BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. Pajak mempunyai definisi yang berbeda-beda menurut sudut pandang yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh. untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB II LANDASAN TEORI. a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat

Perpajakan. Aryo Prasetyo, S.Kom., MMSI Vokasi Akuntansi UI, STIE Dewantara, IBI K-57. (Sesi 1)

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

TINJAUAN UMUM HUKUM PAJAK

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian pajak berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang

BAB II LANDASAN TEORI. dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

PENGANTAR PERPAJAKAN. Amanita Novi Yushita, M.Si

PENGANTAR PERPAJAKAN. Pengantar Pajak

PERPAJAKAN (SEBUAH PENGANTAR) Disampaikan oleh: Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. untuk pengeluran umum (Mardiasmo, 2011; 1). menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Ilyas&Burton, 2010 ; 6).

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pajak menurut Resmi (2013) adalah kontribusi wajib kepada negara

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut undang-undang dan pakar pajak sebagai berikut :

DASAR DASAR PERPAJAKAN. ARUMEGA ZAREFAR, SE.,M.Ak.,Akt.,CA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak, diantaranya pengertian pajak menurut Santoso (1991)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran wajib rakyat kepada kas negara.adapun beberapa

PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN. Mangasi Sinurat, SE, M.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB III. 2. Pengertian Pajak Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH. dalam buku Resmi (2013) yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

BAB II LANDASAN TEORI

STELSEL PAJAK ASAS PEMUNGUTAN PAJAK PENGELOMPOKAN JENIS- JENIS PAJAK. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, M.AB

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

ekonomi K-13 PERPAJAKAN K e l a s A. PENGERTIAN PAJAK Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

BAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli di bidang perpajakan menurut Prof. Dr.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Iuran rakyat ke negara. berdasarkan UU (memaksa) kepentingan negara. penggunaan publik. tanpa timbal balik ( non kontraprestasi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., dan Brock Horace R.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk kesejahteraan rakyat. Pajak merupakan salah satu penerimaan terbesar negara perlu terus

Sama seperti pajak, namun terdapat imbalan (kontra-prestasi) secara langsung yang dapat dirasakan oleh pembayar retribusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. atau definisi pajak yang berbeda-beda, namun demikian berbagai definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di negara Indonesia pajak sangatlah penting untuk menambah

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKAN DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Rochmat Soemitro (Mardiasmo 2011:1), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB II KAJIAN TEORI. Masalah pajak adalah masalah negara dan setiap orang yang hidup dalam suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dasar-dasar Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rumah tangga Negara telah lama dikenal sejak zaman sebelum masehi. Diawali

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tugas Akhir. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Sejak

BAB II LANDASAN TEORI. keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. mempunyai pendapat yang berbeda, antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan tanpa imbalan jasa secara langsung untuk. membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pajak Pengertian Pajak Prof. Dr. Rochmat. Soemitro, SH Waluyo

BAB II KAJIAN PUSTAKA. rakyat ke kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo, 2007: 2) untuk memelihara kesejahteraan secara langsung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. pribadi maupun badan yang bersifat memaksa berdasar Undang-Undang, dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN. Masalah pajak adalah masalah negara dan setiap orang yang hidup dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Munawir Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undangundang

Transkripsi:

17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi a. Pengertian Pajak Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat imbalan jasa imbal (kontrapretasi) yang langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (UU Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 ayat (1)). Pajak mempunyai definisi yang berbeda-beda menurut sudut pandang yang dikemukakan oleh para ahli. Namun pada dasarnya definisi tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu mendefinisikan pengertiaan pajak agar lebih mudah dipahami. Beberapa pengertian Pajak yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut: a) Dr. Soeparman Soemahamidjaja. Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang, yang dipungut oleh peguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum (Waluyo, 2011).

18 b) Prof. Dr. Rochmat Soemitro,S.H Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa imbal (kontrapretasi), yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Waluyo, 2011). c) Mr. Dr. NJ. Feldmann Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontrapretasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Waluyo, 2011). Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak, adalah sebagai berikut: 1) Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan. 2) Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontrapretasi individual oleh pemerintah. 3) Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 4) Pajak diperuntukan bagi pngeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment. 5) Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur.

19 b. Fungsi Pajak Ada 2 (Dua) fungsi pajak menurut Mardiasmo, (2011) antara lain adalah sebagai berikut: 1) Fungsi Penerimaan (Budgetair) Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. 2) Fungsi Mengatur (Regulerend) Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. c. Pengelompokan Pajak Menurut Mardiasmo (2011) Pajak dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok sebagai berikut: 1) Menurut Golongannya a) Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan.(PPh) b) Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pertambahan Nilai. (PPN) 2) Menurut Sifatnya: a) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada sujeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh)

20 b) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 3) Menurut Lembaga Pemungutannya a) Pajak Pusat, pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai. b) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tanga daerah. Pajak daerah terdiri dari: 1) Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. 2) Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan. d. Pengertian Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan adalah Pajak negara yang dikenakan terhdap setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi atau badan, berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu tahun. Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun pajak. Contohnya adalah gaji, tunjangan, dan honor. (Siti Resmi, 2013)

21 e. Tata Cara Pemungutan Pajak 1) Sistem Pemungutan Pajak Sistem pemungutan pajak menurut Mardiasmo, adalah sebagai berikut : a) Official Assesment System Adalah suatu sistem pemungutan yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk memutuskan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-ciri Official Assesment System adalah sebagai berikut: 1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus. 2. Wajib Pajak bersifat pasif. 3. Utang pajak timbul setelah dikeuarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus. b) Self Assesment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya: 1. Wewenag untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri. 2. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. 3. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

22 c) With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya: Wewenang menentukan besarnya pajak yang terhutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak. 2) Stelsel Pajak Mardiasmo (2011) Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 (tiga) stelsel: a) Stelsel nyata (riel stelsel) Stelsel nyata (riel stelsel) adalah Pengenaan pajak berdasarkan pada objek (penghasilan yang nyata), sehingga pemunggutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya dketahui. b) Stelsel anggapan (fictieve stelsel) Stelsel anggapan (fictieve stelsel) adalah pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang. c) Stelsel campuran Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. 3) Asas Pemungutan Pajak

23 a) Asas domisili (asas tempat tinggal) Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. b) Asas sumber Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang brsumber diwilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak. c) Asas kebangsaan Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. f. Tarif Pajak Penghaslan Orang Pribadi Dalam Negeri Tarif PajakPenghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2008 pada PPh pasal 17. Tabel 2.1 Tarif PPh menurut UU. Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 17 perubahan keempat dari UU. Nomor 7 tahun 1983 Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak Sampai dengan Rp50,000.000 5% Diatas Rp50,000.000 - Rp250,000.000 15% Diatas Rp250,000.000 Rp500,000.000 25% Diatas Rp500,000.000 30% Contoh: Perhitungan menurut PP 46: 1% x Rp 7.568.000.000 = Rp 75.680.000

24 Pajak Bp.Hasim dalam satu tahun adalah Rp 75.680.000 Perhitungan PPh Ps.17: Gaji sebulan Rp 12.000.000 Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp 60.000 Premi Jaminan Kematian Rp 36.000 Penghasilan Bruto Rp 12.096.000 Pengurangan: 1. Biaya Jabatan 5% x Rp 12.096.000 Rp 604.800 2. Iuran pensiun Rp 50.000 3. Iuran Jaminan Hari Tua Rp 240.000 Rp 894.800 Penghasilan Neto sebulan Rp 11.201.200 Penghasilan Neto setahun 12 x 11.201.200 Rp134.414.400 PTKP Setahun WP Sendiri Rp 36.000.000 Tambahan WP Kawin Rp 3.000.000 Tanggungan Rp 3.000.000 Rp 42.000.000 PKP setahun Rp 92.414.400 Pembulatan Rp 92.414.400 PPh Pasal 21 setahun 5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000 15% x Rp 42.414.400 Rp 6.362.160 Rp 8.862.160

25 2. Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi a. Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan Wajib Pajak adalah ketaatan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada umumnya kepatuhan Wajib Pajak diukur dari ketaatannya dalam membayar dan melaporkan pajaknya, telah dilakukan dengan benar sesuai peraturan yang berlaku atau belum. b. Pengertian Wajib Pajak Berdasarkan UU No. 16 Tahun 2009 Pasal 1 ayat (2) Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak, dan pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. c. Wajib Pajak Orang Pribadi Wajib Pajak Orang Pribadi meliputi : 1) WP Orang Pribadi Karyawan yaitu WP Orang Pribadi yang hanya menerima/memperoleh penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja atau penghasilan lainnya selain dari usaha/pekerjaan bebas. Contohnya; PNS dan non PNS 2) WP Orang Pribadi Non Karyawan yaitu WP Orang Pribadi yang menerima/memperoleh penghasilan dari usaha/pekerja bebas atau penghasilan lainnya. Contohnya: pekerja bebas, yaitu dokter, pengacara, kosultan, arsitek, dll.

26 d. Subjek Pajak Orang Pribadi Menurut Mardiasmo (2011) Subjek Pajak Penghasilan Orang Pribadi adalah sesuatu yang mempunyai potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan Pajak Penghasilan. Subjek pajak penghasilan Wajib Pajak orang pribadi dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Subjek pajak dalam negeri a) Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia/berada di Indonesia lebih dari 183 hari (tidak harus berturut-turut yang penting jumlahnya lebih dari 183 hari) dalam jangka waktu 12 bulan (terhitung sejak kedatangannya). b) Orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan memiliki niat untuk bertempat tinggal di Indonesia. 2) Subjek pajak luar negeri a) Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia/berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang manjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia. b) Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal di indonesia/berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang dapat menerima penghasilan dari Indonesia tanpa melalui bentuk usaha tetap.

27 3. SPT Tahunan Pajak penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi a. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Pengertian Surat Pemberitahuan menurut Mardiasmo (2011), Surat pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perunang-undangan perpajakan. b. E-filing Sebagaimana telah diatur dalam Praturan Dirjen Pajak Nomor PER- 26/PJ/2012 tentag Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan, e-filing adalah suat cara penyampaian SPT Tahunan yang dilakukan secara on-line dan real time melalui website Direktorat Jenderal Pajak. Dengan diberlakukannya peloparan e-filing, Wajib Pajak tidak perlu datang Kantor Pelayanan Pajak untuk melakukan kewajiban pelaporan SPT Tahunannya. c. Pengertian Surat Pemberitahan Tahunan Surat Pemberitahuan Tahunan adalah surat pemberitahuan yang digunakan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. Tahun Pajak merupakan jangka waktu 1 tahun kalender kecuali jika wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender. Bagian Tahun Pajak merupakan bagan dari jangka waktu 1 Tahun Pajak.

28 d. Fungsi Surat Pemberitahuan 1) Bagi Wajib Pajak Penghasilan Adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang : a) Pembayaran atau peunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. b) Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak. c) Harta dan kewajiban d) Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 2) Bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP) Adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan PajakPenjualan atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang : a) Pengkreditan Pajak masukan terhadap Pajak Keluaran. b) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

29 3) Bagi Pemotong atau Pemungut Pajak Adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan pajak yang dipotong atau dipungut serta disetorkannya. e. Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan Menurut mardiasmo (2011), batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan adalah: 1) Untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 hari setelah akhir Masa Pajak. Khusus untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak. 2) Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak. 3) Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir tahun pajak. f. Jenis-jenis Formulir SPT Tahunan PPh Formulir dalam pelaporan SPT Tahunan untuk Orang Pribadi terbagi menjadi 3, yaitu: 1) Formulir 1770 Formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi bagi Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan : a) Dari usaha atau pekerjaan bebas yang menyelenggarakan pembukuan atau norma perhitungan penghasilan neto. b) Dari satu atau lebih pemberi kerja.

30 c) Yang dikenakan pajak penghasilan final atau bersifat final. d) Pengahasilan lainnya. 2) Formulir 1770 S Formulir SPT Tahnan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi bagi Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan : a) Dari satu atau lebih pemberi kerja. b) Dari dalam negeri lainnya. c) Yang dikenakan Pajak Penghasilan final dan/atau bersifat final. 3) Formulir 770 SS Formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi bagi Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan hanya dari satu pemberi kerja dengan jumlah penghasilan bruto kurang dari Rp60.000.000,00 setahun dan tidak mempunyai penghasilan lainnya kecuali penghailan berupa bunga bank dan/atau bunga koperasi. g. Sanksi Terlambat atau Tidak Menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan. Jika surat pemberitahuan tidak disampaikan berdasarkan batas waktu yang ditentukan, Wajib Pajak dapat dikenai Surat Teguran dan Sanksi Administrasi adalah sanksi pembayaran kerugian kepada Negara. Jika WP terlambat menyampaikan SPT Tahunan PPH WP Orang Pribadi, maka WP akan dikenai denda sebesar Rp100.000,00. Pemberian sanksi administrasi ini dapat membantu meningkatkan kepatuhan penyampaian SPT oleh Wajib Pajak.