PRESS RELEASE Jakarta, 11 Desember 2014 Pada 1 Oktober 2014, Skema Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari IFCC* secara resmi telah mendapatkan endorsement dari sistem sertifikasi terdepan dan terpercaya di dunia yaitu PEFC**. Endorsement ini berlaku selama 5 tahun yakni hingga 1 Oktober 2019 dan dapat diperpanjang. PEFC adalah organisasi global yang berbasis di Geneva dan telah memberikan sertifikasi lebih dari 264 juta hektar hutan dan 15.804 perusahaan (CoC). Ben Gunneberg selaku CEO PEFC International dalam berita resmi PEFC pada tanggal 8 Oktober 2014 mengatakan Dukungan ini menjadi titik balik bagi Indonesia, sebagai negara yang dipandang masih berjuang menanggulangi laju deforestasi. Sertifikasi hutan merupakan mekanisme penting untuk memverifikasi sekaligus mempromosikan pengelolaan hutan lestari yang mempertimbangkan kemanfaatan lingkungan, sosial dan ekonomi hutan. Kami mendorong perusahaan dan konsumen secara bersama untuk memilih produk yang tersertifikasi PEFC sebagai bentuk dukungan kepada pemilik hutan di Indonesia yang telah mengelola hutan mereka secara lestari. Standar Pengelolaan Hutan Lestari IFCC (Indonesian Forestry Certification Cooperation) Mendapat Endorsement dari PEFC (Programme for the Endorsement of Forest Certification) Dradjad H Wibowo, IFCC Chairman menyatakan bahwa Beberapa pihak tidak jarang mempertentangkan kelestarian hutan dengan pembangunan ekonomi. Sertifikasi berdasarkan standar IFCC ini, yang sudah diendorsed oleh PEFC, bisa menjadi alat efektif untuk mendorong pengelolaan hutan lestari, dan sekaligus menjaga ekspor, lapangan kerja dan pembangunan ekonomi. Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari PEFC/IFCC merupakan alat pasar yang bersifat sukarela (voluntary), sehingga tidak ada pertentangan apapun dengan SVLK yang diwajibkan oleh Pemerintah. Banyak perusahaan dan konsumen dunia yang mengakui sertifikat dan logo PEFC sebagai bukti bahwa mereka hanya membeli produk kayu, pulp, kertas dan turunannya yang berasal dari hutan yang dikelola secara lestari. Jadi, produk-produk yang mendapat sertifikat dan logo PEFC, karena sudah lulus standar IFCC, bisa terus dipasarkan kepada perusahaan dan konsumen dunia tersebut. Kami mengajak seluruh pihak terkait (stakeholders) untuk bersama menjaga agar sertifikasi IFCC ini selalu dijalankan dengan kredibel.
Sertifikasi pengelolaan hutan lestari IFCC disusun berdasarkan tujuan jangka panjang yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan perlindungan pada lingkungan hutan dan masyarakat sekitar secara seimbang. Untuk mencapai tujuan ini, penyusunan standar IFCC dilakukan secara terbuka dan melibatkan multistakeholder yang mencakup 9 elemen utama berdasarkan agenda 21 Konferensi PBB (UNCED) tahun 1992 yaitu : kalangan usaha dan industri, anak- anak dan remaja, pemilik hutan, masyarakat adat dan lokal, pemerintahan nasional/regional dan lokal, NGO s, komunitas ilmiah dan teknologi, perempuan, pekerja, dan serikat pekerja. Endorsement dari PEFC menegaskan bahwa skema yang disusun ini telah memenuhi keselarasan yang diakui secara internasional sebagai Sustainability Benchmark. Pemilik hutan dan perusahaan kini dapat membuktikan bahwa dengan sertifikasi ini mereka telah melakukan dan menunjukkan komitmen atas praktek pengelolaan hutan lestari secara baik. Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) menyambut baik endorsement IFCC oleh PEFC, yang sudah cukup lama dinanti oleh pemegang ijin pemanfaatan hasil hutan di Indonesia. Endorsement PEFC ini menandai era baru pengembangan skema sertifikasi hutan lestari secara voluntary (sukarela), yang telah diakui secara internasional. kata Purwadi Soeprihanto, Direktur Eksekutif APHI. Purwadi berharap, skema ini dapat makin mendorong keberterimaan produk-produk hutan Indonesia di perdagangan internasional. Skema PEFC ini perlu didorong untuk bersinergi dengan skema sertifikasi hutan mandatory Indonesia, atau yang lebih dikenal dengan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), ujarnya. Dengan demikian, promosi produk-produk hutan bersertifikat lestari dari Indonesia dapat dilakukan secara efektif. tambah Purwadi. Skema PEFC bisa melengkapi pilihan yang harus diambil oleh pelaku usaha untuk memenuhi permintaan dari konsumen Internasional. Masing masing konsumen di berbagai negara memiliki preferensi yang berbeda terhadap suatu skema. Semangat dan prinsip-prinsip PEFC yang memberikan ruang bagi nilai-nilai dan peraturan negara yang di-endorsement, diyakini akan memperluas keberterimaan skema ini di Indonesia, pungkas Purwadi. Liana Bratasida, Direktur Eksekutif Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), dalam hal ini juga menaruh harapan positif atas endorsement Skema Sertifikasi IFCC oleh PEFC, dimana Ibu Liana melihat bahwa standar kriteria IFCC telah melibatkan multistakeholder dan memenuhi aspek ekologi pengelolaan hutan lestari dan berkelanjutan dengan tetap memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar sehingga dapat mendorong tata kelola hutan di Indonesia yang lebih baik.
Lebih lanjut dari sisi industri pulp dan kertas, ibu Liana meyakini dengan adanya endorsement Skema Sertifikasi IFCC oleh PEFC, maka produk-produk pulp dan kertas Indonesia dapat dijamin keterlacakannya dan berasal dari hutan lestari sehingga dapat diterima oleh pasar internasional, mudah dipasarkan dan dapat lebih menghemat biaya. Sekretaris Jenderal Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Indonesian Wood Panel Association) APKINDO A.A Malik menyatakan, Kami menyambut baik kehadiran IFCC di Indonesia, dimana dunia mengakui standar yang dikembangkan IFCC dengan tetap memperhatikan kondisi lokal. A.A Malik berharap standar IFCC yang dikembangkan ini dapat diterapkan guna mencapai kelestarian hutan dan kemajuan industri perkayuan Indonesia. IFCC diharapkan dapat memperluas pangsa pasar produk kayu bersertifikat melalui promosi dan member informasi kepada konsumen tentang pentingnya menggunakan produk kayu legal dan bersertifikat. Lisman Sumardjani, Direktur Eksekutif Asosiasi Mebel Indonesia (ASMINDO), ketika dimintai pendapat menyatakan Berharap kiprah IFCC dalam sertifikasi produk kehutanan berkelanjutan dan tetap menjaga citacita kelestarian hutan dan dikenal dunia internasional. Endorsement dari PEFC untuk IFCC ini telah melewati proses penilaian yang paling ketat yang pernah ada di seluruh dunia. PEFC mengharuskan seluruh standar dikembangkan dengan komprehensif, multistakeholder, dan melalui proses konsensus di tingkat nasional dengan seluruh pemenuhan persyaratan standar, atau melampaui persyaratan lingkungan, sosial, dan ekonomi dari Sustainability Benchmark milik PEFC. Seluruh standar dievaluasi secara independen oleh pihak ketiga, konsultasi publik secara global, review dari Panel Pakar, serta pertimbangan dari Badan Pengurus PEFC sebelum anggota PEFC memutuskan untuk mengesahkan standar nasional negara tertentu. Seluruh dokumentasi penilaian atas standar ini tersedia untuk umum untuk menjaga transparansi proses.
*IFCC adalah sebuah badan hukum Indonesia yang didirikan pada 9 September 2011 dengan akta notaris tertanggal 19 Oktober 2011 dan disahkan oleh kementerian hukum dan hak asasi manusia Republik Indonesia berdasarkan keputusan dengan Nomor AHU-29.AH.01.07 tahun 2012 tertanggal 20 Februari 2012. IFCC telah diterima sebagai National Governing Body PEFC di Indonesia pada Juni 2012. Tujuan IFCC adalah untuk mempromosikan Pengelolaan Hutan Lestari (Sustainable Forest Management) dengan penerapan skema PEFC yang mencakup antara lain, namun tidak terbatas pada sertifikasi pengelolaan hutan, hasil hutan, industri pengolahan hasil hutan dan lacak balak. IFCC sebagai organisasi nasional yang menginisiasi penyelenggaraan sertifikasi kehutanan di Indonesia dengan menggunakan skema PEFC sejak bulan Mei 2012 telah melakukan proses penyusunan standar sertifikasi pengelolaan hutan lestari secara transparan dengan melibatkan multistakeholder dan secara konsensus diantara mereka (Komite Standardisasi). Proses penyusunan standar sertifikasi IFCC terdiri dari beberapa tahapan yaitu; tahap rancangan kegiatan, tahap persiapan, tahap komite standardisasi, tahap pengujian (ujicoba, konsultasi anggota dan konsultasi publik), tahap persetujuan dan tahap publikasi. www.ifcc-ksk.org ** PEFC adalah organisasi internasional non pemerintah dan nirlaba yang didedikasikan untuk memajukan Pengelolaan Hutan Lestari (Sustainable Forest Management/SFM) melalui sertifikasi pihak ketiga yang independen. PEFC bekerja diseluruh rantai pasokan hutan untuk mempromosikan praktek yang baik di hutan dan untuk memastikan bahwa hasil hutan kayu dan non-kayu diproduksi dengan menghormati standar ekologi, sosial dan etika tertinggi. Berkat eco-label, pelanggan dan konsumen dapat mengidentifikasi produk dari hutan yang dikelola secara lestari.
PEFC adalah organisasi yang mewadahi dan mendukung sistem sertifikasi hutan nasional yang dikembangkan melalui proses yang diakui oleh berbagai pemangku kepentingan dan disesuaikan dengan prioritas dan kondisi lokal masing-masing negara. www.pefc.org Salam Hutan Lestari Doing Good. Doing No Harm is no Longer Good Enough. Zulfandi Lubis Direktur Eksekutif IFCC (081584153379)