KOMPETISI ANTARA TANAMAN SORGUM DENGAN ROTTBOELLIA (Competition of Sorghum and Rottboellia exaltata L.F.)

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Echinochloa crus-galli (L.) P. Beauv. Morfologi Echinochloa crus-galli

I. PENDAHULUAN. lebih tahan terhadap hama dan penyakit (Sumarno dan Karsono 1996 dalam

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

I. PENDAHULUAN. dunia. Jagung menjadi salah satu bahan pangan dunia yang terpenting karena

PENDUGAAN DERAJAT KOMPETISI GULMA Echinochloa crus-galli (L.) Beauv. MELALUI METODE REPLACEMENT SERIES ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman pangan potensial masa

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang sangat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. yang terkait erat dengan jarak tanam dan mutu benih. Untuk memenuhi populasi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

TINJAUAN PUSTAKA Echinochloa crus-galli (L.) P. Beauv. Morfologi Echinochloa crus-galli

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L]. Merr)

STUDI KOMPETISI ANTARA GULMA Echinochloa crus-galli DAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) DENGAN PENDEKATAN REPLACEMENT SERIES

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

Perbandingan Tingkat Keberhasilan Penyiangan Tanaman Padi Berdasaran Hasil Modifikasi Power Weeder Tipe MC1R

KEMAMPUAN BERKOMPETISI EMPAT GENOTIP KACANG- KACANGAN DENGAN GULMA COMPETITIVE ABILITY OF FOUR LEGUM ON WEED ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan semusim yang termasuk golongan rerumputan

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman pangan yang penting di dunia, selain padi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah merupakan tanaman kacang-kacangan yang permintaannya

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

I. PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

STUDI KOMPETISI ANTARA GULMA Echinochloa crus-galli DAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) DENGAN PENDEKATAN REPLACEMENT SERIES

STUDI KOMPETISI ANTARA GULMA

PERTUMBUHAN GULMA DAN HASIL TANAMAN PADA TUMPANGSARI SELADA DENGAN TOMAT DIAPLIKASI MULSA JERAMI

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan sayuran rempah yang tingkat

I. PENDAHULUAN. mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di Pulau

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting bagi

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS POPULASI GULMA PADA PADI SAWAH ORGANIK DAN AN-ORGANIK DI DESA JATILUWIH, KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan krisis energi sampai saat ini masih menjadi salah satu

PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI HERBISISDA TIGOLD 10 WP (pirizosulfuron etil 10%) TERHADAP GULMA PADA BUDIDAYA PADI SAWAH

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

I. PENDAHULUAN. Karet merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia seharihari,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sungai Niger di Afrika. Di Indonesia sorgum telah lama dikenal oleh petani

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas penting

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan

PERIODE KRITIS PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) SKRIPSI OLEH : WILTER JANUARDI PADANG

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

Pada mulsa eceng gondok dan alang-alang setelah pelapukan (6 MST), bobot gulma naik dua kali lipat, sedangkan pada mulsa teki dan jerami terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pola Tanam. yang perlu diperhatikan yaitu jenis tanaman, lahan dan kurun waktu tertentu

III. BAHAN DAN METODE

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR SKRIPSI MUHAMMAD RIZKY ANDRY AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

PENGARUH TUMPANG SARI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan. giling (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015).

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

EVALUASI KARAKTER BERBAGAI VARIETAS KEDELAI BIJI HITAM (Glycine max (L.) Merr.) AZRISYAH FUTRA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

STUDI KOMPETISI TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA KEPADATAN POPULASI GULMA Echinochloa crus-galli DENGAN PENDEKATAN PARSIAL ADITIF

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum merupakan tanaman yang termasuk di dalam famili Graminae bersama

PERIODE KRITIS KOMPETISI GULMA PADA DUA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L) HIBRIDA SKRIPSI OLEH :

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) DENGAN PERBEDAAN SISTEM PENGOLAHAN TANAH SKRIPSI OLEH:

PENGARUH AKSESI DAN KEPADATAN POPULASI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

KAJIAN PERIMBANGAN PEMBENTUKAN ORGAN SOURCE-SINK TANAMAN BABY CORN PADA TLNGKAT PENYIANGAN DAN PEMBERIAN UREA YANG BERBEDA

1) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunungjati Cirebon

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr) merupakan salah satu komoditas pangan utama

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Prospek perikanan dan budidaya sidat memiliki peluang baik untuk

I. PENDAHULUAN. industri dan sumber energi. Sorgum juga mempunyai potensi sebagai bahan baku

(Pertemuan 5) TANAMAN DAN FAKTOR LINGKUNGAN LINGKUNGAN BIOTIK

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010)

PENGANTAR. Latar Belakang. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH :

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PEMBERIAN MULSA DAN BERBAGAI METODE OLAH TANAH SKRIPSI

DINAMIKA POPULASI HAMA UTAMA JAGUNG. S. Mas ud, A. Tenrirawe, dan M.S Pabbage Balai Penelitian Tanaman Serealia

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI

Transkripsi:

KOMPETISI ANTARA TANAMAN SORGUM DENGAN ROTTBOELLIA (Competition of Sorghum and Rottboellia exaltata L.F.) Danner Sagala 1, Leo Mualim 2, Didi Darmadi 3 1 Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH 2 Mahasiswa Program Doktor Institut Pertanian Bogor 3 Balai Penyuluh Pertanian Nangroe Aceh Darussalam ABSTRACT This research was aimed to study the competitiveness of shorgum and Rottboellia exaltata L.f.. The experiment was done at glass house, experimental station of SEAMEO-BIOTROP, Bogor on 3 Oktober 17 November 2009. The main plant was Sorghum and the weed was Rottboellia exaltata L.f.. the result showed that the sorghum was more competitive than Rottboellia exaltata L.f.. Key words: Competition, Sorghum, Rottboellia exaltata L.f., weed PENDAHULUAN Kehadiran gulma dapat memberikan dampak negatif bagi usaha budidaya tanaman, baik terhadap hasil tanaman budidaya maupun terhadap proses produksi. Dampak kerugian yang ditimbulkan antara lain menurunkan hasil pertanian akibat persaingan dalam hal sumberdaya yang tersedia, menurunkan mutu hasil pertanian akibat campuran biji gulma maupun bagian lainnya, merupakan tanaman inang hama dan penyakit, mengakibatkan keracunan bagi tanaman pokok akibat senyawa allelopati, mempersulit atau menghambat pekerjaan di lapangan dan pengelolaan hasil, menghambat atau merusak peralatan, menurunkan debit air, menurunkan kualitas air, menghambat lalu lintas air, irigasi dan turbin listrik, pendangkalan perairan, dan akibatnya akan menambah biaya produksi (Madkar et al., 1986). Sukman dan Yakup (1991) menyatakan bahwa pada sistem pertanian di wilayah Jawa diperlukan input sebesar 17% dan di Sumatera sebesar 27% akibat gulma. Dampak negatif kehadiran gulma pada lahan pertanaman budidaya sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh iklim, jenis tanaman, jenis gulma, mekanisme asosiasi gulma dan tanaman serta praktek pertanian. Diantara mekanisme assosiasi gulma dan tanaman, kompetisi atau persaingan merupakan salah satu mekanisme asosiasi yang dapat menurunkan hasil produksi tanaman. Sastroutomo (1990) menyatakan bahwa persaingan antara gulma dan tanaman pokok adalah persaingan inter spesifik (inter spesific competition) yang karena terjadi antar spesies tumbuhan yang berbeda, sedangkan persaingan yang terjadi antara spesies tumbuhan yang sama merupakan persaingan intraspesifik (intraspesific competition). Kompetisi dapat terjadi jika salah satu dari dua atau lebih oganisme yang hidup bersama-sama membutuhkan faktor lingkungan yang sangat terbatas persediaannya dan tidak mencukupi bagi kebutuhan bersama. Kompetisi dapat diartikan juga sebagai periode dimana gulma tumbuh bersama-sama dengan tanaman budidaya meskipun belum diketahui secara pasti apakah terjadi persaingan diantara keduanya terhadap faktor-faktor pertumbuhan dalam jumlah minimal. IRRI (1976) mengemukakan bahwa gulma yang menimbulkan kerugian paling besar biasanya gulma rumput berdaun sempit yang dapat mengurangi hasil sorgum sebanyak 90% dibandingkan gulma berdaun lebar. Rottboellia exaltata L.f. adalah satu diantara gulma daun sempit penting dalam budidaya tanaman, termasuk sorgum. Selain memiliki potensi sebagai sumber karbohidrat, tanaman sorgum, mempunyai keistimewaan lebih tahan terhadap kekeringan dan genangan bila 37

dibandingkan dengan tanaman palawija lainnya serta dapat tumbuh hampir disetiap jenis tanah. Mengingat potensi serta keistimewaannya itu, sorgum sebenarnya layak dikembangkan terutama untuk menunjang upaya-upaya pelestarian swasembada beras (Balai Informasi Pertanian Provinsi Irian Jaya, 1990). Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan percobaan tentang kompetisi antara tanaman sorgum (Sorghum bicolor) dengan Rottboellia exaltata L.f. yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan kompetisi dari tanaman sorgum dengan gulma Rottboellia exaltata L.f.. BAHAN DAN METODE Percobaan ini dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 17 November 2009 di rumah kaca kebun Percobaan SEAMEO- BIOTROP, Bogor. Jenis tanaman utama yang digunakan adalah Sorghum dan jenis gulma yang digunakan adalah Rottboellia exaltata L.f.. Perlakuan adalah kombinasi populasi sorgum dan gulma dengan 4 (empat) ulangan. Kombinasi yang digunakan adalah: Perlakuan Monokultur : 1. Sorghum populasi 6 2. Sorghum populasi 12 3. Sorghum populasi 18 4. Sorghum populasi 24 5. Sorghum populasi 30 6. Sorghum populasi 36 7. R.exaltata populasi 6 8. R.exaltata populasi 12 9. R.exaltata populasi 18 10. R.exaltata populasi 24 11. R.exaltata populasi 30 12. R.exaltata populasi 36 Perlakuan Campuran : 1. Sorghum : R.exaltata (36 : 0) 2. Sorghum : R.exaltata (30 : 6) 3. Sorghum : R.exaltata (24 : 12) 4. Sorghum : R.exaltata (18 : 18) 5. Sorghum : R.exaltata (12 : 24) 6. Sorghum : R.exaltata (6 : 36) Benih sorghum dan gulma R.exaltata disemai dalam pot plastik berisi tanah. Pot plastik dengan volume 2 liter diisi dengan tanah dan pupuk kandangn dengan perbandingan 3:1. Tanaman kemudian dipelihara dan selama pemeliharaan diberikan pengairan setiap hari. Setelah enam minggu dilakukan pengamatan kompetisi. Tanaman sorghum dan gulma dicabut kemudian diambil bagian vegetatif di atas tanah. Seluruh tanaman dimasukkan dalam kantong kertas dan dioven untuk memperoleh data berat keringnya. Data yang diperoleh dianalisis untuk melihat tingkat kompetisi dari setiap perlakuan yang dilakukan. Percobaan kompetisi yang dilakukan adalah tipe replacement series, antara sorghum dan rumput R.exaltata yang ditanam di pot 2 lt dengan populasi 36 tumbuhan per pot, dan replacement series dari 0, 1/6, 1/3, ½, dan 1 bagian, sehingga populasi masing jenis adalah 0,36; 6,30; 12,24; 18,18; 24,12; 30,6; 36,0 untuk masing-masing sorghum dan R.exaltata. Analisis monokultur untuk menghitung nilai dikerjakan berdasarkan hubungan antara kerapatan dan biomassa. HASIL DAN PEMBAHASAN Kompetisi Intraspesifik (Monokultur) Berat kering sorgum pada tanaman monokultur meningkat hingga populasi 18, kemudian menurun pada populasi 24 namun melandai hingga populasi 36. Pada monokultur R. exaltata terjadi peningkatan berat kering dengan semakin meningkatnya populasi per pot (Tabel 1 dan Gambar 1). Pada monokultur sorghum ditemukan adanya serangan hama Aphids pada pot dengan populasi 24, 30 dan 36. Hal ini diduga menjadi penyebab menurunnya bobot kering sorghum pada populasi ini. Namun demikian persaingan antar individu dalam spesies menyebabkan sumberdaya yang terbatas semakin berkurang dan akhirnya laju pertambahan biomassa semakin melambat dan berkurang serta terjadi pelandaian (leveling off). 38

Tabel 1. Bobot kering sorghum dan R.exaltata yang ditanam secara monokultur dan polikultur. No Perlakuan Bobot kering (g) Sorgum Rottboellia Ket 1 Sorghum 6 11.45 2 Sorghum 12 14.06 3 Sorghum 18 16.52 4 Sorghum 24 12.86 Aphid 5 Sorghum 30 12.28 Aphid 6 Sorghum 36 12.61 Aphid 7 Rottboellia 6 11.36 8 Rottboellia 12 14.45 9 Rottboellia 18 13.95 10 Rottboellia 24 13.37 11 Rottboellia 30 14.28 12 Rottboellia 36 15.44 13 Sorghum 36 - Rottboellia 0 10.11 0.00 14 Sorghum 30 - Rottboellia 6 6.73 5.04 15 Sorghum 24 - Rottboellia 12 6.75 8.54 16 Sorghum 18 - Rottboellia 18 3.95 8.70 17 Sorghum 12 - Rottboellia 24 3.27 8.94 18 Sorghum 6 - Rottboellia 30 3.23 8.98 19 Sorghum 0 - Rottboellia 36 0.00 15.22 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 0 11.45 11.36 14.45 14.06 16.52 15.44 13.95 13.37 14.28 12.86 12.28 12.61 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Sorghum Rottboellia Gambar 1. Kurva Hubungan populasi dan biomassa pada tanaman sorgum dan gulma rottbellia pada sistem monokultur 39

0.16 0.14 0.12 0.10 0.08 0.06 0.04 0.02 0.00 Sorghum Rottboellia Linear (Sorghum) Linear (Rottboellia) y = 0.054x + 0.076 R² = 0.014 y = 0.14x + 0.06 R² = 0.45 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12 0.14 0.16 0.18 Gambar 2. Kurva regresi linear kemampuan kompetisi intraspesifik tanaman sorgum dan gulma R.exaltata 16.00 Sorghum Rottboellia Log. (Sorghum) Log. (Rottboellia) 14.00 12.00 10.00 y = 6.231ln(x) + 0.327 R² = 0.857 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 y = 4.56ln(x) + 10.42 R² = 0.913 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Gambar 3. Kurva Hubungan populasi dan biomassa pada tanaman sorghum dan gulma R.exaltata pada sistem polikultur (1 7 = berturut-turut sebagai kombinasi S36.R0, S30.R6, S24.R12, S18.R18, S12.R24, S6.R30 dan S0.R36) Berdasarkan persamaan regresi pada 0.076/0.054 1.407 gambar 2, maka kemampuan kompetisi untuk sorghum dan R.exaltata dapat ditentukan sebagai berikut : Kem a m p u a n kom p etisi untuk R.exaltata, 0. 06 0.14 Kemampuan kompetisi untuk sorghum Dimana 1 0.06, 0.076 0.054 b 1 dimana 0,076 1 0.14 1 b 1 1 0.054 0.06 0.14 0.428 40

Pada R.exaltata kurva berat kering juga semakin meningkat dengan bertambahnya populasi. Namun, kecenderungan yang terlihat dari kurva adalah bahwa apabila sorghum tidak terserang hama maka bobot kering sorghum akan lebih tinggi dibandingkan dengan R.exaltata. Fenomena ini menunjukkan bahwa sorgum memiliki daya kompetisi yang lebih tinggi. Hal ini juga terbukti dari nilai β sorghum yang lebih tinggi. Kompetisi Interspesifik dan Koefisien Daya Desak Kompetisi interspesifik atau kompetisi antar jenis merupakan interaksi negatif yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan yang berbeda jenis. Interaksi tersebut dapat dilihat dari penurunan berat kering yang terjadi pada tanaman yang berasosiasi. Gambar 3 menunjukkan bahwa dengan semakin bobot kering sorghum akan menurun dengan hadirnya R.exaltata. Fenomena ini sangat berbeda pada kompetisi intra spesies pada jumlah populasi yang sama dimana daya kompetisi sorghum lebih tinggi dibandingkan R.exaltata. Hal ini diduga karena gulma memiliki daya desak yang lebih tinggi dari pada sorghum. Namun terjadi ketidak-konsistenan data sehingga sulit untuk mengambil kesimpulan yang Tabel 5. Koefisien daya desak pada polikultur tanaman sorghum dan R.exaltata Perlakuan Koefisian Daya Desak (k) Sorghum R. exaltata S30.R6 4.64 251.44 S24.R12 11.23 115.25 S18.R18 24.33 56.72 S12.R24 44.96 27.93 S6.R30 110.58 11.25 KESIMPULAN Berdasarkan hasil percobaan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan kompetisi sorghum lebih tinggi dibandingkan R.exaltata pada penanaman monokultur 2. Terjadi ketidak-konsistenan data pada polikultur sehingga tidak dapat diperoleh daya desak yang benar. DAFTAR PUSTAKA Ampong-Nyarko, K. and De Datta, S.K. 1991. A Handbook dor Weed Control in Rice. IRRI, Philippines. 113 p. Balai Informasi Pertanian provinsi Irian Jaya. 1990. Teknologi Budidaya Sorghum. Irian Jaya. De Datta, S. K. 1981. Principles and Practicesof Rice Production. John Wiley and Sons. New York, Chichester, Tokyo, Toronto, Singapore. Madkar, O.R., Tony K, dan Soepadyo M. 1986. Masalah Gulma dan Cara Pengendaliannya. Himpunan Ilmu Gulma Indonesia. Moenandir, J., 2004. Prinsip-prinsip Utama Cara Menyukseskan Produksi Pertanian, Dasardasar Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Moenandir, Jody. 1988. Persaingan TAnaman Budidaya dengan Gulma (Ilmu Gulma-Buku III). Rajawali Pers, Jakarta. Moody, K. 1991. Weed management in rice, p. 301-328. In : Pimentel D. (ed). Handbook of Pest Management in Agriculture. Boca Rato (Florida). CRC Press. Sastroutomo, S. S. 1990. Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. SEAMEO-BIOTROP. 2010. Invasive Alien Species. www.biotrop.org Sukman dan Yakup, 1991. Gulma dan Teknik pengendaliannya. Raja Grafindo. Jakarta. Sutrisno., Purnomo Djoko., Turanto. 1980. Pengaruh Jawan (Echinochloa crussgalli L) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Sorgum IR 36. Prosiding Konperensi Ke-enam Himpunan Ilmu Gulma Indonesia. Medan 12-14 Februari 1981. 41