VERIFIKASI PERHITUNGAN TEMPERATUR ELEMEN BAKAR REAKTOR KARTINI Budi Rohman Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) ABSTRAK Verifikasi Perhitungan Temperatur Elemen Bakar Reaktor Kartini.. Sehubungan dengan akan berakhirnya izin operasi reaktor Kartini pada tahun 2010, pihak pengoperasi saat ini mengajukan permohonan perpanjangan izin operasi reaktor. Sejalan dengan proses ini, Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, melakukan pengkajian independen terhadap keselamatan termohidrolika teras reaktor Kartini guna mendukung evaluasi terhadap Laporan Analisis Keselamatan (LAK) yang diajukan. Tulisan ini menyajikan prediksi temperatur elemen bakar reaktor Kartini. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program PARET/ANL yang merupakan program komputer termohidrolik yang secara luas digunakan untuk perhitungan teras reaktor. Dalam analisis ini teras reaktor dibagi menjadi dua daerah, yakni kanal panas dan kanal rata rata. Kanal panas mewakili satu kanal pendingin di mana elemen bakar terpanas berada di dalamnya, sedangkan kanal rata rata mewakili seluruh kanal lainnya. Pada daya reaktor 115 kw, yang merupakan batas keselamatan, dan suhu pendingin masuk teras 49 o C, kajian ini memberikan hasil perhitungan temperatur bahan bakar di titik terpanas sebesar 157.2 o C. Nilai yang tercantum di LAK untuk parameter ini adalah 184 o C, atau terdapat perbedaan sebesar 15.7 % antara hasil kajian dengan nilai di LAK. Kata kunci: Reaktor Kartini, temperatur elemen bakar, PARET/ANL ABSTRACT Verification to the Calculation of Fuel Temperature of Kartini Reactor. The Operating License of Reactor Kartini will be expired in 2010. In anticipation of this matter, the Operating Organization is now submitting the application for Operating License renewal. In conjunction with this activity, the Center for Regulatory Assessment of Nuclear Installations and Nuclear Materials, Nuclear Energy Regulatory Agency, is performing independent safety assessment in thermal hydraulic aspects to support the regulatory evaluation to the Safety Analysis Report (SAR) of the reactor. This paper presents prediction calculation on the temperature of fuel element of the reactor. The calculation is performed using PARET/ANL, a thermal hydraulic code widely applied in the reactor core calculation. For the purpose of this analysis, the reactor core is subdivided into two different regions, i.e. hot channel and average channel. Hot channel represents one cooling channel with the hottest fuel element inside, while average channel represents the remaining channels. For reactor power 115 kw, i.e. the safety limit for the power, and inlet coolant temperature 49 o C, calculation shows that the maximum fuel temperature being 157.2 o C, while the value listed in the SAR reaches 184 o C. In this case, there is a difference of 15.7 % between calculation result and the value listed in the LAK for this parameter. Keywords: Kartini Reactor, fuel temperature, PARET/ANL 221
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Reaktor Kartini merupakan reaktor penelitian yang berlokasi di Yogyakarta yang dioperasikan oleh Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Saat ini PTAPB sedang mengajukan izin perpanjangan operasi reaktor ke BAPETEN karena izin operasi reaktor tersebut akan habis masa berlakunya pada tahun 2010. Dalam pengajuan izin operasi reaktor, dokumen Laporan Analisis Keselamatan (LAK) merupakan salah satu dokumen yang harus dilampirkan. Sejalan dengan proses tersebut, Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) BAPETEN melakukan pengkajian mandiri terhadap keselamatan reaktor Kartini terkait dengan tugas pengawasan. Hasil kajian ini digunakan untuk memberikan dukungan teknis kepada Direktorat Perizinan dalam proses evaluasi dokumen LAK. Salah satu aspek yang dilakukan dalam pengkajian keselamatan ini adalah kajian termohidrolik teras reaktor Kartini, di mana temperatur elemen bakar merupakan parameter yang sangat penting untuk dihitung karena terkait secara lanagsung dengan keselamatan operasi reaktor. Metode yang diterapkan dalam kajian ini adalah dengan komputasi menggunakan paket program PARET/ANL. 2. TUJUAN KAJIAN Tujuan kajian ini adalah untuk melakukan verifikasi pada perhitungan temperatur elemen bakar reaktor Kartini guna mendukung evaluasi perhitungan termohidrolik teras reaktor yang terdapat di dalam LAK Reaktor Kartini yang saat ini tengah diajukan ke BAPETEN dalam rangka memperoleh perpanjangan izin operasi reaktor. 3. METODE PERHITUNGAN Perhitungan temperatur elemen bakar reaktor Kartini dilakukan dengan menggunakan paket program PARET/ANL. Perhitungan ini dilakukan pada dua tingkat daya yang berlainan, yakni 100 kw dan 115 kw. 222
4. DESKRIPSI TERAS REAKTOR KARTINI Reaktor Kartini merupakan reaktor jenis TRIGA Mark II tipe kolam terbuka dengan desain daya 250 kw [1]. Berdasarkan izin dari BAPETEN, reaktor Kartini dioperasikan dengan daya nominal 100 kw. Kisi reaktor Kartini berbentuk anular yang terdiri atas 91 lubang masing masing dengan diameter 3.823 cm seperti dapat dilihat di Gb. 1 yang diisi dengan elemen bakar, batang kendali, tabung iradiasi, serta elemen grafit. Teras reaktor memiliki ketinggian 58 cm dan dilingkupi oleh reflektor grafit berbentuk silinder dengan diameter dalam 45.7 cm. Teras dan reflektor ditopang oleh struktur penyangga yang dipasang di dasar tangki. Teras dan reflektor ini terendam dalam air setinggi 4.9 m. Dimensi kisi teras reaktor Kartini dapat diperoleh dari desain reaktor TRIGA Mark II seperti tercantum di Tabel 1. Tabel 1. Dimensi kisi reaktor TRIGA Mark II [2]. Ring Radius [cm] A 0.000 B 4.054 C 7.981 D 11.946 E 15.916 Dalam konfigurasi saat ini, teras reaktor Kartini memuat 67 elemen bakar tipe 104 dan 2 elemen bakar tipe 204 (Instrumented Fuel Element/IFE) serta 3 batang kendali yang terbuat dari serbuk B 4 C di dalam kelongsong aluminium yang menempati posisi C5, C9, dan E1. Komposisi elemen bakar kedua tipe ini sama, yakni daging bahan bakar adalah U ZrH 1.65 dengan kandungan uranium 8.5 % berat dengan pengkayaan 20 %. Elemen bakar ini berada di dalam kelongsong berbentuk tabung yang terbuat dari SS 304. Di antara daging bahan bakar dengan kelongsong terdapat celah (gap) yang diisi dengan He. Dimensi utama elemen bakar tipe104 dapat dilihat di Tabel 2. Tabel 2. Dimensi elemen bakar tipe 104 [1, 2, 3] Panjang total [cm] 72.24 Dia. daging bahan bakar [cm] 36.3 223
Panjang aktif [cm] 38.1 Reflektor grafit, panjang bawah [cm] 9.39 atas [cm] 6.6 Kelongsong, dia. luar [cm] 3.75 tebal [cm] 0.51 Posisi di tengah tengah teras adalah central thimble. Posisi di ring terluar selain yang berisi elemen bakar berisi tabung pneumatik, sumber neutron, atau elemen bakar tiruan dummy. Teras reaktor didinginkan oleh air yang ada di dalam tangki reaktor dengan mode sirkulasi alam. Air tangki ini selanjutnya disirkulasikan melalui sistem pendingin primer, di mana panasnya ditransfer ke sistem pendingin sekunder melalui alat penukar panas. 5. DESKRIPSI PROGRAM PARET/ANL PARET/ANL merupakan program komputer yang menggabungkan kemampuan perhitungan termal, hidrodinamik, dan kinetika titik [4]. Teras dapat dimodelkan dalam satu sampai dengan empat daerah yang berlainan. Tiap tiap daerah dapat memiliki parameter pembangkitan daya, laju alir massa pendingin, dan hidrolika yang berlainan. Daerah tersebut diwakili dengan dengan satu elemen bakar berbentuk silinder atau plat dengan kanal pendingin yang berhubungan dengannya. Elemen bakar dapat dibagi hingga 21 bagian aksial dengan perpindahan panas pada masing masing bagian dihitung secara konduksi satu dimensi. Persamaan hidrodinamik juga diselesaikan secara satu dimensi pada masing masing kanal pendingin tiap node waktu. Perpindahan panas dapat terjadi secara konveksi alam atau paksa, pendidihan inti, transisi, atau pendidihan film stabil. Air pendingin dapat mencakup fasa cair sub dingin, rezim dua fasa, dan fasa uap lewat panas. Program ini juga memiliki kemampuan untuk perhitungan pembalikan arah aliran air pendingin. Selain itu, program ini juga dapat menghitung void yang timbul dalam pendidihan sub dingin. 6. PEMODELAN REAKTOR KARTINI DALAM PARET Susunan teras reaktor Kartini yang dimodelkan adalah konfigurasi seperti yang diuraikan di LAK Reaktor Kartini Bab V: Reaktor [1] seperti dapat 224
dilihat di Gb. 1. Dalam konfigurasi ini terdapat 69 elemen bakar dan 3 posisi batang kendali. Distribusi neutron diambil dari perhitungan neutronik menggunakan program MCNP5. Untuk menyederhanakan pemodelan kanal pendingin, posisi selain yang berisi elemen bakar atau batang kendali dianggap berisi batang grafit dummy dengan diameter sama dengan elemen bakar. Teras reaktor Kartini diwakili oleh dua buah kanal pendingin dengan pembangkitan daya yang berlainan, yakni kanal panas dan kanal rata rata. Kanal panas mewakili 1 kanal dengan elemen bakar terpanas, sedangkan kanal rata rata mewakili kanal kanal yang berisi bahan bakar selebihnya yang berjumlah 68. 6.1. Pemodelan Kanal Pendingin Seperti sudah disebut di atas, susunan elemen bakar dan elemen lain dalam teras reaktor Kartini berbentuk Pitch (P) anular. Dengan bentuk yang demikian maka luasan aliran pendingin menjadi berlainan dari satu ring ke ring yang lain. Pada pemodelan dalam PARET, susunan elemen bakar ini didekati dengan kisi (lattice) triangular, yakni tiap tiap kanal terdiri dari sekelompok tiga batang elemen bakar dengan aliran pendingin di antaranya. Teras reaktor Kartini memiliki bentuk simetri dalam 1 / 6 bagian seperti dapat dilihat di Gb. 1. Susunan kanal dengan kisi triangular untuk 1 / 6 bagian teras tersebut dapat dilihat di Gb. 2. Jarak antar elemen bakar (pitch) dihitung dengan merata ratakan jarak antara dua pusat elemen bakar pada ruas ruas garis seperti digambarkan di Gb. 2. Dengan alasan simetri ini, pitch yang dihitung untuk 1 / 6 bagian teras dapat dianggap mewakili seluruh teras. Dengan berdasar pada geometri teras reaktor sebagaimana telah diuraikan di atas, diperoleh dimensi untuk kisi triangular reaktor Kartini (lihat Gb. 3) sebagai berikut: = 4.387 cm Luas aliran kanal = 2.813 cm 2 Jarak pusat elemen bakar pusat aliran pendingin (R N )= 2.533 cm 6.2. Pemodelan Elemen Bakar 6.2.1. Arah aksial Elemen bakar reaktor dibagi menjadi 21 daerah aksial dan 21 titik node. Fluks neutron di masing masing 225
titik node merupakan fluks neutron relatif yang didefinisikan sebagai perbandingan antara fluks neutron setempat dengan fluks neutron rata rata teras. Distribusi fluks neutron ini diwakili oleh distribusi pembangkitan daya dalam setiap sel elemen bakar. Pembagian elemen bakar dan kanal pendingin pada arah aksial dapat dilihat di Gb. 4. 6.2.2. Arah radial Susunan elemen bakar reaktor dari dalam ke luar meliputi daging bahan bakar (fuel meat), celah yang berisi He, dan kelongsong yang dibuat dari SS 304. Elemen bakar ini dimodelkan dalam 3 zona atau bagian sesuai dengan material penyusunnya sebagaimana digambarkan di Gb. 5. Pembagian node radial untuk masing masing bagian adalah sebagai berikut: di Tabel 3. Daging (meat) bahan bakar : 5 Celah (gap) : 2 Kelongsong : 2 Sifat sifat termal elemen bakar yang digunakan dalam perhitungan ini dapat dilihat Tabel 3. Sifat termal elemen bakar. Material Konduktivitas panas Panas spesifik volumetrik [W/(m. o C)] [J/(m 3. o C)] Daging bahan bakar (8.5 % 18 2.04 10 6 +4.17 10 3 T weight U ZrH 1.6 ) [5] Celah (He) [6] 0.199 666.34 Kelongsong SS 304 [7] 10.59+1.495 10 2 T 3.438 10 6 +1442T 6.3. Distribusi Fluks Neutron Distribusi fluks neutron yang digunakan dalam analisis ini didasarkan pada konfigurasi teras sebagaimana dijelaskan di atas dan dihitung dengan program MCNP5. Dalam pemodelan di MCNP, komposisi elemen bakar yang digunakan adalah komposisi elemen bakar segar tanpa memperhitungkan fraksi bakar. Dalam pemodelan ini ketiga batang kendali dianggap ditarik ke atas seluruhnya sehingga posisinya di teras digantikan oleh air, dan posisi tabung pneumatik dianggap sebagai ruang 226
hampa. Input untuk program MCNP dibangkitkan dengan menggunakan program bantu TrigaMCNP [8]. Dalam perhitungan ini elemen bakar aktif dibagi menjadi 15 daerah aksial. Dalam input untuk perhitungan di program PARET elemen bakar dibagi menjadi 21 daerah aksial sebagaimana dijelaskan di atas di mana nilai fluks neutron untuk masing masing titik dihitung dengan membangkitkan persamaan polinomial berdasarkan distribusi fluks neutron sebagaimana dihitung oleh MCNP. Dari perhitungan dengan MCNP diperoleh faktor puncak daya (Power Peaking Factor/PPF) sebesar 1.88 untuk kanal panas dan 1.25 untuk kanal rata rata. Distribusi fluks neutron yang berasal dari perhitungan dengan MCNP dan pendekatan yang digunakan sebagai input untuk program PARET/ANL baik untuk kanal panas maupun rata rata dapat dilihat di Gb. 6. 6.4. Pemodelan dan Asumsi Lain Perhitungan termohidrolik teras reaktor Kartini menggunakan program PARET dilakukan dengan kode operasi reactivity specified. Input untuk daya reaktor berturut turut adalah 100 dan 115 kw, sedang dan temperatur pendingin masuk teras berturut turut adalah 29 dan 49 o C sebagaimana dapat dilihat di Tabel 4. Nilai paramter paramer ini diambil secara demikian dengan maksud agar hasil perhitungan dapat dibandinginkan dengan nilai yang tertera di dalam Bab XVI: Analisis Keselamatan [1]. Waktu total perhitungan adalah 100 detik yang merupakan rentang waktu maksimum dalam perhitungan dengan program PARET. Parameter hasil perhitungan dianggap representatif kalau nilainya sudah stabil. Tabel 4. Variasi parameter input. Parameter Nilai Keterangan Daya reaktor [kw] 100 Daya nominal 115 Batas keselamatan Suhu pendingin masuk teras [ o C] 29 49 Temperatur minimum air tangki yang digunakan pada analisis keselamatan dalam LAK Temperatur maksimum air tangki yang digunakan pada analisis keselamatan dalam LAK 227
BAB II HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa untuk daya reaktor 100 kw, untuk suhu pendingin masuk teras 29 o C diperoleh suhu bahan bakar di titik paling panas sebesar 144.6 o C, sedang nilai yang tercantum di LAK adalah 143 o C atau terdapat perbedaan sebesar 1 % antara hasil perhitungan dengan nilai yang terdapat di LAK. Untuk suhu pendingin masuk teras 49 o C, suhu bahan bakar di titik paling panas menurut kajian ini adalah 148.2 o C, sedang nilai yang ada di LAK adalah 164 o C tau terdapat perbedaan sebesar 10.1 %. Pada daya reaktor 115 kw, untuk suhu pendingin masuk teras 29 o C perhitungan kajian ini memperoleh suhu bahan bakar di titik terpanas sebesar 154.9 o C. LAK tidak mencantumkan nilai pada kondisi ini. Untuk suhu pendingin masuk teras 49 o C, perhitungan kajian ini menghasilkan suhu bahan bakar di titik terpanas sebesar 157.2 o C, sedangkan nilai yang terdapat di LAK adalah 184 o C atau terdapat perbedaan sebesart 15.7 % antara hasil kajian dengan nilai di LAK. Hasil selengkapnya dari kajian ini serta nilai yang ada di LAK baik untuk bahan bakar maupun kelongsong dapat dilihat di Tabel 5. Tabel 5. Temperatur elemen bakar Reaktor Kartini. P T in T bhn bakar [ o C] Perbedaan T kelongsong [ o C] Perbedaan [kw] [ o C] (1) (2) [%] (1) (2) [%] 100 29 144.6 143 1.1 103.9 98.4 5.5 49 148.2 164 10.1 106.9 115 29 154.9 109.1 49 157.2 184 15.7 110.8 Keterangan: (1): Nilai dari kajian ini. (2): Nilai dalam LAK Rev. 7 [1]. 126. 0 12.8 Perbedaan nilai ini bisa berasal dari halhal berikut: Perbedaan dalam nilai sifat fisis bahan bakar yang digunakan. Kajian ini memasukkan sifat fisis bahan bakar yang meliputi konduktivitas panas dan panas spesifik volumetrik dari bahan bahan bakar, gap, dan kelongsong. Sifat fisis yang tercantum di LAK yang terkait dengan hal ini ada 228
lah konduktivitas panas dan panas spesifik volumetrik bahan bakar, sedangkan parameter lain tidak dicantumkan sehingga tidak bisa diketahui dengan pasti. Perbedaan dalam asumsi dan korelasi perpindahan panas antara permukaan kelongsong dengan air pendingin Secara umum, sampai dengan daya 115 kw yang merupakan batas keselamatan, kondisi bahan bakar yang tercermin dari hasil perhitungan temperaturnya baik yang ada di LAK maupun dari hasil kajian menunjukkan kondisi selamat karena masih berada jauh di bawah nilai batas yang ditentukan di BKO yakni sebesar 700 o C. BAB III KESIMPULAN Kajian ini memberikan hasil perhitungan temperatur bahan bakar di titik terpanas untuk suhu pendingin masuk teras 49 o C adalah sebesar 157.2 o C. Nilai yang tercantum di LAK untuk parameter ini adalah 184 o C, atau terdapat perbedaan sebesar 15.7 % antara hasil kajian dengan nilai di LAK. Nilai temperatur bahan bakar baik dari hasil perhitungan maupun yang tercantum di LAK untuk daya di batas keselamatan (115 kw) masih jauh berada di bawah nilai batas yang ditentukan di BKO untuk temperatur bahan bakar yakni sebesar 700 o C. DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Tenaga Nuklir Nasional, Laporan Analisis Keselamatan Reaktor Kartini Rev. 7. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) BATAN, Yogyakarta, 2008. [2] Ravnik, M., Description of TRIGA Reactor (www.rcp.ijs.si/ric/descriptiona.html). [3] Villa, M., et. al., The New Area Monitoring System and The Fuel Database of The TRIGA Mark II Reactor in Vienna. [4] Woodruff, W.L., A User Guide for the Current ANL Version of the PARET Code. Argonne National Laboratory, Argonne, Illinois, December 1982. [5] Simnad, M.T., The U ZrH x Alloy: Its Properties and Use in TRIGA Fuel. General Atomic, February 1980. [6] Candalino, Robert W., Engineering Analysis of Low Enriched Uranium Fuel Using Improved Zirconium 229
Hydride Cross Sections. Texas A&M University, August 2006. [7] Incropera, Frank P., et. al., Introduction to Heat Transfer. John Wiley & Sons, New York, 1996. [8] Yazid, Putranto Ilham, TrigaMCNP Ver. 9.0 (computer program). Center for Nuclear Technology of Materials and Radiometry, National Nuclear Energy Agency (BATAN), Bandung, January 2006. 230
LAMPIRAN Gb. 1. Konfigurasi teras reaktor Kartini [1, 8]. Gb. 2. Kisi triangular elemen bakar dalam 1 / 6 bagian teras. Gb. 3. Kanal pendingin dengan kisi triangular. Gb. 4. Pemodelan elemen bakar arah aksial.
Gb. 5. Pemodelan elemen bakar arah radial. 40 35 30 Height from Lower end of Active Fuel [cm] 25 20 15 10 5 0 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 Relative Neutron Flux Hot Ch (MCNP) Ave Ch (MCNP) Hot Ch (PARET) Ave Ch (PARET) Gb. 6. Distribusi fluks neutron.