STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH

ANALISIS EFISIENSI MOTOR DC SERI AKIBAT PERGESERAN SIKAT

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

ANALISIS PERBANDINGAN EFEK PEMBEBANAN TERHADAP GGL BALIK DAN EFISIENSI PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON PANJANG DAN MOTOR INDUKSI

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

STUDI PENGARUH PEMBEBANAN PADA MOTOR DC PENGUATAN SHUNT TERHADAP ARUS STATOR ABSTRAK

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RHEOSTAT DAN AUTO-TRANSFORMATOR UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SERI

TUGAS PERTANYAAN SOAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN PENGEREMAN DINAMIS TERHADAP WAKTU ANTARA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN KOMPON PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

Universitas Medan Area

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSTRUKSI GENERATOR DC

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY)

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

STUDI TENTANG PENGARUH PEMBEBANAN STATIS DAN PERUBAHAN TEGANGAN INPUT MOTOR DC PENGUATAN SHUNT TERHADAP ARUS JANGKAR

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

JENIS-JENIS GENERATOR ARUS SEARAH

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

BAB I PENDAHULUAN. tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar)

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Klasifikasi Motor Listrik

STUDI PENGARUH ARUS EKSITASI PADA GENERATOR SINKRON YANG BEKERJA PARALEL TERHADAP PERUBAHAN FAKTOR DAYA

Mekatronika Modul 7 Aktuator

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN PENGEREMAN MOTOR DC PENGUATAN SERI DENGAN METODE DINAMIK DAN PLUGGING

MODUL III SCD U-Telkom. Generator DC & AC

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD. (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

GENERATOR ARUS SEARAH

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB I PENDAHULUAN. energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN KECEPATAN MOTOR-DC SHUNT PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK DENGAN SIMULINK MATLAB. Oleh

BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN 8.2 PENYAJIAN

GENERATOR SINKRON Gambar 1

3/4/2010. Kelompok 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MOTOR DC KOMPON PENDEK DENGAN MOTOR DC KOMPON PANJANG AKIBAT PENAMBAHAN KUTUB FUAD RAHIM SITOMPUL

Transformator (trafo)

ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MOTOR DC PENGUAT LUAR TERHADAP POSISI SIKAT

Mesin Arus Searah. Karakteristik Generator Arus Searah

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK MESIN DC MOTOR DC PENGUATAN TERPISAH

ANALISA PENGARUH BESAR NILAI KAPASITOR EKSITASI TERHADAP KARAKTERISTIK BEBAN NOL DAN BERBEBAN PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

ANALISA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR 3 PHASA DALAM KEADAAN BEBAN LEBIH (APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT.

Transkripsi:

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) Dimas Harind Yudha Putra,Riswan Dinzi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail: mazdimas@ymail.com ABSTRAK Motor arus searah merupakan salah satu motor listrik yang sering digunakan oleh industri industri terutama industri yang membutuhkan kecepatan putaran yang konstan. Motor arus searah mempunyai pengaturan yang sangat mudah dilakukan dalam berbagai kecepatan dan beban yang bervariasi. Pengaturan kecepatan pada motor arus searah dapat dilakukan dengan metode ward leonard. Pengaturan putaran motor ini dilakukan dengan mengubah-ubah tegangan terminal yang memiliki daerah pengaturan yang luas. Dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa variasi tegangan dari yang terkecil 20 volt sampai yang terbesar 220 volt untuk mendapatkan hasil putaran yang juga akan bervariasi. Nilai kecepatan putaran tertinggi yang didapat sebesar 1850 rpm ketika diberi tegangan 220 volt dan kecepatan terendah sebesar 750 rpm ketika diberi tegangan 20 volt. Kata Kunci: motor dc,pengaturan kecepatan, ward leonard 1. Pendahuluan Motor DC sangat banyak digunakan dalam aplikasi industri. Penggunaan motor DC dapat dijumpai misalnya sebagai motor penggerak beban mekanik. Dalam penggunaannya diharapkan motor DC dapat bekerja secara efisien, dimana efisiennya suatu motor DC dapat kita lihat dari besarnya nilai efisiensinya. Berdasarkan hubungan rangkaian penguat medannya, salah satu jenis motor DC adalah motor DC penguatan shunt. Motor DC penguatan shunt memiliki kecepatan putaran yang konstan dan tidak tergantung pada beban. Oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti pada mesin bubut, lift, dan lainlain.motor DC yang dipergunakan di bidang industri pada umumnya memiliki kapasitas daya yang relatif besar dan disesuaikan dengan beban mekanis dan volume produksi. Untuk itu diperlukan pengaturan kecepatan motor yang baik dalam pelaksanaannya. Penelitian ini difokuskan pada pengaturan kecepatan motor dengan cara mengatur jumlah tegangan terminal yang disuplai ke motor tersebut. Analisis perhitungan yang dilakukan pada pengujian motor shunt berdasarkan peralatan yang tersedia di Laboratorium Konversi Energi Listrik. 2. Pengaturan Kecepatan pada Motor DC Shunt dengan Metode Ward Leonard Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah ( listrik DC ) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga gerak tersebut berupa putaran dari pada rotor. Antara motor DC dan generator DC tak ada perbedaan konstruksi.pada prinsipnya, motor DC bisa dipakai sebagai generator DC, sebaliknya generator DC dapat dipakai sebagai motor DC [1]. Pada mesin arus searah terdapat kumparan medan yang berbentuk kutub sepatu merupakan stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar yang merupakan rotor (bagian yang berputar) [2]. Motor arus searah bekerja berdasarkan prinsip yang menyatakan bahwa ketika kumparan yang membawa arus ditempatkan dalam medan magnet, maka kumparan mengalami gaya mekanik. Gaya mekanik ini copyright DTE FT USU 13

SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.1/Januari akan menimbulkan torsi yang akan membuat jangkar berputar [3]. Motor DC bekerja berdasarkan prinsip interaksi antara dua fluksi magnetik. Ketika kumparan medan dan kumparan jangkar dihubungkan dengan suatu sumber tegangan DC maka pada kumparan medan akan mengalir arus medan (I f ) sehingga menghasilkan fluksi magnet yang arahnya dari kutub utara menuju kutub selatan. Sedangkan pada kumparan jangkar menghasilkan arus jangkar (I a ), sehingga pada konduktor jangkar timbul fluksi magnet yang melingkar. Fluksi jangkar ini akan memotong fluksi dari kumparan medan sehingga menyebabkan perubahan kerapatan fluksi dari medan utama. Sesuai dengan hukum Lorentz, interaksi antara kedua fluksi magnet ini akan menimbulkan suatu gaya mekanik pada konduktor jangkar yang disebut gaya Lorentz. Besar gaya ini sesuai dengan persamaan 1. Dimana : F = B.i.l (1) F = gaya yang bekerja pada konduktor (N) B = kerapatan fluks magnetic (Wb/m 2 ) i = arus yang mengalir pada konduktor (A) l = panjang konduktor (m) Arah gaya ini dapat ditentukan dengan kaidah tangan kiri Flemming. Kaidah tangan kiri menyatakan, jika jari telunjuk menyatakan arah dari vektor kerapatan fluks B dan jari tengah menyatakan arah dari vektor arus i, maka ibu jari akan menyatakan arah gaya F yang bekerja pada konduktor tersebut. Gaya yang timbul pada konduktor tersebut akan menghasilkan momen putar atau torsi. Torsi yang dihasilkan oleh motor dapat ditentukan dengan persamaan 2. Dimana : T a = F.r (2) T a = torsi jangkar (Newton-meter) r = jari-jari rotor (meter) Apabila torsi start lebih besar dari torsi beban, maka jangkar akan berputar. Prinsip kerja motor DC dapat dilihat pada Gambar 1[4]. Gambar 1. Prinsip perputaran motor DC Berdasarkan sumber tegangan penguatannya, motor DC dapat dibagi menjadi dua, yaitu motor DC penguatan bebas (penguatan luar) dan motor DC penguatan sendiri. Salah satu jenis motor DC penguatan sendiri adalah motor DC penguatan shunt [1]. Rangkaian ekivalen motor DC penguatan shunt dapat dilihat pada Gambar 2 [5]: + V t I L I sh R sh R a E a - Gambar 2. Rangkaian ekivalen motor DC Penguatan shunt Dari Gambar 2 diatas, diperoleh persamaan tegangan terminal motor DC penguatan shunt seperti ditunjukkan oleh persamaan 3. V t = E a + I a. R a (3) V sh = V t = I sh. R sh (4) I L = I a + I sh (5) Dimana: = arus kumparan medan shunt (ohm) = tegangan kumparan medan shunt (volt) = tahanan medan shunt (ohm) = arus beban (amp) Pengaturan kecepatan memegang peranan penting dalam motor arus searah karena motor arus searah mempunyai karakteristik kopelkecepatan yang menguntungkan dibandingkan dengan motor lainnya[2]. Kecepatan putaran motor DC dapat diturunkan dengan persamaan 6. (6) I a + - copyright DTE FT USU 14

SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.1/Januari Dimana : n = jumlah putaran K =konstanta ( bergantung pada ukuran fisik motor) Vt = tegangan terminal Ra = tahanan jangkar Ia = arus jangkar = fluks magnetik Dengan persamaan diatas, dapat dilihat bahwa kecepatan putaran motor dapat diatur dengan cara mengubah : a) Tahanan jangkar (Ra) b) Fluks magnetik ( c) Tegangan terminal (Vt) Salah satu cara pengaturan kecepatan putaran motor adalah dengan metode pengaturan tegangan ( Ward Leonard System) Beberapa penggunaan motor DC memerlukan daerah pengendalian kecepatan yang luas dan tahapan yang halus. Sistem Ward Leonard atau sistem pengaturan tegangan, memberikan pengendalian yang demikian dan melibatkan generator lain untuk menggerakan motor yang kecepatannya dapat diatur [6]. Apabila daya motor besar dan dilakukan berulang-ulang maka kerugian daya menjadi besar sekali. Bila motor diinginkan tidak banyak mengalami kerugian tenaga pada waktu start (pengasutan), untuk kerja dengan perubahan kecepatan yang luas maka cara yang paling efisien adalah dengan mengubah tegangan jepit motor dengan penguat terpisah sehingga didapat fluksi magnetik yang tetap penuh untuk semua macam kecepatan. Selain diperoleh daerah pengaturan yang luas (dari tegangan jepit nol sampai tegangan penuh), pengaturan putaran halus. [1] M AC Motor Induksi sebagai motor penggerak generator G G Rg U M DC Motor M Motor yang putarannya diatur Gambar 3. Rangkaian Ekivalen Pengaturan Kecepatan Dengan Metode Ward Leonard Pengaturan putaran Ward Leonard dilaksanakan dengan mengubah tegangan jepit (U) dimana fluks magnet motor konstan. Penggerak mula yang biasanya motor induksi berkecepatan konstan dipergunakan untuk menggerakan generato (G). Perubahan tahanan medan generator G (R G ) akan merubah tegangan jepit U yang diberikan kepada motor dc (M) Rm yang diatur putarannya. Untuk mengatur putaran motor M dilakukan dengan mengubah tegangan jepit U. Untuk itu dilakukan dengan mengatur tahanan medan (R G ) pada belitan generator DC [1]. Kecepatan motor dapat disetel pada setiap kecepatan antara nol dan kecepatan maksimumnya dengan menyetel eksitasi medan generator G pada harga yang dikehendaki [1]. Jika pada motor yang sedang bekerja, tegangan tiba-tiba diturunkan sampai di bawah harga ggl lawan dari motor, arus jangkar dibalik dan motor berlaku sebagai generator, menggerakkan generator sebagai motor. Maka terjadi pengereman dinamis yang menyebabkan motor cepat berhenti. Motor dapat dibalik dengan menurunkan tegangan terminal ke nol dan membalik arus medan generator. Jika tegangan dinaikan dengan polaritas berlawanan, motor bertambah cepat dengan arah yang berlawanan. Biaya awal sistem Ward Leonard mahal dan relative tidak efisien karena adanya beberapa transformasi energi.tetapi pengendalian kecepatannya sangat efektif, yaitu respons terhadap perubahan kecepatannya cepat, daerah penyetelan kecepatannya luas, tersedianya pembalikan dan pengereman dinamis. Dalam penggunaan dimana faktorfaktor ini penting, maka kelebihan sistem Ward Leonard dapat menutupi harga yang mahal [6]. 3. Metode Penelitian Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 31 Mei 2013 pukul 15.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara (USU). Objek penelitian ini adalah melakukan pengukuran terhadap motor DC seri akibat pergeseran sikat dengan variable motor DC seri dan sikat pada motor. Berdasarkan tujuan dari penelitian ini maka akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pengumpulan data yang akan menentukan keberhasilan dalam penelitian yaitu dengan metode dokumentasi dan metode observasi. b. Mempersiapkan alat dan bahan untuk penelitian, semua alat dan bahan yang akan digunakan harus dipersiapkan terlebih dahulu. copyright DTE FT USU 15

SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.1/Januari c. Mengkondisikan objek penelitian ini dengan memastikan bahwa motor DC shunt dapat beroperasi dan mengatur putaran motor. d. Mengkondisikan alat ukur agar memiliki validitas yang baik yang harus disetting dengan benar. e. Tahap pengambilan data yang meliputi arus dan putaran terhadap arus medan. f. Tahap analisa data yang digunakan adalah analisis matematis untuk memecahkan masalah dan kesimpulan dalam penelitian. Analisis ini mengadakan perhitunganperhitungan berdasarkan persamaanpersamaan yang berlaku didalam perhitungan kecepatan putaran motor. Dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: 1. Perhitungan kecepatan putaran motor 2. Torsi 3. Daya Output P out = Adapun peralatan yang digunakan dalam melakukan pengukuran terhadap motor motor DC adalah sebagai berikut : 1. Satu unit Generator DC Penguatan Bebas AEG 2 KW 2. Satu unit Motor DC Penguatan Shunt AEG 1,2 KW 3. Satu unit Motor Induksi 3 fasa tipe rotor belitan AEG Typ C AM 112MU 4RI 2,2 KW 4. Dua unit Voltmeter DC 5. Dua unit Amperemeter DC 6. Tachometer 7. Kabel penghubung 8. Power Transformator DC (PTDC) 9. Power Transformator AC (PTAC) Adapun gambar rangkaian pengujian motor DC seri akibat pergeseran sikat dalam keadaan tanpa beban dapat ditunjukkan oleh gambar 4. P T A C S1 V1 MI GA T G n DC HB V2 A2 J K GA M DC HB 4. Hasil dan Analisis Pengaturan kecepatan motor arus searah yang dilakukan dalam percobaan ini, adalah suatu bentuk pengaturan tahanan medan pada generator yang akan merubah tegangan Vt yang akan diberikan kepada motor DC penguatan shunt. Pengaturan putaran motor ini dilakukan dengan mengubah-ubah tegangan Vt yang memiliki daerah pengaturan yang cukup luas (dari tegangan nol sampai tegangan penuh). Metode ini memiliki banyak keuntungan, selain daerah pengaturannya yang cukup luas juga memiliki pengaturan putaran yang halus serta efisien karena tidak ada kerugian di tahanan asut. Akan lebih untung lagi jika diterapkan pada motor DC yang seringkali harus diasut misalnya motor untuk lift. Kerugiannya adalah biaya yang sangat tinggi akibat adanya penambahan generator dan penggeraknya. 4.1 Hasil Pengujian Pengaturan Kecepatan Motor DC Shunt Pada pengujian pengaturan kecepatan motor dc shunt ini didapat arus jangkar dan kecepatan tertinggi pada tegangan 220 volt dan arus jangkar dan kecepatan terendah pada tegangan 20 volt seperti pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan hasil pengujian pengaturan kecepatan motor DC shunt. Tabel 1. Hasil Pengujian Pengaturan Kecepatan Motor DC Shunt V ac = 220 Volt R a = 3.8 (volt) (amp) (amp) (rpm) 20 0.03 1.44 750 40 0.07 1.48 1150 60 0.13 1.69 1400 80 0.16 1.78 1450 100 0.21 1.95 1500 120 0.25 2.13 1550 140 0.3 2.27 1610 160 0.36 2.4 1650 180 0.44 2.58 1700 200 0.51 2.68 1760 220 0.64 2.82 1850 A1 S2 PTDC Gambar 4. Rangkaian pengujian Dari Tabel 1 terlihat arus jangkar dan kecepatan tertinggi pada tegangan 220 volt yaitu sebesar 2.82 A dan 1850 rpm serta arus jangkar dan kecepatan terendah pada tegangan 20 volt yaitu 1.44 A dan 750 rpm. copyright DTE FT USU 16

SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.1/Januari 4.2 Analisis Data Dari data-data pada Tabel 1 dilakukan perhitungan untuk mendapatkan torsi dan daya keluaran untuk setiap tegangan. Dalam penelitian ini digunakan beberapa persamaanpersamaan yang berlaku didalam perhitungan motor DC shunt. Sebelum mencari besarnya torsi dan P out motor DC shunt kita tentukan dulu GGL armatur adalah sebagai berikut: = + ( ) = - ( ) Besar kopel elektromagnetik ( torsi jangkar ) adalah = Daya output,daya input dan daya rugi-rugi = 2 π N T Gambar 5. Grafik Tegangan Terminal vs Putaran Motor DC Shunt Dari gambar grafik diatas terlihat jelas bahwa kenaikan kecepatan putaran (n) dari berbagai variasi tegangan (20,40,.,220 volt) yang dilakukan pengujian dan analisis didapat kecepatan terendah pada tegangan 20 volt yaitu 750 rpm hingga ke kecepatan tertinggi yaitu pada tegangan 220 volt yaitu 1850 rpm. Serta didapat juga perubahan torsi terhadap tegangan yang dapat dilihat pada gambar 6. Dengan melakukan perhitungan seperti persamaan di atas pada tiap-tiap tegangan, maka diperoleh torsi dan P out tertinggi adalah pada tegangan 220 volt serta torsi dan P out terendah adalah pada tegangan 20 volt seperti pada tabel 2. Tabel 2. Data Hasil Analisa Pengaturan Kecepatan Motor DC Shunt Dengan Metode Ward Leonard (volt) (amp) (amp) (rpm) Torsi (N-m) (watt) 20 0.03 1.44 750 0.0193 0,0044 20,917 40 0.07 1.48 1150 0.0298 0,007 50,876 60 0.13 1.69 1400 0.0382 0,01 90,54 80 0.16 1.78 1450 0.0505 0,014 130,36 100 0.21 1.95 1500 0.0617 0,019 180,55 120 0.25 2.13 1550 0.0721 0,024 238,35 140 0.3 2.27 1610 0.0815 0,029 298,21 160 0.36 2.4 1650 0.0914 0,034 362,112 180 0.44 2.58 1700 0.1001 0,041 439,1 200 0.51 2.68 1760 0.1078 0,046 508,7 220 0.64 2.82 1850 0.1131 0,05 590,18 Sebagaimana hasil yang diperoleh diatas pada tabel 2, maka secara detail terlihat bahwa dengan bertambahnya tegangan maka kecepatan putaran motor akan ikut bertambah seperti pada gambar 5. Gambar 6. Grafik Tegangan Terminal vs Torsi Motor DC Shunt Dari gambar 6 terlihat jelas bahwa kenaikan torsi motor dari berbagai variasi tegangan (20,40,.,220 volt) yang dilakukan pengujian dan analisis didapat torsi terendah pada tegangan 20 volt yaitu 0.0044 N-m hingga ke torsi tertinggi yaitu pada tegangan 220 volt yaitu 0.05 N-m. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisa perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan shunt dengan metode Ward Leonard dilakukan dengan copyright DTE FT USU 17

SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.1/Januari mengubah-ubah tegangan terminal motor arus searah. 2. Dari hasil pengujian,, maka dapat dilihat dengan bertambahnya nilai tegangan maka kecepatan putaran motor juga akan bertambah. 3. Dari hasil pengujian, kecepatan putaran tertinggi sebesar 1850 rpm ketika diberi tegangan 220 volt dan kecepatan putaran terendah sebesar 750 rpm ketika diberi tegangan 20 volt. 4. Dari analisis data, diperoleh bahwa torsi dan daya keluaran (P out ) tertinggi diperoleh pada saat tegangan terminal bernilai 220 volt yaitu sebesar 0,05 N-m dan 590,18 Watt, sedangkan torsi dan daya keluaran (P out ) terendah diperoleh pada saat tegngan terminal bernilai 20 volt yaitu sebesar 0,0044 N-m dan 20,917 Watt. 6. Daftar Pustaka [1]. Sumanto, Mesin Arus Searah, Andi Offset, Yogyakarta : 1991. [2]. Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta : 2000. [3]. Mehta, V.K. and Rohit Mehta, Principles of Electrical Enginering and Electronics, S.Chand & Company Ltd, New Delhi : 2000. [4]. Hardiansyah, Rizky, Analisa Perbandingan Pengaruh Posisi Sikat Terhadap Efisiensi dan Torsi Motor DC Penguatan Kompon Panjang Dengan Motor DC Penguatan Kompon Pendek, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan : 2013. [5]. Wijaya, Mochtar, Dasar-Dasar Mesin Listrik, Djambatan, Jakarta : 2001. [6]. Lister, Eugene C, Mesin dan Rangkaian Listrik, Edisi ke-6, Penerbit Erlangga, Jakarta : 1986. copyright DTE FT USU 18