pasang ρ aktual ρ'/ρ Rn mm2 1 2 3 4 Mn,ak knm 8 atas - 2267.08 0.01716 0.50 5915.52 344.3545 4 bawah + 1133.54 0.00858 1.00 3191.81 185.8021 7 atas - 1983.69 0.01501 0.57 5298 308.4076 4 bawah + 1133.54 0.00858 1.00 3191.81 185.8021 7 atas - 1983.69 0.01501 0.43 5298 308.4076 4 bawah + 1133.54 0.00858 1.00 3191.81 185.8021 8 atas - 2267.08 0.01716 0.50 5915.52 344.3545 4 bawah + 1133.54 0.00858 1.00 3191.81 185.8021
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 6. Perhitungan Penulangan Lentur dan Geser Balok Lantai Balok Dimensi Panjang Lokasi M renc. 1 1394 30X50 1486 30X50 5.51 0.016 0.016 2,074.22 8D19 2,267.08 P10-100 Tump + 128.19 2.75 964.67 4D19 1,133.54 P10-100 Lap - 64.10 1.38 467.70 P10-200 Lap + 152.03 3.26 0.009 0.009 1,158.17 5D19 1,416.93 P10-200 7.20 m Tump - 249.40 5.36 0.015 0.015 1,980.81 7D19 1,983.70 P10-100 Tump + 124.70 2.68 936.71 4D19 1,133.54 P10-100 Lap - 62.35 1.34 0.003 P10-200 Lap + 1883 30X50 148.25 3.18 0.009 0.009 1,127.11 4D19 1,133.54 P10-200 7.20 m Tump - 245.80 5.28 0.015 0.015 1,975.35 7D19 1,983.70 P10-100 Tump + 122.90 2.64 922.37 4D19 1,133.54 P10-100 Lap - 61.45 1.32 0.003 P10-200 Lap + 146.80 3.15 0.008 0.008 1,115.28 4D19 1,133.54 P10-200 (BY) 4 2052 30X50 7.20 m Tump - 261.28 5.61 0.016 0.016 2,121.40 8D19 2,267.08 P10-100 Tump + 130.64 2.81 984.30 4D19 1,133.54 P10-100 Lap - 65.32 1.40 476.90 P10-200 Lap + 163.08 3.50 0.009 0.009 1,249.56 5D19 1,416.93 P10-200 Tump - 117.37 2.52 878.46 1,133.54 P10-100 Tump + 58.69 1.26 0.003 P10-100 Lap - 29.34 0.63 0.002 P10-200 Lap + 34.28 0.74 0.002 4D19 P10-200 3.45 m Tump - 118.83 2.55 890.02 4D19 1,133.54 P10-150 Tump + 59.42 1.28 0.003 P10-150 Lap - 29.71 0.64 0.002 P10-250 (BY) 2048 30X50 4.8 m (BYG) 17 30X50 (BYB) 45 30X50 Sengkang Lap. 256.39 (BY) 3 ρ perlu ρ terpakai As perlu Tul. Lap. As aktual 7.20 m Tump - (BY) 2 Rn 4.8 m (BYC) Lap + 20.92 0.45 0.001 P10-250 Tump - 86.92 1.87 0.005 0.005 641.01 3D19 850.16 P10-150 Tump + 43.46 0.93 0.002 P10-150 Lap - 21.73 0.47 0.001 P10-250 Lap + 51.72 1.11 0.003 P10-250 Tabel 7 Penulangan Kolom KOLOM Tipe Dimensi Panjang (m) As Perlu (mm2) LT Dasar LT Dasar LT Satu LT Satu LT Dua LT Tiga LT Empat K1C K1A K2B K2A K3A K4A K5A 60X60 40X40 50X50 40X40 40X40 40X40 40X40 5 5 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8 3600 1600 2500 1600 1600 1600 1600 Tulangan Lentur Geser 12D22 P10 150 8D19 P10 150 1 P10 150 8D19 P10 150 8D19 P10 150 8D19 P10 150 8D19 P10 125
Tabel 8 Penulangan Beton Konvensional & Beton Precast BETON KONVENSIONAL Lantai Balok Dimensi Panjang Lokasi As perlu Tul. Lap. As aktual Sengkang. Lap. BETON PRECAST Tul. Lap. Sengkang. Lap. 1 1394 30X50 7.20 m Tump - 2074.22 8D19 2267.08 P10-100 7D19 P10-100 (BY) Tump + 964.67 4D19 1133.54 P10-100 4D19 P10-100 Lap - 467.70 P10-200 P10-200 Lap + 1158.17 5D19 1416.93 P10-200 4D19 P10-200 2 1486 30X50 7.20 m Tump - 1980.81 7D19 1983.70 P10-100 7D19 P10-100 (BY) Tump + 936.71 4D19 1133.54 P10-100 4D19 P10-100 Lap - 454.58 P10-200 P10-200 Lap + 1127.11 4D19 1133.54 P10-200 4D19 P10-200 3 1883 30X50 7.20 m Tump - 1975.35 7D19 1983.70 P10-100 7D19 P10-100 (BY) Tump + 922.37 4D19 1133.54 P10-100 4D19 P10-100 Lap - 447.84 P10-200 P10-200 Lap + 1115.28 4D19 1133.54 P10-200 4D19 P10-200 4 2052 30X50 7.20 m Tump - 2121.40 8D19 2267.08 P10-100 8D19 P10-100 (BY) Tump + 984.30 4D19 1133.54 P10-100 4D19 P10-100 Lap - 476.90 P10-200 P10-200 Lap + 1249.56 5D19 1416.93 P10-200 5D19 P10-200 2048 30X50 4.8 m Tump - 878.46 1133.54 P10-100 P10-100 (BYG) Tump + 427.16 P10-100 P10-100 Lap - 210.80 P10-200 P10-200 Lap + 246.82 4D19 P10-200 4D19 P10-200 17 30X50 3.45 m Tump - 890.02 4D19 1133.54 P10-150 4D19 P10-150 (BYB) Tump + 432.61 P10-150 P10-150 Lap - 213.46 P10-250 P10-250 Lap + 149.72 P10-250 P10-250 45 30X50 4.8 m Tump - 641.01 3D19 850.16 P10-150 P10-150 (BYC) Tump + 314.17 P10-150 P10-150 Lap - 155.59 P10-250 P10-250 Lap + 375.25 P10-250 P10-250 Analisis biaya dan harga satuan pelaksana kegiatan (HSPK) berdasarkan harga tahun 2003, dimana HSPK menggunakan analisis BOW. Volume Bahan. Balok Tipe BX, L 7,2 m a. Beton K300 : Volume (0.30 (0.50 0.12))m 2 7.2 0.8208 m 3 b. Bekisting : Volume (0.30 + (2 0.38)m 0.018 6.8 0.129 m 3 c. Pembesian : a) D19 ((8 3.6) + (5 3.6)m 2.22 103.896 kg. b) P10 ((2 0.22) + (2 0.42)m 0.62 32 45.5328 kg.
Tabel 8 Analisis Biaya Kolom - Konvensional & Precast Kolom Tipe KA, L 3.8 m No. Item Harga Sat. Volume Sat Pekerjaan (K) Konvensional 1 Beton K300 0.53 m3 369,183 194,928.66 2 Bekisting 0.1 m2 418,250 39,750.52 3 Tul. D19 67.49 kg 9,281 626,364.23 4 Tul. P10 28.44 kg 9,928 282,378.09 Total 1,143,421.50 Precast biaya / m 3 2,165,571.01 2,535,361.84 Kolom Tipe KB, L 3.8 m No. Item Harga Sat. Volume Sat Pekerjaan (K) Konvensional 1 Beton K300 0.83 m3 369,183 304,576.04 2 Bekisting 0.12 m2 418,250 49,688.15 3 Tul. D19 67.49 kg 9,281 626,364.23 4 Tul. P10 49 kg 9,928 486,440.38 Total 1,467,068.79 Precast biaya / m 3 1,778,265.20 2,061,789.47 Kolom Tipe KC, L 5 m No. Item Harga Sat. Volume Sat Pekerjaan (K) Konvensional 1 Beton K300 1.62 m3 369,183 598,076.58 2 Bekisting 0.14 m2 418,250 59,625.78 3 Tul. D19 133.2 kg 9,281 1,236,245.18 4 Tul. P10 75.11 kg 9,928 745,654.64 Total 2,639,602.18 Precast biaya / m 3 1,629,384.06 1,808,616.30
Tabel 9 Analisis Biaya Balok - Konvensional & Precast Balok Tipe BX, BY, L 7,2 m No. Item Pekerjaan Volume Sat Harga Sat. (K) Konvensional Precast 1 Beton K300 0.82 m3 369,183 304,462.03 2 Bekisting 0.13 m3 418,250 55,088.71 3 Tul. D19 103.9 kg 9,281 975,725.78 4 Tul. P10 51.81 kg 9,928 520,043.15 Total 1,855,319.67 biaya / m 3 2,260,379.71 2,477,870.37 Balok Tipe BXA, L 7.2 m No. Item Pekerjaan Volume Sat Harga Sat. (K) Konvensional Precast 1 Beton K300 0.82 m3 369,183 304,462.03 2 Bekisting 0.13 m3 418,250 55,088.71 3 Tul. D19 47.95 kg 9,281 450,334.97 4 Tul. P10 51.81 kg 9,928 520,043.15 Total 1,329,928.86 biaya / m 3 1,620,283.70 2,477,870.37 Balok Tipe BXB, BYB, L 3.45 m No. Item Pekerjaan Volume Sat Harga Sat. (K) Konvensional Precast 1 Beton K300 0.39 m3 369,183 145,888.06 2 Bekisting 0.06 m3 418,250 24,708.91 3 Tul. D19 15.32 kg 9,281 143,857.01 4 Tul. P10 24.38 kg 9,928 244,726.19 Total 559,180.16 biaya / m 3 1,421,764.95 1578159.09 Balok Tipe BXC, BYC, L 4.80 m No. Item Pekerjaan Volume Sat Harga Sat. (K) Konvensional Precast 1 Beton K300 0.55 m3 369,183 202,974.69 2 Bekisting 0.08 m3 418,250 35,645.63 3 Tul. D19 21.31 kg 9,281 200,148.88 4 Tul. P10 33.52 kg 9,928 336,498.51 Total 775,267.71 biaya / m 3 1,416,790.40 1,572,637.34
Tabel 10 Analisis Biaya Balok Anak - Konvensional & Precast Balok Anak Tipe BaYA, L 7.2 m No. Item Pekerjaan Volume Sat Harga Sat. (K) Konvensional Precast 1 Beton K300 0.57 m3 369,183 211,153.77 2 Bekisting 0.11 m3 418,250 47,988.62 3 Tul. D19 71.28 kg 9,281 669,416.85 4 Tul. P10 28.93 kg 9,928 290,373.36 Total 1,218,932.60 biaya / m 3 2,141,295.74 2,376,838.27 Balok Anak Tipe BaYB, L 4.8 m No. Item Pekerjaan Volume Sat Harga Sat. (K) Konvensional Precast 1 Beton K300 0.37 m3 369,183 137,708.98 2 Bekisting 0.07 m3 418,250 31,296.93 3 Tul. D19 21.12 kg 9,281 198,345.73 4 Tul. P10 18.8 kg 9,928 188,742.68 Total 556,094.32 biaya / m 3 1,497,897.17 1,662,665.85 Tabel 11 Analisis Biaya Plat - Konvensional & Precast Pelat Tipe 1, 2, 3, 4, L 7.2 7.2 No. Item Pekerjaan Volume Sat Harga satuan Lantai 1 1 Beton K300 6.22 m3 369,183 2,307,501.70 2 Bekisting 0.8 m3 418,250 337,980.08 3 Tul. D19 169.63 kg 9,281 1,593,076.88 Total 4,238,558.66 biaya / m 3 681,352.66 Pelat Tipe 7, L 3.45 3.45 No. Item Pekerjaan Volume Sat Harga satuan Lantai 1 1 Beton K300 1.43 m3 369,183 529,803.99 2 Bekisting 0.18 m3 418,250 75,834.86 3 Tul. D19 39.33 kg 9,281 369,362.58 Total 975,001.44 Pelat Tipe 8, L 4.8 3.45 No. Item Pekerjaan Volume Sat Harga satuan Lantai 1 1 Beton K300 1.99 m3 369,183 737,118.60 2 Bekisting 0.26 m3 418,250 108,335.52 3 Tul. D19 74.88 kg 9,281 703,225.79
Total 1,548,679.91
Tabel 12 Perbandingan Biaya Konvensional dengan JHS No. Elemen L Sat. Vol. Harga Sat. Konvensional Precast Total Total 1 Balok BY 7.2 bh 96 1,855,319.67 178,110,687.89 337,392,000 2 Balok BX 7.2 bh 120 1,855,319.67 222,638,359.86 321,132,000 3 Balok BXA 7.2 bh 9 1,329,928.86 11,969,359.76 36,626,200 4 Balok BYG 4.8 bh 24 1,735,800.00 41,659,200.00 34,717,874.2 5 Balok BYB 3.45 bh 3 559,180.16 1,677,540.47 11,006,400 6 Balok BYC 4.8 bh 3 775,267.71 2,325,803.12 4,214,400 7 Balok BXB 3.45 bh 3 559,180.16 1,677,540.47 4,100,700 8 Balok BXC 4.8 bh 3 775,267.71 2,325,803.12 10,500,300 9 Balok anak BaYA 7.2 bh 80 1,218,932.60 97,514,608.04 10 Balok anak BaYB 4.8 bh 20 556,094.32 11,121,886.46 11 Balok anak BaXA 7.2 bh 100 1,218,932.60 121,893,260.05 12 Kolom K5A 3.8 bh 14 1,143,421.50 16,007,900.94 24,721,200 13 Kolom K4A 3.8 bh 36 1,143,421.50 41,163,173.84 38,502,200 14 Kolom K3A 3.8 bh 39 1,143,421.50 44,593,438.33 38,502,200 15 Kolom K2A 3.8 bh 3 1,143,421.50 3,430,264.49 40,252,300 16 Kolom K1A 5 bh 3 1,143,421.50 3,430,264.49 66,304,400 17 Kolom K2B 3.8 bh 36 1,467,068.79 52,814,476.35 18 Kolom K1C 5 bh 36 2,639,602.18 95,025,678.37 19 Pelat 1,2,3,4 7.2/7.2 bh 320 4,203,918.43 1,305,480,215.82 1,382,576,416 20 Pelat 5,6 7.2/4.8 bh 80 3,976,600.00 318,128,000.00 21 Pelat 7 3.45/3.45 bh 3 967,032.25 2,843,460.99 22 Pelat 8 4.8/3.45 bh 6 1,535,327.46 7,928,942.75 23 Erection Precast m 2 4894 95700 468,404,188 Total 2,624,874,205.16 2,955,644,597.40 Dari perhitungan diatas pada Proyek Gedung KPP tebet menggunakan metode konvensional diperoleh pengurangan biaya dibanding menggunakan metode Precast JHS column beam slab sebesar : Rp. 2,955,644,597.40 Rp. 2,624,874,205.16 Rp. 330,770,392.24,- atau 11,19 % KESIMPULAN Diperoleh pengurangan biaya pada penggunaan metode konvensional dibanding menggunakan metode Precast JHS column beam slab sebesar : Rp. 2,955,644,597.40 Rp. 2,624,874,205.16 Rp. 330,770,392.24,- atau 11,19 % Penggunaan metode precast sangat efektif bila proyek mengalami keterlambatan waktu akhir penyelesaian, atau proyek yang menuntut schedule pelaksanaan dengan akselerasi tinggi, serta memiliki mutu/kualitas pekerjaan yang lebih terjamin.
REFERENSI Peraturan Muatan Indonesia 1970 NI 18. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1970 NI 2. T.Y. LIN NED H. BURNS Desain Struktur Beton Prategang