BAB I PENDAHULUAN. bahasa, khususnya bahasa asing akan mempermudah komunikasi serta. memperlancar hubungan kerjasama dengan bangsa lain.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi serta tumbuh dan berkembangnya berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematis dalam

2015 PENERAPAN METODE PENUGASAN (RESITASI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATAKANA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat aspek

BAB I PENDAHULUAN. atau menghasilkan kembali sesuatu yang telah kita pelajari. Secara sederhana,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat untuk mencapai tujuan ekonomi-perdagangan, hubungan antar

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, jalannya proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

ANALISIS KESULITAN BELAJAR HURUF HIRAGANA PADA SISWA KELAS X SMAN 24 BANDUNG. Studi Deskriptif pada siswa kelas X SMA Negeri 24 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ninna Anggi Ristiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. menyaksikan kejadian di suatu negara pada waktu bersamaan dengan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai penelitian banyak dilakukan guna meningkatkan kemampuan belajar

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Atria Ramadhanty Irawan, 2014 Pengaruh evaluasi formatif pop test terhadap penguasaan huruf hiragana

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah satu alat komunikasi yang disampaikan seseorang ke orang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN APLIKASI OBENKYO PADA SMARTPHONE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIRAGANA

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fadhillatunisa Salsabilla, 2013

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia terus melakukan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KETOK PALU UNTUK MEMOTIVASI SISWA D ALAM MENGUASAI HURUF HIRAGANA D AN KATAKANA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia memiliki perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Surakhmad (Marpaung, 2009:42), Metode penelitian adalah cara

BAB l PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa ada 4 kemampuan yang harus dikuasai yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar kadang kala membosankan apabila materi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembentukan dan pengembangan generasi bangsa, masyarakat, keterampilan yang cukup memadai dalam pengelolaannya secara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Winda Widyanti, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan berkomunikasi segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ular naga dalam menghafal dan mengerti arti kosakata bahasa Jepang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin orang bisa mengunakan bahasa tersebut (Sartinah, 1988;71).

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan menyimak dan kemampuan membaca disebut aspek reseptif atau. produktif atau aspek penggunaan (Danasamita 2009:76).

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad 21 ini perkembangan teknologi informasi sudah. berkembang secara pesat, begitu juga dengan dunia pendidikan

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Efektivitas Metode Cooperative Learning

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Huruf dalam bahasa Jepang disebut dengan moji. Huruf-huruf dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. baik, karena komunikasi yang baik di tunjang oleh kemampuan bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut berkaitan satu sama lainnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui efektivitas media schedule board dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Kurniawati, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak terlepas dari bahasa dalam

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herlin Marliyana, 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia semakin banyak masyarakat yang mempelajari bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa:

97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fitri Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga dalam berkomunikasi. Tarigan (1993:2) menyebutkan. membuat kalimat dan berkomunikasi. Begitu pula sebaliknya, semakin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan cara atau prosedur yang

2015 PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa asing untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu melalui media lisan dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, penguasaan berbagai macam bahasa sangat diperlukan oleh masyarakat Indonesia. Dengan menguasai beragam bahasa, khususnya bahasa asing akan mempermudah komunikasi serta memperlancar hubungan kerjasama dengan bangsa lain. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia dalam berekspresi menyampaikan ide, gagasan, pendapat, dan menuangkan hasil karyanya lisan maupun tulisan. Belajar bahasa adalah kebutuhan manusia sebagai penunjang komunikasi. Bahasa memiliki peran central dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat kemampuan berbahasa, yaitu membaca, menulis, berbicara dan mendengar. Seperti yang diungkapkan oleh Widdowson (1978) Orang dipandang mampu berbahasa jika ia telah menguasai empat keterampilan berbahasa (www.depdiknas.go.id/jurnal/32/pelaksanaan_pengajaran_bahas

a_ind.htm). Begitu juga dengan bahasa Jepang, untuk mampu berbahasa Jepang kita harus menguasai keempat aspek berbahasa tersebut terutama kemampuan menulis dan membaca yang sangat erat kaitannya dengan huruf. Di dalam pengajaran bahasa terutama bahasa Jepang, salah satu aspek dasar yang paling penting yang harus dikuasai oleh pembelajar proses belajar mengajar yaitu penguasaan huruf. Dalam pembelajaran bahasa Jepang, huruf merupakan komponen penting dalam menunjang keterampilan berbahasa Jepang. Bahkan huruf harus dipelajari secara mutlak untuk kesempurnaan dalam proses belajar mengajar bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang menggunakan 4 jenis huruf, yaitu hiragana, katakana, romaji, dan kanji. Jenis huruf yang dipelajari dalam mempelajari dasar-dasar bahasa Jepang yaitu hiragana dan katakana yang di tengah-tengah proses pembelajaran disisipkan satu per satu huruf. Pada pembelajaran bahasa Jepang yang menggunakan huruf Jepang, huruf yang pertama dipelajari adalah huruf Hiragana dan Katakana. Karena pembelajaran huruf Hiragana dan Katakana merupakan pembelajaran huruf yang paling dasar yang digunakan dalam bahasa Jepang sebelum pada pembelajaran Kanji. Pada penelitian kali ini penulis akan membahas mengenai pembelajaran katakana. Katakana merupakan huruf yang terbentuk dari garis-garis atau coretan yang lurus (chokusenteki) (Iwabuchi). Katakana adalah huruf-huruf yang berbentuk seperti ア, イ, ウ, エ, オ, dan sebagainya. Katakana terbentuk 2

dari garis-garis atau coretan-coretan yang lurus (chokusenteki), sedangkan hiragana terbentuk dari garis-gris atau coretan-coretan yang melengkung (kyokusenteki). (Iwabuchi, 1989 : 51). Bentuk garis-garis atau coretancoretan inilah yang menjadi salah satu karakteristik huruf katakana yang membedakannya dengan hiragana. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa Jepang. Salah satu variasi pembelajaran yang dapat dilaksanakan salah satunya adalah dengan metode tutorial sebagai sarana pembelajaran bahasa jepang. Terlebih lagi untuk pembelajar siswa SMA yang dirasa sebagai dasar pembelajaran. Oleh karena itu diharapkan dapat memperbanyak metode dalam pembelajaran bahasa Jepang. Sehingga dapat mengurangi masalah pembelajaran bahasa Jepang dan tujuan pembelajaran tersebut dapat tersampaikan. Menurut Poerwadarminta (1984: 103) Tutorial adalah sebagai berikut : (1) pembimbingan kelas oleh sekelompok pengajar (tutor) untuk seorang mahasiswa atau sekelompok kecil mahasiswa atau (2) pengajar tambahan melalui tutor. Sedangkan tutor didefinisikan sebagai orang yang memberikan pelajaran kepada seseorang atau sejumlah kecil siswa-dosen yang membimbingsejumlah mahasiswa dipelajarannya. Sehingga metode tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan bantuan kepada pembelajar agar dapat mencapai prestasi 3

belajar secara optimal. Kegiatan tutorial sangat diperlukan pembelajar karena pembelajar mendapat bimbingan untuk melaksanakan kegiatan belajar secara lebih mandiri yang bersumber dari modul-modul. Tutorial adalah suatu kelompok belajar dalam kelas diawasi oleh seorang instruktur yang aktif dalam membantu pesertanya mempelajari topik yang diberikan baik untuk seorang peserta atau lebih (Pasaribu, 1983:31). Berdasarkan pada latar belakang yang telah penulis uraikan, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul Efektivitas Metode Tutorial Pada Pembelajaran Huruf Katakana (Penelitian Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMAN 2 Bandung). 1.2 Rumusan dan Batasan Masalah Berdasarkan dengan latar belakang penelitian yang telah penulis sampaikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah teknik pembelajaran metode tutorial cocok bila diterapkan dalam pembelajaran huruf Katakana terhadap siswa SMA. 2. Bagaimana proses pembelajaran huruf Katakana dengan menggunakan metode tutorial. 3. Bagaimana hasil pembelajaran huruf Katakana dengan menggunakan metode tutorial. 4. Adakah perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran huruf Katakana sebelum menggunakan metode tutorial 4

dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran huruf Katakana sesudah menggunakan metode tutorial. Melihat keterbatasan penulis, maka penelitian hanya akan terbatas pada halhal sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya akan meneliti teknik pembelajaran metode tutorial pada pembelajaran huruf Katakana. 2. Penelitian ini hanya akan meneliti bagaimana proses pembelajaran huruf Katakana dengan menggunakan metode tutorial. 3. Penelitian ini hanya akan meneliti bagaimana hasil dari pembelajaran huruf Katakana dengan menggunakan metode tutorial. 4. Penelitian ini hanya akan meneliti terhadap siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandung. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (1989) Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah teknik pembelajaran metode tutorial cocok bila diterapkan dalam pembelajaran huruf Katakana. 2. Untuk mengetahui proses pembelajaran huruf Katakana dengan menggunakan metode tutorial. 5

3. Untuk mengetahui hasil pembelajaran huruf Katakana dengan menggunakan metode tutorial. 4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran huruf Katakana dengan menggunakan metode tutorial. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1. Dapat merumuskan fungsi dari penggunaan metode ini serta mengklarifikaikannya. 2. Dapat memberi jawaban atas masalah yang dikemukakan. 3. Sebagai bahan rujukan yang baik bagi pengajar dalam upaya mengatasi masalah pembelajaran bahasa Jepang, khususnya dalam penguatan dalam mengingat huruf Katakana pada pembelajar bahasa Jepang tingkat pemula. 4. Agar dapat meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran huruf Katakana. 1.4 Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menginterprestasikan makna dari kata-kata atau istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah yang terdapat pada judul penelitian ini adalah sebagai berikut : 6

1. Efektivitas adalah suatu keberhasilan tindakan. Hal itu sesuai dengan pengertian efektifitas dari Depdikbud (1999: 250) bahwa Efektivitas yaitu keberhasilan (tentang usaha, tindakan). Efektivitas dalam penelitian ini adalah keberhasilan metode tutorial dalam meningkatkan penguasaan penghapalan huruf Katakana pada siswa SMA kelas XI. 2. Pasaribu dan Simanjuntak, (1993: 13-14) Metode adalah ciri sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan yang aklan dicapai. Dengan kata lain metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan pengajar dalam mengadakan hubungan dengan pembelajar pada saat berlangsungnya pembelajaran. 3. Pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2000: 6) Upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Maksud dari Pembelajaran dalam penelitian ini adalah upaya peneliti untuk membantu peserta tutor dan tutor dalam melakukan suatu proses pembelajaran. 4. Menurut Poerwadarminta (1984: 103) Tutorial adalah sebagai berikut : (1) pembimbingan kelas oleh sekelompok pengajar (tutor) untuk seorang mahasiswa atau sekelompok kecil mahasiswa atau (2) pengajar tambahan melalui tutor. Sedangkan tutor didefinisikan sebagai orang 7

yang memberikan pelajaran kepada seseorang atau sejumlah kecil siswadosen yang membimbingsejumlah mahasiswa dipelajarannya. 5. Metode tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar para pembelajar belajar secara efisien dan efektif. (Ahmadi, 1997: 169). 6. Huruf Katakana yaitu huruf yang dalam bahasa Jepang terbentuk dari garis-garis dan coretan-coretan yang tegas atau kaku. 1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis Anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang perlu dibuktikan kebenarannya melalui proses penelitian yang merupakan pedoman kerja dalam memperoleh data, cara mengolah data dan cara menarik kesimpulan ( Danasasmita dan Sutedi, 1996:13 ). Anggapan dasar merupakan dasar pemikiran yang diterima oleh peneliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (1998: 38) bahwa Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang sebenarnya diterima oleh penyidik. Kegiatan membelajarkan pada dasarnya merupakan interaksi dinamis antara siswa dengan guru dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini interaksi mengisyaratkan adanya aktifitas di setiap 8

pihak (Yusuf, 1993: 34). Berdasarkan hal tersebut setiap pembelajaran merupakan komunikasi dua arah yang dilakukan pengajar dan siswa. Menurut Arikunto, hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian, terbukti melalui data yang terkumpul (1998: 64) Hipotesis merupakan suatu jawaban yang dianggap kemungkinan untuk menjadi jawaban yang benar (Surakhmad, 1989: 68). Oleh karena itu hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho : Tidak ada perbedaan antara hasil pembelajaran huruf Katakana pada kelas eksperimen yang menggunakan metode tutorial dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode tutorial. Hk : Ada perbedaan antara hasil pembelajaran huruf Katakana pada kelas eksperimen yang menggunakan metode tutorial dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode tutorial. 1.6 Metode Penelitian 1. Jenis Metode Yang Digunakan Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan (Sutedi,2005:22). Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode 9

penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian murni, karena didalamnya terdapat kegiatan mengontrol, manipulasi dan observasi semuanya dilakukan (Sutedi, 2007:20). Untuk mengadakan eksperimen dibutuhkan dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan metode turorial dan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode tutorial. Variabel dalam penelitian ini adalah X dan Y, X merupakan kelas eksperimen dan Y merupakan kelas kontrol. Hal demikian dilakukan dalam penelitian ini karena penulis ingin mengetahui ada atau tidaknya penguatan dalam hal mengingat huruf Katakana yang terlihat dari perbedaan skor antara sebelum dan sesudah dilakukan eksperimen dan respon setiap siswa terhadap penerapan dalam metode tutorial. 2. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data yang relevan, lengkap dan representatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 2.1 Tes Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban yang diharapkan baik secara tertulis, lisan maupun perbuatan. (Sudjono dan Ibrahim, 1989: 100) Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, 10

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Ridwan, 2007 : 76). Tes dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pre-test yang digunakan untuk mengukur kemampuan huruf Katakana sebelum diadakan pembelajaran dan Posttest yang digunakan untuk mengukur kemampuan huruf katakana sesudah pembelajaran. Tes ini dilakukan terhadap dua kelas yang berbeda, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. 2.2 Angket Angket diberikan setelah tes dilaksanakan, angket ini diberikan untuk mengetahui interpretasi siswa terhadap Metode Tutorial. Suherman dan Sukjaya (dalam Ratna, 2003: 28) mengemukakan bahwa angket adalah sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh orang yang akan dievaluasi (responden). Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. (Ridwuan, 2007 : 71). Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 140), angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau tentang hal-hal yang diketahui. 11

Angket diberikan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian adalah untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Angket yang digunakan adalah angket tertutup. Angket tertutup merupakan angket yang menghendaki jawaban pendek, atau jawabannya diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu. Daftar pertanyaan disusun dengan disertai alternatif jawabannya, responden diminta untuk memilih salah satu jawaban atau lebih dari alternatif yang sudah disediakan (Riyanto, 2001:70). 3. Populasi dan sample Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pembelajar bahasa Jepang terhadap penggunaan metode tutorial sebagai media pembelajaran huruf Katakana. Yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA pada kelas-kelas tertentu. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik penyampelan purposif yaitu pengambilan sampel berdasarkan atas pertimbangan peneliti itu sendiri dengan maksud atau tujuan tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. (Sutedi, 2005: 35). Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah data yang telah diseleksi sesuai dengan relevansinya. 4. Variable Penelitian 12

Jenis variable yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu: Variabel X yaitu hasil belajar kelas eksperimen dalam menguasai huruf Katakana pada pembelajaran bahasa Jepang dengan menggunakan metode Tutorial. Variabel Y yaitu hasil belajar kelas control dalam menguasai huruf Katakana pada pembelajaran bahasa Jepang tanpa menggunakan metode Tutorial (pembelajaran konvensional). 1.7 Sistematika Penelitian BAB I Pada bab ini didalamnya memuat Latar belakang masalah, rumusan masalah dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, anggapan dasar dan hipotesis, metode penelitian dan sistematika penelitian. BAB II Pada bab ini menjelaskan tentang Landasan Teoritis, terdapat teori-teori yang tergabung dalam poin landasan teori yang juga menjelaskan mengenai pengertian modalitas belajar, pengertian ingatan, sekilas mengenai huruf Hiragana dan Katakana, pengertian pembelajaran, media pembelajaran, fungsi dan manfaat pembelajaran. 13

BAB III Pada bab ini memuat deskripsi umum tentang metode penelitian, deskripsi eksperimen dan teknik pengolahan data, hasil analisis data angket dan tes khusus. BAB IV Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai hasil dan pembahasan yang menjelaskan tentang temuan penelitian beserta pembahasannya. BAB V Kesimpulan dan saran. 14